Oleh : Atep Afia Hidayat – Upaya pengembangan industri pertanian tidak terlepas dari
pemanfaatan teknologi secara optimal, baik menyangkut teknologi budidaya,
sarana produski hingga pasca panen. Di beberapa daerah pertanian yang maju
teknologi sudah diterapkan, umpamanya melalui pemanfaatan traktor secara
sehamparan, penggunaan mesin pasca panen, dan sebagainya.
Teknologi itu memang mahal, makin canggih suatu teknologi
efisiensi yang didapatkan idelanya makin tinggi, namun sayangnya justru semakin
mahal. Skala usaha yang kecil-kecil kurang memungkinkan untuk menerapkan
teknologi tinggi.
Di beberapa daerah yang telah dibuka menjadi perkebunan
besar, baik milik swasta atau BUMN tampak jelas adanya kesenjangan penggunaan
teknologi dengan usaha tani kecil di sekitarnya.
Sebagai contoh untuk komoditi teh di daerah Kertasari,
Pangalengan dan Ciwidey, Bandung Selatan, kalau di perkebunan milik BUMN
penanaman sudah menggunakan klon-klon unggul hasil penemuan terbaru, dengan
beberapa sifat seperti tingkat produksi yang tinggi, respon terhadap pemupukan,
tahan serangan hama, dan sebagainya, sedangkan petani setempat hanya menanam
jenis apa adanya dan tak jelas klon atau varietasnya.
Begitu pula dalam langkah-langkah budidaya seperti pemupukan,
pengairan, pengendalian hama dan penyakit di perkebunan-pekebunan besar sudah
menyertakan teknologi atau produk teknologi yang lebih maju.
Untuk mengendalikan rumput-rumput liar (gulma) di perkebunan
besar sudah sejak lama dimanfaatkan semacam pestisida yang khusus untuk
mengendalikan rumput (herbisida), lengkap dengan peralatannya (knapsack sprayer). Sedangkan petani
masih menggunakan kored dan cangkul. Dalam segi pasca panen dan pemasaran, apa
yang dilakukan petani masih berpola bisnis tradisional, yang tidak menghasilkan
nilai tambah optimal.
Lalu bagaimana caranya agar petani pun mampu memanfaatkan
teknologi yang lebih baik, sekaligus mampu “membelinya”. Jika dilakukan secara
perorangan mungkin sulit menjangkaunya, namun kalau petani bersatu membentuk
kelompok tani yang andal, maka teknologi yang mahal itupun bisa dijangkaunya.
Lahan pertanian yang sempit bisa dijadikan pola sehamparan,
hal itu untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dengan adanya pola
sehamparan maka pemanfaatan mesin-mesin pertanian bisa lebih mudah,
pemeliharaan tanaman bisa serentak, begitu pula panen dan pengolahannya.
Konsep tersebut sebenarnya sudah dikembangkan sejak lama,
seperti Perkebunan Nusamba Indah di Jawa Barat, memiliki pabrik tersendiri yang
khusus untuk mengolah teh rakyat (teh yang dihasilkan petani kecil).
Dalam proses alih teknologi diperlukan adanya katalisator
yang berperan sebagai perantara serta mendefinisikan dan memudahkan pemahaman
petani terhadap teknologi. Bahasa teknologi perlu disederhanakan sedemikian
rupa hingga bisa dimengerti dan langsung diaplikasikan oleh petani.
Media informasi seperti radio, televisi, surat kabar,
majalah, tabloid, website dan blog yang sarat dengan informasi teknologi populer
dan tepat guna, sebisa mungkin harus menggunakan bahasa yang sederhana. Begitu
pula penyajian foto atau gambar ilustrasi hendaknya yang tidak terlalu rumit.
Koran Masuk Desa (KMD) keberadaannya bisa diaktifkan
kembali, atau bisa saja diganti dengan Web Masuk Desa (WMD) atau Blog Masuk
Desa (BMD), sehingga jangkauannya bisa makin meluas. Untuk media cetak khusus
pertanian yang masih bertahan, seperti Sinar Tani dan Trubus, perlu lebih
intensif dan progresif dalam mendekati
petani. Konten kedua media tersebut sangat diperlukan sebagai media alih teknologi
pertanian.
Memasuki era globalisasi di segala bidang, kebutuhan
informasi sepertinya menjadi sesuatu yang penting dan tak bisa ditunda-tunda.
Globalisasi informasi menyentuh semua lapisan masyarakat, menjangkau segenap
profesi, dan petani pun mau tidak mau harus bersentuhan dengan berbagai
dampaknya. Oleh karena itu petani pun harus siap mengantisipasinya. Pertanian
akan lebih berkembang jika petani sudah siap dengan proses alih teknologi. (Atep Afia, Staf Pengajar Universitas Mercu
Buana, Jakarta).
