Oleh : Atep Afia Hidayat - Sekolah bisa dipanen ? Emangnya pohon dipanen buahnya? Ya, sekolah itu merupakan proses menanam. Nah, kalau menanam berbagai jenis pohon itu biasanya ada panennya. Nanam mangga panen buah mangga, nanam jati penen kayu jati, nanam tebu panen batangnya yang kemudian diambil gulanya. Lantas, kalau menanam tanpa panen, apa artinya?
Sekolah sebagaimana menanam merupakan investasi yang mahal, bayangkan mulai dari Play Group, TK, SD, SLTP, SMU/SMK sampai Universitas atau Akademi, berapa besar biaya yang dikeluarkan sang penyandang dana, khususnya orang tua (dan kalau ada pemberi beasiswa). Bisa puluhan atau ratusan juta rupiah, apalagi jaman sekarang, banyak sekolahan yang biayanya, waw gede amat. Sebagai contoh, untuk masuk ke sekolah bisnis-nya punya sebuah perguruan tinggi elit di Bandung dibutuhkan biaya studi 125-150 juta, belum biaya lain-lain, transpor, kost, maka-nminum dan sebagainya.
Meskipun ada gembar-gembor pendidikan gratis di beberapa daerah, kenyataannya tetap saja harus bayar. Meskipun Kepala Dinas Pendidikan memperingatkan secara keras, sekolah-sekolah yang memungut biaya, di lapangan tetap saja ada bayar ini, bayar itu, uang ini, uang itu. Meskipun telah bersekolah belasan tahun (6 + 3 + 3 + 5), ternyata hasilnya belum memuaskan. Anak SD, SLTP dam SMU harus Bimbel, baik di sekolah atau di luar. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa kualitas sekolah-sekolah memang tidak memenuhi standar.
Kalau kualitas pembelajaran di sekolah baik, bimbel itu tidak perlu. Begitu pula setalah lulus Perguruan Tinggi, perlu pembekalan ini-itu. Berarti lulusan itu masih mentah, belum siap terjun di masyarakat. Jadi pendek kata, sekolah itu mahal, sekolah itu tidak mudah, sekolah itu lama, maka panennya juga harus memuaskan. Jangan setelah diwisuda, dikepala tidak ada apa-apa, persis seperti hard disk kosong. Keterampilan ? boro-boro, yang ada hanya keterampilan nyontek. Kata Ibu Guru, ini adalah bibit kolusi, korupsi dan nepotisme.
Lalu solusinya bagaimana, biar sekolah bisa dipanen, ya sistem pendidikannya to the point saja. Mata pelajaran atau mata kuliah tidak usah banyak-banyak, yang penting diajari bagaimana bertahan dalam hidup, bagaimana berkembang dalam hidup atau life skill. Sebagai gambaran, kalau seseorang mau belajar pemasaran, nggak usah terlalu banyak diajari dengan beragam teori dan text book yang memabukan, bikin pusing. Pemasaran, ya dagang, terjunkan saja disuruh memasarkan suatu produk. Kemudian dievaluasi dengan teori-teori yang aplikatif.
Kalau metodenya dijejali dengan sejuta teori pemasaran, maka lulusannya bukan ahli pemasaran, tetapi hanya sekedar perpustakaan berjalan mengenai pemasaran, tahu ini tahu itu, tetapi tida bisa apa-apa. Jadi teringat kritik cerdas Prof. Dr. Sutan Takdir Alisyahbana (alm), lho kok masa lulusan perguruan tinggi pertanian tidak bisa nanam kangkung. Ya, kondisi itulah yang menjadikan negara ini terpuruk.Terlalu dibuai teori-teori yang indah (terutama dari barat), sudah saatnya dikembangkan model sekolah yang asyik, biaya murah, sistem pembelajaran tepat guna, pengajar menarik, lulus mampu bekerja atau berusaha. (Atep Afia)
Betul sekali, saya sangat setuju sekali.. sepertinya praktikum jumlahnya harus diperbanyak ketimbang teori. karena selama ini saya bekerja (juga kuliah) didalam pekerjaan saya tidak sama sekali menggunakan sistem sinus, cosinus, tangen. tapi lebih kepada praktek dari sistem tersebut.
ReplyDeleteterima kasih.
