Oleh : Atep Afia Hidayat – Sebagai
dampak kemajuan teknologi informasi, saat ini interaksi di antara setiap orang
semakin intensif saja. Selama 24 jam penuh bisa tersambung dan ketika sedang
berada di manapun. Teknologi informasi pun menyebabkan terbentuknya dunia maya,
kita bisa berbicara langsung dengan siapapun, di manapun dan kapanpun. Tinggal
pilih alat atau gadget yang tersedia. Keberadaan internet dan televise
menyebabkan titik-titik di dunia menjadi saling berdekatan, posisi setiap orang
pun menjadi nyaris “tanpa jarak”.
Komunikasi dan informasi kini
nyaris tanpa batas. Kita bisa kirim usul, saran, pendapat, unek-unek atah
sekedar protes melalui e-mail setiap saat. Namun harus tetap memperhatikan
etika dan ketentuan yang berlaku. Jika salah atau keliru atau dianggap pihak
lain “mencemarkan nama baik”, maka bisa membuat ruwet atau barabe.
Sudah banyak
contoh kasus orang yang terjerat kasus hokum hanya karena kirim e-mail. Ya, komunikasi dan informasi tanpa
batas ini sudah semestinya dimanfaatkan secara optimal, antara lain untuk
mempercepat interaksi antara rakyat dengan wakilnya di parlemen. Sekarang jaman
canggih, beragam persoalan yang dialami rakyat bisa dengan segera diketahui
oleh wakilnya.
Sebagai contoh kasus, ada rakyat
miskin yang sakit berat di suatu daerah, dia tidak mampu berobat ke rumah
sakit, selain ketiadaan biaya juga karena tidak memiliki asuransi kesehatan.
Kasus tersebut segera muncul di pemberitaan televise dan tersebar meluas,
anggota dewan yang terhormat dari Daerah Pemilihan (Dapil) di mana si miskin
berada juga sempat menyaksikannya. Nah, sudah semestinya sang anggota dewan
mengambil sikap dan tindakan, bukan sekedar turut berbela sungkawa. Dengan
wewenang yang dimilikinya dia bisa memberikan rekomendasi untuk keringanan atau
pembebasab biaya rawat inap rumah sakit, bisa juga dengan cara mencarikan
donatur.
Setiap anggota dewan harus
memikirkan dan memperhatikan keberadaan rakyat yang menjadi konituennya. Jangan
hanya menjadi sekedar basa-basi, seperti saat reses baru mengunjungi konsituen.
Itupun pertemuan ala kadarnya berupa mendengarkan aspirasi dan keluhan rakyat,
setelah itu berlalu tanpa pesan dan kesan.
Keberadaan teknologi informasi yang
semakin canggih bisa dimanfaatkan untuk sekedar menampung suara dan aspirasi
rakyat. Namun yang paling penting bukan sekedar “mendengar” atau “menampung”,
tetapi mengambil langkah dan tindakan nyata, memperjuangkannya sampai keinginan
rakyat bisa terwujud.
Betul, bahwa aspek tindakan
memenuhi kepentingan rakyat adalah tugas eksekutif atau birokrasi, namun bukan
berarti tugas dewan yang dipilih rakyat hanya sekedar “memperhatikan”, namun
harus turut “mewujudkan”.
Kondisi saat ini memang para wakil
rakyat keberadaanya lebih banyak di Jakarta, tempat di mana gedung wakil rakyat
berdiri. Padahal sejatinya para wakil rakyat itu adalah pilihan rakyat dari
berbagai daerah, mulai dari Kota Sabang (NAD) di ujung barat sampai Kabupaten
Merauke (Papua) di ujung timur.
Supaya lebih eksis dan mudah
dijangkau, keberadaan wakil rakyat selain di dunia nyata juga harus ada di
dunia maya. Wakil rakyat perlu memanfaatkan situs jejaring sosial yang ada
mulai dari Facebook, Twitter, Kompasiana, dan sebagainya. Begitu pula berbagai
fasilitas yang ada di situs web DPR (http://www.dpr.go.id) sudah selayaknya
dimanfaatkan secara optimal.
Bagaimanapun internet terus
menembus daerah paling terpencil sekalipun. Rakyat yang berada di Kabupaten
Yahukimo, Waropen atau Tolikara di Papua, atau yang berada di Kabupaten
Malinau, Nunukan dan Berau di Kalimantan Timur, saat ini sudah banyak yang
memanfaatkan fasilitas internet. Ya, bagaimanapun selain eksis di dunia nyata,
semua wakil rakyat harus eksis di dunia maya. (Atep Afia).
menurut saya semua manusia berhak mempunya akun di dunia maya baik itu masyarakat awam maupun anggota pemerintahan,,,,, yang tidak menyalahi UUD yang ada
ReplyDeletelebih bagusnya lagi kalau pemerintahan mempunyai akun jadi masyarakat sekitarnya tau apa yang akan pemerintahannya
Adanya dunia maya dalam dunia pemerintahan (wakil rakyat) pada dasarnya memiliki dampak positif dan negatif . dampak positif yang di ambil adalah semakin dekatnya hubungan antara wakil rakyat dengan rakyat dimana aspirasi dapat disalurkan secara langsung di antara kedua belah pihak . disini seorang wakil rakyat harus pandai2 mengambil hati rakyat diantaranya dengan cara berhubungan langsung secara kontinyu .
ReplyDelete@A26-sinta, tugas TA05
ReplyDeletesaya percaya bahwa semua wakil rakyat pasti mempunyai akun media social masing-masing. namun kadang kala mereka tidak memanfaatkan akunmereka untuk kepetinngan rakyat. banyak rakyat yang komentar di akun mereka, tapi mereka tidak mengambil tindakan dari komentar rakyat tersebut. ibaratkan kalo udah ada pemberitaan barulah mereka mengambil tindakan agar mereak terkenal mempunyai hati yang baik padahal tidak demikian.
Pazrin Salsabila @E01-Pazrin
ReplyDeleteWakil Rakyat berselancar di dunia maya itu suatu hal yang bagus, dengan catatan bukan hanya untuk kesenangan semata, melainkan melihat kondisi sekitar menajdi lebih luas. Dengan memanfaatkan fasilitas inilah para wakil rakyat harusnya lebih cekap tanggap. aspirsasi rakyat yang tertuang dalam dunia maya harus diperhatikan. sebagai contoh politisi yang berhasil memanfaatkan dunia maya untuk kepentingan rakyat yaitu walikota Bandung Ridwan Kamil.