Oleh : Atep Afia Hidayat - Pak Kipli, seorang pasien di RS Jantung Harapan Kota, mengeluh karena akibat dari kinerja jantungnya yang makin melemah, terasa menyiksa seluruh tubuhnya, “Ya, seandainya saya rajin berolahraga, seandainya saya tidak merokok, seandainya saya mengurangi makanan berlemak, mungkin sore hari begini sedang bercengkrama beserta anak dan istri, atau sedang menikmati secangkir teh panas diteras rumah sambil membaca koran sore”.
Di sela-sela nafasnya yang berat dan tersengal, kata seandainya terus meluncur dari benak Pak Kipli. Isinya adalah penyesalan, kenapa dirinya membiarkan “monster” sakit jantung datang menghampirinya. Kenapa dirinya tidak proaktif.
Di sela-sela nafasnya yang berat dan tersengal, kata seandainya terus meluncur dari benak Pak Kipli. Isinya adalah penyesalan, kenapa dirinya membiarkan “monster” sakit jantung datang menghampirinya. Kenapa dirinya tidak proaktif.
Di sebuah ruang kerja yang cukup representatif, Pak Saprol, seorang direktur PT Angin Ribut, seperti dihinggapi depresi berat. Ekspresi wajahnya menggambarkan hal itu, “Seandainya saya mengubah strategi pemasaran, tentu perusahaan tidak akan pailit seperti sekarang. Seandainya saya lebih memperhatikan keinginan konsumen, tentu angka penjualan tidak semelorot sekarang”. Hampir senada dengan kisah Pak Kipli, kondisi yang dihadapi Pak Saprol tak lain akibat kurang sigap dalam mengambil tindakan, akibat tidak proatif.
Contoh kisah lainnya, Mulan Kwek, seorang mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Cing Gobang Gocir, sedang termenung dikamar pribadi yang merangkap ruang belajarnya, matanya berkaca-kaca, mukanya memerah, “Seandainya saya rajin belajar, tentu surat peringatan DO tidak akan diterima. Seandainya saya mengerjakan tugas dari dosen dengan baik, tentu tidak akan membuat orangtua kecewa.”
Kata seandainya sering meluncur dari mulut orang yang menyesali sesuatu, baik penyesalan yang ringan atau yang berat. Salah satu ciri orang yang termasuk kelompok pasivasionis atau propasif ialah banyaknya kata seandainya yang diucapkannya. Kelompok orang yang demikian selalu dalam kondisi akan berbuat, tetapi tidak pernah berbuat. Penuh rencana dan gagasan, kebiasaannya sebelum mengambil tindakan selalu menunggu hingga segalanya 100 persen menguntungkan atau serba kondusif, sehingga tindakannya pun tidak pernah terwujud. Untuk mengilustrasikan hal itu, simaklah cerita berikut: Ada sepuluh anak yang sedang belajar berenang, berdiri di pinggiran kolam. Kemudian empat anak di antaranya merencanakan nyebur ke kolam. Muncul pertanyaan, berapa jumlah anak yang masih berdiri di pinggiran kolam ?
Formula Proaktif
Pergerakan yang dinamis, itulah kalimat kunci yang menggambarkan berbagai fenomena kehidupan. Detak jantung manusia, gerakan kation dan anion mengelilingi inti atom, rotasi bumi dan planet lain mengitari matahari, bahkan bumi pun selalu berputar pada sumbunya dengan kecepatan tertentu. Tak ada yang diam, semuanya selalu bergerak. Diamnya gerak jantung berarti kematian, berhentinya rotasi bumi berarti kiamat. Dengan demikian, pada prinsipnya kehidupan tidak mengenal statis, tidak mungkin dijalani dengan pasif. Perlu ada gerakan terus-menerus, diharuskan mengambil tindakan setiap saat. Berhentinya gerakan dan tindakan berarti “mati” sebelum waktunya.
Kehidupan memang perlu dijalani dengan proaktif.
