Perubahan awal tampak pada umur 40
tahunan, keriput halus, rambut menipis, uban, sendi mulai kaku dan rabun jauh.
Pad aumur 50-an, elastisitas kulit menurun, muncul bintik-bintik coklat,
kekuatan otot menurun, dan pada wanita mencapai menopause. Pada umur 70-an,
alat perasa daya kerjanya menurun dratis, pendengaran dan penglihatan menurun,
pencernaan menjadi lamban, kerja jantung seperti malas, dan pembuluh darah
kaku. Pada umur 80-an, kandung kemih sulit dikontrol dan daya ingat memburuk.
Itulah proses menua, yang pada akhirnya menyebabkan kemunduran fungsi organ-organ
tubuh. Tetapi jangan pesimis dulu, ternyata proses menjadi tua dapat dihambat.
Belakangan ini banyak manusia yang masih berpenampilan segar dan bugar, tampak
awet muda.
Untuk penampilan awwet muda, bebagai
“jurus” telah banyak diterapkan, mulai penggunaan kosmetik., hormone,
obat-obatan, jamu, enzim, food duplement, pembedahan, diet khusus,
menjadi vegetarian dan sebagainya, dengan tingkat keberhasilan dan risiko yang
bervariasi.
Berdasarkan kajian-kajian teori,
penelitian, dan fakta yang ada , ternyata tempe merupakan jenis makanan yang
berdampak awet muda bagi penggemarnya. Dengan catatan, tempe yang dikonsumsi
bermutu baik dan pola konsumsinya teratur (minimal 100 gram setiap hari). Dalam
buku “Longevity Through The Organic Lifestyle”, yang ditulis oleh Henry
Chang, dan diterbitkan tahun 1999 dijelaskan, tempe merupakan makanan hasil
fermentasi, termasuk salah satu makanan untuk awet muda, sangat baik dikonsumsi
oleh siapa saja, terutama yang sudah berusia lanjut.
Fermentasi merupakan perombakan bahan
organik oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Teknologi fementasi yang
saat ini merupakan bagian dari bioteknologi ternyata sudah dikuasai bangsa
Indonesia sejak dulu, khususnya dalam pembuatan tempe. Tradisi pembuatan tempe
telah berlangsung secara turun-temurun. Kedele sebagai bahan baku tempe,
mula-mula direndam beberapa jam sampai kulitnya mengelupas. Setelah kulitnya
terkelupas lantas dikukus sampai matang, kemudian didinginkan dan ditambah ragi
(jamur). Ragi tempe diperoleh dari jamur yang menempel pada daun waru atau pada
daun tempat membungkus tempe (meliputi spesies Rhizopus orizae, Rhizopus
oligosporus, Rhizopus stoloniferous, Mucor mucedo dan Neurospora sitophila).
Teknologi tradisional yang bersifat
baku tersebut banyak memperoleh perhatian lembaga penelitian dan perguruan
tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Laboratorium Mikrobiologi
ITB berupaya meneliti jenis jamur yang terbaik dalam fermentasi tempe, dan
didapatkan spesies Rhizopus oligosporus dan Rhizopus stoloniferous
yang paling memenuhi syarat. Proses pembuatan tempe pun dikaji ulang, sehingga
diperoleh tempe bermutu baik yang dikenal dengan “tempe ITB”. Langkah yang
ditempuh ilmuwan dan industriawan di luar negeri lebih jauh lagi, misalnya di
Belanda telah dikembangkan Nederlansche Tempe Industrie, yang
memproduksi tempe dalam bentuk sambal goring, botok, bacem, dan perkedel, yang
dikemas dalam kaleng. Sementara di Jerman ada ilmuwan yang “Merasa” sebagai
penemu tempe dan berupaya memperoleh hak paten.
Tempe tergolong makanan yang membuat
awet muda karena memenuhi kriteria, merupakan makanan yang dapat meningkatkan
kebugaran dan daya tahan fisik konsumennya, menunda dan menghambat munculnya
penyakit degeneratif, mengurangi berbagai penyakit terkait gizi, dan dapat
memperpanjang harapan hidup konsumennya.
