Oleh : Atep Afia Hidayat - Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan
Perkebunan (Dishutbun) Propinsi Banten, dalam setahun jumlah pohon yang
ditebang di areal hutan dan non-hutan di Banten mencapai 5-6 juta pohon. Hal
itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kayu yang mencapai 750 ribu – 1 juta
kubik. Reboisasi dan penghijauan yang dilakukan hanya mencapai 4 juta pohon per
tahun, maka terjadi penyusutan jumlah pohon antara 1-2 juta pohon per tahun.
Hal tersebut sangat tidak kondusif bagi
kondisi lingkungan Propinsi Banten, bahkan bagi Planet Bumi secara keseluruhan.
Setiap penyusutan vegetasi hutan tropis, termasuk yang ada di Banten, akan
berpengaruh terhadap kondisi iklim di seluruh Planet Bumi, antara lain
memberikan kotribusi terhadap pemanasan global. Bagi kondisi lingkungan Banten
sendiri, penyusutan jumlah pohon berarti membuka peluang untuk terbentuknya
‘Gurun Banten’, sebagaimana Gurun Sahara di Afrika dan Gurun Gobi di Cina.
Kerusakan ‘Paru-paru’
Tak dapat dipungkiri, keberadaan kawasan
industri dan pemukiman yang terkonsentrasi di bagian utara Propinsi Banten
menyebabkan degradasi kualitas lingkungan sulit dihindari. Idealnya setiap
industri harus berwawasan lingkungan, bahkan perlu memenuhi standar manajemen
lingkungan seperti ISO 14000. Namun kenyataan di lapangan kepentingan ekonomi
selalu mengalahkan kepentingan ekologi, makin pesat pembangunan berlangsung
makin banyak komponen lingkungan yang dikorbankan, termasuk hutan.
Sulit dibayangkan, bagaimana kondisi paru-paru
dan kesehatan masyarakat perkotaan seperti yang ada di Cilegon, Serang dan
Tangerang, yang atmosfirnya penuh dengan gas CO2, CO, SOx, NOx dan polutan
lainnya sebagai buangan dari asap kendaraan bermotor, rumah tangga dan pabrik.
Sedangkan di sisi lainnya, kawasan hijau di kota-kota tersebut sangat terbatas,
bahkan pohon-pohonan di pinggir jalan makin banyak yang ditebangi.
Kerusakan Siklus Air
Fungsi hidrologis hutan berhubungan dengan
siklus air. Ekosistem hutan memiliki tajuk yang berlapis, mulai dari
pohon-pohon berukuran raksasa sampai perdu dan rumput yang menutupi tanah,
selain itu daun-daun yang berguguran menjadi serasah dan humus yang juga
menutupi tanah. Sistem tajuk berlapis tersebut dapat mengurangi energi kinetik
yang berasal dari tetesan atau jatuhan air hujan, sehingga tidak merusak tanah
dan tidak menimbulkan erosi.
Kawasan hutan di sekitar Gunung Karang menjadi
hulu beberapa sungai yang mengalir ke bagian barat, utara, timur dan selatan
Banten, seperti Ci Lamer, Ci Ujung, Ci Asem, Ci Bogor dan Ci Banten. Setiap
penebangan pohon di Gunung Karang berdampak langsung terhadap penyusutan debit
air di musim kemarau untuk DAS tersebut, sebaliknya pada musim hujan berdampak
langsung terhadap kejadian banjir di sekitar DAS tersebut.
Posisi kota Serang
dan Pandeglang dengan Gunung Karang identik dengan posisi kota Jakarta dengan
kawasan Puncak. Dengan kata lain, jika penebangan pohon dan kerusakan hutan di
sekitar Gunung Karang tidak terkendali, maka kota Serang dan Pandeglang
siap-siap terkena banjir bandang, sebagaimana Kota Jakarta selalu menerima
banjir kiriman dari Bogor, sebagai akibat penggundulan kawasan Puncak. Kondisi
saat ini, areal bervegetasi di kawasan Gunung Karang hanya tersisa 40 persen.
