Judul Buku : Cara Gila Jadi
Pengusaha –
Penulis : Purdi E. Chandra –
Penerbit : Elexmedia Komputindo
–
Resensi Oleh : Atep Afia
Hidayat -
Pernahkan Anda tergila-gila
dengan sesuatu ? Bisa disebabkan hobi tertentu, attivitas tertentu atau orang
tertentu. Ciri-ciri seseorang yang sedang mengalami proses tergila-gila ialah
antusiasme yang meluap-luap, animo atau hasrat yang menggebu-gebu, dan fokus.
Sebagian besar pembicaraan dan pikirannya tertuju pada obyek yang menyebabkannya
tergila-gila. Jika seseorang tergila-gila dengan kegiatan mincing misalnya,
maka topic obrolannya selalu mengarah pada mincing. Begitu pula seseorang yang
tergila-gila dengan sepeda motor tertentu, mobil tertentu, tekpat wisata
tertentu, selalu saja membicarakan hal-hal tersebut.
Lantas, bagaimana dengan
seseorang yang tergila-gila dengan usaha atau membuka dan menjalankan usaha.
Ya, focus pikiran, pembicaraan dan tindakannya selalu mengenai usaha, dagang,
bisnis atau apapun istilahnya. Nah, ternyata kegilaan menjadi pengusaha
tersebut bisa ditularkan dengan sejenis virus yang bernama virus entrepreneur.
Adalah Purdi E. Chandra,
seorang pria kelahiran Lampung, melalui sebuah bukunya “Cara Gila Jadi
Pengusaha”, berupaya menebar virus untuk menjadi gila usaha tersebut. Pengusaha
yang memulai bisnisnya dengan membuka bimbingan belajar Primagama tersebut,
mengungkapkan beragam cara gila, tahap demi tahap, untuk menjadi pengusaha.
Buku stebal 232 halaman tersebut dipilah ke dalam 8 bagian dan 76 topik.
Pada bagian 1, Purdi mengupas
ihwal berani dan mimpi yang menjadi modal dasar untuk calon entrepreneur. Ya
cuma faktor berani dan faktor mimpi, mulai dari berani mimpi, berani mencoba,
berani merantau, berani gagal, berani sukses, kemudian mimpi jadi entrepreneur
dan mimpi jadi investor. Bagaimanapun,
setiap orang harus yakin bahwa mimpi atau visi itu sama dengan cetak biru (blue
print) dari realita. Begitu tulis Purdi, mengawali halaman pertamanya.
Pada bagian 2, dijelaskan cara
menjadi entrepreneur. Ternyata semua orang bisa jadi entrepreneur, dari suku
apapun, tua atau muda, bergelar atau tidak, semua memiliki peluang. Beberapa
topic dalam bagian ini sangat menarik, lebih bersifat terapan karena memang
ditulis oleh seorang praktisi. Dimulai dengan topik: Jadi entrepreneur, semua
bisa !; Gagal kuliah, jadi entrepreneur. Purdi memang sempat beberapa kali
gagal kuliah, karena kesengsem jadi pengusaha; Selanjutnya topic berani dulu,
baru terampil. Ya, hal ini menyangkut jam terbang memulai usaha, harus diawali
dengan keberanian, dengan sendirinya secara perlahan kemampuan atau
keterampilan akan mengkristal dan makin berkembang. Bagian ini diakhiri dengan
topik : Setelah pensiun, mau apa? Ya,
banyak pensiunan yang stress, bahkan depresi, terutama karena hidup menjadi
hampa dan kagiatan menjadi minimalis. Konon, enaknya pension itu hanya tiga
bulan, selepas itu muncul kebingungan. Nah, menjadi pengusaha adalah salah satu
solusinya.
Untuk memulai jadi pengusaha
memang jangan terlalu banyak pertimbangan dan pikiran. Dalam hal ini Purdi
menganalogikan seperti mau masuk kamar mandi, begitu mudah, tanpa
hitung-hitungan yang rumit, tanpa rencana-rencana yang muluk. Tinggal masuk
kok.
