Oleh : Atep Afia Hidayat - Namanya cukup keren dan melegenda, siapa tidak kenal dengan
sariawan. Kenapa dinamakan demikian ? Setidaknya sariawan merupakan gabungan
dua kata, yaitu sari dan awan. Sari artinya inti atau konsentrat, sedangkan
awan ialah tetesan air dalam wujud Kristal yang membeku, berwarna keputihan dan
seperti tergantung di langit. Ya, sariawan merupakan bercak warna putih,
terkadang sering kekuningan, terletak di rongga mulut, lidah atau bibir,
penampakannya seperti awan yang
terkonsentrasi.
Sariawan (stomatitis
aphtosa, stomatitis aftosa rekuren/SAR) adalah gangguan atau kelainan pada
selaput lendir mulut, terutama dalam bentuk luka pada mulut, bibir atau lidah
dengan bentuk bercak putih kekuningan dan agak cekung. Sariawan bisa menyerang siapa saja, laki-laki,
perempuan, tua, muda, bahkan anak-anak, dengan menimbulkan sensasi rasa sakit
yang luar biasa.
Pemahaman sariawan lainnya ialah terjadinya kelemahan pada selaput
lender sekitar rongga mulut. Komponen dalam rongga mulut yang bisa terkena
mulai dari tenggorokan, amandel (kelenjar tonsil), selaput lendir mulut, lidah dan bibir. Proses pembentukan sariawan
disebabkan selaput lendir di rongga mulut mengalami penurunan daya tahan, karena
satu atau beberapa penyebab. Sebagai dampaknya, kondisi selaput lendir menjadi sangat rentan,
begitu mudah lecet, koyak, dan luka
(tukak).
Ketika sariawan hinggap di mulut, maka makanan senikmat
apapun akan terasa menyakitkan. Terutama ketika makanan itu masuk mulut dan
bergesekan dengan luka sariwan. Ya ampuuuuuuuun betapa sakitnya. Kalau penduduk
Indonesia saat ini 238 juta jiwa, maka sekitar 10 persen, atau 23 – 24 juta di
antaranya pernah atau sedang mengalami sariawan.
Datangnya sariawan biasanya diidentikan dengan panas dalam
(istilah medisnya adalah misnomer).
Padahal penyebab sariawan bisa berbagai kemungkinan, seperti dengan
tidak sengaja lidah, bibir atau dinding rongga mulut tergigit, sehingga
menyisakan luka pada selaput lender (terkelupas); Meminum kopi, teh atau coklat
yang masih panas; Defisit vitamin C dan zat besi; Beragam alergi; Ganguan dan kelainan
pencernaan; Kondisi mulut, lidah, gusi
dan gigi yang tidak terawat; Alergi makanan yang mengandung asam; Kondisi daya
tahan tubuh (imun) yang lemah; Efek samping obat-obatan tertentu; Pemakaian
gigi palsu atau kawat gigi yang menyebabkan iritasi; Beragam bentuk trauma
fisik lainya; Infeksi karena bakteri dan jamur;
Kurang tidur (terlalu banyak begadang atau insomnia); Kesalahan dalam
menggosok gigi; Kebiasaan merokok (beragam zat dari rokok akan menghancurkan
sediaan vitamin C dalam tubuh); Mengalami stres atau depresi (faktor
psikologi); serta Tubuh yang kondisinya
kurang prima.
Sariawan jangan dibiarkan berlarut-larut. Sebab jika dalam
kurun waktu dua – empat minggu tidak mengalami kesembuhan, dengan titik luka
yang sama, hal itu diindikasikan sebagai kanker rongga mulut. Menurut Drg
Tantri Maulana (dalam Pustaka Ilmiah Unpad), bahwa salah satu jenis kanker yang
semakin memerlukan perhatian khusus adalah kanker rongga mulut. Kanker rongga
mulut merupakan subdivisi dari kelompok kanker Leher dan kepala, yang pada
umumnya memulai perjalanannya dari lidah ataupun dasar mulut.
Selanjutnya
Tantri mengemukakan, bahwa gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain
munculnya bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau
eritroleukoplakia) di dalam mulut ataupun pada bibir, luka pada bibir ataupun
rongga mulut yang sulit sembuh, perdarahan pada rongga mulut, kehilangan gigi,
sulit atau timbulnya rasa sakit pada waktu mengunyah, kesulitan untuk
menggunakan geligi tiruan, pengerasan pada leher, serta rasa sakit pada
telinga. Kanker rongga mulut dapat didiagnosis dengan melakukan biopsi.
Sariawan kalau dikaitkan dengan kanker rongga mulut, jelas
menjadi cukup menakutkan. Namun jika sejak awal sudah ditempuh langkah
preventif dan upaya penyembuhan, maka sariawan pun bisa diatasi. Sementara
pakar gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan MS (dalam Okezone.com)
menyatakan, bahwa sariawan terjadi akibat kekurangan vitamin C (asam askorbat)
dan vitamin B12 (cobalamin). Kebutuhan
vitamin tersebut bisa didapat dari rutinitas mengonsumsi sayur dan buah yang
tentunya mengandung vitamin C seperti pepaya, jeruk, dan mangga. Menurut
Khomsan, Sariawan juga identik dengan mitos yang menyebutkan bahwa makanan
dengan rasa pedas akan mampu menyembuhkan sariawan.
