Oleh : Atep Afia Hidayat - Hanya dalam kondisi lingkungan yang optimal
bisnis dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan bisnis yang baik
lingkungan akan berkembang ke arah yang optimal. Motto di atas dikembangkan dari tema seminar
tentang lingkungan hidup yang pertama kalinya diadakan di Indonesia,
diselenggarakan di Universitas Padjajaran, Bandung sekitar 39 tahun yang lalu.
Lantas dimanakah kaitan antara bisnis dengan
persoalan lingkungan, apakah karena bisnis tertentu dapat menimbulkan masalah
lingkungan, atau karena masalah lingkungan tertentu dapat dijadikan obyek
bisnis ?. Jawabannya serba mungkin, bahkan Prof. Dr. Emil Salim pernah
menegaskan, bahwa untuk menumbuhkan kepedulian pegusaha terhadap masalah
lingkungan harus dengan menggunakan bahasa bisnis. Bahasa bisnis lebih
dimengerti mereka dan merupakan cara yang paling berbicara, serta bukan berarti
bahasa moral menjadi tidak penting.
Terdapat seribu peluang bisnis di sekitar
kita. Peluang bisnis dapat dicari melalui pengembangan gagasan atau inovasi.
Pengembangan gagasan tersebut bisa dengan mencari peluang bisnis yang berkaitan
dengan persoalan lingkungan, seperti pemanfaatan belukar bagi industri
jamu-jamu dan kosmetik, mendirikan industri yang membuat alat-alat pencegah
polusi udara, pencemaran sungai dan laut.
Bagaimanapun juga suatu kegiatan bisnis akan
berdampak langsung terhadap lingkungannya, apalagi bisnis yang berhubungan
dengan pengelolaan sumber daya alam, seperti pertambangan, kehutanan, perikanan
dan perkebunan, begitu pula untuk industri dan transportasi.
Eksploitasi sumber daya alam dapat diartikan
sebagai pengrusakan lingkungan jika tidak disertai dengan usaha pemulihan.
Umpamanya sebuah industri yang melakukan penebangan kayu maka diberi kewajiban
membayar dana reboisasi atau melaksanakann penanaman kembali.
Untuk sektor perkebunan upaya pemulihan
lingkungan dilaksanakan melalui Tri Dharma Perkebunan, di antaranya berupaya
menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesuburan tanah serta
tanamannya. Tetapi masalah lingkungan pada sektor tersebut masih tetap muncul,
adanya puluhan ribu hektar perkebunan terlantar menyebabkan kondisi lingkungan
menjadi rusak. Hal tersebut disebabkan karena pengurusan bisnis yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan.
Setiap tahun sekali pemerintah memberikan
Kalpataru sebagai penghargaan tertinggi di bidang lingkungan kepada perorangan
atau kelompok, tokoh perintis, penyelamat dan pengabdi lingkungan. Penghargaan
diberikan sejak tahun 1980 untuk memperingati hari lingkungan hidup sedunia.
Untuk tahun 2010 ada 12 orang penerima Kalpataru, masing-masing untuk Kategori
Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan dan Pembina
Lingkungan. Selain Kalpataru ada juga penghargaan Adipura, yang diberikan
kepada 140 kabupaten dan kota; serta penghargaan Adiwiyata Mandiri 2010 kepada
25 sekolah.
Jika kita mencoba membandingkan antara jumlah
perorangan atau kelompok perintis, penyelamat dan pengabdi lingkungan dengan
jumlah perorangan atau kelompok perusak dan pencemar lingkungan, diperoleh
suatu nisbah yang tidak berimbang.
Secara kuantitatif mereka yang tergolong
perintis, penyelamat dan pengabdi lingkungan hanya segelintir orang saja,
dengan wilayah aktivitasnya yang terbatas. Sedangkan mereka yang tergolong
perusak dan pencemar lingkungan sudah tidak terhitung lagi, dengan wilayah
aktivitas yang menyebar di seluruh tanah air, bahkan sampai ke pelosok-pelosok
Kalimantan dan Papua.
Mereka yang tergolong perusak dan pencemar
lingkungan sebagian di antaranya merupakan pebisnis. Ada yang merambah hutan di
pedalaman Kalimantan, Papua, Jambi, Riau dan sebagainya; Ada yang terus-menerus
mengasapi udara dengan debu dan polutan; ada juga yang membongkar dan menggali
permukaan bumi, sehingga terbentuk lubang-lubang raksasa; ada juga yang
terus-menerus meracuni perairan, baik di sungai atau laut.
Sudah selayaknya diberikan sanksi kepada
pebisnis yang melukai, mencemari dan mengacaukan keharmonian lingkungan.
Sebagaimana para penerima Kalpataru, para penoda lingkungan pun perlu diumukan
kepada masyarakat, supaya ada efek jera. Bisnis dan lingkungan memang seolah
saling bertolak belakang, membentuk disergi. Namun untuk kelestarian lingkungan
dan masa depan manusia, seharusnya bisnis bisa sejalan dengan lingkungan. (Atep
Afia).
menurut saya mengenai bisnis yang sejalan dengan lingkungan itu seharusnya memang kita kaji dari dini mengapa? karna dengan begitu kegiatan yang berurusan dengan merawat alam dan memanfaatkan alam dapat sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri mengingat kini para wirausahaan muda lagi gencar gencarnya di indonesia tentu hal ini dapat menjadi pertimbangan para pengusahawan muda yang menyayangi bumi kita ini dan bermanfaat pula bagi bisnisnya.
ReplyDeletesebenarnya ini adalah hanya masalah hukum moral. saya yakin semua bisnis berhubungan dengan lingkungan. baik lingkungan hayati maupun non-hayati. pemerintah punya peranan penting untuk mengawal pebisnis itu untuk mengalahkan ego dan peduli dengan lingkungan.
