Oleh : Atep Afia Hidayat - Indonesia adalah
negara yang besar, daratannya saja mencapai lebih dari 1,9 juta km2,
dihuni oleh sekitar 260 juta jiwa. Untuk mengelola wilayah seluas itu dan
penduduk sebanyak itu, maka secara administrasi Indonesia dibagi menjadi 33
Provinsi, 399 Kabupaten, 98 Kota, 6.694 Kecamatan, 8.216 Kelurahan dan 69.249
Desa.
Luar biasa,
Indonesia meliputi hampir 69.249 Desa, tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Provinsi yang memiliki desa terbanyak ialah Jawa Tengah (7.280 Desa); Jawa
Timur (7.741 Desa); Aceh (6.321 Desa); Jawa Barat (5.227 Desa); dan Sumatera
Utara (5.025 Desa). Sedangkan beberapa Provinsi yang memiliki desa paling
sedikit ialah Kepulauan Riau (218 Desa); Bangka Belitung (300 Desa); DI
Yogyakarta (398 Desa); Sulawesi Barat (507); dan Gorontalo (628 Desa).
Desa sebanyak
itu bisa dikatagorikan menjadi Desa Swadaya, Desa Swakarya dan Desa Swasembada;
serta diklasifikasikan menjadi Desa Urban dan Desa Rural. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Desa
Urban/daerah perkotaan, adalah suatu
wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk,
persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti
jalan raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya;
Sedangkan Desa Rural/daerah perdesaan, adalah suatu wilayah administratif
setingkat desa/kelurahan yang belum
memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya,
sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
Sederhananya
Desa Urban cenderung lebih ramai dan maju, dengan kepadatan penduduk yang
relative tinggi, sebagian besar bermata-pencaharian di sector jasa, industri
dan perdagangan, dengan infrastruktur yang memadai. Desa Urban lebih mirip
perkotaan, maka banyak yang statusnya beralih menjadi Kelurahan.
Desa Rural merupakan
daerah dengan nuansa pedesaan yang masih kental, di mana mata pencaharian
penduduk didominasi sector pertanian, kepadatan penduduk rendah, serta
keberadaan infrastruktur yang belum memadai.
Namun terlepas
dari pengkatagorian dan pengklasifikasian di atas, ternyata saat ini sudah
banyak Desa yang berhasil menerapkan teknologi informasi, antara lain dengan
telah dimilikinya web atau web blog yang berkaitan dengan pemerintahan Desa.
Desa online
tersebut tersebar di berbagai Provinsi di Indonesia. Dengan adanya web atau web
blog maka komunikasi Pemerintah Desa dengan warganya bisa menjadi lebih intensif.
Bahkan bukan hanya dengan warganya yang bermukim, dengan warga yang merantau ke
kota atau ke luar negeri pun komunikasi bisa berjalan terus.
Sebagai contoh
web blog Desa
Mandalamekar, Kecamatan
Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, cukup komunikatif dan interaktif,
meskipun tampilannya masih sederhana dan
dengan memanfaatkan fasilitas gratisan dari Blogspot (Blogger.com milik
Google).
Web blog Desa
Mandalamekar meliputi
Rubrik Beranda; Kelembagaan; Pelayanan
Kami; Tokoh; Mandalamekar Media; Komunitas dan Budaya; Data; dan Nasional.
Selain itu masih ada berita mengenai Pendidikan; Kesehatan; Kegiatan;
Teknologi; Pembangunan; Sosial; Ekonomi; Politik dan Hukum.
Home page web
blog Desa Mandalamekar juga menyajikan Profil, Visi dan Misi Desa. Desa seluas
196,5 Ha yang berada pada ketinggian 800 – 1.200 meter di atas permukaan laut
(dpl) tersebut, dihuni oleh 6.585 jiwa, memiliki visi : Terwujudnya masyarakat
yang repeh rapih kerta raharja melalui sumberdaya manusia (SDM) yang terampil,
sopan dan santun, berwibawa dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
Sedangkan misinya antara lain : Pembenahan mata air serta pipanisasi; Perbaikan
jalan tembus desa; Meningkatkan peran serta kader; Pembinaan pemantapan dan
pemeliharaan lingkungan; dan sebagainya.
