Setiap hari yang dijalani diisi dengan beragam aktifitas, salah satu di
antaranya ialah makan. Setiap orang tidak pernah berhenti makan, karena apa
yang dimakan sangat berguna untuk berbagai proses metabolisme tubuh. Lantas
berapa banyak kalori yang kita konsumsi ? Hal itu perlu mendapat perhatian
serius, karena besarnya kalori yang bersumber dari makanan dan masuk ke tubuh
sangat menentukan berat badan. Dengan demikian, jika ingin mengendalikan berat
badan salah satu cara terpenting ialah hitunglah kalori yang masuk.
Kelebihan berat badan sudah menjadi persoalan yang serius. Kondisi saat
ini sekitar satu milyar orang dewasa telah mengalami kelebihan berat badan.
Dalam hal ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai epidemi
obesitas global. Riset kesehatan yang dilakukan para peneliti di Amerika
Serikat menyebutkan, bahwa gejala obesitas tidak mengalami banyak peningkatan
dalam beberapa tahun terakhir, hal itu merupakan kabar baik. Namun kabar buruknya
bahwa gejala obesitas juga tidak mengalami penurunan.
Ternyata lebih dari sepertiga orang dewasa dalam tahun 2009 dan 2010 mengalami obesitas.
Tentu saja sebagian besar di antaranya tidak tinggal diam, namun senantiasa
mencoba untuk menurunkan berat badan sampai tercapai timbangan yang ideal.
Beragam program diet pun dilaksanakan, meskipun menempuh cara yang masih
diwarnai pro dan kontra. Ada sekelompok penderita obesitas yang sangat
mengurangi konsumsi karbohidrat; ada yang menghindari lemak; ada yang lebih
banyak mengkonsumsi protein; bahkan ada juga yang sengaja mengurangi asupan
protein.
Sementara Dr. George Bray, dari Pennington Biomedical Research
Center, Louisiana, Amerika Serikat,
melakukan beberapa studi yang berkaitan dengan pengaruh protein terhadap
kenaikan berat badan. Dalam studi tersebut digunakan sampel 25 orang dewasa
dalam kondisi sehat. Keduapuluhlima orang tersebut diberikan konsumsi 1.000
kalori per hari selama delapan minggu,
dengan pola diet kadar protein rendah, normal dan tinggi. Pengertian
kadar protein normal ialah sekitar 15 persen dari energi bersumber dari
protein. Sebagai catatan, kalori dalam makanan merupakan ukuran energi.
Dr Bray menyebutkan, bahwa
keduapuluhlima orang tersebut mengalami kenaikan berat badan, adapun penyimpanan
lemak adalah sama persis dengan ketiga
tingkat protein yang diujicobakan. Asupan kalori mempengaruhi penyimpanan lemak
dalam tubuh. Namun pola diet dengan kadar protein tinggi menyebabkan kondisi
tubuh menjadi lebih ramping.
Di sisi lainnya Dr Bray menyatakan, bahwa dengan diet protein rendah
maka berpeluang untuk menyebabkan terjadinya kehilangan massa tubuh, meskipun terjadi asupan kalori yang berlebih.
Dalam hal ini menimbang berat badan secara teratur merupakan langkah yang baik
untuk mengetahui dengan cepat kondisi tubuh dalam kaitannya dengan obesitas.
Hasil studi Dr Bray dipublikasikan melalui
Journal of American Medical Association.
Sedangkan Dr Dariush Mozaffarian dari
Harvard School of Public Health, melakukan studi hubungan antara pola
makan dan kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes. Menurut Dr
Mozaffarian, hal yang lebih penting dari sekedar menghindari jenis makanan itu
atau itu, ialah bahwa dalam pola konsumsi harus bijak. Beberapa jenis makanan
yang harus diperbanyak asupannya ialah
buah-buahan, sayuran, gandum, ikan, minyak sayur dan kacang-kacangan.
Menurutnya, dengan meningkatkan sekitar satu porsi dari enam jenis makanan
tersebut, maka sangat membantu untuk menghindari beragam penyakit terkait
obesitas. (Atep Afia. Sumber : VOA Radio, 18 Januari 2012).
Sebenarnya kelebihan berat badan itu penyakit atau hanya akibat makan yang tidak terkontrol.Apakpakah dengan mengurangi konsumsi karbohidrat,menghindari lemak,mengurangi asupan protein menjamin bisa menurunkan berat badan?
ReplyDelete@B21-Djarwoto
Artikelnya bagus...
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya pak.
Jadi pola makan yang baik akan berdampak baik pula untuk kesehatan.
Karena pada masa sekarang paling susah menjaga pola makan sehari-hari, karena di pasar dijajakan makanan yang membuat perut selalu lapar tanpa kita memikirkan apa itu baik untuk kesehatan atau tidak
Artikelnya bagus...
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya pak.
Jadi pola makan yang baik akan berdampak baik pula untuk kesehatan.
Karena pada masa sekarang paling susah menjaga pola makan sehari-hari, karena di pasar dijajakan makanan yang membuat perut selalu lapar tanpa kita memikirkan apa itu baik untuk kesehatan atau tidak
B33-Fitria
Priyo Dwi Wijaksono @E17-Priyo, @Tugas B05
ReplyDeleteTerkadang banyak orang salah mengartikan, menurunkan berat badan tidak harus melewatkan makanan utama. Melainkan kita jangan melewatkan makanan utama kita. Perbanyak konsumsi buah dan sayur untuk kenyang lebih lama.