Oleh : Atep Afia Hidayat - Propinsi Banten memiliki hutan tropis yang
luas, namun bersamaan dengan peningkatan jumlah penduduk kualitas dan kuantitas
hutan terus mengalami penurunan. Dari sekitar 250 ribu hektar hutan yang ada di
Banten, 90 ribu hektar atau 36 persen di antaranya dalam kondisi rusak parah.
Tekanan terhadap ekosistem hutan di bagian utara Banten jauh lebih besar
dibandingkan bagian selatan. Bagian utara Banten yang meliputi Kota dan
kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon memiliki tingkat
kepadatan penduduk yang sangat tinggi, sehingga eksploitasi sumberdaya alam
termasuk hutan, berlangsung cepat dan boros.
Tak dapat dipungkiri, keberadaan kawasan
industri dan pemukiman yang terkonsentrasi di bagian utara menyebabkan
degradasi kualitas lingkungan sulit dihindari. Idealnya setiap industri harus
berwawasan lingkungan, bahkan perlu memenuhi standar manajemen lingkungan
seperti ISO 14000. Namun kenyataan di lapangan kepentingan ekonomi selalu
mengalahkan kepentingan ekologi, makin pesat pembangunan berlangsung makin
banyak komponen lingkungan yang dikorbankan, termasuk hutan.
Di bagian selatan Banten, yang meliputi
Kabupaten Lebak dan Pandeglang, kerusakan hutan tidak separah di bagian utara.
Namun eksploitasi terus berlangsung, sebagai gambaran di kawasan hutan Gunung
Halimun dan Gunung Kendeng, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak yang berbatasan
dengan Kabupaten Bogor, jawa Barat, areal yang tertutup vegetasi hutan tinggal
75-80 persen, dengan kata lain 20-25 persen areal hutan sudah gundul.
Sementara
di perbatasan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, seperti di Gunung
Karang (meliputi perbatasan wilayah Kecamatan Ciomas, Keduhejo, Pandeglang dan
Cadasari) 60 persen areal hutan gundul dan di Gunung Aseupan (perbatasan
wilayah Kecamatan Menes, Mandalawangi, Jiput dan Padarincang) 45 persen gundul.
Sedangkan di kawasan hutan Gunung Pulosari, perbatasan antara Kecamatan
Mandalawangi dan Saketi, Kabupaten Pandeglang 65 persen gundul.
Eksploitasi ternyata tidak hanya terjadi di
hutan pegunungan, tetapi juga di kawasan hutan lainnya, seperti hutan yang ada
di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Ci Danau, Ci Beureum, Ci Simeut, Ci
Ujung, Ci Baliung, Ci Banten, Ci Bogor, Ci Durian, Ci Manceuri dan Cisadane.
Begitu pula di hutan pantai, baik pantai barat, pantai selatan dan pantai
utara, bahkan di Taman Nasional Ujung Kulon, Kecamatan Sumur Kabupaten
Pandeglang juga terjadi perusakan dan penjarahan hutan.
Keruskan hutan juga terjadi di kawasan cagar
alam Rawa Dano, Kecamatan Mancak Kabupaten Serang. Sebagai akibat tekanan
penduduk, perambahan dan pengelolaan lahan ilegal di cagar alam seluas 2.500
hektar tersebut sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan,
antara lain dengan melorotnya debit air dari 2.000 liter per detik menjadi
hanya 200 liter per detik. Dampaknya berbagai kawasan industri di Kota Cilegon
mengalami krisis air. Secara umum eksplotasi hutan menimbulkan terganggunya
berbagai fungsi hutan yang sangat sulit untuk dipulihkan kembali.