Kalau saat ini kita melihat ada pribadi-pribadi sukses, ada organisasi-organisasi bisnis yang mapan, bahkan ada negara-negara yang kuat, tak lain merupakan produk dan akumulasi dari langkah-langkah proaktif. Sebaliknya banyak ditemukan adanya pribadi-pribadi terpuruk, organisasi bisnis yang ambruk, bahkan negara yang bangkrut, tak lain merupakan produk dan akumulasi dari langkah-langkah propasif. Bermula dari perosalan yang datang satu persatu atau bertubi-tubi, namun tidak ada langkah sistematis untuk penyelesaiannya. Kalaupun ada langkah yang ditempuh, hanya sebatas rencana atau retorika, tidak berupa tindakan. Maka perlahan tapi pasti keterpurukan, keambrukan dan kebangkrutan datang menghampiri.
Sekitar 14 abad yang lalu, Nabi Muhammad SAW sudah memperingatkan: “Manfaatkan sebaik-baiknya lima kesempatan, sebelum (datang) yang lima; masa muda sebelum datang masa tua Anda; kondisi sehat sebelum Anda jatuh sakit; saat kaya sebelum Anda jatuh miskin; masa hidup sebelum datang kematian anda; dan masa senggang sebelum Anda sibuk”.
Jika kita cermati, formula proaktif dari Nabi Muhammad SAW merupakan kunci untuk mensiasati kehidupan yang serba dinamis. Kondisi A yang terdiri dari usia muda, kondisi sehat, saat kaya, masa hidup dan masa senggang adalah modal utama untuk meraih kesuksesan hidup. Maka potensi tersebut harus direncanakan dan digarap secara “profesional”, jangan pernah disia-siakan. Sebab kondisi A sewaktu-waktu atau kapanpun bisa segera berubah menjadi kondisi B dengan ciri usia tua, kondisi sakit, jatuh miskin, kondisi sibuk dan datangnya kamatian. Eksplorasi secara proaktif kondisi A sebelum tibanya kondisi B.
Dalam hal ini Schwartz (1996), merumuskan cara untuk menumbuhkan kebiasaan bertindak atau proaktif:
1. Jadilah “aktivasionis”. Jadilah orang yang berbuat. Jadilah pelaksana, bukan sebaliknya.
2. Jangan menunggu hingga keadaannya sempurna karena itu tidak akan pernah terjadi.
3. Ingat, gagasan saja tidak akan memberikan keberhasilan. Gagasan mempunyai nilai hanya jika Anda melaksanakannya.
4. Gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri. Kerjakan apa yang Anda takutkan dan ketakutan pun menghilang. Coba dan lihat hasilnya.
5. Mulai mesin mental Anda secara mekanis. Jangan menunggu hingga jiwa` Anda menggerakkan Anda. Ambil tindakan, galilah, dan Anda menggerakkan jiwa Anda.
6. Berpikirlah dalam pengertian sekarang. Besok, minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata kegagalan tidak pernah.
7. Segeralah bertindak. Jangan membuang-buang waktu menyiapkan diri untuk bertindak. Mulailah bertindak.
8. Ambil inisiatif. Jadilah pelopor. Ambillah insiatif dan laksanakan. Jadilah sukarelawan. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai kemampuan dan ambisi untuk berbuat.
2. Jangan menunggu hingga keadaannya sempurna karena itu tidak akan pernah terjadi.
3. Ingat, gagasan saja tidak akan memberikan keberhasilan. Gagasan mempunyai nilai hanya jika Anda melaksanakannya.
4. Gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri. Kerjakan apa yang Anda takutkan dan ketakutan pun menghilang. Coba dan lihat hasilnya.
5. Mulai mesin mental Anda secara mekanis. Jangan menunggu hingga jiwa` Anda menggerakkan Anda. Ambil tindakan, galilah, dan Anda menggerakkan jiwa Anda.
6. Berpikirlah dalam pengertian sekarang. Besok, minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata kegagalan tidak pernah.
