Pages

KAA Media Group

May 5, 2013

Ekosistem Global Makin Amburadul

Oleh : Atep Afia Hidayat - Manusia atau mahluk hidup apapun senantiasa membutuhkan lingkungan, baik fisik atau biologis. Manusia sebagai aktor utama dalam ekosistem global, ternyata bersikap kontra-produktif terhadap ekosistemnya. Hampir setiap orang berperan dalam pengrusakan ekosistem. Cara berpikir, kebiasaan, sikap dan karakter sebagian besar manusia belum bersahabat dengan ekosistem. Setiap saat hampir setiap orang cenderung “mencederai” atau “membuat luka” ekosistem. 

Terjadi akselerasi kerusakan ekosistem yang begitu hebat. Memang ada upaya untuk menghambat kerusakan yang kian parah, namun kebanyakan upaya masih bersifat seremonial, masih cenderung lips-service. Di sisi lainnya mereka yang memproklamirkan diri sebagai “pencinta lingkungan” atau sekedar “pemerhati lingkungan”, jauh lebih sedikit dibanding “perusak lingkungan” dan “penghancur lingkungan”. Ternyata cara berpikir sebagian orang tentang ekosistem masih keliru, sebagai contoh ketika dihadapkan pada sampah plastik dalam ukuran sekecil apapun, kebanyakan orang seolah tanpa beban membuangnya ke tanah.

Secuil plastik, bahkan seukuran bungkus permen, atau yang lebih kecil lagi, kalau dibuang ke permukaan tanah tentu sangat mengganggu. Tanah adalah bagian dari ekosistem, peranannya dalam mendukung kehidupan manusia begitu vital. Tanah bukan sekedar tempat menanam bahan pangan, sandang atau papan, tanah juga merupakan tempat menympan air. Melalui pori-pori tanah air hujan meresap tersimpan sebagai air tanah. Nah, dengan tertutupnya permukaan tanah oleh bungkus permen, plastik lain atau bahan kedap air lainnya, maka aliran air menjadi terhambat. Bayangkan kalau plastik itu begitu banyak, termasuk kantong keresek, bekas peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Permukaan tanah itupun terus-menerus diselimuti aspal dan beton, sehingga permukaan terbuka semakin berkurangluasnya.

Sebagai dampak dari ketidakselarasan siklus air, maka terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan yang berat pada musim kemarau. Saat musim hujan air yang datang dilewatkan begitu saja, tidak ada upaya untuk ditabung di dalam tanah atau di tempat-tempat penampungan tertentu seperti embung, waduk dan danau. Saat musim kemarau, cadangan air di atas dan di permukaan tanah itu sudah tidak ada lagi, sehingga berdampak terhadap penurunan produksi pertanian, penurunan kualitas sanitasi, sehingga bencana kelaparan dan penyakit menularpun mewabah.

Dengan berbagai semboyannya banyak kelompok masyarakat yang mencoba “menyelamatkan bumi”. Padahal intinya bukan bumi yang harus diselamatkan, justru kehidupan umat manusia itulah yang harus diselamatkan. Bagaimanapun bumi hanya sekedar ekosistem, erannya sebagai habitat manusia dan mahluk lainnya. Dengan demikian, manusialah yang berkepentingan terhadap bumi, mungkin bumi sama sekali tidak berkepentingan dengan manusia. Bahkan kalau bumi bisa berbicara, sepertinya bumi telah muak dengan perilaku manusia, yang sangat membutuhkan bumi tetapi mensia-siakan, mencampakan bahkan merusaknya secara perlahan-lahan. (Atep Afia)

Sumber Gambar:
urbantimes.co

77 comments:

  1. kita harus dapat merubah pola pikir kita
    agar tidak menyepelekan hal yang menurut kita kecil
    tapi dampaknya sangat besar
    yaitu salah satunya dengan membuang sampah sembarangan
    yang dapat menyebabkan bencana banjir.

    ReplyDelete
  2. kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan membuat tidak sedikit orang secara sengaja merusak ekosistem global.semoga artikel ini dapat mengubah tata cara pikir manusia terhadap ekosistem global.

    ReplyDelete
  3. Artikel yang sangat menarik untuk dibaca karena kita dapat mengerti arti dari membuang sampah plastik seukuran kecil yang dapat merusak ekosistem,kerusakan ekosistem global memang sudah banyak orang yang membicarakan nya dan kita pun sudah dapat merasakan dampak dari kerusakan ekosistem tersebut,maka dari itu marilah kita menjaga ekosistem kita mulai dari saat ini, karena dari 1 bungkus permen yang dibuang sembarangan dapat mengakibatkan 1 masalah besar yang akan terjadi dikemudian hari.

    ReplyDelete
  4. lingkungan dan makhluk hidup memang tidak bisa dipisahkan, makhluk hidup sangat membutuhkan lingkungan yang sehat. sebaiknya kita harus melalukan bebenah diri mulai dr hal kekecil apapun untuk ekosistem global yang semakin tidak karuan. ya mulai dengan membuang sampah sesuai jenisnya.

    ReplyDelete
  5. memang tidak bisa di pungkiri kalau mahluk hidup dan lingkungan adalah salah satu elemen di bumi yang tidak bisa di pisahkan...
    tetapi kenapa mahluk itu sendiri yang merusaknya yaiti manusia...
    seharusnya manusia bisa berpartisipai dlam melindungi lingkunagan yang hari demi hari semakin amburadul...

