Oleh : Atep Afia Hidayat – Petani adalah aktor-aktor bidang pertanian. Kalau prinsip
industri mau diterapkan, petani sebagai SDM bidang pertanian harus mampu
memahaminya. Lantas apakah kapasitasnya memadai, bagaimanapun untuk mengintroduksi
prinsip-prinsip industri diperlukan kapasitas pengetahuan, kompetensi teknis
dan inner force dalam dirinya.
Kualifikasi pendidikan menjadi modal dasar, hal itu agar
prinsip-prinsip industri bisa dipahami dengan mudah lantas diaplikasikan dalam
bidang pertanian.
Petani sebenarnya memiliki semacam keunggulan komparatif,
bagaimanapun usaha dibidang pertanian berisiko tinggi, tak lain karena
ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan. Hal-hal seperti banjir,
kemarau, serangan hama dan penyakit bisa datang kapan saja, tanpa permisi,
tiba-tiba mengganas dan bisa menyebabkan area tanaman menjadi “puso”.
Petani telah memiliki kepiawaian tersendiri dalam menghadapi
krisis alam tersebut. Keberanian mengambil risiko akibat keputusan yang diambilnya
sudah menjadi karakter petani. Seorang petani menanam padi, tentu saja dalam
benaknya terpikirkan, bagaimana kalau secara tiba-tiba muncul serangan tikus
atau wereng. Namun risiko itu diambilnya juga, tentu saja dengan bekal upaya
proteksi terhadap tanamannya.
Tak heran jika petani di beberapa daerah begitu getolnya
menyemprotkan pestisida, hingga melampaui dosis yang ditentukan. Hal itu untuk
mengurangi risiko serangan hama, namun sayangnya tidak memperhatikan aspek
lingkungan dan dampak dari kontaminasi atau keracunan oleh pestisida.
Petani adalah pengusaha, terlepas dari kelas gurem, menengah
atau kakap. Prinsip-prinsip bisnis sebenarnya sudah ditekuninya. Orientasi pada
tingkat keuntungan, atau paling tidak kembalinya modal memang sudah dipegangnya.
Persoalannya kesederhanaan dalam menerapkan prinsip bisnis
umumnya menyebabkan nilai tambah yang diperolehnya sangat minim. Petani menjadi
mangsa tengkulak atau pengijon, hal itu bukan merupakan cerita langka lagi.
Petani berbisnis dengan pola pikirnya yang sederhana dan
statis yang terkadang tidak sejalan dengan perkembangan jaman. Hal-hal seperti
jam kerja tak sempat terpikirkan oleh sebagian besar petani, bahkan banyak di
antaranya yang berangkat dinihari dan pulang senja hari, “berkantor’ di beberapa
petak sawah atau ladangnya.
Pertanian adalah jenis usaha yang berisiko tinggi, maka tak
heran jika tidak banyak bank yang berani mengucurkan kreditnya. Begitu pula
dengan perusahaan asuransi, hingga saat ini belum ada asuransi kerusakan
tanaman akibat banjir, kekeringan atau serangan hama.
Baru dalam beberapa dekade terakhir inilah banyak pengusaha
yang berani terjun di sektor pertaian. Usaha ini berorientasi bisnis atau
agribisnis saat ini sedang trend, hingga sebagian konglomerat
menekuni-nya. Puluhan ribu hektar hutan konversi menjelma jadi hamparan tanaman
karet, kakao dan kelapa sawit, yang seringkali merusak ekosistem dan budaya
masyarakat sekitar hutan.
Namun hal itu memberikan imbas terhadap perkembanga
kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) di
sekitarnya. Wawasan petani karet di Jambi bertambah luas, tatkala tak jauh dari
lahannya dibuka perkebunan karet milik PT. Anu dari Entah Berantah Group.
Perkebunan-perkebunan milik para konglomerat menggunakan
jasa para profesional, sarjana-sarjana pertanian terpilih lulusan perguruan
tinggi terkemuka. Dalam hal ini snagat layak ditumbuh-kembangkan pola kemitraan
antara perusahaan swasta besar dengan petani di sekitarnya.
Model yang cukup popelar misalnya PIR-Perkebunan, di mana
perusahaan swasta bertindak sebagai inti dan petani sebagai plasma. Dalam pola
kerjasama yang demikian acuan memang pada orientasi bisnis dengan keuntungan
yang optimal.
Kondisi petani dengan kapasitas SDM-nya perlu memperoleh
perhatian khusus, dengan kata lain selain orientasi bisnis sebenarnya di
dalamnya perlu terselip orientasi sosial. Dengan sendirinya Coorporate Social
Responsibility (CSR) bisa diterapkan.