Di home page
itupun dipasang foto diri Kepala Desa dan Sekretaris Desa, sehingga semua warga
bisa mengenalinya. Selain itu pengelola web blog Desa
Mandalamekar pun
memanfaatkan situs jejaring social Facebook (http://www.facebook.com/pages/Desa-Mandalamekar-Kec-Cimenyan-Kab-Bandung/277809598969105)
dan Twitter (@MandalaDs) untuk lebih mengintensifkan interaksi dengan
masyarakat.
Tentu saja sudah
ratusan bahkan ribuan desa yang sudah memiliki web blog sendiri. Beberapa
contoh lainnya : Desa Cilayung (Kab Sumedang) ; Desa
Cikeruh (Kab Sumedang); Desa Banget (Kab Kudus); Desa Banaran
(Kab Madiun);
dan sebagainya.
Sebenarnya
anggaran bukan menjadi kendala untuk membangun Desa Online, begitu pula
kemampuan dalam hal teknologi informasi. Dengan adanya mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi (PTN dan PTS) yang
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), keberadaan Desa Online bisa dikembangkan
dengan biaya yang murah. Sedangkan untuk keberlanjutan pengelolaan maka perlu
diberikan pelatihan kepada beberapa orang perangkat Desa, khususnya yang
menangani hubungan masyarakat (Humas).
Mempelajari,
membuat dan mengelola web blog saat ini menjadi begitu mudah, bahkan mereka
yang tidak memhami pemograman web pun langsung bisa. Persoalannya harus ada
kemauan dari Kepala Desa untuk mengembangkan system informasi berbasis web
blog. Sedangkan menyangkut kemampuan bisa bekerjasama dengan sekolah atau
perguruan tinggi terdekat, misalnya dalam kegiatan KKN atau Program Pengabdian
pada Masyarakat (P2M). Cara lainnya misalnya dengan meminta bantuan pada warga
Desa yang sudah melek web blog.
Sudah selayaknya
dibentuk Jaringan Web Blog Desa Seluruh Indonesia (JWBSI). Melalui wadah ini
para penglola web blog bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk
kehidupan desa dan Indonesia yang lebih baik. (Atep Afia)
Sumber Data :
Permendagri Nomor 66 Tahun 2011 (Januari
2011)
Sangat inspiratif sekali artikel ini menjadikan desa kita masing-masing memiliki situs web sehingga segala berita dan informasi dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja. Dengan demikian semua warga desa dapat berpatisipasi guna membangun desanya agar lebih baik melalui usul ataupun saran yang diosting diblog ataupun dapat langsung turun guna menyelesaikan masalah yang terjadi didesa agar tercipta desa yang komunikatif dan berkembang menjadi desa yang modern.
ReplyDelete@B33fitria @TB05
ReplyDeleteKalau semua desa di Indonesia memiliki web blog berarti Indonesia sudah maju. Tapi pertanyaan saya apakah seluruh warga disetiap desa di Indonesia ini sudah mengenal Internet?
Apakah mereka mengenal apa itu komputer?
Sedangkan masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menempuh pendidikan.
Sudah selayaknya dibentuk Jaringan Web Blog Desa Seluruh Indonesia (JWBSI). Melalui wadah ini para penglola web blog bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk kehidupan desa dan Indonesia yang lebih baik.Tapi masalahnya adalah jaringan internet yang belum merata ke seluruh pelosok Indonesia.
ReplyDelete@B21-Djarwoto
Priyo Dwi Wijaksono @E17-Priyo, @Tugas B05
ReplyDeleteDengan adanya Jaringan Web Blog Desa Seluruh Indonesia(JWBSI) maka masyarakat akan tahu segala informasi yg terkait dengan desa tersebut dan bisa lebih mengenal desa lain hanya dengan melihat web blog nya saja.
Sekarang zaman nya sudah modern, segala sesuatu nya sudah menggunakan media online seperti gojek, grab dll