Bagian 3 mengupas tuntas ihwal
pentingnya kecerdasan emosional bagi pengusaha. Ya, erat kaitannya antara emosi
dengan bisnis. Berikut beberapa nilai positif emosi, mulai dari memicu
kreativitas dan inovasi, mengaktifkan nilai etika, mempengaruhi penalaran dan
rasionalitas dalam berbisnis. Emosi adalah motus anima atau jiwa yang
menggerakan kita.
Bagian 4 membahas gaya memimpin
seorang entrepreneur. Ya, pengusaha adalah pemimpin. Ternyata menurut Purdi,
bahwa bos bukan pemimpin, pemimpin bukan manajer. Bos memang panggilan terhormat, tetapi
terkesan ada mau dan pamrih. Banyak orang yang risih dengan panggilan tersebut,
termasuk Purdi. Dalam hal ini Purdi lebih menginginkan jadi entrepreneur leader.
Pemimpin adalah teladan,
menjadi referensi bagi yang dipimpinnya, sehingga cepat berkembang. Sedangkan
bos identik dengan juragan, terkesan banyak maunya, egois, sikapnya seolah
ingin menakuti anak buahnya. Sikap ke-bos-bos-an ini bisa menimbulkan
kegelisahan, penderitaan, ketersinggungan, bahkan permusuhan. Jika dalam mengendarai mobil
dikenal adanya jalur cepat dan jalur lambat, maka untuk menjadi pengusaha
sukses pun juga dikenal ada jalur cepat.
Pada bagian 5 dikupas mengenai hal tersebut. Beberapa jalur cepat untuk
menjadi pengusaha sukses, mulai dari banyak melayani; buka bisnis pertama,
kedua, ketiga dan seterusnya; banyak menyumbang; dan lebih berani mengambil
keputusan.
Bagian 6 membahas tentang hati
nurani dan intuisi sang entrepreneur. Intuisi
tak lain merupakan kemampuan psikis yang dikenal sebagai firasat, atau
kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Berkenaan dengan
intuisi tidak ada penjelasan rasional mengenai kemampuan ini, atau informasi
fisik tentang masalah ini. Dengan demikian, intuisi tepatnya intuisi bisnis
menjadi sangat penting bagi seorang pengusaha.
Bagian 7 menyajikan hasil
pembelajaran dari contoh-contoh sukses, mulai dari manajemen Sari Bundo, bisnis
Mbah Mo, belajar dar Bank Mega, dan sebagainya. Pada dasarnya untuk mulai
berbisnis tak ada salahnya men-contek dari pendahulu yang sudah sukses. Prinsip
ATM, yaitu amati, tiru dan modifikasi, layak diterapkan.
Bagian 8 sebagai menutup
membahas tentang entrepreneur sebagai soko guru perekonomian. Ya, bagaimanapun
jumlah pengusaha di Negara kita masih sangat sedikit, rasionya sangat kecil
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Padahal makin maju sebuah Negara
makin banyak jumlah pengusahanya, Bagaikan virus yang menular dengan ekspansif,
seharusnya seorang pengusaha menularkan kemampuannya pada calon-calon
pengusaha, sehingga semakin banyak pengusaha baru yang muncul.
Buku Purdi Chandra begitu
menginspirasi, walaupun judulnya terkesan bombastis, terutama dengan kata gila
dibalakang kata cara. Meskipun judulnya Cara Gila Jadi Pengusaha, namun
kontennya masih tergolong cara-cara wajar, cara normal dan cara biasa saja, dan
belum ada cara gila di dalamnya. Ternyata modal utama jadi pengusha ialah
berani mulai, langsung saja njorokke atau nyemplung ke samudra usaha. Untuk
menjadi pengusaha, perlu diawali dengan menerapkan pola pikir baru (new mind
set), kemudian mengubah kebiasaan, merenovasi sikap, kemudian mengunduh
berbagai karakter pengusaha sukses, maka nasib sebagai pengusaha sukses pun
akan diraih. (Atep Afia/KangAtepAfia.com).