Ya saya setuju dengan statement diatas, Seharusnya sekolah-sekolah dan universitas khususnya lebih focus terhadap program studi masing-masing agar bisa menghasilkan lulusan yang lebih kreatif dan bisa menjadi tenaga ahli. utamakan praktik daripada teori-teori yang sifatnya hany amendukung saja.
ReplyDeleteMata kuliah/Mata pelajaran yang saat ini ada lebih banyak pada teori semata yang segala sesuatunya berjalan lancar dalam Kondisi Ideal.
ReplyDeleteSehingga banyak lulusan SLTA/perguruan Tinggi yang pada saat terjun dalam dunia kerja maupun masyarakat menjadi seperti Sapi Ompong karena dalam dunia nyata segala sesuatu tidak selalu dalam kondisi Ideal sehingga dituntut kemampuan Analisa, Logika dan kreatifitas untuk menyelesaikannya.
Jadi sebaiknya Mata Pelajaran ataupun Mata Kuliah harus diperhitungkan pada Kondisi Real dengan berbagai Praktek dan Simulasi mendekati kondisi nyata di masyarakat atau dunia kerja agar diperoleh lulusan yang siap pakai.
Terima kasih. Subur Widodo
Memang benar sekali hal tersebut. memang teori itu perlu apalagi prakteknya. tetapi sekolah-sekolah di Indonesia hanya mementingkan nilai saja ("Angka"), nilai ujian lah,dll.. jauh dari itu nilai moral/budi pekerti malah sering dilupakan. dan yang paling penting adalah sekolah-sekolah di Indonesia hanya mengajarkan bagaimana caranya lulus dan mendapatkan nilai yang baik, itu saja. dan tidak mengajarkan siswa/mahasiswanya bagaimana menganalisa suatu masalah/soal yang ada hanya bagaimana menjawab soal. itu kekurangan dan yang membedakan sekolah Indonesia dengan yang ada di luar negeri. semoga cara mengajar dan kurikulum di negeri ini segera diperbaiki agar generasi muda Indonesia bisa ikut ambil bagian dalam berbagai bidang berskala internasional.
ReplyDeletesaya setuju dengan opini diatas, memang benar teori itu penting tapi menurut saya prakteknya itu lebih penting, menurut pengalaman saya tidak selamanya teori bisa aktual dengan praktek !. membahas masalah pendidikan di Indonesia, kebanyakan yang terjadi di Indonesia adalah mengejar nilai bukan ilmunya, ini yang menjadi masalah utama !.
ReplyDeletejadi kita harus merubah polafikir pelajar ataupun pengajar bahwa ilmu itu lebih penting dari pada nilai.
karena belum tentu kita sukses dibangku sekolah terus dilingkungan masyarakat kita juga dapat sukses. YANG TERPENTING ADALAH ILMUNYA BUKAN VALUENYA.
Setuju dengan pernyataan artikel di atas Sebagian besar sistem pendidikan di Indonesia masih mengutamakan teori daripada praktek langsung. Teori memang penting karena sebagai pengetahuan dasar pendidikan, namun praktek lapangan juga sangat penting karena dengan praktek kita dapat belajar secara langsung kondisi nyata bidang yang akan kita terjuni. Dari sini, maka sudah saatnya sistem pendidikan di Indonesia ini mulai dibenahi sehingga lulusannya pun memiliki skill yang memadai dan mampu bersaing dengan lulusan sekolah luar negeri.
ReplyDeleteabdurahman 41611120040
ReplyDeletepemerintah memang banya menyerukan sekolah gratis atau pendidikan gratis tetapi kennyataannya masih banyak sekolah yang dibilangnya gratis tp msh banyak biaya atau embel-embel lain nya.harusnnya pemerintah lebih serius dalam menangani program ini.
Ya.memang benar adanya seperti itu.Dengan besarnya biaya pendidikan di zaman sekarang akan sangat menyayangkan jika biaya tersebut terbuang sia-sia.
ReplyDeleteKita harus dapat memanfaatkan itu semua,harus ada aplikasi yang kita dapat dari pendidikan tersebut.
