Oleh : Atep Afia Hidayat - Adalah Jim ONeill, Kepala Divisi Ekonomi Goldman Sachs, Amerika Serikat, yang pada tahun 2001 merilis akronim BRIC. BRIC kepanjangan dari Brazil, Rusia, india dan Cina, empat negara berkembang terbesar yang pengaruhnya sangat dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. BRIC diprediksi akan menjadi empat besar dalam perekonomian dunia tahun 2050. Persoalannya kenapa Indonesia tidak termasuk BRIC, dan kalau masuk akronimnya menjadi BRICI. Hal itu akan mengemuka dalam Mandiri Economic Forum, tanggal 2 November 2010 mendatang, yang mengambil tema Indonesia: The Next I in BRICI ?
Terlepas dari beragam indikator perekonomian, sudah selayaknya Indonesia sejajar dengan BRIC. Dilihat dari aspek jumlah penduduk, yang mencapai 240 juta jiwa, Indonesia nomor empat di dunia. Begitu pula dari aspek luas wilayah, dengan lebih dari 5 juta km2 daratan dan lautan, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia. Dari aspek rakyat dan wilayah Indonesia tergolong negara besar, namun dari aspek pengelola rakyat dan wilayah, yang notabene adalah pemerintah, Indonesia belum banyak diperhitungkan.
Dari aspek pemerintahan, berdasarkan sejarahnya, Indonesia pernah tercatat sebagai salah satu negara besar dan kuat. Pada era Soekarno sebagai presiden, walaupun masih belia, nama Indonesia begitu mencuat. Kepiawaian dan kapabilitas Soekarno begitu diperhitungkan, baik di forum PBB maupun di tingkat Asia Afrika. Begitu pula pada era Seharto, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari empat macan Asia. Saat itu nama Indonesia bisa dikatakan menggetarkan beberapa negara di sekitarnya. Tidak seperti sekarang, yang seringkali mengalami pelecehan negara tetangga paling dekat.
Mengacu pada uraian di atas, ternyata faktor kunci menuju Indonesia yang besar dan kuat adalah munculnya pemimpin bangsa, pemimpin negara atau presiden yang berani, kuat, kreatif dan mendunia. Bukan presiden yang terlalu banyak pertimbangan dan kebanyakan nge-rem. Ya, dalam sebuah mobil atau sepeda motor, fungsi rem itu sangat vital, merupakan komponen yang bisa menghindarkan kendaraan dari kecelakaan. Namun jika terlalu sering nge-rem, kendaraan tidak bisa berlari kencang dan tempat yang dituju sulit tercapai. Pemimpin bangsa harus sering-sering tancap gas, tentu saja dengan pertimbangan yang matang, tetapi jangan terlalu matang, sebab peluang akan lewat begitu saja.
Indonesia tentu merindukan sosok seperti Mahmoud Ahmadinejad dan Hugo Chavez. Pemimpin rakyat Iran dan Venezuela yang bersahabat dan saat ini begitu populer dengan keberaniannya yang spektakuler. Ahmadinejad dan Chavez berkolaborasi untuk menentang imprealisme Amerika Serikat dan mengurangi dominasi barat. Mengamati sepak terjang keduanya kita jadi teringat Soekarno, yang pada eranya begitu menggetarkan dunia. Sosok yang demikian, tentu akan membangkitkan nasionalisme, menjadikan rakyat, pemerintahan dan negaranya makin percaya diri. Mungkin untuk menggambarkannya ungkapan-ungkapan gaya posting anak muda di Twitter atau Facebook akan bermunculan, seperti Gw bangga abiz man !!!, Top bgt coy, Mantabb, dan sebagainya. Nama dan wajahnya akan terukir di baliho, spanduk, t-shirt, surat kabar, web, yang menyiratkan kebanggan rakyat.
Ya, 2014, semoga kita memiliki pemimpin yang bikin bangga, seorang presiden yang mampu mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia, memasukan Indonesia ke dalam BRICI, dan menjadikan Indonesia besar dan kuat. (Atep Afia)
BRIC (brazil, Rusia, India dan Cina), tapi yang terakhir ini lebih menjurus ke perdagangan, namun bisa jadi sebuah kekuatan baru, karena diantara empat negara yersebut semuanya mempunyai nuklir, kecuali Brazil. Nah bisakan indonesia masuk kedalamnya?
ReplyDeleteMenurut saya indonesia bisa bergabung ke BRIC karena mempunyai sember daya alam yang kaya namun ada saja masalah yang timbul karena forum BRIC tidak bersifat ekslusif terbuka untuk negara berkembang manapun dan BRIC juga tidak memerlukan keterkaitan sistem politik atau wilayah yang berdekatan. Sebabnya, hal yang menyatukan negara angota forum BRIC saat ni kepentingan untuk mendiring keseimbangan ekonomi global.
@B27-WILLY, TB05
ReplyDeleteKalau ingin Indonesia menjadi besar dan kuat, tumpuannya bukan hanya kepada siapa yang memimpin kita. Namun adalah rasa kesadaran pribadi itu masing-masing. Kesadaran akan pentingnya mengikuti aturan, berpikir lebih rasional dan menhapus KKN dalam kira kita masing-masing.
ketika masyarakat telah sadar bahwa mereka tidak dipedulikan oleh pemerintahan ini. dan adanya revolusi pada negara ini untuk menjadi negara besar dan kuat. dan merdeka bersama sama. bukan hanya kepentingan pribadi saja.
ReplyDelete