    ReplyDelete
  6. ya artikel yang sangat menarik semakin membuat kita untuk menganggap bahwa lingkungan yang kita tempati ini sangat membutuhkan kita untuk bertahan hidup begitu juga sebaliknya untuk bisa bertahan hidup lama kita membutuhkan lingkungan yg sehat,

    ReplyDelete
  7. Dari judulnya saja sudah menarik perhatian bahwa "Ekosistem Global Makin Amburadul" kenapa?? Sebab ekosistem yg ada dibumi ini memang sudah menjadi rusak dan banyak kerusakan" yg telah terjadi dimana-mana contoh seperti banyak penebangan" liar di areal hutan" yg seharusnya dilindungi agar tdk terjadi bencana", Hutan di Banten salah satunya, hutan disana sudah hampir gundul akibat penebangan" yg dilakukan oleh tangan" jahil yaitu manusia. Manusia sebagai aktor utama dalam ekosistem global, ternyata bersikap kontra-produktif terhadap ekosistemnya, sangat setuju dg kalimat tersebut. Hampir setiap orang berperan dalam pengrusakan ekosistem. Cara berpikir, kebiasaan, sikap dan karakter sebagian besar manusia belum bersahabat dengan ekosistem. Setiap saat hampir setiap orang cenderung “mencederai” atau “membuat luka” ekosistem. Ini sudah sangat berbahaya. Utk itu kita para mahasiswa sudah saatnya melakukan kegiatan" pencegahan dan memberikan solusi" yg tepat utk menSTOP sgl pengrusakan" yg ada terhadap alam, Flora dan Fauna yg sudah hampi mengalami kepunahan. Mahasiswa dpt bergerak di bidang karya tulis ilmiah utk menyelamatkan, meppelopori penyelamatan alam atau hutan dg tulisan" yg cerdas serta bermanfaat. goo green.

    ReplyDelete
  8. ekosistem global kita memang sudah amburadul dan ngga karuan lagi itu semua di sebabkan oleh perilaku kita sendiri dalam memperlakukan lingkungan hidup kita tidak sebagaimana mestinya. kita harus memberikan yang terbaik kepada lingkungan yang kita tempati agar lingkungan pun memberikan yang terbaik juga untuk kita sebagai makhluk hidup.

    ReplyDelete
  9. Bisa kita lihat sendiri, sedikit sekali orang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap keadaan lingkungannya, yang apabila dibandingkan dengan orang-orang yang sangat proaktif merusak lingkungan itu banyak sekali. Padahal bukan tidak mungkin, akibat dari perbuatan orang-orang yang semena-mena terhadap lingkungan tersebut akan berdampak pada keselamatan kehidupan manusia. Karena tanpa disadari, segala tindakan-tindakan pengrusakan terhadap lingkungan merupakan bagian dari upaya untuk merusak kehidupan manusia itu sendiri.
    Dimulai dari yang kecil….. Saya kadang heran melihat respon orang-orang yang meremehkan keberadaan sampah yang tidak pada tempatnya. Disuruh buang sampah pada tempatnya saja sukar untuk melaksanakannya. Seharusnya, panggilan profesi Tukang Sampah lebih patut dan cocok diberikan kepada oknum-oknum yang sukanya membuang sampah sembarangan, bukan kepada orang-orang yang selama ini kita lihat dijalan-jalan membawa gerobak sampah. Mereka (yang suka membawa gerobak sampah) lebih cocok kita panggil dengan panggilan Tukang Bersih. :D
    Yuk mulai dari sekarang, ubah paradigma dan pola pikir yang senantiasa meremehkan segala sesuatu yang kecil, padahal kita tahu, suatu masalah yang besar tidak mungkin ada dan terjadi kalo tidak dimulai dari suatu masalah yang kecil. :)

    ReplyDelete
  10. Menurut saya artikel ini bagus, karena mengingati para pembaca akan banyaknya ekosistem yang semakin amburadul
    maka dari itu kita harus dapat menjaga dan melestarikan lingkungan, karena kalau bukan kita siapa lagi?

    ReplyDelete
  11. artikel ini sangat menarik untuk kita baca karna dimana ekositem ini sangat amburadul jika kita tidak menjaga dengan baik, mulai dari saat ini hinnga seterusnya kita jaga ekosotem ini dengan baik agar tidak terjadi hal yang tidak di ingin kan.

    ReplyDelete
  12. kita sebagai penghuni bumi selayaknya menjaga ekosistem dibumi, seringkali kita menyepelekan tindakan negativ yg berakibat buruk pada bumi kita, contohnya mencemari lingkungan. banyak yang sepertinya berperan mau menata lingkungan, tetapi hanyalah kata kata semata tanpa adanya tindakan

    ReplyDelete
  13. Artikel yang sangat bagus, semua itu hanya butuh kesadaran masyarakat kita ini terutama dalam diri kita sendiri. Karena keseimbangan ekosistem sangat berpengaruh dalam kelangsungan kehidupan di bumi ini.

    ReplyDelete
  14. Intinya memang kesadaran semua manusia, jika ingin bumi yang kita ditempati ini dapat kita lestarikan dengan tidak melakukan perbuatan yang merusak lingkungan maka bumipun akan memberikan kita kenyamanan untuk tinggal dibumi. Memang cukup sulit untuk mengembalikan bumi agar kembali bersih dari polutan-polutan yang berasal dari aktivitas manusia namun kita sebagai generasi berikutnya diharapkan lebih selektif untuk menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan dan tidak meneksploitasi kekayaan hutan secara berlebihan bahkan kita harusnya melestarikannya dengan menghijaukan kembali hutan-hutan dan mengembalikan fungsinya sebagai daerah resapan air dan juga sebagai paru-paru bumi.