Saya setuju dengan artikel diatas proses pembelajaran yang paling cepat ditangkap ialah praktek dibandingkan teori yang belum tentu real dilapangan, membahas masalah pendidikan dinegara tentu kita semua tahu bagaimana kualitas dari pendidikan di negara kita ini dan juga biaya yang begitu mahal,masih banyak orang yang diluar sana yang mempunyai kepintaran yang tidak mampu melanjutkan kejenjang pendidikan yang tinggi dikarenakan biaya yang mahal, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan soal pendidikan dinegara kita ini,
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBenar sekali apa yang anda tulis pada artikel di atas, sepertinya kalo seperti itu malah terlihat menghambur-hamburkan uang tapi tidak terlihat hasilnya.
ReplyDeletemungkin seharusnya dalam mengenyam pendidikan tidak hanya teori saja yang dipelajari namun praktek juga harus diimbangi agar nantinya siswa/i , mahasiswa/i siap terjun ke dalam masyarakat dengan skill yang tinggi.
jika harus melihat pendidikan di negeri kita saat ini sepertinya saya harus setuju dan memang kudu setuju dengan artikel ini. karena yang katanya semua gratis tetap saja ada uang untuk LKS lah, daftar ulang karena praktek tidak ditanggung pemerintah lah, belum lagi biaya yang lainnya. terlebih nilai yang harus diraih para murid saat ini sangatlah wow menurut saya 6-7 nilai rata-rata yang harus diraih untuk dapat LULUS dari sekolah. ada lagi tayangan di sebuah stasiun tv acara talk show "Hitam Putih" ada sebuah sekolah gratis dan bahkan memberikan beasiswa kepada muridnya yang terdiri dari para anak terlantar dijalan yang harusnya ditanggung pemerintah. dan sekolah tersebut terancam digusur karena berada di pinggiran terminal yang akan dibangun sebuah fasilitas umum. dan ada salah seorang muridnya mengatakan "saya akan mendemo pemerintah jika rumah kami/sekolah kami digusur. sekolah sekarnag ini menakutkan..." berharap pemerintah dapat menanggapi ini dengan serius tanpa memberatkan mereka anak jalanan yang berniat ingin sekolah....
ReplyDeleteYa, betul sekali. Metode pembelajaran dalam hal ini sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan dan kualitas anak didik bangsa ini. Pembelajaran praktikum seharusnya memang lebih besar daripada teori, menurut saya perbandingannya 3 : 2. Bukan berarti pembelajaran teori tidak dibutuhkan, tetap dibutuhkan hanya saja porsinya lebih sedikit daripada praktikum. Teori hanya sebagai penunjang dalam praktikum sedangkan praktikum mahasiswa dapat terjun langsung ke lapangan yang konsepnya real dengan yang situasi yang ada. Dalam hal ini saya mahasiswa dapat mengukur kemampuannya dan menyelesaikan berbagai persoalan terkait masalah-masalah di lapangan sehingga nantinya lulusan dapat terserap di dunia industri secara optimal.
ReplyDeletegagalnya sekolah di Indonesia ini di pengaruhi oleh beberap faktor seperti minat para pemuda inodensia yang masih kurang , tingkat ekomoni Indoensia yang masih relatif rnedah , mahalnya biaya pendidikan di Inodensia, metode pembelajaran yang salah , karena sejatinya metode pemebelajaran itu snagan menentukan kenerhasilan dan kualitas dari materi yanga kan di terima oleh anka didik . Metode pembelajaran yang sering di terapkan di Indonesia adalah metode dimana guru selalu menerangkan pelajaran dengan para siswa mendengarkan pelajaran , metode ini menurut saya kurang efektif.Metode yang lebih ekektif menurut saya adalah dengan sistem aktif dimana siswa tidak hanya mendengarkan pelajran saya namun jugadi minta untuk aktif memberi tanggapan , pertanyaan atau pun siswa dapat melakukan diskusi , bisa juga di tambah dnegan praktikum secara langsung sehingga siswa tidak hanya memahami secara teori saja namun juga memahani secara praktiknya . dengan berbagia cara di atas di harapakan pembelajran di Indonesia akan semakin maju dan semakin berkualitas tentunya ,
ReplyDeleteMemang sangat sulit untuk memanen apa yang kita telah pelajari dari kecil hingga dewasa saat ini. Jika dijumlahkan biaya yang telah di keluarkan untuk pendidikan nominalnya pasti sudah sangat besar. terkait dengan metode tersebut sangatlah efisien untuk dijalankan mengingat banyak ilmu ilmu yang di pelajari di sekolah namun tidak bisa bnyak di aplikasikan di dalam kehidupan kita. Tak heran jika banyak orang yang sukses tetapi latar belakangnya tidak mempunyai pendidikan yang tinggi. Mengapa demikian karena orang tersebut mampu mempelajari sebuah kehidupan dan belajar dari sebuah pengalaman yang sangat berharga. Menurut saya kita perlu berevolusi dari metode pendidikan yang telah berjalan saat ini, untuk lebih mengedepankan aspek nilai nilai moral dan skill dalam berkehidupan.
