Oleh : Atep Afia Hidayat - Menjalani kehidupan tanpa
kebugaran ? Cape deh ! Begitu melelahkan ! Ya, arena kehidupan harus dijalani
dengan bugar full, baik menyangkut
kondisi fisik, mental, pikiran, perasaan maupun semangat. Fisik dituntut untuk bugar
setiap saat, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur. Bahkan kebugaran
dituntut 24 jam non stop.
Nah lho, kalau begitu dalam kondisi tertidur pun kita harus bugar ? Ya iyalah masa ya iya donk, bagaimana bisa tidur nyenyak kalau fisik tidak bugar. Tidur nyenyak merupakan tidur yang berkualitas, terutama untuk menormalisasikan fungsi-fungsi sel, jaringan, organ dan tubuh secara keseluruhan.
Nah lho, kalau begitu dalam kondisi tertidur pun kita harus bugar ? Ya iyalah masa ya iya donk, bagaimana bisa tidur nyenyak kalau fisik tidak bugar. Tidur nyenyak merupakan tidur yang berkualitas, terutama untuk menormalisasikan fungsi-fungsi sel, jaringan, organ dan tubuh secara keseluruhan.
Untuk kebugaran fisik yang prima diperlukan investasi waktu, aktivitas dan biaya. Untuk bugar secara fisik ada ongkosnya lho. Tak heran jika berbagai pusat kebugaran muncul di mana-mana. Lantas, apakah untuk meraih bugar full harus selalu di pusat kebugaran ?
Tentu tidak, untuk bugar secara fisik bisa
diupayakan dengan cara-cara sederhana, murah dan meriah. Hal yang terpenting
ialah adanya kemauan dan kemampuan untuk bergerak. Ya, modal dasar kebugaran
fisik ya bergerak, bisa berupa jalan-jalan, jogging, lari, lompat-lompat, senam
atau gerak badan, termasuk olah raga yang menggunakan alat.
Dengan begitu,
jadikan rumah dan sekitarnya sebagai pusat kebugaran, begitu pula tempat
bekerja seperti kantor, sekolah, pasar, dan sebagainya. Tepat, bahwa pusat
kebugaran bisa di mana saja, yang terpenting ada kemauan dan kemampuan untuk
mulai bergerak. Siap gerak !
Faktor mental pun harus
dipelihara kebugarannya, jangan biarkan mental mengalami drop atau tertekan barang
sejenak pun. Tidak ada gunanya fisik bugar namun mental down. Caranya, selalu memantau aktivitas, situasi dan kondisi mental, setiap saat
introspeksi, jangan pernah lengah. Seringkali melakukan pembiaran terhadap
mental sendiri, sehingga tidak terlatih dan tidak terkelola, berkembang apa
adanya. Mental bisa mengalami gangguan, mulai dari yang ringan sampai sangat
berat. Stres yang dibiarkan dan mengendap lama-kelamaan bisa menjadi depresi
yang berat. Kalau sudah begitu, kehidupan akan dijalani dengan tidak produktif,
bahkan bisa menjadi beban bagi orang lain.
Mental harus di-per-bugar
setiap saat. Caranya ? Ya, selain olah raga yang menyangkut fisik, tentu saja
ada olah mental. Selain bina raga juga diperlukan bina mental. Olah dan bina
mental setiap saat, mulai dengan berpikir dan berperasaan positif, juga
berpikir dan berperasaan besar. Jauhi yang negatif dan kerikil-kerikil tajam
yang bakal mengganggu dan melukai mental. Hindari segala sesuatu yang tidak
berguna berupa omong kosong, sikap kosong dan tindakan kosong, yang semuanya
tidak ada artinya, malah membebani dan membuat repot.
Sebagaimana fisik yang
melakukan latihan beban, maka mental pun perlu latihan beban. Sebagaimana
tanaman buah-buahan, hanya akan berbuah jika terlebih dahulu mendapatkan
cekaman. Tanaman jeruk dalam pot misalnya, hanya akan berbuah jika tidak
disirami (dikeringkan) minimal tiga hari. Nah, tanaman akan mengalami stress, namun
dalam batas-batas kewajaran, akhirnya akan menumbuhkan bunga dan segera
berbuah. Begitu pula mental, secara terprogram perlu mendapat cekaman, tekanan
atau beban tertentu, sampai batas kewajaran.
Latihan beban fisik misalnya
dengan mengangkat barbell atau lari dengan kecepatan tertentu. Namun fisik ada
batas kemampuannya, jangan diforsir dan terlalu dipaksakan. Beberapa contoh
akibat terlalu memforsis aktivitas fisik berujung pada kematian sudah banyak
diberitakan, misalnya seorang aktor yang juga anggota DPR, menghembuskan nafas
terakhir setelah beberapa saat berolah raga sepak bola. Begitu pula baru-baru
ini di Makassar diberitakan, seorang atlet karate asal palu mendadak meninggal,
setelah bertanding dalam empat sesi dalam satu hari.
Ya, kecapaian, kelelahan
bisa berujung pada kematian. Kemampuan fisik seseorang memang ada batasnya,
dengan demikian upaya pembugaran harus mengenal batas-batasnya. Segala sesuatu
memang jangan melampaui batas, begitu pula dalam upaya pembugaran kondisi
mental.
Begitu pula pikiran, perasaan dan semangat harus
selalu bugar. Keseluruhannya memang berkaitan dan bersinergi. Semuanya harus
kompak untuk kehidupan yang lebih bermakna dan berkualitas. Persoalannya
bagaimana menjaga frekuensi kebugaran, supaya tidak terlalu berfluktuasi. Tentu
saja diperlukan program dan metode pelatihan yang berkesinambungan,
terus-menerus tak pernah henti.
Dalam hal ini ada metode komprehenship dan terintegrasi untuk mencapai kondisi bugar full, yaitu shalat lima waktu dan dilakukan secara berjamaan di masjid. Selain menayngkut fisik, mental, perasaan, pikiran, semangat, metode ini bisa menyebabkan bugar secara social dan bugar secara spiritual. Sebagai contoh tokoh nasional yang penampilan dan penampakannya selalu bugar ialah mantan Wapres Jusuf Kalla, meskipun usianya telah melampaui 69 tahun. (Atep Afia/KangAtepAfia.com)
wida isdayanntie
ReplyDelete@E31-wida, @Tugas B05
"Didalam Tubuh yang Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat"
begitulah masyarakat menyebutkanya, siapa yang tidak mau memiliki tubuh yang bugar, namun disamping tubuh yang bugar, kita juga harus memiliki kebugaran yang lain, yaitu mempunyai mental yang baik dan perasaan yang baik, karena bugar dari dalam tubuh akan mempengaruhi aktivitas yang akan dijalankan. semakin baik kebugaran dalam tubuh kita semakin baik pula kehidupan yang kita jalani dan begitupun sebaliknya.