Para pengusaha atau pemilik perkebunan dan para profesional
di lapangan, hendaknya memiliki empati atau kepekaan terhadap situasi dan
kondisi sekitarnya.
Idealnya bisa bertindak selaku dinamisator bagi peningkatan
kualitas SDM petani, tak lain agar usaha tani yang dilakukannya bisa berkembang
baik, hingga masalah kesejangan sosial pun bisa teratasi.
Kapasitas SDM petani perlu mendapat perhatian yang serius,
terutama upaya pengembangnnya yang harus dilakukan secara terpadu dan
menyeluruh. Dalam sub sektor perkebunan umpamanya, produk petani selama ini
kualitasnya cenderung di bawah standar yang ditetapkan. Hal itu tak lain karena
aspek teknis yang belum benar-benar dikuasai.
Menghadapi
era perdagangan bebas Asean-China (ACFTA) dimana komoditi pertanian harus
bersaing secara ketat, semestinya skill petani terus dikembangkan. Kapasitas
SDM petani harus benar-benar diperbaiki, diperlukan pola dan sistem pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan yang komprehenship, bukan lagi sekedar pendekatan
proyek atau program asal jalan. (Atep
Afia)
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete@C16-BAHRUDIN, Tugas TC05
ReplyDeleteSDM para petani memang minim namun bila adanya pendekatan yang lebih dari pemerintah seperti training atau yang lainnya pasti petani di indonesia ini akan sedikitnya memahami akan keadaan lingkungan bila memkai pestisida dengan berlebihan. Bila petani di hubungkan dengan pengusaha swasta memang iya karena para petani di daerah yang di kuasai PT swasta mungkin kurang mendapatkan perhatian
@C17-WASTIONO, Tugas TC05
ReplyDeleteMenurut saya bahwa seorang petani hendaknya berorientasi pada pasar dan menjadikan pertaniannya sebagai lahan pabrik (agriindustri ) yang di miliki. Memang pola pikir merupakan kualifikasi dari tingkat pendidikan menjadikan modal utama yang menjadikan pola pikir berkembang tidak hanya sebagai petani gurem . dalam faktanya sekarang banyak perusahan perusahan swasta nasional yang juga menanamkan modalnya untuk usaha agribisnis ini . namun para konglomerat ini menggunakan para sarjana sarjana pertanian pilihan dari perguruan tinggi yang berkualitas untuk pengoprasian agribisnisnya dan hasil yang di dapat tidak kalah dengan industri manufactur . sebagai contoh tersebut telah menjelaskan bahwa tingkat pendidikan sangat perpengaruh. Melalui sosialisasi yang di terapkan pemerintah merupakan wujud nyata bahwa perkembangan SDM pertanian sangat di butuhkan untuk petani indonesia menjadi real petani agribisnis. Trimakasih.
@B14-Haelis, Tugas TB05
ReplyDeletemenang benar perlu adanya pembenahan tentang SDM dalam sektor pertanian. tetapi sebaiknya artikel menuliskan juga bagaimana memperbaiki pola pikir dan tindakan yanng dilakukan petani sendiri agar dapat berkembang menjadi SDM yang baik. bagaimana penyuluhan yang benar untuk para petani, apa saja yang harus petani pelajari agar dapat meningkatkan produksinya tetapi tetap efisien dan efektifitas.dan bagaimana peran pemerintah dalam hal ini.
Terimakasih
@E14-Imam, @Tugas B05
ReplyDeleteDi era perdangan bebas ini dimana semua produk saling berinovasi dan menghasilkan berbagai macam produk terbaik. khusus di bidang pertanian bagaimana menghasilkan suatu pangan dengan kualitas terbaik harus didasari pengetahuan tentang pertanian yang baik pula dari mulai cara menanam yg baik, pupuk yang baik, dll nya. Apa yang dilakukan pemerintah dan perindo yang saya liat di tv merupakan suatu langkah yang baik bagaimana mereka memberi alat pertanian modern kepada petani dan memberikan bimbingan agar petani kita memiliki soft skill yang baik tidak hanya itu itu saja
MUHAMMAD ZAINUDIN, 41616110001, KWU SENIN
ReplyDeletemenurut saya pemerintah harus menuntut banyak kepada profesor pertanian dahulu untuk mencari dan riset rekayasa produk pertanian yang unggul. dean mereka diberikan fasilitas untuk meneliti, jika gagal dikireksi gekar yang diberikanm agar sdm yang kita miliki dapat dimaksimalkan.
