Apr 23, 2013

Menjadi Negara Agribisnis Terbesar


Oleh : Atep Afia HidayatSebenarnya pemerintah kolonial Belanda dimasanya sempat memperkenalkan sistem agribisnis modern, yaitu dengan membangun perkebunan lengkap dengan pabrik pengolahan hasilnya. Perkebunan karet, teh, tebu dan tembakau yang terbesar di Sumatera Utara, Jawa barat dan Jawa Timur, sudah sejak lama memadukan unsur produksi dan pengolahan hingga komoditi yang diekspor berbentuk bahan jadi atau setengah jadi. Namun ternyata masih ada kendala yang dihadapi, yaitu segi pemasaran yang seringkali kurang menentu.

Dengan adanya globalisasi perekonomian dunia, sudah jelas menuntut kemampuan berkompetisi yang tinggi. Meskipun produk yang dihasilkan memenuhi standar internasional, namun jika kemampuan memasarkan masih rendah maka nilai tambah yang diperoleh tidak akan mencapai titik optimal.
Dengan kata lain nilai ekspor nonmigas sektor pertanian tetap tidak terdongkrak, begitu pula dengan pendapatan petani atau pekerja usaha tani sulit beranjak. Keberhasilan pemasaran selain tergantung pada manusia dibelakangnya, juga dipengaruhi oleh daya saing yang meliputi harga, mutu, ketepatan waktu dan services.
Sistem agribisnis untuk sub sektor perkebunan memang selangkah lebih maju, sedangkan untuk sub sektor lainnya seperti hortikultura, pangan, perikanan dan peternakan masih relatif tertinggal.
Sebenarnya para petani sangat mengharapkan nilai tambah yang lebih baik dari usaha taninya. Sebelum dilepas ke pasar setidaknya produk diolah terlebih dahulu. Penerapan sistem agribisnis pada usaha tani skala kecil diharapkan dapat mempercepat upaya pemerataan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, sekaligus mengurangi angka kemiskinan. Idealnya produk agroindustri di hilir bisa meningkatkan nilai tambah petani di hulu.
Hambatan lainnya dalam pengembangan angribisnis ialah menyangkut kualitas kelembagaan dan sumberdaya manusia. Untuk menerapkan teknologi dan manajemen yang lebih maju diperlukan kualitas lembaga dan sumberdaya manusia yang memadai.
Agribisnis merupakan konsep pengembangan sektor pertanian modern dengan berbagai inovasi di dalamnya. Untuk mengadopsi inovasi teknologi dan bisnis diperlukan adanya kesiapan mental-intelektual yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Upaya pengembangan kelembagaan dan sumberdaya manusia perlu dibarengi dengan perbaikan tingkat pendidikan. Terlebih jika mengingat era globalisasi yang merambah semua sektor, maka tak ada pilihan lain petani atau pelaku agribisnis di Indonesia pun harus mampu go global dan berbagai produknya bisa bersaing di pasar global.
Jika memperhatikan potensi yang dimiliki, baik menyangkut sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, maka Indonesia layak menjadi negara agribisnis terbesar di dunia, mengapa ? Ada beberapa alasan yang mendukung.
Pertama, potensi lahan yang masih terbuka luas untuk menguahakan berbagai komoditi. Namun dalam konversi lahan hendaknya menghindari kerusakan ekosistem hutan.
Kedua, Indonesia memiliki cadangan plasma nuftah terbesar di dunia, hingga memungkinkan untuk terus-menerus melakukan pemuliaan tanaman untuk memperoleh varietas yang lebih unggul. Untuk anggrek umpamanya, komoditas yang memiliki peluang pasar yang sangat baik, Indonesia memiliki 1.000 dari 30.000 spesies anggrek alam di seluruh dunia.
Namun ternyata di pasar internasional daya saingnya lemah, bahkan kalah dengan Singapura yang sumberdaya alamnya sangat minim. Begitu pula untuk komditi lainnya, seringkali tidak bisa dijadikan keunggulan kompetitif. Dalam hal ini diperlukan adanya lengkah-langkah strategis untuk bisa mengotimalkan pemanfaatan sumberdaya alam sekaligus kemampuan untuk memasarkannya;
Ketiga, untuk berbagai komoditi Indonesia memiliki jumlah produsen terbesar di dunia. Sebagai contoh petani karet di Indonesia mencapai jutaan orang, belum termasuk buruh tani dan pekerja perkebunan besar. Hal itu merupakan keunggulan komparatif, jika  dibina lebih lanjut bisa menjadi keunggulan kompetitif.
Perhatian pemerintah terhadap upaya pengembangan agribisnis perlu lebih serius lagi, baik menyangkut investasi, penelitian, penyuluhan hingga pemasaran. Dalam beberapa dekade terakhir tidak hanya komoditi pangan yang diperhatikan, namun juga komoditi agribisnis lainnya. Selain itu pemerintah pun cukup aktif dalam menarik investor, antara lain dengan menawarkan berbagai kemudahan dan fasilitas.
Jika ditangani secara terpadu dan komprehenshif sektor agribisnis di Indonesia memiliki peluang yang sangat cerah. Bagaimanapun keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki perlu dikelola lebih lanjut, sehingga komoditi agribisnis Indonesia bisa bersaing di pasar internasional.
Hal-hal seperti pengembangan sumberdaya manusia, pewilayahan komoditi, pengembangan infrastruktur, perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Jika pembenahan terus-menerus dilakukan maka tak mustahil dalam beberapa decade mendatang Indonesia akan tampil sebagai negara agribisnis terbesar. (Atep Afia