    ReplyDelete
  15. Bumi rumah kita, bumi yang memberi kegidupan bagi kita namun kita benar-benar melupakan jasanya. Jika dikatakan manusia adalah makhluk yang paling egois, itu benar adanya. Di dunia ini ada yang disebut dengan rantai makanan. Beberapa makhluk memanfaatkan tanah, mengambil makanan dari tanah, tetapi pada akhir rantai nantinya akan ada yang memberi makanan kepada tanah. Namun dengan kelebihan manusia melalui pikirannya, sepertinya justru menyalahi kodrat tersebut.

    ReplyDelete
  16. modernisasi dan kemajuan teknologi memang tidak selamanya berdampak positif. ekosistem alam menjadi korbannya. tidak bisa dipungkiri, dari waktu ke waktu ekosistem alam semakin rusak, begitu juga dengan keseimbangan alam dan lingkungan hidup. oleh karena itu sebagai manusia yang bertanggung jawab kita harus bersama-sama memperbaiki alam demi kehidupan kita juga.

    ReplyDelete
  17. Saya Ricko Al Furqon dari mahasiswa baru UMB, ingin berkomentar : "yaah kalo dari temanya sih sudah mantap oke. Akan tetapi kurang kesadaran dari manusianya.

    ReplyDelete
  18. Kebanyakan Masyarakat masih mengabaikan imbuhan atau kalimat-kalimat persuasif mengenai pemeliharaan lingkungan, hal ini adalah sesuatu yang sulit untuk mengajak masyarakat mengikuti program kebersihan lingkungan pada saat ini, sehingga segala sesuatunya sudah harus berawal dari mind-set setiap individu itu sendiri, karena keseimbangan alam bukan merupakan milik sekelompok orang tertentu, melainkan milik kita semua.

    ReplyDelete
  19. Dalam artikel ini sudah jelas bahwa kerusakan ekosistem disebabkan oleh ulah manusia sendiri tanpa memperhatikan dampak untuk ke depannya. Maka dari itu sebagai masyarakat yang baik kita harus sadar apa yang kita perbuat untuk alam ini.

    ReplyDelete
  20. artikel yg bagus, dalam menangani masalah ini, prilaku dan cara pandang manusia itu sendiri yg harus diperbaiki, tentunya sejalan dengan upaya - upaya penyelamatan ekosistem , karena ekosistem yg baik menunjang taraf hidup yg lebih baik pula.

    ReplyDelete
  21. artikel yang menarik karena kita tau bahwasanya sekecil apapun kita buang sampah itu akan merusak ekosistem.
    soo ubahlah pola pikir kita dan sadarkan masyarakat bahwa sampah masiah memiliki nilai ekonomis bila kita dapat mendaurulangnya untuk menjaga ekosistem bumi kita.

    ReplyDelete
  22. jujur saja, artikel ini cukup bagus dan cukup menggelitik saya. diartikel diatas ada kalimat "Dengan berbagai semboyannya banyak kelompok masyarakat yang mencoba “menyelamatkan bumi”. Padahal intinya bukan bumi yang harus diselamatkan, justru kehidupan umat manusia itulah yang harus diselamatkan. Bagaimanapun bumi hanya sekedar ekosistem, erannya sebagai habitat manusia dan mahluk lainnya." mungkin memang pola pikir seperti ini yang kita butuhkan dan kita harapkan semoga saja semua ini terealisasi mengingat begitu pentingya bumi ini sebagai tempat tinggal kita..

    ReplyDelete
  23. Terbukti bahwa perbandingan pecinta lingkungan lebih sedikit daripada perusak lingkungan. Padahal manusia sudah dipercaya menjadi khalifa di bumi. Apa kita rela, jika hutan di Indonesia dalam kurun beberapa tahun ini hanya menyisakan sebuah legenda? Lalu, bencana silih berganti melanda? Tentu tidak kan? Oleh karena itu, kalau bukan kita yang menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, lalu siapa lagi (?)

    ReplyDelete
  24. Ini dikarenakannn SDAnya kurangg memadahi,,, Ÿª♌ƍ bisaaa mnyababkan masalahh inii muncull dann akan senakin parahh jikalauu dibiarkann saja,,,, caraa dan langakah Ÿª♌ƍ tepat adalahh menangkap dan membinaaa tersangka agar mnjadii orngg Ÿª♌ƍ lebih perdulii dengann paru" dunia itu,,,

    ReplyDelete
  25. Seharusnya pemerintah lebih bijaksana dan lebih tegas dalam menyikapi masalah seperti ini . Pemerintah seharusnya membentuk organisasi untuk melestarikan hutan hutan di indonesia , Agar tidak ada Lªƍî tangan tangan jahil yg ingin merusak hutan hutan tersebut .

    ReplyDelete
  26. artikel yang sangat menarik untuk dibaca, memang perlu kesadaran dari dalam diri masing - masing untuk setidaknya tidak buang sampah sembarangan dan juga untuk mencintai lingkungan hidup ini. kita juga tidak boleh egois dan kita harus memikirkan kelangsungan hidup anak cucu kita dimasa depan untuk lingkungan yang lebih baik.

    ReplyDelete
  27. Salah satu penyebab amburadulnya ekosistem adalah manusia yang tidak sadar akan tempat dimana dia berada. Ekosistem merupakan hidup mereka, apabila ekosistem mulai parah, otomatis kehidupan serta keselarasan masyarakatnya juga terancam punah. Mereka menggunakan cara singkat untuk proses hidupnya, sebagai contoh adalah membuang sampah sembarang, itu merupakan hal yang mudah, tetapi berdampak negatif pada hidupnya, Disini lah peran aktif masyarakat serta kesadaran diri yang lebih adalah modal utama unyuk mempertahankan ekosistem agar tetap terjaga.