Hal ini juga diamini oleh
pakar gizi tersebut. Menurut dia, mengonsumsi makanan yang pedas dapat membantu
penyembuhan sariawan. Sebenarnya bukan rasa pedas yang dapat membantu proses
penyembuhan, namun sayur dengan rasa pedas memang memiliki kadar vitamin C dan
vitamin B12 yang tinggi. Dalam hal ini Vitamin C dan B12 harus disertai dengan
pola makanan empat sehat lima sempurna. Kecukupan dan kelengkapan gizi mampu mendukung proses penyembuhan sariawan.
Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCCLindent, MDSc, staf
pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (FKG Unpad), Bandung
(dalam Kompas.com) menyebutkan, bahwa Sariawan yang disebabkan
oleh faktor lokal infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu dua minggu. Akan
tetapi, bila luka mirip sariawan tetap menetap hingga berbulan-bulan, bisa jadi
itu merupakan tanda penyakit serius, seperti HIV/AIDS atau kanker mulut.
Selanjutnya Ratu menegaskan, penyakit gangguan
kekebalan tubuh seperti HIV bisa menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi,
terutama luka dalam mulut. Oleh sebab
itu bila menderita sariawan yang sukit
sembuh, maka secepat mungkin berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh
diagnosa dan pemeriksaan lebih lanjut.
Perlu ada upaya untuk melakukan pencegahan sedini mungkin
sebelum sariawan bercokol dan menginvasi mulut dan jajarannya. Hal yang paling sederhana, berdo’a sebelum
makan, jangan terburu-buru atau terlalu bernafsu, sehingga tanpa sengaja bibir,
lidah atau dinding mulut tergigit.
Di bagian tubuh manapun ada luka, dengan
segera virus atau bakter akan menginfeksi. Luka di lapisan lendir pada mulut
akan segera diinvasi “pasukan” bakteri;
Pertahankan kebersihan dan kesehatan rongga mulut, sebisa mungkin selain
rajin menggosok gigi dengan benar, juga harus rajin beerkumur dengan antiseptic;
Seperti kata Prof. Ali Khomsan,
peliharalah kesehatan tubuh dengan banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
yang kaya vitamin C, B2, B5, B12 dan
asam folat; Hal lainnya yang cukup
penting jagalah hati dan pikiran, terutama untuk menghindari stress dan
depresi. Sebab ternyata stress dan depresi juga bisa memancing kehadiran sang
sariawan. (Atep Afia).
Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCCLindent, MDSc, staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (FKG Unpad), Bandung (dalam Kompas.com) menyebutkan, bahwa Sariawan yang disebabkan oleh faktor lokal infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu dua minggu. Akan tetapi, bila luka mirip sariawan tetap menetap hingga berbulan-bulan, bisa jadi itu merupakan tanda penyakit serius, seperti HIV/AIDS atau kanker mulut.
ReplyDeleteSaya baru tau kalau sariawan yang sembuh dalam waktu lama bisa menjadi gejala dari penyakit mematikan.
Terima kasih infonya Pak.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSatriana Nova @B18-Nova
ReplyDeleteArtikel ini memberikan pemahaman yang benar bagi pembaca mengenai sariawan, sehingga orang orang tidak menggangap enteng sariawan. Kita juga mengetahui gejala gejala datangnya sariawan sehingga kita dapat segera mengatasinya.
Sariawan terjadi selain karena faktor melemahnya daya tahan tubuh,sariawan terjadi karena kekurangan beberapa vitamin dan tidak menjaga kebersihan mulut.
ReplyDelete@B21-DJARWOTO
@C20-Erna
ReplyDeleteDengan melihat artikel ini mengajarkan kita untuk kebih aware lagi terhadap penyakit yang dianggep remeh atau biasa saja, karena penyakit yang parah bisa disebabkan oleh penyakit yang dianggap biasa saja.
Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCCLindent, MDSc, staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (FKG Unpad), Bandung (dalam Kompas.com) menyebutkan, bahwa Sariawan yang disebabkan oleh faktor lokal infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu dua minggu. Akan tetapi, bila luka mirip sariawan tetap menetap hingga berbulan-bulan, bisa jadi itu merupakan tanda penyakit serius, seperti HIV/AIDS atau kanker mulut.
ReplyDeleteSaya baru tau kalau sariawan yang sembuh dalam waktu lama bisa menjadi gejala dari penyakit mematikan.
Terima kasih infonya Pak.
B33-Fitria
@B01-IWAN
ReplyDeleteDengan tulisan artikel diatas yang menjelaskan tentang penyakit yang mungkin di anggap enteng atau dianggap remeh terhadap banyak orang ternyata kita jadi dapat memahami penyakit sariawan tidak bisa lagi dianggap enteng.
Priyo Dwi Wijaksono @E17-Priyo
ReplyDeleteSetelah membaca artikel di atas, kita harus lebih berhati hati dan menjaga pola makan kita supaya tidak mudah terserang penyakit. Jangan sampai kita meremehkan penyakit.