Multi Fungsi Hutan
Hutan memiliki multi fungsi, mulai dari fungsi
klimatologis, hidrologis, sosiologis, biologis, dan ekonomis. Fungsi
klimatologis hutan erat kaitannya dengan unsur-unsur iklim seperti hujan, suhu,
kelembaban, angin dan sinar matahari. Seluruh hutan yang ada di Banten berperan
sebagai ‘paru-paru’ seluruh ekosistem Propinsi Banten. Sulit dibayangkan, jika
seorang manusia mengalami kerusakan paru-paru, maka kehidupannya mengalami
banyak gangguan. Begitu pula suatu ekosistem seluas Propinsi Banten, jika
hutannya mengalami kerusakan, maka ekosistem itupun menjadi ‘sakit’. Jika pohon
di hutan terus ditebangi, maka ‘sakit’ yang diderita ekosistem semakin parah.
Gejala-gejala ekosistem yang ‘sakit’ antara
lain, pemasukan dan pengeluaran (siklus) air tidak terkendali, suhu dan
kelembaban meningkat, sinar matahari dan angin kurang termanfaatkan dan tidak
terarah. Sinar matahari yang mengenai pohon-pohonan atau vegetasi hutan, maka
energinya akan dimanfaatkan dalam proses fotosintesis, sehingga terbentuk
karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman, termasuk untuk proses terbentuknya kayu.
Selain itu, dalam proses fotosintesis itupun, gas karbondioksida (CO2) yang
merupakan polutan di udara diserap oleh daun pohon-pohonan, dan dari proses
tersebut dikeluarkan oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan
manusia. Hal inilah yang dimaksud bahwa hutan di Banten merupakan paru-parunya
ekosistem Banten.
Sulit dibayangkan, bagaimana kondisi paru-paru
dan kesehatan masyarakat perkotaan seperti yang ada di Cilegon, Serang dan
Tangerang, yang atmosfirnya penuh dengan gas CO2, CO, SOx, NOx dan polutan
lainnya sebagai buangan dari asap kendaraan bermotor, rumah tangga dan pabrik.
Sedangkan di sisi lainnya, kawasan hijau di kota-kota tersebut sangat terbatas,
bahkan pohon-pohonan di pinggir jalan makin banyak yang ditebangi.
Fungsi hidrologis hutan berhubungan dengan
siklus air. Ekosistem hutan memiliki tajuk yang berlapis, mulai dari
pohon-pohon berukuran raksasa sampai perdu dan rumput yang menutupi tanah,
selain itu daun-daun yang berguguran menjadi serasah dan humus yang juga
menutupi tanah. Sistem tajuk berlapis tersebut dapat mengurangi energi kinetik
yang berasal dari tetesan atau jatuhan air hujan, sehingga tidak merusak tanah dan
tidak menimbulkan erosi.
Pada lahan yang tidak bervegetasi seperti
hutan yang gundul, maka ketika hujan datang tetesannya langsung mengenai
butiran tanah sehingga dapat menimbulkan erosi. Aliran permukaan yang membawa
butiran tanah tersebut akhirnya masuk ke badan sungai dan menimbulkan
pendangkalan. Jika curah hujan tinggi maka badan sungai tidak dapat
menampungnya, terjadilah luapan air atau banjir, baik di bagian hulu maupun
bagian hilir DAS.
Kawasan bervegetasi sebenarnya merupakan daerah resapan air,
sehingga air yang dialirkan ke sungai sesuai dengan kapasitas sungai dan tidak
menimbulkan banjir. Pada musim kemarau di kawasan ini cadangan air masih
tersedia, meskipun debit air yang masuk sungai menurun. Sebaliknya pada kawasan
yang tidak bervegetasi, seperti hutan gundul, ketika musim kemarau tiba tidak
ada lagi cadangan air, sungaipun menjadi kering kerontang.
Kawasan hutan di sekitar Gunung Karang menjadi
hulu beberapa sungai yang mengalir ke bagian barat, utara, timur dan selatan
Banten, seperti Ci Lamer, Ci Ujung, Ci Asem, Ci Bogor dan Ci Banten. Setiap
penebangan pohon di Gunung Karang berdampak langsung terhadap penyusutan debit
air di musim kemarau untuk DAS tersebut, sebaliknya pada musim hujan berdampak
langsung terhadap kejadian banjir di sekitar DAS tersebut.