    ReplyDelete
  28. Saya sangat setuju dengan artikel ini, ekosistem memang benar-benar sudah mulai amburadul. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan manusia? Tanpa sadar manusia sendirilah yang menyebabkan kerusakan ekosistem. Dimulai dari hal terkecil yang bahkan tanpa sadar menjadi penyebab kerusakan. Contohnya saja penggunaan limbah cair seperti deterjen yang jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan membunuh bakteri pengurai.

    Jika kandungan air tanah rusak dan bakteri pengurai mati tentu saja ekosistem akan semakin kacau. Maka dari itu ada baiknya kita mulai dari diri kita sendiri untuk sadar dan peduli terhadap lingkungan, karena kesadaran diri kita sendirilah yang menjadi faktor utama dalam perbaikan ekosistem.

    ReplyDelete
  29. saya setuju dengan artikel ini karna manusia masih banyak yg belom sadar akan pelestarian bumi , bumi sudah banyak kerusakan , yang harus di lakukan oleh penduduknya adalah sadar dan ikut melestarikan bumi karna manusia memang mewakilkan mahluk mahluk ciptaan allah untuk melestarikan bumi sebgai khalifah bumi

    ReplyDelete
  30. menurut saya setelah membaca artikel ini. saya setuju dengan artikel ini karena ekosistem yang terjadi sekarang sangat kacau karena kurangnya kesadaran manusia dalam memelihara lingkungannya. Kebanyakan dari mereka hanya merusak padahal mereka tau dampak dampak yang akan terjadi jika mereka merusak lingkungan atau ekosistem yang ada. Banyak pun sampah sampah yang tidak mudah untuk diuraikan contohnya plastik. plastik dapat terurai secara alami sekitar 500 tahun. Maka dari itu kita sebagai masyarakat harus sadar betapa pentingnya merawat dan melestarikan bumi kita.

    ReplyDelete
  31. Saya sangat setuju dengan artikel ini
    kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan membuat tidak sedikit orang secara sengaja merusak ekosistem global
    ekosistem memang benar-benar sudah mulai amburadul. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan manusia? Tanpa sadar manusia sendirilah yang menyebabkan kerusakan ekosistem. Dimulai dari hal terkecil yang bahkan tanpa sadar menjadi penyebab kerusakan. Contohnya saja penggunaan limbah cair seperti deterjen yang jika meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan membunuh bakteri pengurai.

    ReplyDelete
  32. semua kerusakan ekosistem tidak lekang oleh ulah mahluk hidup , terutama manusia , sedikitnya sikap mencintai lingkungan yang menimbulkan dampak yang sangat buruk ini lah yang membuat ekosistem lingkungan ini rusak dan tak tertata dengan baik.

    ReplyDelete
  33. terima kasih atas informasi melalui artikel ini pak,saya sangat setuju dengan artikel ini karena sekarang masyarakat tidak peduli lagi dengan kerusakan ekosistem.sebaiknya pemerintah memperketat peraturan untuk menjaga hutan,atau di buat sanksi yang sangat berat agar manusia tidak membuat ulah lagi

    ReplyDelete
  34. pada intinya kembali pada diri kita sama kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem agar tetap terjaga dan lestari, dari hal yang kecil seperti membuang sampal sampai menanam pohon..

    ReplyDelete
  35. Manusia sebagai piramida teratas dalam ekosistem manusia cenderung memiliki sifat keegoan yang tinggi seperti yang dijelaskan artikel diatas. Bisa kita lihat, semua kerusakan di bumi ini di akibatkan oleh manusia itu sendiri, dan diperparahnya lagi dengan sedikitnya sekali orang yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungannya. Hal ini menunjukkan kesadaran tentang pentingnya keseimbangan ekosistem dibumi dalam masyarakat sangatlah kurang. Sebagai contoh Tumbuhan membutuhkan air, hewan membutuhkan tumbuhan, dan manusia membutuhkan semuanya. Jika sampai ekosistem ini terganggu ataupun hilang maka ekosistem yang lain akan menyusul hilang, dan secara tidak langsung ini berdampak pada manusia itu sendiri yang sebagai piramida teratas. Perubahan pola pikir manusia sangatlah dibutuhkan untuk merubah pola pikir yang ada, agar tidak ada penyesalan dan dampak buruk akibatnya kerusakan ekosistem di masa yang akan datang.

    ReplyDelete
  36. artikel ini menerangkan penyebab terganggunya ekosistem dari hal sepele yaitu membuang sampah sembarangan contohnya, mungkin masyarakat kita perlu di sosialisasikan kembali tentang membuang sampah pada tempat dan sesuai dengan kategori sampah(organik dan nonorganik) agar mudah untuk di daur ulang atau dimusnahkan,

    ReplyDelete
  37. Di artikel ini betapa tingkat kemunafikan manusia sangat tinggi,karena hal tersebut membuktikan bahwa manusia hanya menggunakan kata-kata penyelamatan bumi hanya sebagai semboyan semata. Membuang sampah sesuai dengan tempat dan golongannya suatu langkah kecil yang ternyata kurang disadari oleh setiap manusia. Mungkin itu terjadi karena kurangnya pemahaman bahkan ketidaktauan mereka dalam mengelola sampah itu sendiri. Namun di Indonesia sudah mulai ada perkembangan yaitu disediakannya tempat sampah organik(sampah yang bisa diolah kembali menjadi kompos) dan tempat sampah anorganik( sampah yang susah membusuk misal plastik) sehingga dengan begitu akan ada penanganan yang benar terhadap sampah tersebut.