Kerusakan Masyarakat Hutan
Fungsi sosiologis hutan berkaitan dengan
kehidupan masyarakat sekitar hutan. Masyarakat sekitar hutan harus meningkat
kesejahteraannya, namun jika cara yang ditempuh melalui eksploitasi hutan
secara habis-habisan, seperti penebangan kayu, penjarahan hasil hutan dan
lahan, maka yang terjadi hanyalah pemiskinan masyarakat sekitar hutan. Dalam
hal ini perlu dikembangkan pengelolaan sekitar kawasan hutan yang
berkelanjutan, bagaimana agar sumberdaya hutan tersebut bisa awet. Konsep
agroforestry merupakan langkah yang tepat jika diterapkan dengan penuh
tanggungjawab. Dalam hal ini petani di sekitar hutan diwajibkan untuk menanam
pohon yang disela-selanya dibudidayakan tanaman pangan dan hortikultura.
Pengembangan konsep hulu-hilir di setiap DAS
juga merupakan langkah yang baik, yaitu supaya masyarakat di sekitar hulu tidak
menebang pohon, maka masyarakat pengguna air dan hasil sumberdaya alam di hilir
harus memberikan kompensasi kepada pemilik lahan yang ada di hulu. Bagaimanapun
sangat tidak efektif jika masyarakat di hulu dilarang menebang pohon, sementara
kebutuhan ekonominya dibiarkan tidak tercukupi.
Kerusakan Plasma Nuftah
Fungsi biologis hutan kaitannya dengan hutan
sebagai bank plasma nuftah atau sebagai cadangan genetik. Hutan menyimpan
beragam flora dan fauna yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti
plasma nuftah untuk tanaman obat, buah-buahan, sayuran, pangan, hias, industri
dan energi. Di hutan tersimpan plasma nuftah tanaman energi seperti jarak, yang
dapat digunakan untuk substitusi BBM melalui aplikasi biodiesel. Berbagai
plasma nuftah tanaman industri seperti industri kayu, kertas, getah (karet),
residu (mentol, terpentin), minyak (cengkeh, kayu putih), farmasi dan kosmetik
ada di hutan. Selain itu, hutan pun menyimpan plasma nuftah hewan ternak dan
peliharaan, seperti berbagai jenis burung, reptil, mamalia dan sebagainya.
Penutup
Hal yang tidak kalah pentingnya, setelah Kota
Serang berdiri menjadi kota otonom, dalam rencana induk pengembangan (RIP) cukup
layak disiapkan pengembangan hutan kota. Kota Serang perlu memiliki ruang
terbuka dan hijau (RTH) minimal 20 persen dari luas kota, kalau bisa dibuat
Kebun Raya Serang, sebagaimana Kebun Raya Bogor. Reboisasi dan penghijauan
harus dilakukan di seluruh wilayah Propinsi Banten, jika tidak maka Banten akan
mengalami desertikasi atau penggurunan. Seluruh masyarakat Banten tidak ada
yang mau kalau nanti harus tinggal di sebuah gurun yang bernama ‘Gurun Banten’.
Langkah terbaik untuk mengantisipasinya, ‘Selamatkan Hutan di Banten’. (Atep
Afia)
Kerusakan hutan di wilayah banten, seharusnya di jaga dengan baik, yang menjadi pemegang peran yang paling penting adalah pemerintah daerah, seharusnya pemerintah banten belajar dari wilayah lain yang telah menjadi tandus karena pembalakan liar, dan mengharuskan perusahaan yang save go green untuk kemajuan wilayah tersebut,dan mengesampingkan kebutuhan politik dalam hal ini, banyak kita tau wilayah indonesia menjadi terbengkalai ketika semua di campur adukkan dengan kepentingan politik, demi mencapai keuntungan pribadi..
