Oleh : Atep Afia Hidayat - Setiap manusia dianugerahi waktu 24 jam sahari semalam, dan
terus berulang sampai batas waktu yang ditentukan. Setiap orang memiliki
kebebasan untuk penggunaan dan pengalokasian waktu, mau tidur 24 jam, mau melek 24 jam, atau mau bekerja 24 jam.
Setiap orang memiliki jam biologis dan jam psikologisnya masing-masing, kapan
saatnya tidur dan kapan bangun, kapan begitu bergairah dan kapan dilanda bête. Kalau mau sehat secara
berkelanjutan kuncinya harus menjalani kehidupan dengan penuh keseimbangan.
Nah, saat penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
disebuah desa yang ada di Cimalaka, Sumedang, bertahun-tahun yang lalu, penulis
ditempatkan di sebuah rumah yang penghuninya sudah Manula, mungkin hampir
kepala delapan, namanya Kakek Wirta. Namun ada hal yang sangat luar biasa,
Kakek Wirta begitu enerjik, bugar, semeringah dan full ceria.
Dalam usianya yang melebihi tiga perempat abad, beliau
masih mampu memanjat pohon aren, bahkan kelapa.
Lalu apa rahasianya ? Nah ini dia, Nenek Wirta tak sungkan untuk
mengungkapkannya, ternyata “Si kakek cepat bangun dan keluar duluan”. Maka
meluncurlah pertanyaan yang menunjukkan keheranan penulis, “Apa ?”
Ya, Kakek Wirta dalam kesehariannya selalu cepat bangun. Menurut
Nenek Wirta, satu sampai dua jam sebelum adzan shubuh berkumandang si kakek
sudah terbangun. Mulai beraktifitas, terutama menjalin interaksi dengan yang
menciptakannya, Allah SWT. Sekitar jam dua lewat sampai menjelang shubuh, Kakek
Wirta begitu khusyuk berdo’a, berdzikir, memfokuskan kesadaran, pikiran,
perasaan dan totalitas dirinya kepada ALLAH SWT.
Selanjutnya, sekitar dua puluh
menit sebelum adzan terdengar Kakek Wirta bergegas keluar rumah, menuju mesjid
terdekat, jaraknya sekitar 500 meter. Tanpa disadarinya Kakek Wirta telah
membangun tubuh yang sehat dengan berjalan kaki hampir satu kilo meter, setiap
shubuh, nyaris sepanjang hidupnya.
Belum
termasuk berjalan menuju sawah dan kegiatan fisik lainnya. Berpuluh-puluh
tahun, Kakek Wirta memang selalu cepat bangun dan keluar duluan. Fisiknya
senantiasa sehat, bugar dan prima. Hal itu tak lain karena cara berpikir, sikap
hidup dan tindakannya yang harminonis dengan waktu, serasi dengan alam, dan
seimbang dengan menjalin interaksi sosial yang hangat.
Sebagian orang diberi kesempatan untuk menua. Ada yang masa
tuanya begitu bahagia, senantiasa menikmati detik demi detik yang berlalu. Ada
juga yang masa tuanya hampa, tidak bergairah, dengan menjalani kehidupan ala
kadarnya. Ironisnya banyak orang yang terlalu cepat merasa tua.
Sebagai contoh,
banyak pegawai negeri yang dipensiun pada usia 50 tahunan, seketika itu juga
langsung “menua-kan” diri, nyaris tidak berbuat apa-apa lagi. Hal itu tak lain
karena sikap dan gaya hidup yang teramat statis, tidak seperti Kakek Wirta yang
selalu cepat bangun dan keluar duluan…. (Atep Afia).
Raka Ardi Pratama
ReplyDelete@C28-RAKA
Artikel yang mengedukasi kita yang keseharianya dan hidupnya seperti untuk bekerja dan bekerja mengejar kesenangan dunia sehingga terkadang melupakan yang menciptakan dunia dan seisinya. Kakek Wirta yang sangat menginspirasi kita tentang bagaimana menjalani hidup dengan seimbang dan penuh semangat. menjalani aktivitasnya dengan penuh suka cita dengan tetap mengingat sang pencipta. dengan bangun lebih awal kita dapat menghirup udara yang masih segar belum tercampur dengan polusi.
@B25-DIKY ARDIWINATA
ReplyDeleteArtikel yang sangat bermanfaat,Kakek Wirta yang sangat menginspirasi kita tentang bagaimana menjalani hidup dengan cara berpikir, sikap hidup dan tindakannya yang harminonis dengan waktu, serasi dengan alam, dan seimbang dengan menjalin interaksi sosial yang hangat.
slamet hariadi
ReplyDelete@E25-Slamet, @Tugas B05
Artikel diatas menjelaskan bagaimana kita bisa mengatur waktu sebaik-baiknya dalam waktu yang diperlukan sebagai awal menuju hidup yang lebih sehat dan sejahtera.