Oleh : Atep Afia Hidayat - Planet bumi sudah diselimuti debu dan racun.
Itu tak dapat disangkal lagi, bahkan konsentrasinya makin tinggi. Bumi makin
pengap, tak heran beribu-ribu spesies flora dan fauna punah, tanpa menyisakan
keturunannya sama sekali. Sebagian dari mahluk hidup penghuni bumi itu sudah
tak tahan lagi karena kondisi lingkungan tempat tinggalnya (habitat) yang
mengalami kerusakan.
Kita mengetahui dari catatan paleontologi atau
arkeologi, beberapa binatang tertentu kini tak ditemukan lagi. Selain itu, ada
beberapa jenis binatang yang begitu ketat dilindungi undang-undang, karena
populasinya tinggal sedikit saja sehingga dikhawatirkan akan segera punah.
Jumlah species flora dan fauna menyusut,
sebagian karena proses alam, sedangkan sebagian lagi akibat ulah manusia.
Manusia memburunya untuk keperluan hidup seperti dijadikan bahan pangan atau
sandang, bahkan hanya sekedar kesenangan. Hingga saat masih banyak orang yang
berburu hanya sekedar “hobi”.
Menembaki binatang di hutan hanya demi
mengukur kemampuan dalam menggunakan senjata, atau ada juga untuk sekedar
“berolahraga”. Olahraga dengan cara mengejar, mencederai dan membunuh binatang
amat tidak etis, apalagi jika yang menjadi obyek buruan merupakan binatang
langka yang dilindungi undang-undang. Manusia secara terus menerus merampas habitat
flora dan fauna.
Konsentrasi debu dan racun semakin pekat di
seluruh ekosistem seiring dengan makin bertambahnya polusi udara dan pencemaran
perairan. Di kota-kota yang padat industri dan kendaraan bermotor, penduduknya
lebih banyak terserang penyakit yang diakibatkan oleh pengaruh debu dan racun,
seperti penyakit paru, gangguan pernafasan, penyakit mata dan kanker kulit.
Kelompok masyarakat yang memiliki resiko tertinggi ialah polisi lalu lintas,
pedagang kaki lima, dan sopir angkutan kota, karena sebagian besar waktu
dihabiskan di pusat-pusat keramaian kota yang terus menerus “ditaburi” debu dan
“disemprot” gas yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Apalagi
di jalan-jalan yang sering mengalami kemacetan.
Sampai saat ini masih banyak industri dengan
seenaknya membuang debu atau limbahnya tanpa proses penyaringan dan pengolahan
terlebih dahulu. Dalam berbagai bahan buangan itu terdapat senyawa kimia yang
sifatnya meracuni penduduk di sekitarnya. Masih ada pengusaha atau pengelola
industri tak memperhatikan kepentingan dan keselamatan orang banyak, debu dan
racun yang dibuangnya mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan penduduk.
Pengusaha yang demikian sebaiknya ditindak tegas, mengingat aktifitasnya
cenderung bersifat “kriminal”. Akibat ulahnya itu bisa mencederai dan mematikan
orang di sekitarnya. Perbuatan tersebut bisa dikatakan “merampas kenyamanan
hidup orang banyak” atau “mengancam kelangsungan hidup orang banyak”.
Di bumi terdapat milyaran sumber-sumber
pencemaran udara, mulai dari kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, kompor,
tungku, dan alat pembakaran lainnya. Selain itu ratusan gunung berapi
memuntahkan debu dan bahan beracun. Masih ada ancaman potensial terhadap
kenyamanan dan kelangsungan bumi, yakni persenjataan militer yang dimiliki oleh
hampir setiap negara. Mulai dari senjata ringan hingga yang berat, bahkan
beberapa negara memiliki persenjataan nuklir.
Seluruh persenjataan jika dipergunakan tentu
saja bisa meningkatkan konsentrasi debu dan racun di bumi. Dalam perang tertentu,
penggunaan senjata kimia sudah tak ditabukan lagi. Dampak senjata kimia tak
lain menimbulkan “proses peracunan”, mulai dari racun yang mengganggu sel-sel
pada kulit hingga yang mengganggu sel saraf. Perang dingin dan persaingan antar
blok telah usai, namun belum berarti bumi telah terbebas dari ancaman perang,
kenyataannya perang masih terjadi di berbagai belahan bumi, seperti yang saat
ini terjadi di Libya.
Jika konsentrasi debu dan racun di bumi sudah
melampaui ambang batas, kehidupan manusia pun terancam. Diperlukan upaya
pengungsian besar-besaran ke planet yang layak huni. Dalam hal ini kita patut
merenungkan tentang kondisi di planet-planet tetangga bumi yang sudah tak
berpenghuni lagi. Mungkinkah telah terjadi kerusakan sebagaimana di alami bumi
saat ini ? serta mungkinkah kerusakan itu yang menyebabkan seluruh spesies di
planet tersebut musnah ? (Atep Afia).
Akan ada waktunya planet ini akan "menyembuhkan" dirinya sendiri dengan "caranya sendiri"...
ReplyDeletePolusi, itulah sebab utama dari segala macam sebab bumi semakin tercemar dengan segala macam sisa limbah, hal tersebut membuat kita sebagai penghuni bumi semakin terancam kehidupannya karena udara, air, tanah semakin lama semakin tercemar dan membuat segala unsur tersebut rusak apabila semuanya sudah tercemar mau dimana lagi kita tinggal?