Keistimewaan tempe antara lain
kandungan porteinnya cukup tinggi, dalam 100 gram tempe segar terkandung
protein 10,9 gram protein. Kebutuhan protein ornag dewasa, untuk pria 56 gram
per hari dan wanita 46 gram per hari. Jadi dengan mengkonsumsikan tempe 100
gram per hari 20-25 persen kebutuhan protein sudah terpenuhi. Adapun protein
asal tempe yang dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh mencapai 56 persen.
Kandungan lemak tempe juga cukup
tinggi, yaitu 6,8 gram lemak dalam 100 gram tempe segar. Namun tempe memiliki
keunikan, yaitu menghasilkan enzim lipase, yang mampu menguraikan lemak menjadi
asam lemak esensial seperti linolenat, linoleat dan oleat. Asam lemak ini
merupakan komponen membrane sel dam molekul sumber energi. Asam lemak linolenat
dan linoleat dikenal sebagai asaml lemak omega-3 dan omega-6. Peranan omega-3
antara lain dapat mengurangi risiko penyumbatan arteri koronaria akibat
agregasi trombosit, menjaga kelenturan dinding arteri, meningkatkan HDL (high
density lipoprotein, merupakan pembersih kolesterol dari dinding arteri dan
membawa kembali ke hati, di mana kolesterol akan dipecah dan dikeluarkan, HDL
dikenal sebagai “kolesterol baik”), dan memperlancar sirkulasi darah.
Kadar karbohidrat tempe relatif rendah,
sekitar 9,4 persen, dan tidak mengandung gula. Selain itu dalam 100 gram tempe
hanya terdapat 157 kalori, relative rendah jika dibandingkan dengan makanan
lain. Dengan demikian tempe merupakan makanan yang cocok bagi penderita
diabetes, orang yang diet kalori rendah atau yang ingin langsing.
Tempe kaya akan vitamin seperti triamin
(vtamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), asam folat,
piridoksin (vitamin B6), vitamin B12, dan vitamin E. Peranan tiamin antara lain
dalam konversi karbohidrat menjadi energi, menjaga daya kerja jantung dan
sistem syaraf. Peranan riboflavin ialah dalam pelepasan energi dari makana,
emperbaiki jaringan yang rusak, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan sel.
Peranan piridoksin ialah dalam metabolism asam amino dan pembentukan
protein, termasuk haemoglobin. Peranan niasin, untuk metabolism glukosa dan metabolism energy. Peranan
vitamin bekerjasama dengan asam folat dalam memproduksi sel darah merah.
Peranan vitamin E antara lain, melindungi dinding sel dari kerusakan,
menghambat penuaan sel, dan memperbaiki sistem pertahan tubuh.
Kelebihan atau kekurangan dalam
mengkonsumsi vitamin umumnya selalu menimbulkan gangguan tertentu pada sistem
tubuh. Sebagai contoh, kekurangan piridoksin dapat menimbulkan dermatitis,
nervus, depresi, dan sulit tidur. Jika berlebihan, sampai di atas 50 mg per
hari, dapat menyebabkan gangguan syaraf. Seorang pria dewasa membutuhkn tulang
dan gigi, pembekuan darah, dan aktivitas otot serta syaraf. Kekurangan kalsium
dapat menimbulkan osteoporosis (keropos tulang), terutama pada orang lanjut
usia. Kelebihan kalsium menyebabkan perubahan tulang, penumpukan pada otot atau
organ tubuh. Posfor (p), bersenyawa dengan kalsium untuk mengeraskan tulang.
Zat besi (Fe) terutama untuk pembentukan haemoglobin dan mencegah anemia.
Kelebihan zat besi menyebabkan penumpukan, kerusakan organ tubuh, dan kulit
menghitam.
