Oleh : Atep Afia Hidayat - Tak
ada pilihan lain, upaya diversifikasi sumberdaya energi harus dilakukan sedini
mungkin. Hal tersebut mengingat deposit minyak dan gas (migas) yang makin
mendekati titik kritisnya. Untuk saat ini deposit migas di negara kita memang
masih cukup banyak, namun berdasarkan kalkulasi hanya cukup untuk jangka waktu
10 hingga 15 tahun mendatang. Kondisi dimana migas akan lenyap dari wilayah
tanah air kita, memang benar-benar akan terjadi, karena pada dasarnya
sumberdaya energi migas itu tidak bias diperbaharui (irenewable).
Untuk
mengantisipasi situasi dan kondisi terjadinya kalangkaan sumberdaya energi
migas tersebut, tentu saja kita tidak bisa hanya berpangku tangan. Beberapa
langkah yang dapat ditempuh, antara lain mencari cadangan migas baru, kampanye
nasional penghematan energi, serta diversifikasi sumberdaya energi.
Berapa
deposit migas yang tersimpan dalam perut bumi Indonesia, memang belum diketahui
secara pasti, baru dalam tahap peramalan atau perkiraan. Masih banyak deposit
migas yang berlum terusik. Sedangkan kampanye penghematan energi, tak lain
merupakan langkah preventif sekaligus merupakan upaya untuk menambah jangka
waktu ketersediaan migas.
Langkah
penghematan energi antara lain melalui penggunaan kendaraan dengan BBM yang
super irit, atau tanpa bahan bakar sama sekali (penggunaan sepeda). Ternyata
dari kampanye penghematan bahan bakar tersebut, terdapat dampak eksternal yang
sangat positif, yaitu berkurangnya polusi udara. Dengan demikian, langkah
tersebut juga menunjang pelaksanaan Program Udara Bersih (Prodasih).
Diversifikasi
Melalui
diversifikasi energi ketergantungan
terhadap migas dikurangi, yaitu dengan cara pemanfaatan berbagai sumberdaya
energi lainnya yang memungkinkan, umpamanya pendayagunaan energi matahari,
angin, air, gelombang laut, gambut, sampah, batubara dan nuklir.
Sebelum
memasuki tahap pendayagunaan berbagai sumberdaya energi, tentu saja diperlukan
riset atau penelitian terlebih dahulu. Dalam hal ini, lembaga-lembaga seperti
perguruan tinggi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Litbang Kementerian Sumberdaya Energi dan
Mineral, bisa banyak berperan. Selain itu, Lembaga Swadaya Msyarakat (LSM) pun
bisa di ikutsertakan.
Perencanaan
yang matang memang amat diperlukan mengingat berbagai dampak yang akan
ditimbulkannya. Umpamanya, dalam hal penggunaan tenaga air melalui instalasi
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), menyebabkan berbagai dampak sosial,
ekonomi dan lingkungan.
Untuk
membangun waduk dan membendung aliran sungai, paling tidak puluhan ribuan
hektar lahan yang sebelumnya merupakan perkampungan, sawah atau ladang harus
dibebaskan. Jika tanpa perencanaan yang matang bisa saja menyebabkan terjadinya
keresahan sosial.
Begitu
pula dalam hal pembangunan instalasi pembangkit listrik dari sumber energi
lainnya, perhitungan harus secermat mungkin. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal) atau Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (Amril), harus
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Dilema PLTN
Kebutuhan
akan energi akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk,
serta makin gencarnya langkah industrialisasi. Berbagai sumberdaya energi yang
ada tidak akan mencukupi kebutuhan, maka mulai dilirik penggunaan energi
nuklir.
Lantas,
bagaimana dengan berbagai dampak yang akan ditimbulkannya, seperti akibat
pembuangan sampah radioaktif dan bahaya penyinaran radioaktif. Umpamanya pada
26 April 1986, bencana nuklir terbesar di dunia terjadi di Chernobyl, Ukraina.
Ledakan nuklir tersebut paling tidak menyebabkan sebagian wilayah Eropa
terkontaminasi oleh radioaktif.