ReplyDeletepencemaran bumi dapat kita cegah dengan cara melakukan tanam seribu pohon, pembatasan parbrik liar, menurangi kendaraan bermotor atau kenaraan mobil yang dapat menimbulkan asap yang mengepul di udara, melakukan reboisasi, membersihkan lingkungan, dan mengurangi pembanguan gedung yang kurang penting agar membuka lapangan hijau.
ReplyDeleteMenurut saya, polusi di muka bumi ini sudah terlalu parah. Dimana-mana kita sudah merasakan hujan asam dari asap kendaraan bermotor. Pohon-pohon yg ada di trotoar jalan juga tidak berfungsi dgn baik juga karna sudah terlalu banyak penggunaan kendaraan bermotor. Apalagi asap2 bus yg mesinnya sudah tidak layak pakai sehingga mengeluarkan asap yg sangat berbahaya bagi bumi maupun manusia. Harusnya pemerintah lebih gencar lagi melakukan uji emisi mesih kendaraan agar tidak ada lagi asap2 hitam yg mengepul. Reboisasi juga penting dan mengurangi penggunaan plastik, supaya bumi tidak tersakiti oleh global warming lagi.
ReplyDeletePencemaran udara yang telah terjadi dibumi ini sudah masuk dengan level yang mengkawatirkan. Pengalihan fungsi hutan menjadi pemukiman dan lain - lainya menjadi penyebab mengapa polusi udara menjadi semakin parah padahal kita tahu hutan menjadi salah satu hal yang paling Penting dalam mencegah terjadinya polusi udara. Selain udara yang sudah semakin berdebu pencemaran udara yang teerjadi juga sudah beracun bagi tubuh manusia contohnya saja asap karbon monoksida yang dapat menyebabkan gangguan pada tubuh jika dihirup oleh tubuh
ReplyDeleteBelakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global yg memengaruhi Kegiatan manusia, Transportasi, Industri, Pembangkit listrik, Pembakaran, Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya.
ReplyDeleteHindarai pengrusakan ekosistem di laut dan di hutan. Ini demi keberlangsungan anak cucu kita.
ReplyDeletesaat ini kondisi bumi sangat memperhatikan karena pemanasan global ( global warming ) akibat aktifitas manusia sendiri seperti asap kendaraan, industri, pembakaran lahan atau hutan, dll. akibatnya suhu bumi meningkat dan akan berdampak buruk bagi makhluk hidup didalamnya. apabila tidak ada pencegahan dan penyelamatan maka bumi akan beracun dan udara semakin berdebu sehingga tidak layak lagi untuk ditinggali.
ReplyDeletemaka dari itu selamatkan bumi kita ini. Save Earth.
kondisi bumi yang panas akibat dari pemanasan global ini merupakan masalah yang timbul dari berbagai aspek dari segi industri maupun manusia sendiri. Mari kita jaga lingkungan sekitar kita dengan mengurangi polusi di udara Contoh : mengolah sampah di daur ulang jadi sampah tidak dibakar begitu saja.
ReplyDeleteMari selamatkan bumi demi masa depan kita semua :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete@C25-DINI, TUGAS TC-05
ReplyDeleteBumi semakin tua dan sekarat sehingga rentan terserang berbagai penyakit, penyebab terbesarnya adalah kita manusia, selain faktor alamiah. setidaknya, manusia telah berkontribusi "seminim-minimnya" terhadap pencemaran udara adalah dari emisi karbon dioksida yang dikeluarkan dari proses respirasi. Udara mungkin saja tidak terlihat, tetapi dapat kita rasakan dan dapat kita nikmati untuk dapat tetap hidup. Mungkin di luar kita terlihat sehat-sehat saja, tetapi di dalam tubuh kita sebenarnya tertimbun gumpalan debu dan kotoran yang tubuh kita tak sanggup lagi untuk "meyaringnya". Sudah sepantasnya kita memakai hati nurani dan pikiran yang jernih sebelum kita merusak lingkungan dan merugikan orang lain. Dengan nurani mampu kita tahan rasa keserakahan. Dengan nurani mampu kita mencintai dan menyayangi.
@L10-OKI (Oki Pratama)
ReplyDeletesaat ini pencemarannudara memang menjadi masalah yang tak kunjung selesai terutama di daerah perkotaan yang disebabkan oleh asap kendaraan dan juga asap dari kawasan industri.yang mana asap ini dapat menggangu kesehatan manusia dan juga lingkungan sekitar. untuk itu harus ada upaya yang kita lakukan agar itu tidak menjadi parah seperti melakukan reboisasi di kawasan perkotaan serta menggunakan transportasi umum agarmengurangi dari polusi udara agar
@M27-AGUNG (Agung Widiantoro)
ReplyDeleteKondisi Jakarta saat ini mencerminkan bahwa kualitas udaranya adalah sangat tidak bagus. Saat terjadi musim kemarau, terutama pada hari-hari sudah lama tidak terjadi hujan, udara yang stagnan, cuaca cerah, adanya lapisan inversi suhu, atau kecepatan angin yang rendah memungkinkan polusi udara tetap mengapung di udara suatu wilayah dan mengakibatkan peningkatan konsentrasi polutan yang tinggi. Kondisi seperti ini tidak bagus terhadap kesehatan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.