Nur Khafi 41616110110 KWU-Senin
ReplyDeleteIndonesia merupakan negara agraris diman terdapat peluang sangat besar di bidang pertanian. maka dari itu, pemerintah hendaknya mempertahankan sektor pertanian yang ada agar ladang dan sawah yang ada tidak menjadi bisnis lain. Seperti kasus yang didapat petani kendeng lestari, mereka mempertahankan mati-matian lahan pertaniannya dari kapitalis yang ingin membuat gedung bisnis di sekitar area pertanian. Dimana peran pemerintah?
Nasrullah 41817110097 kwu senin..
ReplyDeleteDengan modal kemampuan yang minim Kondisi petani dengan kapasitas SDM-nya perlu memperoleh perhatian khusus, dari pemerintah daerah atau parlemen lainya, dengan kata lain selain orientasi Idealnya bisa bertindak selaku dinamisator bagi peningkatan kualitas SDM petani, tak lain agar usaha tani yang dilakukannya bisa berkembang baik, hingga masalah kesejangan sosial pun bisa teratasi.
samsul faqih41616110124 KWU Senin
ReplyDeleteseharusnya sektor agraris bisa menjadi kekuatan atau sektor unggulan kita bangsa indonesia apabila pemerintahnya mau mengedukasi dan memfasilitasi serta emberikan kebijakan yang tepat untuk sektor tersebut. seperti halnya kanada dan beberaqpa negara didunia lainya yang mampu menopang perekonomiannya melalui sektor agraris. tidak dengan mengimport beras disaat panen raya akan datang yang mengakibatkann harga padi turun sehingga keuntungan petani yang sudah didepan mata sirna. itulah slah satu alasan yang membuat para kaum muda kurang berminat kesektor agraris. kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap petani
Novi Dwi Lestari // 41117110089 // KWU Senin
ReplyDeleteMenurut pengalaman saya yang setiap tahun mudik ke kampung halaman yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani merasa miris mendengar ataupun melihat langsung kondisi aktual di lapangan / sawah. Terutama saat harga jual hasil panen yang sangat rendah bahkan bisa dikatakan tidak ada harganya. Padahal mereka berkerja untuk dan di negeri sendiri, sedangkan disisi lain pemerintah sibuk mengurus impor hasil panen para petani dari luar negeri bukannya memperbaiki sistem untuk pengelolaan hasil petani lokal. Perbaikan dan pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan SDM Pertanian dalam negeri.
Hasthi Dasto Fibrianto 41616110019 KWU Kamis
ReplyDeleteSeharusnya pemerintah ikut andil adalam peningkatan kesejahteraan para petani kita, contohnya memberika benih, pupuk, pembasmihama, alat pemanen secara gratis mungkin itu sedikit meringankan beban para petani kita, dan hasil dari pertanian langsung di kelola oleh pemerintah tanpa melalui tengkulang lagi, jadi para petani akan lebih sejahtera. Bukan tidak mungkin hasil dari para petani kita bisa kita expor ke negara lain.
Ardian Adi Saputro / 41216110055 / KWU kamis
ReplyDeletePertanian bisa disebut nafas, seorang akan kesulitan hidup jika bisa menerima nafas begitu juga pertanian. Pada era ini amat sedikit SDM di indonesia yang berminat dalam bidang pertanian yang tersisa hanyalah orang-orang dewasa lalu kelak siapa tidak ada penerusnya. Ini sungguh memprihatinkan, sebuah negara yang mempunyai lahan pertanian yang subur serta bentangan yang luas tidak mempunyai pengolahnya. Dilakukan sebuah evalusi bisa daris segi harga jual, harga benih maupun dipasoknya teknologi pertanian yang bisa membantu. Dari hal tersebut bisa menghadirkan setiap insan untuk mampu mengembangakan keahliannya dalam sektor pertanian.
The, Eka Yuliarto / 4161611006 / KWU 1 Kamis
ReplyDeletePertanian di Indonesia kurang didukung peralatan kerja yang maju. lain halnya dengan negara Jepang semua proses pertanian banyak menggunakan teknologi mesin atau robot. ini yang harus di contoh dari sumber daya kita.