ReplyDeleteKualitas belajar yang buruk akan menghasilkan pelajar yang buruk pula.
ReplyDeletesepertinya memang ada yang salah sama sistem pendidikan kita contohnya adalah kurikulum 2013, hasil survei yang saya tanyakan terhadap adik kelas saya yaitu mereka merasa tersiksa terhadap kurikulum yang ada, berangkat sekolah pagi dan pulang sekolah sore hari, ini sekolah atau kerja sih? selain itu sistem pendidikan yang harus mewajibkan kita dalam menguasai segala bidang sungguh hanya membuang-buang waktu mereka dengan percuma karena tidak sesuai minat dan bakat mereka yang berdampak pada sisi psikologis di masa depan nanti. Mungkin nanti pemerintah membuat sistem pendidikan khusus yang dimana setiap pelajar diarah terhadap minat dan bakat mereka jika belum menemukan bakat dan minat maka diusahakan untuk membantu mencarikan hingga pelajar mendapatkan bakat dan minat sesuai keinginan mereka
ReplyDeletemenurut pendapat saya gagalnya sebuah pendidikan salah satu faktornya adalah saat menempuh pendidikan siswa terlalu banyak dijejali oleh teori-teori.sedangkan ketrampilan siswa khususnya untuk bertahan dalam persaingan yang sangat ketat seperti saat ini jarang diasah.
ReplyDeleteSaya sangat setuju dengan sistem pendidikannya to the point saja.jadi Mata pelajaran atau mata kuliah tidak usah banyak-banyak, yang penting diajari bagaimana bertahan dalam hidup, bagaimana berkembang dalam hidup atau life skill sehingga setelah wisuda nanti kita telah memiliki keterampilan
ReplyDeletegagalnya sekolah di Indonesia biasanya disebabkan kondisi yang kurang mendukung ,entah dari siswa yang bermalas-malasan atau bisa juga dari kurangnya fasilitas untuk mengajar ,kualitas gurupun menjadi tolak ukur kesuksesan para siswanya.oleh karena itu kita haru menciptakan siatuasi yang kondusif untuk mendaat pendidikan yang lebih baik.
ReplyDeletebagus dan saya sangat setuju dengan artikel tersebut metode pembelajara sangatlah mempengarui kualitas anak didiknya dalam sekolah yang diberikan tidak cuma teori.teori,teori dan teori tapi praktikum juga,harusnya antara praktikum dan teori itu seimbang kalo bisa lebih banyak praktikum teori sebetulnya sebagai penunjang saja.Pemerintah selalu bilang sekolah gratis tapi apa ujung2nya masih bayar juga kan?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePengetahuan atau Informasi yang selama ini banyak diketahui oleh banyak masyarakat kita - bahkan pemerintah kit dalam masalahdi bidang pendidikan- yang inginnya mempunyai lulusan luar biasa dan bisa di andalkan dalam masyarakat, namun kenyataan yang terjadi dilapangan / pengajaran saat sekolah formal hanya kebanyakan teori yang selalu di nomor satukan, harusnya sekolah lebih mengutamakan pratikum, karna percuma teori menguasai namun kenyataan saat terjun dilapangan mereka belum tau apa yang harus dilakukan karna minimnya praktek.
DeleteKebanyakan gagalnya pendidikan di Indonesia disebabkan karena faktor ekonomi kelas menengah kebawah,mereka banyak yang tidak mampu karena bayaran yang tinngi,sedangkan pemerintah selalu bilang sekolah gratis namun kenyataannnya belom terealisasi dengan sepenuhnya(belum merata)
ReplyDeleteSaya setuju dengan pendapat Prof. Dr. Sutan Takdir Alisyahbana (alm) karena ditempat kerja saya juga ada yang sudah menjadi lulusan sarjana teknik industri tetapi untguk menjalankan sebuah mesin packing saja tidak bisa.