Posisi kota Serang
dan Pandeglang dengan Gunung Karang identik dengan posisi kota Jakarta dengan
kawasan Puncak. Dengan kata lain, jika penebangan pohon dan kerusakan hutan di
sekitar Gunung Karang tidak terkendali, maka kota Serang dan Pandeglang
siap-siap terkena banjir bandang, sebagaimana Kota Jakarta selalu menerima
banjir kiriman dari Bogor, sebagai akibat penggundulan kawasan Puncak. Kondisi
saat ini, areal bervegetasi di kawasan Gunung Karang hanya tersisa 40 persen.
Fungsi sosiologis hutan berkaitan dengan
kehidupan masyarakat sekitar hutan. Masyarakat sekitar hutan harus meningkat
kesejahteraannya, namun jika cara yang ditempuh melalui eksploitasi hutan
secara habis-habisan, seperti penebangan kayu, penjarahan hasil hutan dan lahan,
maka yang terjadi hanyalah pemiskinan masyarakat sekitar hutan. Dalam hal ini
perlu dikembangkan pengelolaan sekitar kawasan hutan yang berkelanjutan,
bagaimana agar sumberdaya hutan tersebut bisa awet. Konsep agroforestry
merupakan langkah yang tepat jika diterapkan dengan penuh tanggungjawab. Dalam
hal ini petani di sekitar hutan diwajibkan untuk menanam pohon yang
disela-selanya dibudidayakan tanaman pangan dan hortikultura.
Pengembangan konsep hulu-hilir di setiap DAS
juga merupakan langkah yang baik, yaitu supaya masyarakat di sekitar hulu tidak
menebang pohon, maka masyarakat pengguna air dan hasil sumberdaya alam di hilir
harus memberikan kompensasi kepada pemilik lahan yang ada di hulu. Bagaimanapun
sangat tidak efektif jika masyarakat di hulu dilarang menebang pohon, sementara
kebutuhan ekonominya dibiarkan tidak tercukupi.
Fungsi biologis hutan kaitannya dengan hutan
sebagai bank plasma nuftah atau sebagai cadangan genetik. Hutan menyimpan
beragam flora dan fauna yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti
plasma nuftah untuk tanaman obat, buah-buahan, sayuran, pangan, hias, industri
dan energi. Di hutan tersimpan plasma nuftah tanaman energi seperti jarak, yang
dapat digunakan untuk substitusi BBM melalui aplikasi biodiesel. Berbagai plasma
nuftah tanaman industri seperti industri kayu, kertas, getah (karet), residu
(mentol, terpentin), minyak (cengkeh, kayu putih), farmasi dan kosmetik ada di
hutan. Selain itu, hutan pun menyimpan plasma nuftah hewan ternak dan
peliharaan, seperti berbagai jenis burung, reptil, mamalia dan sebagainya.
Fungsi ekonomis hutan berhubungan dengan
pemanfaatan hutan untuk memperoleh nilai tambah ekonomi, seperti pemanfaatan
kayu. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Propinsi
Banten, dalam setahun jumlah pohon yang ditebang di areal hutan dan non-hutan
di Banten mencapai 5-6 juta pohon. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
kayu yang mencapai 750 ribu – 1 juta kubik. Reboisasi dan penghijauan yang
dilakukan hanya mencapai 4 juta pohon per tahun, maka terjadi penyusutan jumlah
pohon antara 1-2 juta pohon per tahun. Hal tersebut sangat tidak kondusif bagi
kondisi lingkungan Propinsi Banten, bahkan bagi Planet Bumi secara keseluruhan.
Setiap penyusutan vegetasi hutan tropis, termasuk yang ada di Banten, akan
berpengaruh terhadap kondisi iklim di seluruh Planet Bumi, antara lain
memberikan kotribusi terhadap pemanasan global.