Dwi Bayu Prasetya/41117110128/ kwu kamis
ReplyDeleteSaya setuju bahwa petani adalah aktor utama dalam bidang perrtanian. Mengenai kapasitas dan kemapuan petani sekarang. Seharusnya pemerintah mulai sadar akan pentingnya Pendidikan dan pemahaman kepada para petani tentang bertaniyang baik, menggunakan teknologi pertanian yang baik yang difasilitasi atau disubsidi pemerintah, juga kiat kiat agar petani mampu menjaga hasil taninya dari tantangan cuaca yang ekstrim. Sumber daya manusia petani perlu mendapat perhatian yang serius dan menyeluruh agar kualitas hasil tani meningkat dan Indonesia mengurangi mengimpor dari negara lain. Pemerintah juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa profesi menjadi petani juga bukan profesi yang memalukan dan remeh, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa petani bukan profesi yang keren padahal kenyataannya profesi petani memegang peranan yang sangat vital dalam memproduksi kebutuhan pangan. Semoga sektor pertanian Indonesia semakin maju dan mampu bersaing.
Hening Arrum Haninfah / 43116120250 / KWU 1 Kamis
ReplyDeletediera yang makin maju, semakin kesini lahan semakin sempit dan petani semakin berkurang karena anggapan "hanya seorang petani, apa bagusnya"
seharunya kita sebagai pennerus bangsa mampu memberikan edukasi dan pemahaman yang baik kepada para petani, memberikan fasilitas baik dari sarana prasarana serta teknoligi yang ada agar para petani mampu memberikan hasil yang baik serta dapat bersaing dengan global. Dan SDM petani juga perlu ditingkatkan agar adanya kesetaraan dengan bidang lain selain pertaninan.
pemerintah juga harusnya sadar bahwa negara kita dikenal sebagai negara agraris yang artinya bidang pertanian merupakan sektor utama dari negara kita.
sulistianingsih 43116120091 KWU senin
ReplyDeleteseharusnya sektor agraris bisa menjadi kekuatan atau sektor unggulan kita bangsa indonesia apabila pemerintahnya mau mengedukasi dan memfasilitasi serta emberikan kebijakan yang tepat untuk sektor tersebut. seperti halnya kanada dan beberaqpa negara didunia lainya yang mampu menopang perekonomiannya melalui sektor agraris. tidak dengan mengimport beras disaat panen raya akan datang yang mengakibatkann harga padi turun sehingga keuntungan petani yang sudah didepan mata sirna. itulah slah satu alasan yang membuat para kaum muda kurang berminat kesektor agraris. kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap petani.
terimakasih
Irvan Agus Setiyanto - 41616110104 - KWU Kamis
ReplyDeletePerlu adanya penyuluhan, Pelatihan, pendidikan guna terbentuknya sdm pertanian yang mandiri, profesional, dan berdaya saing.
Galang Abid Hermawan 41117110050 KWU KAMIS
ReplyDeleteAgar sdm petani baik, perlu adanya uluran tangan dari pemerintah berupa penyuluhan dan seminar atau pelatihan tentang pertanian kepada para petani,dan pemerintah juga harus mengambil beras dari petani lokal bukan justru impor beras
Galang Abid Hermawan 41117110050 KWU KAMIS
ReplyDeleteAgar sdm petani baik, perlu adanya uluran tangan dari pemerintah berupa penyuluhan dan seminar atau pelatihan tentang pertanian kepada para petani,dan pemerintah juga harus mengambil beras dari petani lokal bukan justru impor beras
Galang Abid Hermawan 41117110050 kwu kamis
ReplyDeleteAgar petani indonesia semakin pintar dan makmur perlu adanya hubungan dari pemerintah juga, berupa penyuluhan,pelatihan atau apapun yang berkaitan dengan pertanian. Serta pemerintah juga menggunakan hasil petani lokal agar petani lokal makmir bukan justru impor dari negara lain
Galang Abid Hermawan 41117110050 kwu kamis
ReplyDeleteAgar petani indonesia semakin pintar dan makmur perlu adanya hubungan dari pemerintah juga, berupa penyuluhan,pelatihan atau apapun yang berkaitan dengan pertanian. Serta pemerintah juga menggunakan hasil petani lokal agar petani lokal makmir bukan justru impor dari negara lain
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWahyu Widianingsih - 41117110170 - KWU Kamis
ReplyDeletePembangunan di sektor Pertanian meliputi peningkatan kualitas SDM petani melalui penyuluhan tata cara bertani yang baik,dalam meningkatkan keterampilan dan pemahaman tentang pertanian pada para petani.Bidang usaha yang paling maju di Indonesia adalah bidang pertanian. Maju dalam hal, jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam usaha itu paling banyak, serta pengalaman bangsa Indonesia di bidang ini tentunya paling banyak. Tetapi dalam perkembangan jaman para petani indonesiapun harus mampu bersaing.