    ReplyDelete
  38. saya setuju dengan pargraf terakhir artikel diatas, bukan hanya bumi ini saja yang harus di selamatkan melainkan manusianya terlebih dahulu yang harus di selamatkan akhlak dan perilakunya karena percuma kita melakukan penghijauan kembali kalau masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

    ReplyDelete
  39. Pada zaman globalisasi ini ekosistem hayati memang sangat rentan untuk dirusak, karena ke serakahan manusia itu sendiri, dan suatu saat nanti mungkin akan menjadi bomerang untuk kita. Lahan perhutanan persawahan dihancurkan untuk dibangun gedung-gedung bertingkat. Keserakahan dan kesadaran yang kurang dari setiap manusia untuk menjaga lingkungannya. Maka dari itu mari kita samakan suarau untuk menjaga alam semesta ini karena ini adalah titipan dari-Nya. go for go green.

    ReplyDelete
  40. Kurangnya kepedulian manusia menjadikan kerusakan berat pada ekosistem yang tanpa kita sadari dan akibat perbuatan manusia dengan hanya membuang sampah plastik kecil sembarangan setiap harinya bisa berdampak besar pada kehidupan, dari tercemarnya air, tanah serta makhluk bawah tanah, pendagkalan sungai akibat sampah plastik serta racun dari partikel plastik yang berbahaya. marilah mulai dari sekarang kita peduli dan kurangi penggunaan media plastik karena plastik sulit untuk diurai oleh tanah sehingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun lamanya.

    ReplyDelete
  41. saya rasa tidak adanya kesadaran dari setiap individu untuk saling menjaga dan mengsyukuri nikmat tuhan ,yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar kita seperti lingkungan dan ekosistem seperti yang di jelaskan di atas itu akan menimbulkankan dampak yang luar biasa buruk bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang jika dari sekarang tidak merubah sikap dan pola hidup yang saling menjaga.

    ReplyDelete
  42. memang sekarang ini sangat banyak slogan atau gerakan-gerakan sosial yang berkoar-koar untuk menyelamatkan lingkungan atau ekosistem bumi. salah satunya seperti slogan " GO GREEN" yang tersebar seperti di papan reklame ataupun media masa. tetapi semua itu hanyalah sebuah kata-kata kosong tanpa di barengi dengan campur tangan semua pihak dalam menyelamatkan ekosistem global yang semakin amburadul.

    ReplyDelete
  43. artikel ini menurut saya sangat menarik, masyarakat sekarang kebanyakan kurangnya menjaga ekosistem'ny yang membuat semuanya menjadi amburadul dan contoh kecilnya seperti membuang sampah sembarangan yang menyebabkan terjadinya banjir kalo masyarakat terus seperti ini bagaimana dengan ke depanya nanti.menurut saya masyarat harus sejak dini mengubah cara fikirnyanya dan harus bisa bertanggung jawab atas lingkungan di sekitarnya

    ReplyDelete
  44. terima kasih pak artikel nya bagus buat saya dan masyarakat lain nya..kita memang harus sadar lingkungan kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi,,

    ReplyDelete
  45. saya setuju pak memang jumlah pecinta lingkungan lebih sedikit daripada perusak lingkungan. Maka dari itu kita harus saling mengingatkan tentang keutuhan bumi kita ini. Miris sekali,manusia yang membutuhkan tetapi manusia juga yang merusak.

    ReplyDelete
  46. Keseimbangan ekosistem ditandai dengan tidak terputusnya rantai makanan. Dalam suatu ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik. Dengan hal kecil yang bisa kita lakukan seperti tidak menebang pohon sembarangan sedikit mengurangi kerusakan ekosistem gobal

    ReplyDelete

  47. Bagaimana tidak ekosistem kita semakin amburadul ? Coba lihat di berbagai tempat sudah banyak kasus yang terlihat dengan hanya membakar sampah di tanah mengakibatkan tanah itu semakin tercemar karena tanah merupakan bagian dari ekosistem. Lalu di berbagai daerah bahkan di jakarta sendiri, tumpukan plastik ( sampah) menumpuk sampai menggunung dan itu semua kita biarkan saja bahkan ada masyarakat yang terus membuang di tempat itu.
    nah disinilah di butuhkannya tingkat kesadaran diri masing masing agar tidak merusak berbagai ekosistem yang ada.

    ReplyDelete
  48. "JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN"
    Mungkin kata ini sering kita lihat dan kita baca, tapi tidak pernah kita lakukan, namun apakah kita sadar betapa pentingnya kata-kata itu untuk kita terapkan di kehidupan kita sehari-hari.thk

    ReplyDelete
  49. pencemaran yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebaiknya adanya kesadaran dari manusianya itu sendiri terhadap lingkungan.

    ReplyDelete
  50. Setuju dengan pernyataan bapak mengenai "bukan bumi yang harus diselamatkan, justru kehidupan umat manusia itulah yang harus diselamatkan." sangat membuka pikiran.

    ReplyDelete
  51. Setuju dengan pernyataan bapak mengenai "bukan bumi yang harus diselamatkan, justru kehidupan umat manusia itulah yang harus diselamatkan." sangat membuka pikiran.

    ReplyDelete
  52. sebaiknya kita harus melalukan bebenah diri mulai dr hal kekecil apapun untuk ekosistem global yang semakin tidak karuan. ya mulai dengan membuang sampah sesuai jenisnya.

    ReplyDelete
  53. Assalamualaikum wr wb
    Dari artikel yang dibahas tersebut dapat kita ambil pelajaran yang harus diterapkan dalam hidup kita bahwa “kita tidak boleh membuang sampah sembarangan”. Karena dampaknya sangat besar dan berbahaya sepeti banjir dan tercemarnya lingkungan.