7. Segeralah bertindak. Jangan membuang-buang waktu menyiapkan diri untuk bertindak. Mulailah bertindak.
8. Ambil inisiatif. Jadilah pelopor. Ambillah insiatif dan laksanakan. Jadilah sukarelawan. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai kemampuan dan ambisi untuk berbuat.
Model Proaktif
Kehidupan begitu dinamis, penuh dengan gerakan yang pasti. Semua langkah mengacu ke depan, setapak demi setapak, hingga akhirnya tiba di tempat singgah. Tidak ada yang tanpa makna, meski kebermaknaan tersebut tidak selalu positif. Rangkaian peristiwa dalam kehidupan adalah untaian makna, baik itu yang bersifat positif atau negatif. Adakah makna yang nol, tidak bernilai atau bebas point. Ternyata tidak ada, karena kehidupan tak pernah mengenal statif. Selalu berjalan, bergerak, berdetak tak pernah henti. Dalam diam pun selalu ada yang bergerak. Statif, pasif, diam atau dorman berarti kebermaknaan negatif, bukan nol.
Ada diam emas, maksudnya dalam diamnya fisik terdapat gelora jiwa yang bergerak positif, mengungkap kebermaknaan hidup atau kehidupan bermakna. Ada gerak emas, maksudnya dalam pergerakan sejalan kehidupan ada setumpuk makna positif yang di raih.
Untuk diam emas dan gerak emas perlu proaktif, karena keduanya merupakan produk dari pilihan sadar. Diam emas dan gerak emas adalah perilaku, yang terwujud karena kemampuan untuk memilih respons. Teori model proaktif dari Covey (1994) menyatakan, bahwa proaktivitas adalah kebebasan untuk memilih stimulus tertentu untuk menjadi respons tertentu, sehingga menghasilkan kesadaran diri, imajinasi, suara hati dan kehendak bebas tertentu. Selanjutnya dikemukakan, bahwa orang yang proaktif tetap dipengaruhi oleh stimulus luar, entah fisik, sosial atau psikologis. Namun respons mereka terhadap stimulus tersebut, sadar atau tidak sadar, didasarkan pada pilihan atau respons yang berdasar nilai.
Untuk berubah menjadi pribadi yang proaktif minimalis, artinya perubahannya relatif kecil, kita dapat berfokus secara tepat pada pada perilaku dan sikap kita. Tetapi jika ingin menjadi pribadi yang proaktif maksimalis, artinya berhasil membuat perubahan kuantum (perubahan mendadak dan ekstensif) yang bermakna, kita perlu memperbaiki paradigma dasar kita. Menurut Covey, paradigma tidak lain merupakan realitas subyektif; hanya sebuah upaya untuk menjabarkan wilayah atau prinsip-prinsip. Sedangkan realitas obyektif merupakan wilayah atau prinsip-prinsip itu sendiri, merupakan bagian dari agama yang besar dan abadi, juga filosofi sosial dan sistem etika yang abadi, merupakan bagian dari kondisi, kesadaran dan suara hati manusia.
Model proaktif maksimalis perlu mengacu pada paradigma dasar. Bagi seorang muslim, paradigma dasar itu ada pada kalimat : “Inna shalati wa nusuki wa mah yaya wa mamati liilahirobbil alamin”, yang berarti “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidup dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. Dengan demikian, seluruh gagasan dan tindakan, seluruh langkah proaktif sepenuhnya ditujukan untuk Allah SWT. Maka seluruh langkah proaktif dalam 24 jam, sepanjang hayat dikandung badan harus diawali: “Bismillaahirrahmaanirrahiim”, yang artinya: “Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang”. (Atep Afia)
Referensi :
Covey, S.R. (1994). Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif (Terjemahan). Binarupa Aksara. Jakarta.
Nawawi, M. (2005). Nasehat Buat Hamba Allah (Terjemahan). Amelia. Surabaya.
