Oleh : Atep Afia Hidayat - Rumit, jelimet, susah, sukar, sulit, ribet, dan kata-kata sempit serta terpojok lainnya, mencerminkan kondisi yang bisa dihadapi setiap orang. Kehidupan memang penuh dinamika, setiap orang bisa terjerumus dan terjepit dalam situasi dan kondisi yang menyesakkan. Ya, kesempitan hidup siap menghampiri siapapun, begitu pula kelapangan hidup. Keduanya bagaikan koin dengan dua sisi, peluangnya 50 : 50.
Bersiaplah terjebak dalam kesukaran yang luar biasa, yang datang tanpa diduga sebelumnya. Tiba-tiba saja, dunia seakan berubah, dari lapang menjadi sempit, dari terang menjadi gelap, dari ramai menjadi sepi, perubahan drastis, seratus delapan puluh derajat. Itulah perjalanan hidup, itulah bagian dari episode yang harus dilalui.
Kehidupan tidak selalu indah dan bahagia. Ada kalanya benang kusut datang menghampiri, begitu sulit diurai dan dicari ujung pangkalnya. Bahkan yang mana ujung dan yang mana pangkal, sudah tidak jelas. Nasib kelabu siap menyelimuti siapa saja, tanpa pandang bulu. Nasib kelabu bisa jadi karena ulah diri sendiri, karena tidak ada tujuan pencapaian hidup, karena tidak menggunakan pedoman hidup, karena tidak berkonsentrasi dalam perjuangan hidup, karena menganggap arena kehidupan bagaikan air mengalir. Ya, kehidupan begitu dinamis, penuh misteri dan rahasia. Sedetik kemudian apa yang akan terjadi, tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti. Termasuk ketika terjerat benang kusut.
Lantas, bagaimana cara mengurai benang kusut tersebut ? Memang tidak mudah, pertama tergantung pada kesiapan pribadi yang bersangkutan, dan kedua tergantung pada jenis benang kusut. Setiap orang memiliki tingkat kemampuan tertentu dalam mengurai benang kusut. Masa perjalanan hidup seseorang diwarnai dengan tempaan demi tempaan dalam menyelesaikan persoalan hidup. Namun terntu saja dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda. Ada yang kerap didera cobaan hidup, sehingga menumbuhkannya jadi pribadi yang kuat. Ada yang kerap didera cobaan hidup, namun menjadikannya jatuh terkulai, bahkan tak berkutik. Banyak juga yang jarang didera cobaan hidup sehingga miskin pengalaman dalam menyelesaikan cobaan hidup atau benang kusut.
Jam terbang jelas sangat berpengaruh dalam kematangan pribadi seseorang dalam menuntaskan benang kusut kehidupan. Upaya mengurai benang kusut, jelas harus diawali dengan pikiran dan hati yang jernih. Langkah selanjutnya ialah melihat persoalan hidup secara obyektif dan adil. Berikutnya, mengedepankan paradigma bahwa di balik setiap kesulitan “pasti” ada kemudahan. Namun untuk meraih kemudahan dari kesulitan itu, tentu harus dengan upaya yang sungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta dan Pengelola Kehidupan, Allah SWT. Ya, bagaimanapun, tidak ada dan upaya, kecuali atas pertolonganNya. Manusia berupaya, Tuhan yang menentukan. Apapun ragam benang kusut yang menimpa, hakikatnya adalah bentuk cobaan untuk menguji sampai sebatas mana kedekatan denganNya. (Atep Afia)
saya sering kali mengalami "benang kusut" seperti apa yg bapak sampaikan, jelimet, sempit, serasa terpojok. dan disaat-saat seperti itu, sy sering dihadapkan kepada pandangan "ada banyak org/tokoh yg 'berkedudukan', memiliki beban hidup yg besar sebab memiliki tanggung jawab atas umat/masyarakat... seperti halnya ulama, presiden, dll... namun beliau seakan-akan tidak pernah mengalami benang kusut, hidupnya banyak dicintai orang".
ReplyDelete:) alhamdulillah, sy rasa tulisan bapak adalah bentuk jawaban atas permasalahan "benang kusut".
trimaksih pak
dalam setiap perjalanan hidupnya, setiap manusia pasti akan menjumpai benang kusut dalam hidupnya, dan tantangan selanjutnya adalah untuk mengurai benang tersebut agar tidak kusut lagi, hal tersebut bisa seperti bagaimana kita menghadapi masalah, memilih suatu pilihan dengan bijak yang kemudian kita dituntut untuk lebih telaten dan hati hati agar benang yang sudah terurai tadi tidak kembali menjadi kusut yang berkaitan dengan bagaimana kita bersikap terhadap segala sesuatu
ReplyDeleteSetiap orang pasti memiliki masalah, entah besar ataupun kecil. Namun seringkali kita menjumpai sikap-sikap berbeda setiap orang dalam menyelesaikannya. Semua itu kembali kepada pribadi masing-masing apakah ia pantang menyerah ataukah terpaku pada keadaan. Bagi saya pribadi, saya memegang sebuah prinsip bahwa tidak akan ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya karena berat atau tidaknya suatu masalah tergantung dari sisi mana kita melihat masalah tersebut.
ReplyDeleteTerimkasih
Eo7-Dwi Tugas Bo5
ReplyDeletemasalah dalam kehidupan itu pasti ada entah itu masalah yang datang dari dalam diri kita bahkan dari luar diri kita,dan setiap masalah pun memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang berbeda beda,untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada dalam hidup kita,di perlukanya mental yang kuat,dan jangan lupa kita juga harus berdoa kepada tuhan yang maha esa agar masalah yang kita hadapi cepat selesai dan mendapatkan hikmah dari setiap masalah yang kita hadapi.
sekian terima kasih