@C33-TRI
ReplyDeleteArtikel yang bagus... Saya juga seorang entrepreneur, tapi saya hanya belajar dari ayah saya dan juga saya belajar dari kesalahan yang sebelumnya saya lakukan... Bisnis memang sangat menguntungkan jika kita bisa mengotak atik jalannya bisnis kita. Tak perlu modal yang bersar untuk awal kita membuka usaha. Asalkan kita punya tekat kuat dan keyakinan Insyaallah kita pasti bisa....
Jessica Siahaan
ReplyDelete@E30-Jessica, @Tugas B05
Berawal dari mimpi.
Ya, semua yang kita harapkan terjadi dalam hidup kita adalah berawal dari mimpi.
Ketika kita bermimpi untuk bisa menjadi pengusaha yang sukses, kita harus mempunyai niat yang kuat untuk mewujudkannya.
Kita harus berani maju, berani kalah, berani menang, berani melewati semua rintangan agar dapat mencapai titik kesuksesan itu.
Buku Puri Chandra memang sangat menginspirasi, semua cara yang diulasnya merupakan cara-cara positif yang sangat membangun.
Jika ini menjadi pengusaha hebat, kita perlu belajar dari sosok beliau yang berani.
DIAH WINARSIH 46116120050 -KWU SENIN
ReplyDeleteSangat membantu sekali bagi saya yang masih belajar dalam berwirausaha, hehehe
karna pada dasarnya, berbisnis harus berawal dari niat dan siap menghadapi naik turun. serta keberanian yang tinggi, dalam kata lain untuk berwirausaha perlu juga modal nekad seperti Puri Chandra.
May Suci Kusuma(41117110057)-KWU Kamis
ReplyDeleteseperti yang ada dalam artikel bapak, memang benar dalam memulai sesuatu didasari dari mimpi
tapi mimpi saja tidak cukup, kita harus berani dalam melaksanakan mimpi itu agar menjadi nyata. berani untuk mencoba hal baru, berani gagal(saat usaha gulung tikar) dan berani untuk sukses.
IRFAN NASIR AL AMIEN/41216110051/KWU1-KAMIS.
ReplyDeleteDalam memulai segala sesuatu harus di mulai dengan niat, mimpi, begitupun dengan berbisnis, mimpi juga harus di barengi dengan usaha bagaimana untuk bisa di raih,kalo kita tidak punya usaha untuk mewujudkannya maka itu hanya akan sia sia.
Dwi Prastika-43117110345-KWU Kamis
ReplyDeleteMenjadi seorang wirausaha diawali dengan berani bermimpi dan bangun untuk mewujudkan mimpi tersebut. Bahkan banyak kisah yang menceritakan, banyak pengusaha sukses yang justru diremehkan atau ditertawakan oleh orang-orang disekitarnya pada awal perjalanannya.
Memutuskan untuk berwirausaha itu artinya siap untuk ditempa menjadi seseorang yang bermental baja. Banyak hal yang akan ditemui, salah satunya adalah ketidakpastian. Tetapi, disitulah seni berwirausaha bagi orang-orang yang memang memiliki jiwa wirausaha atau sudah memiliki niat dan tekad yang kuat untuk berwirausaha.
Hal penting lainnya, selian memiliki mental baja. Seorang wirausaha harus belajar untuk menata pola pikirnya menjadi positif.
Sehingga tercipta hukum Low Of Attraction, dimana ketika kita berpikir dan memiliki feeling yang positif, maka jalan-jalan kebaikan dan kemudahan akan terbuka satu-persatu.
Intinya, bangun dulu mental wirausaha maka insyaaAllah dengan doa serta usaha yang sungguh-sungguh maka akan dibukakan jalan-jalan mencapai tujuan kita.
sekian dan terimakasih.