Revitalisasi
Kondisi dan berbagai fungsi hutan yang ada di
Propinsi Banten perlu direvitalisasi, begitu pula kebijakan dan strategi dalam
manajemen hutan. Upaya yang harus ditempuh Pemerintah Daerah (Pemda) dan
masyarakat, antara lain melalui penerapan teknik silvikultur (perbaikan
kualitas tegakan), pengelolaan aspek ekologi (biodiversity), konservasi tanah
dan air, pencegahan bahaya kebakaran hutan, serta penelitian dan pengembangan
(Litbang) kehutanan. Dalam Litbang kehutanan di Propinsi Banten, beberapa
perguruan tinggi yang ada di Tangerang, Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak
perlu diikutsertakan. Perguruan tinggi tersebut diharapkan dapat
menyelenggarakan kajian kehutanan yang spesifik untuk kawasan masing-masing.
Selain itu, melalui program pengabdian masyarakat atau kuliah kerja nyata (KKN)
berupaya melakukan pendampingan terhadap masyarakat di sekitar hutan.
Untuk menyelamatkan hutan yang tersisa di
Propinsi Banten, bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemda semata, tetapi juga
seluruh komponen masyarakat, seperti lembaga pendidikan
(dasar-menengah-tinggi), LSM, Ormas, Orsospol, pengusaha, media massa, dan
sebagainya. Pada tahun 1970-an di Propinsi Jawa Barat pernah ada Gerakan
Gandrung Tatangkalan (Rakgantang), alangkah baiknya jika di Propinsi Banten
dilaksanakan langkah serupa.
Hal yang tidak kalah pentingnya, setelah Kota
Serang berdiri menjadi kota otonom, dalam rencana induk pengembangan (RIP)
cukup layak disiapkan pengembangan hutan kota. Kota Serang perlu memiliki ruang
terbuka dan hijau (RTH) minimal 20 persen dari luas kota, kalau bisa dibuat
Kebun Raya Serang, sebagaimana Kebun Raya Bogor. Reboisasi dan penghijauan
harus dilakukan di seluruh wilayah Propinsi Banten, jika tidak maka Banten akan
mengalami desertikasi atau penggurunan. Seluruh masyarakat Banten tidak ada
yang mau kalau nanti harus tinggal di sebuah gurun yang bernama ‘Gurun Banten’.
Langkah terbaik untuk mengantisipasinya, ‘Selamatkan Hutan di Banten’. (Atep
Afia)
saya sebagai seorang yang bekerja di dalam suatu industri sangat miris jika melihat para pemilik perusahaan besar hanya memikirkan tentang profit untuk perusahaannya saja tanpa memikirkan lingkungan sekitar,padahal jika mereka mau sedikit saja perduli pada lingkungan tentunya kejadian seperti tulisan diatas tidak akan terjadi
ReplyDeleteSaya sebenarnya adalah orang asli banten karena saya tinggal di kab. tangerang. Memang pertambahan penduduk dibanten sangat berpengaruh terhadap berbagai hal dan salah satu'nya adalah semakin menyusutnya lahan hutan di provinsi banten. Mungkin pemerintah daerah harus segera memulai bekerja dan bertindak tegas terhadap penebangan liar yang terjadi selama ini.
ReplyDeletepemerintah juga harus berkoodinir dengan masyarakat setempat untuk mengawasi pembalakan liar yang sering terjadi dihutan-hutan indonesia khususnya banten. dan pelarangan pembalakan hutan untuk dijadikan pabrik atau tempat tinggal
ReplyDeletekerusakan hutan dibanten merupakan contoh dari kekurang pedulian manusia terhadap lingkungan. cantoh faktor penyebabnya ialah pembalakan liar, pembukaann lahan dll. mungkin kesadaran warga sekitar daerah akan pentingya kelestarian hutan perlu ditingkatkan dan peran penting pemerintah dalam hal ini. sekian
ReplyDeletePada case kali ini, saya sangat menitikberatkan kepada peran pemerintah daerah dalam pengelolaan hutan daerahnya. Terlihat sangat jelas bahwa pemerintah tidak memperdulikan kelestarian hutan kita. Sebenarnya, jika hutan kita dilindungi tidak hanya nilai ekonomis yang didapat dengan menjadikan hutan sebagai tempat wisata tetapi juga memiliki nilai sosiologis terhadap masyarakat sekitar, nilai pendidikan terhadap pelajar yang akan melakukan studi penelitian mengenai hutan, dsb. Dengan hal ini tentu akan meningkatkan taraf kesejahteraan dan kecerdasan bangsa kita.