8 comments:

  1. @C17-WASTIONO, Tugas TC05
    Kalo di lihat dari masa ke masa bahwa pada dasarnya bangsa indonesia telah di warisi agri bisnis dari kolonial belanda . di lihat dari segi produk agraris bangsa indonesia telah memasuki kualitas standart internasional namun cukup di sayangkan kalo hasil agraris yang di hasilkan masyarakat indonesia namun petani tidak mampu menikmati yang di namakan agribisnis dimana masalah besar mengenai pemasaran memang perlu di lakukan perbaikan dan di ajarkan ke petani petani indonesia agar petani indonesia lebih memiliki keanganan yang gemilang mengenai apa yang mereka kejakan dengan pencapaian hasil yang di harapkan . perbaikan system yang telah di lakukan pemerintah dari tahap tahun ke tahun juga sudah baik dan dapat menjadikan peningkatan kualitas sebagai negara penguasa agribisnis terbesar dunia . mamang waktu untuk mencapainya angan tersebut tidaklah singkat , seiringnya waktu yang di butuhkan tidak sedikit maka peningkatan SDM harus di lakukan dengan maksimal semaksimal mungkin agar angan tersebut cepat tercapai.

    ReplyDelete
  2. @B14-Haelis, Tugas TB05
    petani indonesia tidak mengolah lagi hasil panennya sehingga harganya juga rendah. apabila petani indonesia dapat mengolah hasil panennya menjadi barang jadi atau barang setengah jadi sehingga harganya bisa jauh lebih baik dan mensejahterakan rakyat. contonya saja karet dari petani indonesia bisa diolah menjadi ban oleh negara jepang dan dijual lagi di indonesia dengan harga yang tinggi. nah apabila indonesia bisa mengolah sendiri karet menjadi ban, selain harganya bisa jauh lebih murah dan membuat lapangan pekerjaan baru.
    saya setuju dengan alasan kenapa negara indonesia bisa menjadi negara agribisnis terbesar, tetapi tentunya masih banyak hal yang harus dibenahi bangsa ini.
    terimakasih

    ReplyDelete
  3. @E14-Imam, @Tugas B05
    Menjadi suatu negara agraris sebenarnya mudah bagi negara seperti indonesia karna indonesia memiliki cukup wilayah dan Sdm di dalam nya hanya saja masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah pemasarannya. Di era globalisasi seperti ini menuntut kita bekerja keras dalam berinovasi. Menjadi negara agraris diperlukan wilayah yg cukup, SDM yang berkualitas, manajemen yang baik dalam hal pemasaran dan pengolahannya, menurut saya indonesia memiliki banyak sekali sektor agraris tapi hanya sedikit yang diolah menjadi bahan jadi. Kebangakan dari kita menjual bahan mentah nya saja ke luar negeri padahal jika diolah menjadi bahan jadi akan menambah value penjualan yang lebih tinggi