Beberapa tahun sebelumnya di PLTN Three Milse
Island, Amerika Serikat, juga terjadi kecelakaan nuklir. Kebocoran nuklir juga
terjadi dalam ledakan PLTN di Fukushima, Jepang, pertengahan Maret 2011. Risiko
penggunaan energi nuklir memang sangat besar, oleh sebab itu perencanaannya
harus secermat mungkin, ternmasuk didalamnya penguasaan teknologi pengolahan
limbahnya.
Penggunaan
energi nuklir memang sangat efisien serta biasa menghemat deposit sumberdaya
energi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian sebuah lembaga riset di Jepang,
ternyata penggunaan energi nuklir lebih murah. Berdasarkan perhitungan laju
permintaan listrik, jika tanpa penggunaan energi nuklir, maka pada awal abad
21, negara kita akan mengalami defisit listrik ribuan megawatt.
Lantas,
haruskah nuklir menjadi jawaban atas kelangkaan energi listrik yang bakal
menimpa. Tak adakah alternatif lainnya? Dalam hal ini, Prof. B.J. Habibie, saat menjabar Menristek
(sekitar tahun 1990-an) pernah menyatakan, bahwa belum menerima laporan atau
hasil kajian yang mengatakan krisis energi atau kekurangan listrik sebesar
7.000 megawatt dapat di atasi tanpa nuklir.
Namun,
bila kekurangan energi ini dapat diatasi
dengan alternatif lain, mislanya geotermal, maka penggunaan nuklir akan
di-stop, tapi kalau ternyata tak ada jalan lain terpaksa energi nuklir dipakai.
Pemenuhan
kebutuhan energi listrik ternyata amat mendesak. Sedangkan untuk melakukan
riset agar ditemukan sumberdaya energi alternatif, memerlukan jangka waktu yang
lama, hingga krisis energi listrik pun dikhawatirkan akan segera terjadi, maka
terpaksalah diambil jalan pintas, yaitu memanfaatan teknologi nuklir yang
memang sudah dikembangkan sejak tahun 1990-an.
PLTN
pertama sedang dirintis pengembangannya di Muria, perbatasan Kabupaten Pati dan Jepara, Jawa
Tengah. Untuk pembuangan limbah
radioakktif dapat dikelola dengan berbagai metoda, misalnya dengan teknik
bituminasi, yaitu penyimpanan limbah dengan bitumen; sementasi (penyemenan),
dan vitrifikasi (penggelasan).
Namun
hingga saat ini, belum ada teknologi yang benar-benar bisa menjamin
penyimpangan nuklir secara aman. Berbagai metoda pengelolaan limbah radioaktif
tersebut, bisa saja mengalami kebocoran.
Jika
hal ini terjadi, maka keamanan dan kenyamanan hidup puluhan hingga ratusan ribu
penduduk yang bermukim tak jauh dari lokasi PLTN, hingga radius puluhan
kilometer, akan terganggu. Dalam mengembangkan instalasi PLTN, sudah selayaknya
penduduk di sekitarnya diikut sertakan dalam proses perencanaan. Bagaimanapun,
berbagai dampak yang ditimbulkan oleh beroperasinya instalasi PLTN, akan
berkaitan erat dengan kehidupan penduduk.
Untuk
mengembangkan PLTN tentu saja diperlukan studi kelayakan terpadu dan
menyeluruh, tidak hanya meliputi aspek ekonomi dan teknis semata, namun juga
mencangkup aspek lainnya seperti social, lingkungan dan geologi. Untuk membuat
pernyataan, bahwa sebuah instalasi PLTN benar-benar aman, memang amat tidak
mudah, paling tidak diperlukan studi kelayakan yang komprehensif.
PLTN
memang merupakan jawaban yang tepat untuk menjawab kasus kelangkaan energi
listrik. Namun tepatnya jawaban tersebut selayaknya bukan hanya berdasarkan
pertimbangan ekonomi, geologi, atau teknik semata. Pertimbangan social-budaya serta lingkungan
pun perlu diprioritaskan. Dengan demikian, studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan Analisis Mengenai Dampak Sosial juga harus dilakukan dengan
benar.