Schwartz, D.J. (1996). Berpikir dan Berjiwa Besar (Terjemahan). Binarupa Aksara. Jakarta.
Di dalam diri manusia, sesungguhnya memiliki suatu keberanian atau tidak pemalu. Tergantung dari cara kita mengolah diri kita untuk menjadi pemalu atau pemberani. namun, pemberani ini bukan berarti dalam hal negatif tapi dalam terus ingin maju, tidak pernah malu, masa bodo akan cemoohan orang lain. oleh karena itu, seseorang yang sukses kebanyakan dirinya adalah sosok yang proaktif, pantang menyerah dan tidak banyak bicara. Saya setuju dengan penjelasan solusi di atas, untuk menimbulkan suatu kebiasaan bertindak perlu di praktikan dalam hal kecil seperti mudah bertanya atau menyanggah suatu pertanyaan atau pernyataan di dalam kelas ( contohnya ).
ReplyDeleteDengan proaktif kita akan menambah pengetahuan. Dengan proaktif kita akan mengetahui hal hal baru. Dengan proaktif juga tujuan dalam hidup kita akan lebih baik. Aktif dalam segala hal kebaikan. Aktif dalam memperbaiki kesalahan atau kegagalan
ReplyDeletehidup yang aktif akan melatih pikiran dan daya otak manusia, dengan kita proaktif otak kita secara langsung akan selalu merespon apa yang telah kita lakukan, maksudnya otakkita akan selalu bekerja, seperti kata ayah saya,kalootak kamu sering dilatih dan sering diatas, kamu akan mudah untuk menangkap semua materi yang dibicarakan dosen, kata kata ayah saya membuat saya sadar, kalau otak sering dilatih akan membuat kita semakin cerdas, lalu dengan kita proaktif juga akan membuat wawasan kita semakin luas, dan membuat kita lebih rajin dari sebelumnya.
ReplyDeletehidup proakif sangat membantu dalam kelangsungan dari kehidupan sosial, dikarenakan akan mempermudah dalam melakukan daya saing dalam linkungan sosial.
ReplyDeletekita akan sukses apabila kita aktif dalam segalanya maka penting kita aktif dalam suatu bidang.
ReplyDeletejangan di pikir kita hanya bisa dengan 1 bidang yakin lah bahwa kita di bidang lain juga bisa.
"di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin" semua akan menjadi mungikin apa bila kita mau berusaha dan dengan disertai do'a
"usaha tampa doa sombong"
"doa tampa usaha bohong"
proaktif sangat lah di perlukan untuk setiap manusia yang ingin sukses hidup nya kelak.dengan kita aktif kita akan lebih mudah untuk mendapatkan ke suksesan.kita sebagai manusia haruslah proaktif terhadap hal-hal yang baik karena akan membawa banyak manfaat bagi kehidupan kita.misalkan saja kita aktif dalam suatu bidang,di bidang itu pun kita akan menjadi sukses kelak.
ReplyDeleteUntuk hidup di jaman sekarang ini, menjadi seseorang yang proaktif merupakan suatu keharusan. Karena apabila tidak, ia akan ketinggalan jauh dengan para pesaing2nya. Jadilah seseorang yang proaktif, bukan provokatif. Seperti dalam poin satu untuk menumbuhkan rasa proaktif dalam artikel diatas, jadilah aktivasionis. Jadilah org yang berbuat, bukan sebaliknya. Dan tentu saja jadilah aktivasionis yang bertanggung jawab.
ReplyDeletesifat proaktif memang sangatlah penting dalam setiap diri manusia karena dengan cara yang proaktif manusia akan sibuk mencari hal-hal yang baru yang belum dia ketahui maka dengan sifat proaktif ini manusia akan menjadi pribadi yang lebih maju
ReplyDeletesaya setuju dengan artikel dia atas karena sikap proaktif wajib dimiliki oleh setiap orang untuk meraih kesuksesan karena sikap proaktif akan menjadikan diri sesorang lebih berjiwa pemimpin dan peduli kepasda lingkungan sekitar.