    ReplyDelete
  54. Artikel ini sangat emotivasi untuk saya kedepannya untuk lebih memperhatikan hal-hal kecil seperti membuang bungkus permen yang sejatinya hanya secuil plastik namun sangat lama poses penguraiannya
    Kada saya bingung kepada orang" dijalan bilangnya peduli dengan lingkungan memberikan slebaran atau membuat poster dengan tulisan selamatkan lingkungan kita atau GoGreen tanpa merrka sadar mereka menulis dikertas yang secara bahan dasarnya daari pohon dan mereka menebang pohon lalu menuliskan GoGreen di kertas ersebut apa tindakan seperti itu namanya menyelamatkan lingkungan ?
    Menurut pendapat kalian seperti apa ?

    ReplyDelete
  55. Harus ditingkatkan kembali kesadaran dan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih mejaga lingkungannya dan membuanng segala sesuatunya ke tempat yang benar.

    ReplyDelete
  56. Eva febrianty purnama
    @A24

    Pada setiap masalah atau sumber yang disekitar kita tidak bisa salah sepenuhnya dari pemerintah begitupun tidak salah sepenuhnya dari masyarakat karena tugas untuk menjaga lingkungan sekitar sudah kewajiban khalayak bukan hanya satu organisasi tertentu maupun anggota anggota tertentu.coba kita bercermin pada diri sendiri tidak menyalahkan orang lain jangan mencari penyebab penyebab penyebab saja...... tetapi kita hanya perlu cari solusi. kunci dari permasalahan hanya solusi bukan malah mempersulit kan dari banyak penyebab,pada intinya mulai dari sekarang siapun wajib menjaga lingkungan karena alam milik kita bersama dan kekayaan alam kita nikmati bersama,mulailah berfikirlah peduli terhadap sesama dan lingkungan.

    ReplyDelete
  57. kita harus dapat merubah pola pikir kita
    agar tidak menyepelekan hal yang menurut kita kecil
    tapi dampaknya sangat besar, yaitu salah satunya dengan membuang sampah sembarangan
    yang dapat menyebabkan bencana banjir.

    ReplyDelete
  58. @L09-Raka ( Raka Himawan )

    Seiring dengan berkembangnya teknologi dan industri , sangat banyak sekali ekosistem dan tatanan lainnya yang semakin mengalami kerusakan , jika terus dibiarkan akan ada bencana besar yang mmengahadang kita ditahun akan mendatang , semisal adalah kurangnya air bersih di tahun 2030 dikawasan ibukota.

    ini sangat perlu penagwasan dan kesadaran dari diri kita tentang hidup sehat dan hijau

    sekian pendapat dari saya , terimakasih
    Best Regards
    Raka Himawan

    ReplyDelete
  59. @L05 - Rexa Ramadhan

    Artikel yang sangat menarik untuk dibaca karena kita dapat mengerti arti dari membuang sampah plastik seukuran kecil yang dapat merusak ekosistem,kerusakan ekosistem global memang sudah banyak orang yang membicarakan nya dan kita pun sudah dapat merasakan dampak dari kerusakan ekosistem tersebut,maka dari itu marilah kita menjaga ekosistem kita mulai dari saat ini, karena dari 1 bungkus permen yang dibuang sembarangan dapat mengakibatkan 1 masalah besar yang akan terjadi dikemudian hari.

    ReplyDelete
  60. @L0-4 YOYOK (Yoyok Muji Raharjo)

    Sebagai individu kita bisa membantu menyelamatkan bumi tanpa perlu melakukan hal-hal sulit- seperti misalnya melestarikan binatang langka, namun kita cukup mengubah perilaku dan gaya hidup sehari-hari menjadi lebih ramah lingkungan. Mulai dari dimana kita tinggal, apa yang kita makan, alat transportasi kita, sampai bagaimana pola belanja kita, semuanya memberikan pengaruh global. Oleh karena itu sangat penting menjalankan karena tindakan memberi pengaruh positif yang signifikan. Tidak hanya menjadikan planetini tempat yang lebih nyaman untuk ditinggali namun juga demi meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan hingga ribuan generasi mendatang.

    Terimakasih

    ReplyDelete
  61. @M20-AmaliaRizki ; Amalia Rizki Putri

    Ekosistem kita dalam keadaan terancam karena ulah manusia itu senidri yang mengeksploitasi sumber daya alam dengan besar-besaran tetapi lambat dalam tahap penghijauan kembali. Hal ini tentu saja bisa mengubah ekosistem secara perlahan, udara yang semakin panas, musim yang sudah tidak menentu jadwalnya, maka dari itu kita sebagai manusia yang masih mencintai bumi harus menjaga kelestarian bumi. Cara awalnya adalah dengan tidak menambah-nambah polusi dengan memanfaatkan transportasi umum, kurangi penggunaan plastik, kurangi pemakaian tissue, perbanyak tanam tumbuhan dimulai dari lingkungan rumah.
    Terima kasih

    ReplyDelete
  62. @LO3- Rena Melani Nur Cahaya Putri

    Sebaiknya ekosistem ini harus dijaga bersama. Dan dalam pembangunan kembali ekosistem yang rusak harus dimulai dari diri sendiri dan melakukan reboisasi dimana program tersebut sudah dijalankan oleh pemerintah. Kepekaan terhadap ekosistem juga dibutuhkan untuk menyadarkan diri betapa pentingnya ekosistem ini untuk keberlangsungan makhluk hidup

    ReplyDelete
  63. @L02-Fahri Bramantyo

    Sudah sepatutnya kita harus saling mengingatkankan untu saling merubah lifestyle menjadi lebih green. Contohnya mulailah dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Plastik yang telah menjadi sampah/limbah sangatlah sulit diurai dan memerlukan waktu yang sangat lama sehingga dapat mengganggu ekosistem kita. Dampaknya adalah bukan hanya kita yang merasakannya tapi anak cucu kita pun juga ikut merasakan dampak buruknya.