ReplyDeletetak heran jika belakangan ini iklim di daerah sekitar banten agak sedikit kacau,dan kualitas udaranya menurun,semua ini terjadi akibat kondisi hutannya yang setiap tahun berkurang,dengan kondisi hutan yang dulu saja sudah sulit untuk mengantisipasi msalah udara apalagi jika dengan kondisi hutan yang sekarang
ReplyDeleteManusia yang tidak berwawasan lingkunganlah yg menyebabkan hal itu terjadi.Jangankan Banten,kota tempat saya tinggal saya (Tangerang) saja,saya jarang menemukan ruang terbuka hijau,bahkan hampir tidak ada.Sebagian disulap menjadi pusat-pusat kota modern yg terdiri dari mall-mall,ruko perkantoran,dll.
ReplyDeleteSedih rasanya melihat hal ini bisa terjadi saat ini.
Kerusakan ekosistem di Banten ini harus segera dicegah dan ditnggulangi secepatnya. Hal ini jangan sampai Banten bernasib sama seperti DKI Jakarta yang ekosistemnya sudah parah. Jangan sampai Banten menjadi Jakarta II sudah cukup pendritaan yang diakibatkan oleh ulah manusia2 tidak bertanggung jawab.
ReplyDeleteHutan di Banten harus kita jaga bersama.Konsep Hulu dan Hilir sangat baik. Masyarakat di sekitar hutan harus ditingkatkan kesejahterasannya agar mereka tidak merusak hutan. Suatu contoh yang sangat baik dalam penyelamatan Hutan di Lereng Gunung Slamet Jawa Tengah sebagaimana Tulisan saya di Kompasiana.Dimana masyarakat di kabupaten Brebes diberikan pemerintah untuk beternak Sapi. Mereka menanam rumput gajah di wilayah hutan lereng Gunung Slamet sebagai makanan utama ternak sapi. dengan penghasilan dari beternak sapi baik penjualan sapi, kotoran sapi untuk kompos bahkan untuk bioenergi. Penghasilan masyarakat meningkat kesejahteraannya sehingga mereka tidak lagi menebangi hutan.Selamatlah Hutan di Lereng Gunung Slamet.
ReplyDeleteSebagai individu yang menghabiskan masa kecil di kota Cilegon, saya sangat merasakan hal itu. Dengan polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik di sana, sepertinya lahan hijau yang dimiliki kota itu masih belum mencukupi.
ReplyDeletesangat di sayangkan sekali sampai sekarang bante masih di kategorikan buruk dalam hutan , kabar terbaru Komisi IV DPR-RI kini sedang membahas undang-undang mengenai pemberantasan kerusakan hutan. Nantinya, undang-undang ini menjadi acuan bagi aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan. Cc : http://kabar-banten.com/news/detail/11509 .Berdasarkan rilis dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Banten menyebutkan, saat ini kawasan hutan Banten mencapai 208.161 hektar. Dari jumlah itu dibagi 70.797 hektar sebagai hutan produksi, 9.471 hutan lindung, 127.892 masuk kedalam hutan konservasi daratan, dan sisanya 45.557 hektar meruapkan hutan konservasi perairan.
ReplyDeletesangat memperhatikan bahwa di provensi banten juga masih minim perhatiannya, terutama hutanya . saya sangat mengharapkan di provinsi banten ini lebih di perhatikan terutama di bidang perhutanannya
ReplyDeleteKerusakan hutan akibat ulah manusia seperti yang terjadi pada profinsi banten ini sangat di sayangkan apalagi sampai muncul istilah gurun banten ,oleh karena itu sebelum gurun banten benar benar terjadi kita sebagai manusia harus senantisa menjaga kelestarian hutan di daerah Banten.Cara untuk menjaga kelestaraian hutan di daerah Banten tidak lepas dari peran berbagia pihak ,salah satunya adalah peran pemerintah itu sendiri.Pemerintah seharusnya mencanangkan sebuah undang undang yang mengatur tentang kelestarian hutan ,hukuman terhadap pihak yang merusak kelestarian hutan ,dll.Selian peran pemerintah peran masyarakat sekitar juga tidak kalah pentingnya ,perlu di tanamkan pada jiwa setiap masyarakat tentang pentingnya hutan bagi kehidupan manusia sehingga dengan pemahan tersebut di harapkan dapat menyadarkan masyarakatakan pentingnya menjaga kelestarian hutann khususnya di daerah Banten , sehingga istilah gurun Banten dapat di cegah atau bahkan dihilangkan .