Dwi MUji Abako
ReplyDelete@C18-Muji, Tugas TC05
Seiring dengan pengembangan industri pertanian banyak alat teknologi yang sudah bisa digunakan, spt traktor. Petani dapat memanfaatkan teknologi dan mampu membelinya jika bersatu membentuk kelompok tani yang andal. Petani tetap membutuhkan informasi penggunaan teknologi tersebut sehingga siap dengan proses alih teknologi
Dwi MUji Abako
ReplyDelete@C18-Muji, Tugas TC05
Seiring dengan pengembangan industri pertanian banyak alat teknologi yang sudah bisa digunakan, spt traktor. Petani dapat memanfaatkan teknologi dan mampu membelinya jika bersatu membentuk kelompok tani yang andal. Petani tetap membutuhkan informasi penggunaan teknologi tersebut sehingga siap dengan proses alih teknologi
ReplyDelete@C15-ashim ,tb05
Memang pengembangan di sektor pertanian terus di kembangkan serta memanfaatkan teknologi yang semakin canggih dan berkembang . Bila mengaitkankan dengan teknologi pasti akan adanya kesenjangan , karena petani di daerah dengan hasil petani petani milik swasta atau BUMN akan memiliki perbedaan dari teknologi,fasilitas atau pupuk dan hasil panennya juga pasti akan mempengaruhi ,petani daerah yang jelas kalaah unggu dengan hasil panen yang didukung oleh modal,teknologi dan fasilitas yang mendukung lainnya . seharusnya petani didaerah juga perlu di perhatikan oleh pemerintah karena peluang pertanian di indonesia menguntungkan perekonomian .
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemuhammad zainudin, 41616110001, KWU senin
ReplyDeletemenurut saya sudah saatnya petani petani kita harus disediakan teknologi pengolahan pertanian yang midern agar dapat memaksimalkan hasil yang diperoleh
Nunung Arifah / 43217110020 / KWU Senin
ReplyDeletePemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian sangatlah perlu, sehingga pengerjaan kegiatan pertanian dan perkebunan dapat terselesaikan tepat waktu, biaya rendah, dan kualitas hasil baik. Namun sayangnya tidak semua petani dapat menyediakan peralatan pertanian modern karena tersandung dengan keterbatasan anggaran biaya untuk membeli alat pertanian modern seperti mesin traktor yang tentu di butuhkan biaya yang tidak sedikit dan hanya petani yang memiliki modal dan mengolah lahan dalam skala besar yang sanggup membeli peralatan ini. Maka sangat diharapkan bantuan dari pemerintah untuk mengatasi segala kekurangan yang ada pada petani di Indonesia, dengan memberikan bantuan mesin atau subsidi harga mesin kepada para petani kecil dengan membentuk koperasi tani di desa-desa.
Erika Aulia - 43217110115 (KWU SENIN)
ReplyDeletesaya sangat setuju jika petani sekarang diakomodasi dengan alat alat pertanian yang lebih modern. Hal ini tentu sangat amat berdampak positif. Misal, jika ada mesin panen padi petani mampu menghemat waktu dalam proses panen padi, ada lagi contoh lainnya seperti adanya mesin pengering padi, petani hanya membutuhkan waktu 5 jam untuk membuat padi kering jika petani hanya mengandalkan cara manual atau dengan mengandalkan panas matahari butuh waktu yang lama dan resiko yang besar. Kemajuan teknologi sangat amat penting di dalam sektor pertanian. Saya bisa katakan ini mengingat saya sendiri berkerja di dalam perusahaan yang menjual mesin-mesin panen padi. Salah satu yang melatar belakangi adanya alat alat panen padi di zaman ini, karena anak anak muda zaman sekarang sudah tidak banyak yg mau turun ke sawah, sedangkan petani petani tua sudah rentan usia, lalu siapa lagi yang mau turun ke sawah? Nah ini salah satu alasan menurut saya kenapa mesin panen ini diciptakan.
saya sangat setuju jika petani indonesia lebih maju lagi dengan dengan memanfaatkan teknologi,karena dijaman globalisasi ini apabila petani kita tidak memanfaatkan teknologi yang ada mereka akan tertinggal.maka dari itu pemerintah harus lebih peduli lagi dengan para petani,pemerintah harus menyediakan alat dan memberi modal utk para petani
ReplyDeleteIrfan Nasir Al Amien /41216110051/KWU1-Kamis.
ReplyDeleteAlih teknologi atau trsfer tekhnologi di bidang pertanian khususnya di indonesia ini sangat jauh tertingal di banding dengan negara negara lainnya, sudah seharusnya teknologi pertanian ini di kembangkan, dengan berbagai kebutuhan pertanian yang ada di indonesia, sehinga nantinya petani lebih terbantu dengan adanya teknoloi pertanian yang modern, tetapi pemanafatan teknologi di indonesia sendiri masih terkendala dengan biaya yang begitu mahal, apalagi jika ini di bebankan kepada petani,sehinga pemerintah harus melihat kesenjangan ini, dengan membantu ataupun mesubsidi alat alat pertanian lewat koperasi koperasi pertanian yang ada di desa ataupun secara langsung kepada para petani, sehinga petani kedepan sudah berbasis teknologi modern semua.
Ervina Listyowati (41117110102) Kwu Kamis
ReplyDeletesaya sangat setuju jika petani indonesia lebih maju lagi dengan dengan memanfaatkan teknologi,karena dijaman globalisasi ini apabila petani kita tidak memanfaatkan teknologi yang ada mereka akan tertinggal.maka dari itu pemerintah harus lebih peduli lagi dengan para petani,pemerintah harus menyediakan alat dan memberi modal utk para petani