ReplyDeleteMoh.muarif
ReplyDeleteHal yang terpenting dalam mengatasi kerusakan hutan di
banten dengan cara reboisasi dan penghijauan serta menge-
lola sekitar kawasan hutan , yang terpenting Selamatkan Hutan di Banten.
seharusnya kawasan industri di kota banten harus melakukan green industri sebagai bentuk menyelamatkan hutan banten yang mulai rusak akan lingkungan yang kurang baik seperti penebangan pohon yang sembarang dari berbagai pihak pencemaran udara dari industri-industri yang ada didaerah banten.Maka dari itu perlu adanya penghijauan dari berbagai pihak terutang kawasan industri yang ada di kota banten.
ReplyDeleteDalam hal kerusakan hutan daerah banten,merupakan tanggung jawab semua pihak.lebih khusus masyarakat lokal danpemerintah.dalam hal ini pemerintah memiliki hak untuk memaksakan masyarakat dalam melakukan peraturan yang dikeluarkan demi kebaikan bersama.namun yang terjadi 5-6 juta pohon ditebang dalam setahun,ini berarti pemerintah memiliki kepentingan lebih besar dalam hal menyediakan sumber kayu bagi sektor industri yang berkepentingan dengan kayu dari hutan Banten.regulasi yang lebih jelas dan tegas sangat diperlukan dalam rangka mencegah terjadinya "Gurun Banten" yang sudah barang tentu melibatkan semua pihak baik masyarakat maupun instansi terkait
ReplyDeleteKebetulan saya berdomisili di Tangerang -Banten jadi sangat merasakan iklim yang mulai tidak sehat. Semakin tumbuh perindustrian tanpa direncanakan dengan baik akan berakibat fatal. Untuk itu perijinan Industri harus mengedepankan kebijakan di bidang Amdal. Industri juga penting untuk menyerap tenaga kerja salah satunya. Akan tetapi harus diimbangi dengan pengelolaan hutan yang benar dan sangat baik rencana pengadaan Hutan Kota agar bisa mengurangi polusi udara dan bukan cuma paru-paru propinsi Banten,lebih utamanya menyehatkan paru-paru umat manusia.
ReplyDeleteseharus nya pemerintah harus lebih tegas lagi dengan permasalahan ini,, karena menurut saya hutan yang ada di tangerang ini semakin sedikit keberadaan nya.
ReplyDeleteselain itu dalam masalah ini peran ikut serta masyarakat pun sangat di butuhkan .
terimakasih
artikel yang sangat menarik dan bermanfaat. keadaan hutan dibanten sudah sangat memperihatinkan. tidak adanya pengawasan yang ketat dan kerjasama anatar masyarakat dan pemerintah, menjadi faktor utama penyebab kerusakan hutan dibanten. oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari semua pihak untuk menjaga hutan yang masih tersisa, sehingga populasi hutan tidak semakin parah.
ReplyDeleteMemang sangat memprihatinkan keadaan hutan di Banten, banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan dirinya sendiri dalam memanfaatkan hutan,sehingga mengakibatkan terjadinya bencana alam yang setiap saat mengancam,untuk itu diperlukan kesadaran diri yang sangat tinggi untuk menjaga kelestarian hutan di Banten.
ReplyDeleteTerkait kerusakan hutan ini adalah maslah kita bersama, sudah seharusnya masyarakat harus lebih diberikan sosialisasi mengenai dampak dari penebangan hutan ini. Penyebabnya mungkin akan terasa sekitar 5-10 tahun mendatang, jadi mulai sekarang mulailah peduli terhadap hutan-hutan didaerah kita.
