Pages

KAA Media Group

Apr 27, 2013

Arena Kehidupan Di Antara "Rem" dan "Gas"

Oleh : Atep Afia Hidayat - Dalam berkendaraan, baik sepeda motor atau mobil, ada kalanya kita harus "nge-gas" ada kalanya harus "nge-rem". Dua-duanya diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika jalan kosong melompong, maka tancap gas sampai batas tertentu. Sebaliknya, rem diperlukan saat situasi darurat. Jika tidak diambil langkah "nge-rem" akan membahayakan pihak internal dan eksternal.

Namun apa jadinya, jika di jalanan dalam berkendaraan selalu "nge-rem", kapan sampainya ? Begitu pula dalam arena kehidupan, jika dijalani dengan "nge-rem" dan "nge-rem" apa jadinya. 

Menahan diri dalam situasi tertentu baik, tetapi jika "terlalu menahan diri", beragam peluang pun akan berlalu begitu saja. Dalam arena kehidupan pun perlu ada keseimbangan antara "nge-rem" dan "nge-gas". Lihat situasi, saat tancap gas,  ya tancap semaksimal mungkin dengan tetap waspada. Saat injak rem, ya segera "nge-rem" dengan bijak.

Kehidupan adalah ajang pencapaian. Ada momen-momen tertentu peraihan suatu prestasi, kedudukan atau kepemilikan. Jangan biarkan peluangnya lewat begitu saja. Jangan "menahan diri" secara tidak bijak. Kalau memang sudah hak-nya ya dapatkan. Tancap gassssss, jangan lupa rem.

Apapun kedudukannya, mulai dari presiden, menteri, gubernur sampai rakyat biasa, setiap hari selalu berurusan dengan “rem” dan “gas”. Seoarang presiden yang terlalu banyak “nge-rem”, terlalu berhati-hati, terlalu banyak berpikir, tentu akan menyebabkan negaranya dalam kondisi terpuruk. Hati-hati memang baik, namun kalau ada embel-embel “hati-hati”, maka dampaknya menjadi lain. Begitu pula berpikir itu penting, namun jika terlalu banyak berpikir atau dipikirkan, suatu persoalan tidak akan terselesaikan, keburu waktunya habis.

Apapun berbatas waktu, ada saat memulai, menjalani dan mengakhiri. Dalam periode tersebut harus ada perpaduan yang harmonis antara aktivitas “nge-gas” dan “nge-rem”, jangan ada yang terlalu dominan.

Episode demi episode harus berlanjut, jangan ada stagnan. Bagaimanapun detik berlanjut, nafas berikut datang dan datang lagi, sampai limitnya. Bagaikan menempuh perjalanan dengan sebuah mobil, kadang melewati jalan lurus bebas hambatan, kadang jalan macet, kadang berlobang, berbelok, turun, nanjak, begitu berliku-liku.

Kendalikan kemudi dengan dinamis dan fokus. Selalu ada saat-saat untuk “nge-rem” dan kapan harus “nge-gas” secara proporsional. Itulah langkah hidup yang bijak. (Atep Afia)

6 comments:

  1. ya,dalam kehidupan ada rem,ada gas,dan kalau boleh menambahkan,ada speedometer dan juga kopling pak, speedometer bisa menggambarkan sebagaimana pencapaian kita dalam hidup,sedangkan kopling,adalah alat untuk mendukung pencapaian itu,yaitu "DOA" terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Dalam hidup memang harus ada yang selalu berdampingan, siang-malam, panas-dingin, dan yang dicontohnya pada artikel ini seperti gas-rem. Keduanya memang harus kita kendalikan dengan baik dan benar. kita harus menentukan kapan kita haurus nge-gas, dan kapan kita harus menge-rem. Karena, sesuatu yang dijalankan dengan "los" begitu aja, tanpa harus mempertimbangkan sebab-akibat yang ditimbulkan nantinya, terkadang akan menjadi tidak baik. tetapi, bukan berarti kita harus berlebihan dalam nge-gas atau berlebihan nge-rem. Jadi, kita harus selalu kendalikan posisi kita, kapan kita harus nge-gas, dan kapan kita harus nge-rem. dengan begitu kita akan meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan nantinya.

    ReplyDelete
  3. Dalam hidup, pasti terdapat beberapa kesempatan yang datang. Namun kesempatan itu hanya akan datang sekali saja, dan tidak akan ada lagi kesempatan yang sama seperti kesempatan sebelumnya. Tentunya jika kita sudah dapat mengendalikan "gas" dan "rem" dalam kehidupan kita, mengambil kesempatan ini akan menjadi lebih mudah. bayangkan saja jika kita terlalu "mengerem" dalam kehidupan ini, pastilah banyak kesempatan yang terbuang sia-sia dan akan berdampak pula pada kesuksesan kita kelak.

    ReplyDelete
  4. Bayu Adhi Pratama
    @A28-Bayu

    Dalam kehidupan perlu ada keseimbangan antara nge-rem dan nge-gas. Ketika kesempatan datang menghampiri jangan di sia siakan.. "ambil ya ambil". Jangan terlalu lama menunggu untuk meraih sesuatu tapi lakukan dengan tindakan. Action!

    ReplyDelete
  5. @C03-ARIF
    Artikelnya bagus,membri pelajaran yang baik untuk di aplikasikan dalam kehidupan.
    terimakasih

    ReplyDelete
  6. @B01-IWAN

    Di dalam kehidupan kita ada dinamakan kesempatan belum tentu datang untuk ke 2 kalinya oleh karena itu di arena kehidupan kita harus 'GAS' atau jangan menunda-nunda kesempatan yang ada didepan mata, tetapi kita sebagai manusia yang mempunyai agama yang mengajarkan kita tentang ajaran-ajaran yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik oleh karena itu kita gunakan agama kita masing-masing sebagai 'REM' dalam hidup kita agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama kita masing-masing.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.