Penutup
Dalam
hal sumberdaya energi, selama ini ketergantungan terhadap migas dan batubara
sangat tinggi. Sudah selayaknya tingkat ketergantungan tersebut perlu dikurangi
secara bertahap, antara lain untuk menghadapi situasi dan kodnisi dimana
sumber-sumber tesebut menjadi langka.
Upaya
pengembangan diversifikasi sumberdaya energi harus dilakukan secara berkesinambungan.
Nuklir, meskipun penggunaannya masih diwarnai pro dan kontra, ternyata akan
dijadikan salah satu alternatif pilihan.
Di
beberapa negara maju PLTN memang tak populer lagi serta prospeknya suram,
penyebabnya selain karena adanya tantangan, protes atau penolakan penduduk.
Selain itu adanya biaya tak terduga dari PLTN baru, serta biaya yang tinggi
untuk menghentikan operasi ketika PLTN sudah tak layak pakai.
Penggunaan
energi nuklir memang masih diwarnai dilema, sudah selayaknya berbagai aktivitas
riset atau kajian diarahkan pada sumberdaya energi lainnya, yang diperkirakan
jauh lebih aman dari nuklir. (Atep Afia).
Penggunaan sumber daya alam berupa migas memang perlu dibatasi penggunaannya karena sumber daya ini bersifat tidak bisa diperbaharui.Kita mulai dari sekarang bisa mengurangi penggunaan migas ini dengan cara seperti menggunakan sepeda ataupun berjalan kaki.Penggunaan sumberdaya nuklir yang disebut sebagai pengganti sumber daya migas cukuplah beresiko
ReplyDeleteuntuk menghemat migas, sebaiknya yang menggunakan kendaaraan pribadi mulailah berpindah ke armada umum. untuk mengurangi krisis listrik sebaiknya segera membangun pembangkit listrik tenaga surya, angina ataupun gelombang laut. Lebih aman dibandingkan harus membangun pembangkit listrik tenaga nuklir.
ReplyDeletekesadaran akan penghematan migas harus dapat disosialisasikan. mengingat, persediaan migas semakin lama akan semakin habis. disini perlu adanya peran pemerintah dalam mendemokan penghematan migas. contohnya, membatasi penggunaan kendaraan, meningkatkan hidup sehat dengan jalan kaki dan bersepeda. diperlukannya solusi untuk dapat menggantikan migas. teknologi nuklir sebenarnya sangat baik tapi akibatnya masih buruk dikarenakan ada beberapa kejadian dari hal-hal yang diakibatkan oleh nuklir sendiri. oleh sebab itu, harus ada suatu analisa yang benar tentang PLTN.
ReplyDeleteUntuk saat ini ketersediaan migas memang sudah mendekati kritis, untuk itu kita sebagai warga negara yang baik harus pandai berhemat dalam pengggunaannya yaitu dengan menggunakan kendaraan umum ataupun bepergian dengan menggunakan sepeda dan berjalan kaki. Untuk penggunaan energy nuklir memang lebih efisien tetapi masih kurang aman karena dampak yang dihasilkal dari energy nuklir tersebut jauh lebih buruk.
ReplyDeleteTidak benar cadangan Minyak dan Gas Indonesia diprediksi sampai sampai jangka waktu 10 hingga 15 tahun kedepan. Perhitungan tersebut adalah reservoir yang sudah ada ( sudah dilakukan pengeboran ),tapi belum dibuka karena untuk cadangan. Masih banyak titik-titik reservoir Minyak dan Gas yang belum dilakukan pengeboran di wilayah Indonesia Timur.
ReplyDeleteWalauoun demikian Indonesia jangan hanya menggantungkan sumber energy berbahan bakar fosil seperti Minyak dan Gas. Pemanfaatn sumber energy terbarukan misal sumber energy Tenaga Angin, Air ,Surya dan Bimass perlu dikembangkan lebih lagi.
Sebuah artikel menarik...
ReplyDeleteBerbicara mengenai sumber daya energi di negeri ini, sebetulnya sudah sering didengungkan dan menjadi bahan diskusi. Ya...kita akui bahwasannya bila kita hanya mengandalkan sumber daya energi yang bersumber dari migas saja tentunya akan suatu saat akan mengalami defisit dan kelangkaan energi tersebut karena tidak imbangnya konsumsi dengan source yang ada (dalam hal ini bukan berarti terbatasnya source semata-mata karena memang sudah menipis, namun ada faktor lain seperti terbatasnya sumberdaya untuk mengelola dan memanfaatkan source tersebut oleh anak negeri ini). Kalau kita lihat negeri ini, sebetulnya masih banyak potensi-potensi yang bisa diandalkan sebagai alternatif sumber energi, seperti energi geothermal, biogas, sumber energi angin dll.