    ReplyDelete
  64. @M19-SANTOSO (Santoso Nyo)

    Dampak pemanasan global terhadap kehidupan manusia dan lingkungan bukanlah mitos. Dampak-dampak tersebut telah terjadi, mempengaruhi kita sehari-hari, baik disadari atau tidak,. Berbagai akibat pemanasan global bersifat negatif dan kontra produktif terhadap manusia beserta keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Walaupun ada beberapa jenis yang diuntungkan akibat pemanasan global, itu hanya sebagian kecil saja.

    ReplyDelete
  65. @M23-WINNI (Winni Fazriah Mahmudah)

    Lingkungan semakin hari akan semakin tidak seimbang jika manusia tidak peduli akan lingkungan. Pencemaran lingkungan yang semakin meningkat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Kebanyakan manusia saat ini hanya bisa berbicara saja tanpa adanya usaha untuk menanggulangi pencemaran tersebut.
    Berbagai semboyan sudah dilontarkan dalam rangka menyelamatkan lingkungan dari pencemaran, seminar dan workshop pun sudah banyak dilakukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya lingkungan serta berbahayanya pencemaran lingkungan yang terjadi. Namun sampai saat ini, pencemaran lingkungan tetap terjadi dan semakin parah.
    Bumi tempat kita tinggal ini akan hancur dan mengalami kerusakan apabila pencemaran dan kerusakan lingkungan tetap dibiarkan, diperlukan adanya gerakan dan usaha dari masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan demi kelangsungan manusia dan makhluk hidup lain. Dimulai dari kesadaran diri sendiri dan usaha yang sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang menghasilkan banyak polusi. Dengan adanya kesadaran dan usaha untuk menjaga lingkungan ditopang dengan adanya hukum dan denda terhadap pencemaran lingkungan, saya yakin pencemaran lingkungan akan berkurang.

    ReplyDelete
  66. @M22-DWI

    Menurut analisis saya mengenai ekosistem global yang semakin parah, kita perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat bahkan seluruh umat manusia karena ini semua akan berimbas kepada kita, prihal apapun yang kita lakukan alam akan mengembalikannya, dan seperti yang di bahas pada artikel di atas bahwa yang kita selamtkan bukanlah bumi kita namun kehidupan umat manusianya dan generasi penerus.

    ReplyDelete
  67. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  68. @M13-AFRIZAL (Muhamad Afrizal)

    kita sadar betul semua ini adalah akibat dari ulah manusia, dengan hal tersebut kita harus merubah mindset supaya kedepannya ekosistem yang ada sekarang bisa menjadi lebih baik lagi dan habitat yang ada di bumi bisa terselamatkan termasuk kita sebagai manusia.
    Bukan bumi yang harus di selamatkan tapi makhluk yang ada di bumi yang harus di perhatikan. Bumipun akan bersahabat dengan yang ada di dalamnnya.

    ReplyDelete
  69. @M18-RIFKI (RIFKI FAJIRIAN SYAH)

    saya setuju dengan pak Atep untuk :
    Padahal intinya bukan bumi yang harus diselamatkan, justru kehidupan umat manusia itulah yang harus diselamatkan.

    karena untuk mengurangi sampah ini tidak akan ada habisnya, jika kesadaran para pembuang sampah tidak berubah.

    ReplyDelete
  70. @M11-SEPTIAWA(Septiawan)
    Memang ekosistem global kita sudah semakin amburadul dan ngga karuan lagi karena disebabkan oleh perilaku kita sendiri dalam memperlakukan lingkungan hidup kita tidak sebagaimana mestinya. Seharusnya kita sadar dan mampu merubah pola pikir kita untuk memberikan yang terbaik kepada lingkungan yang kita tempati agar lingkungan pun memberikan yang terbaik juga untuk kita sebagai makhluk hidup.

    ReplyDelete
  71. @M33-FEBI (Febi Widyastutik)
    Kerusakan hutan di Indonesia memang semakin parah dari hari ke hari selalu saja ada kerusakan hutan. Kerusakan hutan di Indonesia adalah yang tercepat di dunia. Penyebab kerusakan hutan di Indonesia tidak lain lagi pelakunya adalah manusia sendiri. Banyak dari masyarakat yang sengaja menebang hutan lalu membakarnya untuk di jadikan lahan Real estate. Keberadaan hutan memang sangat dibutuhkan oleh manusia. Karena manusia dan hutan saling berhubungan satu sama lain. tetapi seiring berjalannya waktu fungsi hutan pun berubah. Kebijakan Moratorium hutan di Indonesia sudah berjalan satu tahun fungsi dari moratorium itu sendiri adalah untuk penundaan dalam penebangan hutan serta memperbaiki tata cara mengelola area hutan. Namun itu semua terkadang sia-sia kerusakan hutan masih saja terjadi. Manusia harus merubah cara berpikir, kebiasaan, sikap dan karakter karena sebagian besar manusia belum bersahabat dengan ekosistem. Setiap saat hampir setiap orang cenderung “mencederai” atau “membuat luka” ekosistem.