    ReplyDelete
  4. Dwi Bayu Prasetya/41117110128/ kwu Kamis
    Jika membahas mengenai Negara Indonesia memang tak habis kelebihan dan potensi alam yang dimilikinya terutamadalam bidang kelautan dan pertanian. Dan kita semua setuju bahwa profesi terbanyak juga petani dan nelayan. Tentang Indonesia berpotensi dalam menjadi Negara Agribisnis saya sangat setuju. Bahkan dulu negara Belanda menjajah Indonesia pun sangat bergairah mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia dalam bidang perkebunan seperti sawit, karet, kopi, the tebu dan lengkap beserta pabrik produksinya. Namun alasan kenapa sector agribisnis Indonesia kurang maju dan mampu bersaing dalam kancah internasional menurut saya karena utamanya karena sumber daya manusianya yang kurang memadai. Kebanyakan petani hanya mau menjual hasil kebun mereka dalam bentuk mentah dan tidak mau mengolahnya menjad barang jadi terlebih dahulu. Mirisnya, ada hasil kebun dari Indonesia yang dijual ke luar negeri kemudian diolah menjadi produk jadi dan akhirnya dijual lagi ke Indonesia. Hambatan lainnya juga dari segi teknologi dan manajemen pengolahan hasil perkebunan Indonesia. Dalam mengatasi hal ini seharusnya para petani mulai sadar dan mau bangkit berkembang mengolah hasil kebun terlebih dahulu. Juga tidak melulu menggunakan cara yang tradisional mau memakai teknologi produksi yang telah berkembang. Pemerintah dalam hal ini harus bisa membentuk manajemen yang baik untuk para petani dan memberi arahan yang membangun dan meningkatkan promosi produk Indonesia ke luar negeri. Semoga julukan negara agraris bagi Indonesia bisa dibuktikan dengan nyata. Sekian

    ReplyDelete
  5. Jamal Jipesya (41816120082) KWU Senin

    Indonesia memang sudah sangat memenuhi syarat sebagai negara agribisnis terbesar. Hal ini karena segala sumberdaya yang diperlukan memang sudah tersedia di negara kita ini. Menjadi pekerjaan besar bersama untuki mendukung dan mewujudkan hal ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Ervina Listyowati ( 41117110102) Kwu Kamis Saya setuju profesi terbanyak adalah petani dan nelayan. Sehingga Indonesia berpotensi dalam menjadi Negara Agribisnis.Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah kaum tani. Negara agraris menjadikan Indonesia memiliki wilayah yang luas serta kaya akan lahan yang subur untuk bertani. Atas dasar ini, Indonesia mulai mengenal agribisnis. Perjalanan perkembangan agribisnis di Indonesia sejalan dengan sejarah pembangunan pertanian secara umum yang mengalami periode jatuh bangun. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi di Indonesia baik secara mikro maupun secara makro. Negara negara yang menjajah Indonesia sangatlah bersemangat dalam mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia dalam perrtanian dan perrkebunan maupun rempah rempah.alasan kenapa sector agribisnis Indonesia kurang maju dan mampu bersaing di dunia internasional adalah karena Pengelolaan SDM yang kurang memadai. Kebanyakan petani di Indonesia hanya menjual hasil kebun secara mentah dan tanpa mengolahnya. Hambatan lainnya datang dari terbatasnya teknologi dan manajemen pengolahan hasil perkebunan Indonesia. Dalam mengatasi hal ini seharusnya para petani mulai sadar dan mau bangkit berkembang mengolah hasil kebun terlebih dahulu. Tidak selalu menggunakan cara yang tradisional mau memakai teknologi produksi yang telah berkembang.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.