Wacana mengenai pemanfaatan energi tenaga Nuklir juga telah didengungkan dari dulu, namun melihat pro kontra akan manfaat serta dampak negatif yang kemungkinan timbul,akhirnya nuklir bukanlah menjadi alternatif terbaik untuk diversifikasi energi.
lebih baik kita menggunaka prasarana yang sudah ada,dengan mengunakan itu kita akan lebih baik menghemat dalam sumber daya energi ini).
ReplyDeleteSebetulnya jika kita lihat negara negara maju, pembangkit listriknya sudah tidak menggunakan bahan bakar. sudah seharusnya kita beralih ke energi terbarukan, nuklir sebetulnya bukanlah alternatif yang terbaik karena masih banyak yang pro dan kintra terhadap hal ini, jika pemerintah bisa memberikan solusi lain seperti pemanfaatan energi alam seperti angin dan lainnya,
ReplyDeleteNegeri ini terlalu bergantung kepada migas untuk menjalankan roda kehidupan, disaat energi ini pun kritis pun, kita belum bisa mengeluarkan energi alternatif, dampaknya, impor semakin merajalela. Cara satu-satunya mengembangkan energi alternatif itu sendiri, kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa, geothermal, ombak laut, energi air, energi surya, batubara yang melimpah, lalu apalagi pertanyaannya ?? Ilmuwan-ilmuwan kita pun agaknya bisa membuat bioetanol, maka menurut saya lebih baik kembangkan energi alternatif yang telah ada sekarang
ReplyDeletepenggunaan migas terhadap kebutuhan rumah tangga sudah terjadi dimana-mana . perlu kesadaran diri sendiri untuk membatasi dan mengurangi penggunaan bahan bakar migas agar tidak terjadi kelangkaan terhadap migas. alternatif lain untuk mencegah kelangkaan bisa dengan menggunakan bahan bakar biogas untuk mengganti migas agar tidak terjadi kelangkaan migas.
ReplyDeleteMigas merupakan bahan yang sangat sering dipakai di Indonesia , semakin sering dipakai maka migas lama-kelamaan mengalami kelangkaan karena migas merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui dan akan bersifat habis. Oleh karena itu seperti dapat kita lihat di negara maju sedikit sekali kendaraan para penduduk hanya mengandalkan sepeda , jalan kaki atau dengan angkutan yang sudah disediakan pemerintah oleh sebab itu penggunaan bahan bakar tidak terlalu banyak. Untuk penggunaan tenaga nuklir jika memang akan menimbulkan suatu masalah baru lebih baik tidak usah ditindak lanjuti karena bukan menyelesaikan masalah tetapi akan menimbulkan masalah baru, pemerintah lebih baik mengolah sumber daya yang ada di Indonesia kini dengan kualitas yang baik agar dapat menjadi alternatif migas ketika migas memang sudah tidak diperbarui lagi.
ReplyDeleteSeiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia juga mengalami peningkatan. Hal ini berarti sumberdaya energi yang digunakan juga semakin meningkat. Mengenai penggunaan nuklir sebagai alternative sumberdaya energi listrik di Indonesia, menurut saya masih perlu dipertimbangkan lagi, mengingat bahwa di Indonesia sendiri masih banyak yang bisa dijadikan alternatif sebagai sumberdaya energi listrik, seperti geothermal, air, angin, sampah, maupun matahari. Apalagi sumberdaya energi nuklir pasti memerlukan tingkat keamanan yang super tinggi untuk mencegah adanya radiasi yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan sekitar.
ReplyDeletePenggunaan migas perlu dibatasi, kita dapat memanfaatkan sumber daya alternatif yang berasal dari alam seperti biogas dll. Harus ada kesadaran dari masyarakat akan hal tersebut dengan penghematan pemakain migas dan listrik.