ReplyDeletesangat memprihantinkan kerusakan hutan di banten,seperti yang saya ketahui hampir setiap hari truk-truk membawa kayu dari hutan untuk dibawa ke berbagai daerah,namun sebelum sampai ketempat tujuan nya pun saja sudah banyak para pengusaha kayu yang menungu kedatangan truk tersebut disepanjang jalan,biasanya truk ini mulai berjalan sekitar pukul 7 malam sampai 5 pagi,kegiatan ini terus berlangsung setiap harinya.
ReplyDeletehal ini terjadi karena kurang kesadaran dari masyarakatnya dan masih terdapat oknum-oknum nakal yang mempermudah truk yang membawa kayu ini sampai di tempat tujuanya.
mungkin kita sudah bisa melihat betapa rusak nya hutan di banten ini bila terus seperti ini,padahal hutan-hutan di banten sangat berperan untuk menjaga suhu udara yang baik karena di banten terdapat banyak industri-indsustri besar penghasil polusi udara.
kerusakan hutan yang terjadi di Banten sangat memprihatinkan dan menjadi permasalah kita bersama. dapat kita katakan bahwa kerusakan hutan yang terjadi disebabkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat, perlunya menumbuhkan rasa peduli terhadap hutan hutan dan lingkungan merupakan faktor utama untuk mencegah supaya kerusakan hutan tidak terjadi. memang kerusakan yang telah terjadi ini belum kita rasakan dampaknya sekarang akan tetapi 10-20 tahin mendatang baru efek dari kerusakan hutan ini akan terasa
ReplyDeletehutan merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan, selain dapat memperbaiki siklus udara hutan juga mempunyai sisi ekonomisnya. kerusakan hutan dibanten dikarenakan kurang menjaganya masyarakat serta tidak tegasnya pemerintah pada masyarakat yang sudah merusak hutan. sebaiknya adanya peraturan yang menajga agar masyarakat tidak bertindak seenaknya. hutan dapat menyelamatkan kita dari berbagai bencana.
ReplyDeleteKerusakan hutan ini bukan tanpa sebab, semua ini tak luput dari manusia sendiri, hutan ini merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan kehidupan di muka bumi ini.. Butuh kesadaran dari lubuk hati yang paling dalam, agar hutan tak di salahgunakan kegunaannya..
ReplyDeleteYa semua kembali pada peraturan yang ada yaitu berscjek pada pemerintahan kit asaat ini, apakah ada upaya utuk menghentikan pembalakan liar ?lihat saja skarnag ini benten sudah menjadi hutan industri dengan banyak limbah yang luar biasa. Huntan sudah menjadi insudtri dan apakan pemerintah sudah memberikan solusi terbaik ???
ReplyDeleteyap! "Selamatkan Hutan di Banten"
ReplyDeletewaktu Pramuka dulu ada lagu gini, "Banten kota indah, sejuk, nyaman. indah bagai di dalam taman. banyak disinggahi wisatawan. sungguh menarik perhatian" dan seiring berjalannya waktu, Banten semakin gersang karena hutan2nya sebagian pada ditebangin. Harus mengubah paradigma warga Banten terlebih dahulu, agar tidak selalu mengeksploitasi hutan lindung yang ada.
Memang benar kalauu hutann kitaaa rusak makaa dayaaa resapann airr akaannn berkurng,, ituu bisaaa mnjadikann kemarauu Ÿª♌ƍ berkepanjangan,,,, dann jugaaa bukann hnyaa ituu Ÿª♌ƍ terkenaaa dampakk hutann rusakk,,, fauna Ÿª♌ƍ adaa ∂ï daerahh bantenn jugaaa semakinn sedikit dikarenakann merekaaa kehausannn dikarenakannn sulinyaaa mncarii sumberrr air,,,,
ReplyDeleteBanten sekarang banyak dipenuhi pabrik2 besar. gak ada lagi pemandangan hijau atau hutan. yang ada cuma macet adan asap pabrik yang membuat polusi.