ReplyDeleteBisnis seharusnya juga berlandaskan hukum. Hukum pun sudah banyak yang mengatur tentang menjaga lingkungan. pembisnis melakukan kegiatan-kegiatan bisnis pun seharusnya tetap memperhatikan dampak yang akan terjadi pada lingkungan. jangan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja namun kelestarian lingkungan tidak dihiraukan. jika bisnis sejalan dengan lingkungan. maka lingkungan pun akan ramah kepada kita.
ReplyDeleteberbisnis dan lingkungan ini dapat dikatakan sebagai kesatuan apabila ada timbal balik yang seinmbang. permasalahan yang terjadi antar bidang bisnis dan kesehatan lingkungan penyebabnya bukan lain adalah keegoisan dari pebisnis itu sendiri. apabila pebisnis ini tidak lagi memiliki kesadaran perlu adanya campur tangan pemerintah agar pelaku bisnis ini dapat diberikan efek jera dan mampu berbisnis yang berhubungan dengan alam secara bijak.
ReplyDeleteBerbisnis boleh saja asalkan menyadari akan pentingnya lingkungan sekitar. jika hanya mementingkan keuntungan bisnis dibanding pentingnya lingkungan yang merasakan dampaknya manusia itu sendiri.
ReplyDeleteBerwirausaha atau bisnis yang baik memang harus mendukung perkembangan lingkungan ke arah yang lebih baik. Semua itu butuh kesadaran dari setiap manusia yang ada... terutama para pengusaha yang mempunyai kekuasaan..!!
ReplyDeleteartikel ini hanya menjelaskan tentang negatif nya hubungan antara bisnis dan lingkungan. dan jg berkomentar bahwa keduanya saling bertolak belakang. seharusnya kita tau, indonesia mempunyai banyak keanekaragaman hayati, sumber daya alam yg melimpah dan lingkungan yg hijau. kita sebagai wrg indonesia seharusnya bs menjadikan lingkungan kita yg luar biasa ini menjadi sumber industri negri ini. memang benar, banyak skrg pebisnis yg sudah lebih mementingkan diri sendiri drpd lingkungan sekitar, ttp tdk sedikit pula yg memanfaatkan lingkungan menjadi wisata, dll dan melakukan penghijauan kembali. alangkah baiknya menjelaskan bagaimana cara mengubah pandangan kita khususnya para pemuda yg membaca ini. dan memberikan cara2 untuk berbisnis lingkungan yg baik dimana selain untuk keuntungan negara jg keuntungan diri sendiri dan masyarakat sekitar. saya harap semuanya bs saling mendukung dan bekerja sama menciptakan keindahan SDA yg lebih melimpah dan bermanfaat lg.
ReplyDeleteBerbisnis boleh saja ... akan tetapi kita harus memperhatikan bagai mana dampak yang telah di hasilkan akibat bisnis itu sendiri . Dan jangan sampai bisnis tersebut menghasilkan dampak yang negatif bagi kelestarian lingkungan
ReplyDeleteseharusnya pemerintah memperhatikan pembisnis yang mementingkan dirinya sendiri dan tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan harusnya di tindak tegas jika perlu cabut izin usahanya. karena dampaknya yang sangat merugikan,
ReplyDeletetercemarnya lingkungan yang diakibatkan berdirinya pabrik-pabrik di daerah pemukiman sangat berdampak buruk untuk kesehatan maupun kenyamanan kota, sehingga pemerintah perlu memberikan aturan yang tegas demi kemaslahatan rakyat.
ReplyDeletepara investor yang berbisnis di indonesia harus serius memperhatikan limbah yang dihasilkan akan dampak bagi lingkungan, mengelola limbah dengan baik dan harus ada pengawas yang ketat dari pemerintah apa bila ada pelanggran tindak tegas dengan membekukan izin usahanya.
ReplyDeletesehingga dampak lingkungan dari limbah perusahaan tersebut tidak berdampak serius akan ekosistem dan lingkungan sekitarnya sehingga tidak ada pencemaran dan lingkungan dapat terjaga.
Perbandingan bisnis dan pemulihan ekosistem sangat berbanding terbalik. Peluang bisnis dan bisnis yang telah dijalani lebih banyak, sedangkan kesadaran para pebisnis akan pentingnya keseimbangan ekosistem sangat kurang.
ReplyDeleteOleh karena itu, kerusakan alam semakin merajalela khususnya di Indonesia ini.
sangat indah sekali jika para pebisnis di bidnag industri selalu memperhatikan lingkungan disekitarnya sehingga mereka tidak hanya mengambil di alam tetapi juga menggantinya dengan yang baru agar sumber daya alam tidak semakin habis
ReplyDelete@E19-Samsul @Tugas B05
ReplyDeleteMerawat dan memanfaatkan lingkungan haruslah sejalan dengan tujuan menjaga lingkingan. Bisnis yang dikelola dengan baik akan menghasilkan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan, kita bisa memanfaatkan lahan yang gersang dan tandus untuk perkebunan daripada mengubah hutan menjadi kebun, dengan teknologi yang dimiliki maka bukan tidak mungkin keinginan tersebut terwuju, selain tanah yang gersang berubah menjadi kevun yang menghasilkan oksihen bagi kita juga mencegah hutan di gunduli untuk perkebunan, dengan langkah ini maka manusia mendapat 2 manfaat sekaligus. Manfaat dari keuntungan perkebunan yang dihasilkan dan manfaat dari alam yang memberikan energi positif berupa udara yang kaya oksigen kepada makhluk hidup.