ReplyDeleteJika penggunaan migas tidak dibatasi maka bukan tidak mungkin sumber daya akan semakin langka bahkan mungkin habis. sebenarnya ada beberapa sumber daya alternatif seperti angin, air, tetapi mungkin di Indonesia belum ada penelitian lebih lanjut mengenai sumber daya alam tersebut sehingga masih bergantung pada penggunaan migas.
ReplyDeleteSOSIALISASI hemat energi dan pengendalian penggunaan MIGAS terus digaungkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Migas Kementerian ESDM RI. Tujuan sosialisasi memberikan pemahaman dan perubahan sikap masyarakat agar senantiasa bijaksana dalam penggunaan BBM. Oleh karena itu sebagai masyarakat kita harus mendukung dan mensosialisasikan program-program tersebut agar tercipta suatu sinergi antara masyarakat dan pemerintah demi keberhasilan program program Penghematan Migas yang telah dibuat
ReplyDeleteMenurut saya, Negeri ini terlalu bergantung kepada migas untuk menjalankan roda kehidupan, disaat energi ini pun kritis pun, kita belum bisa mengeluarkan energi alternatif, dampaknya, impor semakin merajalela. Cara satu-satunya mengembangkan energi alternatif itu sendiri, kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa, geothermal, ombak laut, energi air, energi surya, batubara yang melimpah, lalu apalagi pertanyaannya ?? Ilmuwan-ilmuwan kita pun agaknya bisa membuat bioetanol, maka menurut saya lebih baik kembangkan energi alternatif yang telah ada sekarang. Indonesia adalah negara terkaya didunia, jantung dunia, seharusnya kita mampu menguasai dunia.
ReplyDeleteGunakanlah migas secara efektif, efisien dan bijaksana untuk kelangsungan hidup anak cucu kita kelak.
ReplyDeleteNegara indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya hanya tergantung kita sebagai warga negara indonesia untuk mengelola dan melestarikannya jangan hanya merusak alam.
memang saat ini pemerintah masih dilema penggunaan energi alternatif selain migas yaitu penggunaan energi nuklir sebagai bahan pembangkit listrik pengganti minyak bumi dan batu bara menyangkut kebutuhan energi listrik saat ini perubahan zaman industrialisasi yang memerlukan energi besar sudah selayak di coba melihat ketersediaannya bahan bakar migas yang tidak dapat di perbaharui yang semakin lama semakin menipis hanya perlu kesiapan dari pemerintah dan masyarakat untuk memikiran kebutuhan energi di masa depan yang semakin besar
ReplyDeletepenggunaan migas harus mapu dibatasi, karena jika tidak sumber daya minyak bumi akan habis dan langka.seharus nya pemerintah mampu mengoprasikan sumber energi alternatif yaitu penggunaan energi matahari, angin, air, gelombang laut, gambut, sampah, batubara dan nuklir.
ReplyDeleteProgram penghematan energi harus terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia agar cadangan migas di Indonesia tidak habis. Selain menggalakkan hemat energi, pemerintah seharusnya juga tidak menjual migas mentah kepada luar negeri sedangkan negara berada di ambang kritis. Menurut saya, PLTN bukanlah solusi yang tepat untuk negara Indonesia karena mental masyarakat Indonesia masih kurang bagus, dikhawatirkan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan PLTN dikorupsi oleh pihak yang berkepentingan sehingga kualitas dari PLTN tidaklah layak dan apabila terjadi kecelakaan nuklir maka rakyatlah yang sangat dirugikan karena harus menaggung akibat dari nuklir. Sebaiknya dicari alternatif PLT yang lain.
ReplyDeleteMigas ini memang sangat penting bagi jantung perekonomian dan transportasi. Yang paling penting adalah menemukan cara alternatif lain penggunaan migas ini, misalnya seperti Minyak dari daun jarak, gas dari kotoran hewan (sapi, kerbau dll) dan mensosialisasikannya kepada masyarakat dan di jadikan hak paten sehingga penggunaan migas dapat di kontrol dan dipertanggung jawabkan, apakah penggunaaan migas ini sudah tepat sasaran.