ReplyDeleteDi dalam diri setiap manusia diberi sifat keberanian. Untuk menjadikan diri kita proaktif perlu tekad yang keras melawan rasa malu. Dengan proaktif kita dapat mengetahui hal-hal yang baru, menyampaikan segala pendapat yg baik dan tentunya akan menjadikan kita seorang yang lebih maju.
ReplyDeleteMenjadi pribadi yang proaktif memang di butuhkan kapanpun dan dimanapun kita berada. Tetapi tidak semua manusia di muka bumi ini mempunyai sifat tersebut bahkan lebih kebanyakan pasif ketimbang proaktif contohnya negara indonesia yang sudah tertinggal dari negara-negara tetangganya seperti malaysia. Mungkin jika para anak-anak bangsa menumbuhkan sifat proaktif indonesia tidak akan diam di tempat bahkan sudah berlari jauh meninggalkan negara-negara maju seperti Amerika dan lainnya. karna menurut saya hal tersebut timbul dalam diri setiap manusia dan kemampuan yang di miliki.
ReplyDeleteproaktif itu sangat penting,proaktif itu menjadi kan diri kita yang sangat dibutuhkan banyak orang,proaktif itu menambah pengetahuan kita yang awal nya tidak tahu menjadi tahu ..
ReplyDeleteSiapa yang tidak mau menjadi sukses dengan kepribadian proaktif?pasti semuanya ingin seperti itu.tetapi ya tetap harus dengan usaha yang keras untuk mencapai semua itu.namun tidak ada salahnya apabila kita terus mencoba melawan dan melalui semua cobaan yang datang.mulailah semuanya dari hal-hal yang kecil yang akan menjadi hal besar.
ReplyDeletesaya sangat suka 8 cara kebiasaan bertindak atau proaktif karena dengan cara tersebut kita bisa berfikir lebih maju untuk membentuk masa depan kita menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua kita.
ReplyDeleteproakif sangat lah penting bagi kita yang bisa menambah hal - hal baru dan menamah pengetahuan. kita pun sangat di butuhkan orang lain, oiya kita juga bisa sukses juga nantinya
ReplyDeleteproaktif didalam diri kita sangat lah penting karna dapat manambah hal hal yang baru dan dapat pengalaman yg baru juga, dan saya juga setuju dengan 8 cara tersebut. menjadi sukses menjadi dambaaan setiap orang
ReplyDeleteTidak ada manusia yang tidak proaktif yang akan sukses. Semua orang sukses sudah pasti proaktif. Sukses akan datang jika kita aktif dalam mengerjakan bidang yang kita geluti. Sukses apa yang telah kita berikan, bukan yang kita terima. Jadi kita harus aktif dalam memberikan yang terbaik bagi pribadi dan orang lain.
ReplyDeleteproaktif sangat penting didalam diri kita, suskses akan datang dengan tiba tiba saja, maka suskes sudah menjadi cita-cita setiap orang pastinya,
ReplyDeleteSatriana Nova @B18-Nova
ReplyDeleteKalau saat ini kita melihat ada pribadi-pribadi sukses, ada organisasi-organisasi bisnis yang mapan, bahkan ada negara-negara yang kuat, tak lain merupakan produk dan akumulasi dari langkah-langkah proaktif. Maka dari itu proaktif sangat penting bagi diri kita.
Ivan Pratama Syawal
ReplyDelete@c21-ivan ,TugasTC05
Proaktif sangat baik bagi kehidupan kita karna bila kita aktif banyak sekali manfaatnya dari lebih banyak pengalaman dalam segala bidang , mempunyai wawasan luas dll .
@18-ariski,TugasB05
ReplyDeleteDengan artikel diatas kita tau akan kiat-kiat hidup sehat karena kesehatan itu adalah kunci awal dari sebuah kesuksesan dan kesehata itu mahal harganya sehingga kita juga bisa menerapkan pola hidup sehat