ReplyDeleteHutan memang sangat penting bagi kehidupan manusia karena itu hutan disebut sebagai paru - paru dunia. jika hutan dibabat habis oleh manusia sama saja manusia hendak melakukan bunuh diri.
ReplyDeleteBetapa penting nya Hutan dan Pepohonan bagi bumi dan manusia. Karena Pohon dapat menyimpan air yang di serap di dalam tanah untuk persediaan kita juga untuk bertahan hidup. Karena air sangat lah besar manfaat nya. Karena pepohona juga banyak mengurangi polusi itu sendiri yang kita buat oleh kegiatan industri...
ReplyDeletePentingnya hutan di bumi ini
ReplyDeleteButuh kesadaran dari lubuk
hati yang paling dalam, agar hutan tak di
salahgunakan kegunaannya
Maka bagi generasi kedepan kita perbaiki, untuk melestarikan hutan di banten dan di seluruh indonesia.
hutan memang sudah mendalam untuk masyarakat yang tinggal di bumi. tetapi kita baru bisa menyadari dampak negatif jika hutan kita rusak atau gundul yang bisa menyebabkan bencana banjir dan longsor.
ReplyDeleteTerkait dengan segala kerusakan hutan di Banten, saya sangat menitikberatkan kepada pemerintah yang kurang berperan dalam megelola hutan di daerahnya. Beberapa bahkan sebagian dari hutan sudah terkena eksploitasi besar – besaran akibat adanya pembangunan kawasan industri dan meledaknya jumlah penduduk yang tinggi di wilayah tersebut. Ini menunjukan sikap pemerintah yang kurang bahkan acuh dalam menangani persoalan dalam menjaga dan melestarikan hutan, sebagaimana kita tahu hutan memiliki fungsi yang vital di bumi dalam menjaga ekosistem. Perlu adanya upaya serius dari pemerintah untuk mengajak masyarakat dalam usaha revitalisasi dan reboisasi terhadap hutan. Jika terus dibiarkan maka tidak mungkin hal hal yang tidak dinginkan seperti penggurunan akan terjadi di wilayah Banten.
ReplyDeletekerusakan hutan bukan masalah baru lagi di negara indonesia ini. hutan adalah sumber oksigen bagi dunia ini, jadi kita harus menjaganya. kerusakan yang semakin parah bisa merugikan diri kita sendiri. Di wilayah banten sendiri kerusakan sudah termasuk parah banten adalah lingkungan industri. tidak seharusnya hutan-hutan rusak, karena jika hutan tidak rusak bisa mengimbangi/mengurangi pencemaran udara di daerah ini.
ReplyDeleteSangat memperhatinkan bila kerusakan hutan akan terus meningkat, saya sendiri berada di banten tepatnya daerah Sepatan Kab.Tangerang. 2 tahun belakangan ini lahan hutan dan sawah sudah dijadikan perumahan untuk penduduk pendatang. keadaan nya pun semakin lama semakin panas, sangat gersang. meskipun ada organisasi Earthour wilayah tangerang tetapi tanggapan masyarakat dan pemerintah masih kurang. upaya pemerintah harus mengajak masyarakat dalam menjaga ekosistem karena hutan mempunyai multi fungsi dan berperan sebagai paru paru.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKawasan hutan di daerah Banten memang sudah mulai habis, dan kondisinya yg adapun sekarang ini sudah memprihatinkan. Hal ini bisa terjadi akibat kebutuhan akan lahan yang digunakan untuk pemukiman dan kawasan industri, seperti kita ketahui daerah Banten sekarang ini adalah daerah penyangga dari ibukota Jakarta.