ReplyDeleteMelihat kondisi hutan dibanten saat ini memang memprihatin kan...karena setiap hari pohon dibanten ditebang dan diangkut setiap hari harinya kekota.Untuk karena itu demi menyelamatkan hutan yang tersisa di Propinsi Banten,sudah menjadi tanggung jawab Pemda Banten, tetapi bukan hanya Pemda Banten saja yang berpersn untuk menjaga hutan Bnaten melainkan seluruh komponen masyarakat, seperti lembaga pendidikan (dasar-menengah-tinggi), LSM, Ormas, pengusaha, dan sebagainya..
ReplyDeleteYang terpenting adalah setiap orang tua selalu mengajarkan betapa berharganya alam disekitar kita,karena alam ialah sumber kehidupan manusia dibumi dan kita sebagai penghuni bumi untuk selalu menjaga kelestariannya....
Dalam hal ini saya berpendapat bahwa, pentingnya kesadaran manusia akan lingkungan, karena manusia dan linguknagan saling membutuhkan satu sama lain. Penebangan hutan harus diimbangi dengan penanaman pohon kembali atau reboisasi untuk menjaga ekosistem lingkungan itu sendiri, agar lingkungan dapat menjaga manusia dari bahaya sinar UV.
ReplyDeleteSaya sendiri sebagai masyarakat Banten sangat merasakan dampak akibat kerusakan alam di wilayah ini. Hanya segelintir orang yang mau bergerak mengatasi kerusakan ini. Sungguh miris memang.
ReplyDeleteSaya sendiri sebagai masyarakat Banten sangat merasakan dampak akibat kerusakan alam di wilayah ini. Hanya segelintir orang yang mau bergerak mengatasi kerusakan ini. Sungguh miris memang.
ReplyDeleteuntuk memenuhi kebutuhan akan kayu, seharusnya tidak perlu menebang hutan. Para pengusaha kayu seharusnya menyediakan lahan untuk penanaman pohon sendiri. Namun keegoisan dan ketamakan dari manusiannya sulit untuk dihindari. sampai akhirnya hutan yang seharusnya dilestarikan menjadi rusak.
ReplyDeletesebagai warga banten saya siap untuk menjaga kelestarian alam banten. Karena apabila hutan rusak maka segala musibah pasti akan datang, mulai dari banjir, kurangnya oksigen, dll. jadi maka dari itu jagalah kelestarian lingkungan Banten dan Indonesia
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete@E19-Samsul @Tugas B05
ReplyDeleteKerusakan alam di daerah banten akibat dari perbuatan segelintir oknum membuat kerugian yang sangat besar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Alangkah baiknya pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengembangkan lingkungan dengan mereboisasi pohon yang telah di tebang dan melindungi aset alam yang masih ada sehingga terhindar dari bencana yang tidak diinginkan.
@M22-DWI
ReplyDeleteMenurut analisis saya mengenai kerusakan alam di banten tak lain hanyalah ulah manusia itu sendiri, kita tidak pernah memikirkan segala sesuatu secara menyeluruh dan dampak jangka panjang yang terjadi hal itu mengakibatkan rusaknya alam di sekitar tempat kita tinggal yang bersampak pada kita sendiri.. menurut saya pembangunan infrastruktur yang terkesan rakus dan pembukaan lahan (hutan) secara besar besaran itu menjadi faktor utamanya.