ReplyDeleteDan saya juga setuju dengan pendapat Deddy Corbuzier dia pernah berkata " anak sekolah selalu dibekali dengan berbagai mata pelajaran dan ketika nilai ujian matematika anak tersebut jelek, orang tua anak tersebut pasti akan menambah les pelajaran matematika, padahal anak tersebut senang dengan pelajaran musik. kenapa tidak musik saja yang terus dikembangkan biar si anak bisa berkarya dan berkembang didunia musik.
kesimpulan nya : biarkan si anak memilih bidang kesukaan nya apa lalu kita sebagai orang tua mendukung tanpa harus menambahkan les tambahan yang akan membuat si anak stres dan kelelahan yang justru akan membuat si anak menjadi malas.
saya setuju dengan materi ini,karena terlalu banyak materi bukan terjun langsung dalam melakukan riset atau penelitian dalam sekolah.
ReplyDeletehal ini lah yang membuat seorang pelajar jadi malas dalam belajar dan menimba ilmu.
di tambah biaya sekolah yang cukup menguras kantong orang tua dengan biaya segeede gunung
Setuju sekali, Gagalnya sekolah di Indonesia ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat ekomoni yang relatif rendah, minat para pemuda yang kurang , biaya yang mahal untuk pendidikan di Indoensia
ReplyDeleteMenurut pendapat saya gagalnya sekolah kita di karenakan program atau sistem pendidikan yang tidak tepat sasaran seperti sekolah gratis, beasiswa, serta metode pembelajaran yang di berikan terhadap anak TK dan SD yang menurut saya sangat membebankan. sehinga mereka berfikir sekolah itu bukan hal yang menyenangkan tetapi membosankan.
ReplyDeleteB10-UTOMO, Tugas TB05
ReplyDeleteBenar, saya setuju dgn apa yg bapak sampaikan, seringkali kita sudah bersekolah sekian tahun lamanya 9 tahun wajibnya, namun hanya sedikit yg kita tuai. Pelajaran mengenai praktek tidak kita dapatkan di sekolah dan harus terjun langsung dan baru dievaluasi, namun pembelajaran sebelum terjun perlu tetapi tidak perlu begitu banyak dan lama.
@C13-ROHADI,Tugas Tc05
ReplyDeleteiyak saya sependapat dengan apa yang dituliakan di atas , selain itu perlunya pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap lembaga pendidikan negeri maupun swasra dengan memberikan pengarahan aktifits belajar mengajar sesuai kurikulum dan lkompetensi yang berlaku.
@c05-danu tugas TC05
ReplyDeletesaya setuju pendapat bapak semua itu bisa berhasil kalau kita to the point dan tidak dijejali terlalu banyak teori
karena sebenarnya yang paling penting itu semua adlah prakteknya bukan teori
@E32-Theo, @Tugas B05
ReplyDeleteMenurut saya, saya setuju dengan tulisan di atas dikarenakan di negara ini masih menentukan karir seseorang dari sebuah gelar maka pemerintah harus menyediakan fasilitas dan sistem pendidikan yang baik, program sekolah gratis sudah benar tetapi bukan hanya itu saja tetapi juga kurikulum nya, dimana kurikulum harus dibuat lebih fokus dan langsung mengarah pada tujuan-tujannya sehingga para pelajar dapat belajar dengan baik dan fokus tanpa adanya perasaan bosan dan kelelahan, dan juga dibuat kurikulum yang dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas setiap individu dikarenakan setiap individu memiliki kapasitas dan kelebihannya masing-masing,karena jika kita membuat semua pelajar memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama itu berarti sama halnya dengan kita menyuruh seekor ikan untuk memanjat pohon dan menganggap ikan memiliki kemampuan yang sama dengan tupai, sehingga ketika masuk di dalam dunia kerja, masyarakat mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan kerjanya.
Bintang Pamungkas
ReplyDelete@E10-Bintang, @Tugas B05
sistem pendidikan memang harus diperbaiki agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien tetapi semua itu juga harus didukung dengan kemauan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran tersebut. jadi disini dibutuhkan peran orang tua untuk mengajak putra putri nya mengikuti proses pembelajaran dengan baik agar sistem pendidikan yang akan terus diperbaiki ini tidak sia-sia.