Hasil penelitian paling mutakhir
menunjukkan, pola konsumsi tempe secara teratur, setiap hari, dapat menurunkan
kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah. LDL merupakan komponen
yang bertanggungjawab terhadap penumpukan kolesterol di dinding arteri. Oleh
sebab itu disebut “kolesterol jahat” tersebut ialah asam lemak omega-3,
omega-6, serat, niasin, dan kalsium. Selain itu tempe juga mengandung senyawa
yang mampu menghambat aktivitas HMG-CoA reduktase, enzim yang berperan
dalam pembentukan kolesterol (pada tahap reaksi pembentukan asetil-Co A
menjadi mevalonat). Dengan demikian, mengkonsumsi tempe dapat berperan
positif dalam menghindari terjadinya penyakit jantung koroner.
Tempe mengandung keretenoid,
superoksida dismutase dan isoflavonoid. Bersama vitamin E senyawa-senyawa
tersebut dapat berperan aktif dalam mencegah terjadinya kanker. Selain mencegah
perubahan sel normal menjadi sel kanker, isofalvonoid juga mampu
memperbaiki metabolism hormone steroid, menurnkan kolesterol, dan
melindungi sel-sel hati dari kontaminasi senyawa racun tertentu. Hasil kajian
paling mutakhir, ternyata isoflavonoid genistein pada tempe, memiliki rantai
kimia yang mirip dengan hormone estrogen, secara spesifik dapat mencegah
pertumbuhan sel kanker prostat tahap kritis.
Masih ada khasiat tempe lainnya, yaitu
dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap Escherichia-coli, merupakan bakteri
penyebab diare pada anak-anak dan Balita. Sementara hasil penelitian di
Departmen Pertanian Amerika Serikat (USDA), menunjukkan adanya jenis antibiotik
hasil sampingan ragi tempe, yang berpotensi menyebabkan kekebalan terhadap
penyakit disentri, tifus dan kolera.
Dengan memperhatikan begitu panjangnya
daftar khasiat tempe, yang dapat dibuktikan secara ilmiah, maka tidak
berlebihan bahwa makan tempe setiap hari dapat meningkatkan kebugaran dan daya
tahan fisik, menunda dan menghambat munculnya penyakit degeneratif, mengurangi
berbagai penyakit terkait gizi, dan dapat memperpanjang harapan hidup
konsumennya. Memang tempe membuat awet muda. (Atep Afia/KangAtepAfia.com).
@TB31-RISDA, TUGAS TB05
ReplyDeleteKebanyakan orang mengira ketika mengkonsumsi tempe, orang tersebut tidak mampu membeli lauk lain yang harga cukup mahal dari harga tempe. Namun, dibalik itu semua ternyata tempe makanan yang selama ini dianggap biasa mengandung banyak manfaat yang dibutuh oleh tubuh manusia. Jangan melihat hanya dari luarnya saja. tepi lihat dari banyaknya manfaat yang dapat kita peroleh dari makanan tradisional yang satu ini. Jika dibandingkan dengan makanan mahal lainnya, tempe jauh lebih sehat dan lebih murah dibanding makanan yang ada. Awet muda adalah salah satu manfaat dari mengkonsumsi tempe. siapa sih yang tidak mau awet muda? setiap orang mengingini wajah yang tetap awet muda meski umur sudah tua. untuk itu, hal ini bisa kita jadikan tips bagi kita yang ingin tetap awet muda dan tetap cantik.
Terimakasih.
wida isdayantie
ReplyDelete@E31-wida
@Tugas B05
tempe merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum baik kalangan bawah maupun kalangan atas, selain keberadaanya mudah untuk didapatkan harga yang terjangkaupun menjadi alasan untuk mengkonsumsi makanan tersebut.
seperti yang dijelaskan diatas bahwa makanan tempe memiliki banyak manfaat yang diberikan salah satunya yaitu untuk membantu menghambat penyakit degenarif atau membantu kita untuk awet muda. mungkin hal ini dapat dijadikan alternatif untuk menjaga kesehatan tubuh kita dan menjadikan kita awet muda, selain itu kita biaya yang dikeluarkan sangatlah irit.