Setelah penangkapan Presiden PKS yang disangkakan terlibat
kasus suap impor daging sapi, hubungan di antara keduanya menjadi tidak mesra.
Banyak tuduhan dan komentar miring disampaikan petinggi dan kader PKS terhadap
lembaga pemberantas korupsi tersebut. Beberapa istilah seperti tebang pilih
sampai rencana zionis pun muncul, memang terkesan begitu emosional .
Bagaimanapun PKS selama ini mencitrakan dirinya sebagai
partai yang bersih, artinya ada upaya yang sungguh-sungguh bahwa petinggi dan
kadernya akan menjauhi beragam praktek kotor dalam politik dan penyelenggaraan
negara, termasuk korupsi. Kader PKS pun begitu yakin dan percaya bahwa
tokoh-tokohnya adalah orang-orang yang bersih dan bebas cela.
Memang kasus penangkapan Presiden PKS begitu mencengangkan,
sebagian masyarakat seolah tidak percaya. Kok bisa ya tokoh sekaliber itu
bermain-main dengan impor daging sapi, apa mungkin ? Pendek kata banyak orang
yang tidak mempercayai kejadian tersebut.
Namun di sisi lainnya, KPK juga merupakan institusi yang
kompeten dan professional. Apakah mungkin KPK dikendalikan pihak tertentu untuk
membuat kisruh di tubuh salah satu Parpol terbesar di Indonesia itu. Sebuah
Perpol yang sangat berperan dari awal dalam mengusung Presiden SBY untuk
menduduki tahtanya kembali.
Kasus isu suap impor daging sapi yang menyeret orang nomor
satu di PKS, jelas sangat berpengaruh besar terhadap organisasi dan dukungan
masa. Bahkan ada pakar politik yang menyebutnya sebagai tsunami dalam tubuh
PKS.
PKS yang selama ini dikenal memiliki tingkat loyalitas
tinggi dari para kader dan simpatisannya, jelas perlu segera membenahi diri.
Apalagi dengan memperhatikan hasil Pilkada DKI Jaya tahun yang lalu, di mana calon Gubernur DKI
dari PKS, yaitu Hidayat Nur Wahid-Didik
J Rachbini hanya meraih 508.113 (11,8 persen). Bandingkan dengan jumlah suara
yang diraih pada Pemilu 2009, PKS meraih 480.430 suara (18,1 persen).
Pada
Pilkada 2012 PKS hanya menempati urutan ketiga dari lima peserta (pasangan
Cagub-cawagub), sedangkan pada Pemilu 2009 PKS berhasil menempati urutan kedua
dari 44 peserta (Parpol). Sebagai catatan jumlah suara sah dalam Pemilu 2009
sebanyak 2.663.923, sedangkan pada Pilkada 2012 mencapai 4.336.486. Di beberapa
daerah PKS melalui koalisi dengan Parpol lain memang memenangkan Pilkada, namun
bagaimanapun Pilkada DKI tetap merupakan barometer dari perpolitikan nasional.
Masyarakat masih berharap banyak pada keberadaan PKS, yang
meskipun pencitraannya sejak 2009 relatif kurang bagus. PKS merupakan aset
bangsa yang kinerjanya perlu diperbaiki oleh para pengurusnya. PKS perlu
dikembalikan pada jatidirinya sebagai
partai dakwah yang berkiprah untuk kemaslahan umat.
Apa yang ditempuh KPK terhadap petinggi PKS hendaknya
menjadi bahan evaluasi , supaya istilah partai besih itu benar-benar dapat
diwujudkan. Di sisi lainnya kita sangat berharap pada KPK untuk terus menumpas
korupsi yang makin kronis dan sistemik di negeri ini. KPK sudah berhasil
mengungkap beragam kasus korupsi, banyak petinggi negara yang tertangkap dan
dikenai proses hukum sebagai akibat dari ulahnya.
Sebelum orang nomor satu di PKS diproses KPK, terlebih
dahulu seorang menteri di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II mengalami hal
yang sama. Lantas yang berikutnya siapa lagi
? Yang jelas kita berharap agar KPK benar-benar mandiri dan professional
dalam menjalankan tugasnya untuk memberantas korupsi. (Atep Afia/KangAtepAfia.com).
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.