    ReplyDelete
  72. Elfra Media Replita
    @M21-ALFRA
    Saya setuju dengan kata aktor utama dalam kerusakan ekosistem global adalah manusia itu sendiri. Karena peran dari sikap, mental dan perilaku disiplin dan tidaknya datang dari karakter manusia itu sendiri. Dan sadar tidak sadar manusia yang mencederai ekosistem.
    Untuk memperbaiki kerusakan alam, kelestarian air dan lain-lain, selayaknya kita sebagai pemuda yang bertanggung jawab ikut peran serta kelestarian Bangsa, dengan ikut pasrtisipasi memberi contoh yang baik atau sosialisasi baik dirumah maupun limgkungan kita tinggal atau instansi kita kerja. Sebagai jiwa muda kita berikan contoh membuang sampah dengan membiasakan diri pemisahan sampah non organik maupunorganik. Membuang sampah pada tempatnya, dan menghijaukan lingkungan dengan menanam pot-pot kecil disekitar kita tinggal.
    Dengan kesadaran dari semua pihak terkait tentunya keruskan ekosistem yang semakin global akan berkurang. Dan mudah-mudahan selalu tercipta pelestarian kekayaan alam.

    ReplyDelete
  73. @M26-TESALONIKA Tesalonika Sheren Efrata

    Mengingat pentingnya sumber daya alam sebagai sumber
    penghidupan manusia, maka pengelolaannya memerlukan perencanaan, dan pengawasan yang baik untuk menghasilkan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan tanpa mengorbankan kelestiarian sumber daya alam itu sendiri.
    Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunan di sektor kehutanan yang berlangsung selama ini tidak sekedar merusak sumber daya alam tetapijuga telah menggusur masyarakat adat yang hidup dan penghidupannya
    bergantung pada keberadaan hutan di sekitar tempat mereka tinggal. Masyarakat adat yang telah sejak dulu menempati, memanfaatkan, berhubungan dan bergantung pada hutian, seringkali tidak dilibatkan dalam pembangunan sektor kehutanan. Manusia harus sadar akan ketergantungannya terhadap bumi. Jadi, mau tidak mau harus mengutamakan hal yang bisa kita lakukan untuk tidak mensia-siakan alam yang sudah ada dengan tidak merusak dan menjaga serta melestarikannya.

    ReplyDelete
  74. Nisrina Zahra Elfani
    @L11-Nisrina

    Ekosistem secara global saat ini sudah sangat memprihatinkan. Akselerasi kerusakan ekosistem terjadi begitu cepat. Hal ini tidak diimbangi kesadaran manusia akan pentingnya menjaga lingkungan. Segala aktivitas yang dilakukan manusia mencerminkan karakter manusia belum bersahabat dengan ekosistem. Membuang limbah aktivitas sehari-hari dengan sembarangan, eksploitasi hutan secara masif, penggunaan bahan-bahan yang tidak mudah diurai seperti plastik, dan aktivitas-aktivitas lain yang secara tidak sadar merusak lingkungan semakin meningkatkan akselerasi kerusakan ekosistem yang terjadi. Kampanye ajakan untuk peduli lingkungan saat inipun masih terasa hanya sekedar kata-kata tanpa tindakan yang berarti. aktivis-aktivis pemerhati lingkungan masih sedikit jumlahnya.
    Kampanye yang digaungkan oleh aktivis pemerhati lingkungan yang mengajak masyarakat untuk “menyelamatkan bumi”, padahal sejatinya dengan berperilaku bersahabat dengan lingkungan, kehidupan manusialah yang diselamatkan bukan hanya bumi.

    ReplyDelete
  75. @M12-TERBIT (terbit kakung sadewa)
    Setuju dengan artikel ini. Sebenar nya kita harus mulai dari hal kecil untuk berbuah hal yang besar. Karena jika kita terbiasa dengan buang sampah pada tempat nya walaupun sampah itu se kecil apapun, kita telah ikut dalam melestarikan lingkunagn. karena jika plastik di buang sembarangan ke tanah dan tertimbun, plastik akan sulit terurai, dan mengurangi kesuburan tanah untuk menyerap air dan mengurangi kualitas tanah yang digunakan untuk menanam tumbuhan.

    ReplyDelete
  76. @M24-HARIYANTO
    Sudah menjadi nyata ekosistem global kita semakin amburadul, seiring berkembangnya zaman semakin kedepan juga semakin tidak memungkinkan, nyatanya sudah banyak sampah dimana mana, terjadi banjir dan bencana lainnya, masyarakat kurang bersikap kritis terhadap lingkungan sekitar, dengan kata lain masyarakat seakan tidak peduli dampak apa yang terjadi kedepannya, bagaimana cara kita mengatasi hal tersebut, tentunya dengan kesadaran dari sendiri terlebih dahulu. Sampah tidak selamanya tetap juga menjadi sampah, dengan kata lain sampah juga bisa menjadi bahan daur ulang dan menjadi nilai ekonomi, Perlu perhatian khusus bagaimana kita bisa menerapkan sistim teknologi hijau dan industri ramah lingkungan yang sudah ada.

    ReplyDelete
  77. @M03-Yan Yan (Yan Yan Apriyana)
    Untuk memperbaiki kerusakan alam, kelestarian air dan lain-lain, selayaknya kita sebagai pemuda yang bertanggung jawab ikut peran serta kelestarian Bangsa, dengan ikut pasrtisipasi memberi contoh yang baik atau sosialisasi baik dirumah maupun limgkungan kita tinggal atau instansi kita kerja. Sebagai jiwa muda kita berikan contoh membuang sampah dengan membiasakan diri pemisahan sampah non organik maupunorganik. Membuang sampah pada tempatnya, dan menghijaukan lingkungan dengan menanam pot-pot kecil disekitar kita tinggal.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.