ReplyDeleteBagi negara ini, migas memang merupakan salah satu sumber daya yang paling peting untuk sistem transportasi dan perekonomian. Tentunya dalam hal ini juga kita harus menghemat energi dikarena cadangan minyak Bumi di Indonesia semakin berkurang setiap tahunnya. Dikarenakan pemakaian yang terlalu konsumtif dibandingkan dengan produktifitasnya.
ReplyDeleteCadangan Migas kita makin terbatas, oleh karena itu pemerintah kita harus pandai-pandai mencari sumber minyak dan Gas di sumber-sumber yang lain agar cadangan migas kita tidak habis di satu tempat aja dan masih banyak sumber-sumber cadangan migas di tempat lain
Deletesebaiknya pemerintah juga mengontrol anima masyarakat terhadap ketergantungan BBM, banyak lapisan masyarakat yang terbilang membuang-buang BBM secara sia-sia untuk hal-hal yang kurang berguna.
ReplyDeletejuga memberi kebijakan untuk pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor
Semakin langkanya cadangan Migas yang kita miliki sekarang ini kita harus melakukan penghematan dan mulai dari sekarang kita harus mencari solusi untuk mencegah terjadinya kehabisan Migas tersebut misalnya dengan cara mencari alternatif lain yaitu memperbaharui sumber daya energi. Bila kita tak memikirkan dari sekarang, kasihan anak cucu kita kelak.
ReplyDeleteMigas merupakan bahan bakar utama sebagai alat transportasi, dan kebutuhan rumah tangga, restoran dan banyak perusahaan yang bergantung pada Migas. Dengan jumlah pemakaian yang besar, namun eksploitasi Migas dari alam sudah semakin habis. Kurangnya tindakan pemerintah untuk konversi ke energi baru yang mudah di dapat akan berakibat kelangkaan dan semakin mahal harga Migas, sehingga para penerus kita yang akan menerima dampaknya. Semoga ada sumber energi baru yang mudah dimanfaatkan untuk mengantikan Migas
ReplyDelete@B01-IWAN
ReplyDeleteSebaiknya kita sebagai warga yang mempunyai cadangan migas yang sangat banyak tidak tinggal diam atas mulai menipisnya cadangan yang berada didalam negara kita, serta harus memikirkan seperti apa dan bagaimana solusinya untuk kedepannya agar kita tidak selalu ketergantungan terhadap migas.
Kurniyanto Bayu Anggoro
ReplyDelete@E02-Bayu, @Tugas B05
Cukup menarik,
Berbicara mengenai sumber daya energi di negeri ini.
Sebenarnya banyak energi yang terbaharukan, karena energi tidak akan musnah. Inilah yang dikenal dengan hukum kekekalan energy.
Sebetulnya masih banyak juga potensi-potensi yang bisa diandalkan sebagai alternatif sumber energi, seperti energi geothermal, biogas, sumber energi angin dll.
Pazrin Salsabila @E01-Pazrin
ReplyDeleteMigas merupakan energi utama dewasa ini, akan tetapi seperti yang kita ketahui migas tidak dapat di daur ulang, maka gunkanlah sebijak mungkin. Peran dari pemerintah sejauh inin cukup baik, namun kita sendiri lah yang harus bijak menggunakannya maka akan lebih baik untuk kedepan sembari menunggu energi terbarukan yang bukan berasal dari fosil benar-benar sempurna.
muhammad zainudin, 41616110001, kwu senin
ReplyDeletenegara kita adalah termasuk negara dengan pemasok bbm terbesar, sudah saatnya indinesia harus mengganti ketergantungan terhadap bbm, karena menyebabkan banyak kerusakan .
Nur Vira Audina 4321711041 KWU Senin
ReplyDeletekarena migas bahan baku utama yang sangat sering dipakai masyarakat indonesia, selain itu migas juga salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbarui, oleh karna itu dengan pemakaian yang boros akan membuat cadangan migas di negri ini semakin lama semakin kritis. kita seharusnya mencontoh negara-negara maju yang sangat menjunjung tinggi budaya berjalan kaki atau dengan kendaraan umum. sepertinya di Indonesia bisa dilihat banyaknya masyarakat yang lebih memilih naik kendaraan pribdai daripada naik kendaraan umum atau berjalan kaki.