ReplyDelete"LOJOR HENTEU BEUNANG DI TEUKTEUK,PONDOK HENTEU BEUNANG DISAMBUNG"...(panjang jangan dipotong,pendek jangan disambung) begitulah adat dan budaya masyarakat kanekes dalam menjalani kehidupan kesehariannya yang penuh kearifan dan konsisten dalam berinteraksi terhadap linggkungan serta alam disekitarnya..semestinya hal ini menjadi bagian dari sikap dan prilaku masyarakat banten pada umumnuya.semestinya PEMPROV.Banten merefensi dan mensosilisasikan program pelestarian dan pemanfaatan alam serta lingkungannya..inilah cermin sebagian manusia saat ini yang selalu menggunakan fungsi otak kiri saja yang kurang diselaraskan dengan fungsi otak kanannya dan tidak menggunakaan HATI dalam segala perbuatannya,.
ReplyDeletehutan di banten memang sudah mulai habis , tapi belum ada kata terlambat untuk memperbaikinya.thk
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb
ReplyDeleteDalam hal ini pemerintah dan masyarakat sekitar harus saling bekerja sama untuk tetap menjaga hutan-hutan dikawasan tersebut dengan tidak menebang pohon sembarangan ataupun membuat vila-vila di kawasan tersebut agar tidak berdampak banjir bandang bagi Banten.
Satriana Nova @B18-Nova
ReplyDeleteSeharusnya bukan hanya pemerintah harus lebih tegas lagi dengan permasalahan ini, masyarakat sekitar juga bertanggung jawab akan permasalahan ini karena hutan yang ada di area ini semakin sedikit keberadaan nya.
selain itu dalam masalah ini peran ikut serta masyarakat pun sangat di butuhkan .
Ivan Pratama Syawal
ReplyDelete@c21-ivan ,TugasTC05
Hutan sangat penting bagi mahkluk hidup karna banyak yang bergantung padanya maka sebaiknya pemerintah harus tegas kepada orang-orang yang meruak hutan karan hutan adalah ekosistem penting bagi mahluk hidup di muka bumi ini
@E18-ariski, TugasB05
ReplyDeleteHutan seharusnya kita jaga dan kita lindungi bukan untuk dirusak dengan adanya artikel rusaknya hutan dibanten ini salah satu contoh kurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan dengan ini diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dengan melestarikan hutan bila hutan bersih maka semuanya akan menikmati hasilnya
@M14-AGUS (Agus Sanjaya Putra)
ReplyDeleteBila hutan masih terjaga dengan baik memiliki pohon-pohon yang rimbun, hutan dapat menyerap air ketika hujan datang dan menyimpannya dalam tanah di celah-celah perakaran, kemudian melepaskannya secara perlahan melalui daerah aliran sungai.
Hutan mengontrol fluktuasi debit air pada sungai sehingga pada saat musim hujan tidak meluap dan pada saat musim kemarau tidak kering. Di sini hutan berfungsi sebagai pengatur hidro-orologis bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain banjir dan kekeringan, masih banyak lagi dampak negatif dari kerusakan hutan. Kerusakan lingkungan hutan seperti ini merupakan kerusakan akibat ulah manusia yang menebang pohon pada daerah hulu sungai bahkan pembukaan hutan yang dikonversi dalam bentuk penggunaan lain.
Elfra Media Replita
ReplyDelete@M21-ALFRA
Salah satu contoh kota Provinsi Banten dengan kerusakan hutan tak lain adalah karena keberadaan kota Banten sebagai kawasan industri dan pemukiman berkonsentrasi di bagian utara menyebabkan degrasi kualitas lingkungan.
Saya setuju setiap industri harus berwawasan lingkungan , dan perlu memenuhi standar managemen limgkungan seperti ISO 14000. Atau juga setiap industri harus mulai memikirkan konsep dan pemikiran kimia hijau untuk menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.
Sebenarnya kesdaran akan pentingnya ilmu kimia sebagai ilmu dasar yang diperukan untuk mengatasi bahkan menghentikan timbulnya beragam persoalan lingkungan, baru muncul beberapa decade berakhir. Hal ini sejalan dengan pendapat santoso (2008). Selanjutnya dijelskan bahwa prinsip-prinsip kimia hijau dalam pelaksanaannya diakui dapat dipakai sebagai sarana utama dalam merancang dan mewujudkan pembangunan lestari