Judul Buku : Misteri Umur 40 Tahun
Penulis : Ali bin Sa’id bin Da’jam
Penterjemah : ‘Ainun Najib Azhari Lc.
Penerbit : At-Tibyan – Solo
Peresensi : Atep Afia Hidayat
Konon usia 40 tahun memiliki banyak rahasia dan misteri. Nah
lho ! Usia 40 adalah usia yang matang, bagaimana tidak, kalau rata-rata usia
manusia 60 tahun, maka usia 40 tahun artinya sudah menjalani sekitar dua per
tiga waktu kehidupan. Untuk menggenapinya tinggal satu per tiga lagi waktu
kehidupan. Dalam memasuki usia 40 tahun tentu perlu introspeksi diri, antara
lain menyangkut pencapaian selama ini.
Ali bin Sa’id bin Da’jam, melalui sebuah bukunya (Yaa Ibnal
Arba’iin) menguraikan “Misteri Umur 40 Tahun”. Edisi Bahasa Indonesia buku
tersebut merupakan hasil terjemahan
“Ainun Najib Azhari Lc, diterbitkan oleh At-Tibyan, Solo, meliputi 128
halaman, berisi pokok bahasan, “Mengapa Di Usia 40 Tahun ?”; “Usia 40 Tahun
dalam Pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah”; “Usia 40 Tahun dengan Uban”; “Usia 40
Tahun dalam Pandangan Ulama”; “Usia 40 Tahun dalam Pandangan Para Penya’ir”;
“Usia 40 Tahun dalam Pandangan Ilmu Kedokteran dan Ilmu Sosial”; dan “Yang
Diharapkan dari Orang yang Telah Mencapai Usia 40 Tahun”.
Pada awal pembahasannya, Ali menjelaskan bahwa usia 40 tahun
merupakan titik perubahan seseorang, terutama bagi yang serius menginginkan
petunjuk dan mengharapkan kebaikan. Usia 40 tahun juga bisa merupakan permulaan
taubat dan saat menjalani kehidupan dengan penuh syukur. Bagaimanapun, selama
40 tahun menjalani kehidupan, telah dilimpahi nikmat sedemikian rupa. Dalam
kurun waktu 40 tahun, Allah SWT telah mengguyurkan kasih sayangnya, dengan
tiada jeda.
Memasuki usia 40 tahun kekuatan tubuh atau otot memang agak
mengendur, namun akal dan pikiran justru bertambah kuat. Dengan demikian, pintu
semakin terbuka untuk lebih memaknai hidup dan kehidupan. Rasulullah SAW diangkat
Allah SWT menjadi Rasul saat berusia 40 tahun. Hal tersebut memiliki makna
tersendiri. Allah SWT menyebut usia 40 tahun secara khusus dalam Al-Qura’an,
Surat Al-Ahqaf 15.
Ya, usia 40 tahun menunjukkan tingkat kematangan hidup, dan
seharusnyalah demikian. Ada juga yang mengatakan , bahwa usia 40 tahun merupakan puber kedua, terutama bagi seorang
laki-laki. Tak heran banyak yang tampil sebagai Remako (Remaja Kolot), gaya dan
penampilan meniru remaja. Hal itu sebenarnya menunjukkan “lampu kuning”. Dengan
demikian, pencapaian tingkat kedewasaan belum sempurna. Tak heran jika uban
yang mulai tumbuh lantas disamarkan dengan warna hitam, tidak ingin terlihat
sebagai orang dewasa, maunya dianggap muda terus.
Tak heran jika Ibnu At-Ta’awidzy menuliskan sebuah
sya’ir-nya :
Wahai pencari
kenikmatan …..
Setelah datang uban ……
Waktu semakin pergi
dan menjauh ……..
Apakah kau ingin
setelah usia empat puluh ….
Masa kanak-kanak kan
kembali ? ! …….
Sangat mustahil
keinginan itu terjadi …….
Ya, dengan memasuki usia 40 tahun sebenarnya asam-garam
kehidupan sudah banyak dirasakan. Hal yang lebih pantas ialah berorientasi ke
depan, memperispkan diri untuk kehidupan selanjutnya. (Atep Afia)
@B16-KRISNA, TB05 harus disadari bahwa setiap hari usia semakin berkurang, maka kita harus memanfaatkan kehidupan dunia semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan akhirat.. amiin..
ReplyDelete@C19-HILMAN, TC05
ReplyDeleteSaya sangat setuju dengan tokoh islam "Ali bin sa'id bin da'jam". Beliau sudah jelas menjelaskan betapa keramatnya usia 40tahun bagi setiap manusia. Usia 40 tahun merupakan titik perubahan seseorang, karena di usia 40 tahun manusia telah memiliki kematangan hidup.
Hendrik Milion Silaen
ReplyDelete@E16-Hendrik, @Tugas B05
Dalam artikel di atas sudah dijelaskan bahwa usia 40 tahun merupakan kematangan hidup seseorang. Oleh karena itu orang yang telah mencapai usia 40 tahun diharapkan bisa menjadi tauladan bagi orang yang berusia di bawah 40 tahun.