Oleh : Atep Afia Hidayat - Adanya ketentuan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), bahwa terhitung mulai Agustus 2012, seluruh mahasiswa yang beralih status menjadi sarjana harus mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal menjadi fenomena yang menarik dan menimbulkan pro dan kontra. Ada pihak tertentu yang menyambutnya secara baik dengan pandangan optimis, dengan pernyataan bahwa sudah seharusnya mahasiswa terampil menulis dan mempublikasikannya di media (jurnal).
Di sisi lainnya banyak juga yang merasa skeptis mengingat adanya berbagai keterbatasan, mulai dari kemampuan menulis mahasiswa, jumlah jurnal yang sangat terbatas, pengelola jurnal yang belum mumpuni, ketiadaan anggaran, kebijakan pimpinan perguruan tinggi yang belum mendukung dan sebagainya.
Mahasiswa telah ditempa selama minimal delapan semester dengan mengikuti sekitar 60 mata kuliah. Kalau masing-masing mata kuliah diselenggarakan 14 kali, maka perkuliahan yang diikuti mencapai 840 kali perkuliahan. Kalau setiap kali kuliah rata-rata berdurasi dua jam, maka lama perkuliahan secara keseluruhan mencapai 1.680 jam. Selain itu masih dilengkapi dengan beragam tugas di luar kelas dan jam perkuliahan, mulai dari meringkas bahan kuliah, mengerjakan soal, membuat makalah, praktikum, dan sebagainya.
Selama minimal delapan semester atau sekitar 1.680 jam mahasiswa berinteraksi dengan puluhan dosen, dengan beragam latar belakang kompetisi dan keilmuan sesuai program studi yang diikuti. Sudah selayaknya proses yang demikian panjang tersebut dapat menghasilkan perbaikan kualitas intelektual mahasiswa, termasuk dalam hal kemampuan menggagas dan menuangkan gagasan antara lain dalam bentuk tulisan ilmiah.
Persoalan paling mendasar sebenarnya ialah bagaimana membuat mahasiswa mau dan mampu menulis. Tentu saja membutuhkan proses yang tidak mudah disertai pendekatan yang sistemik, supaya motivasi menulis terbentuk dengan sendirinya. Di lingkungan perguruan tinggi bahkan di tingkat Direkrorat Pendidikan Tinggi selalu diselenggarakan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) atau Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), namun umumnya tingkat partisipasi mahasiswa masih sangat rendah. Tidak dapat dipungkiri peminat tulis-menulis di lingkungan kampus memang sangat sedikit, tentu saja hal tersebut memprihatinkan.
Sebenarnya dosen memiliki instrumen supaya seluruh mahasiswa di kelasnya mau dan mampu menulis, antara lain dalam bentuk tugas. Selama ini tugas yang diberikan misalnya dalam bentuk makalah, dengan jumlah halaman 20 - 30 halaman, dijilid rapi dengan kertas khusus, bahkan dilengkapi plastik. Tugas makalah bisa untuk perorangan atau kelompok dan dikumpulkan pada akhir semester. Namun jika ditelaah lebih lanjut, banyak sisi negatif dari pemberian tugas makalah seperti itu.
Pertama, sulit mendeteksi apakah konten makalah hasil pemikiran (analisis dan sintesis) yang dilengkapi referensi, atau hanya hasil ketik ulang dan copy paste (Copas) dari berbagai buku dan sumber online; Kedua, dari segi kelestarian lingkungan penggunaan kertas ternyata berdampak pada kehilangan pohon.
Kalau satu kelas ada 40 mahasiswa, satu kampus ada 10.000 mahasiswa dan seluruh Indonesia ada lebih dari 3.000 kampus, berapa banyak kertas yang digunakan untuk makalah, berapa juta pohon yang harus ditebang ? Selain itu, setiap makalah menggunakan lembaran plastik, yang ujung-ujungnya akan dibuang ke lingkungan sekitar, lalu bagaimana dengan proses penguraiannya ?
Nah, dengan kemajuan teknologi informasi berupa internet, khususnya web dan web-blog pemberian tugas menulis bagi mahasiswa bisa lebih menarik dan “bebas kertas”. Sebelum dalam bentuk skripsi, makalah atau laporan, terlebih dahulu berikan tugas dalam bentuk artikel minimal 600 kata.
Penulisan artikel tersebut menggunakan minimal lima referebsi, baik dalam bentuk buku, jurnal atau artikel di koran, majalah dan web. Logikanya sederhana saja, dengan terlatih dan terampil menulis artikel maka langkah menulis laporan, makalah atau skripsi pun akan menjadi lebih mudah.
Pengalaman penulis dalam membudayakan menulis artikel di kalangan mahasiswa sekaligus “mewajibkan” semua mahasiswa memiliki web-blog edukasi, sudah berlangsung sejak tahun 2009. Selain itu secara perlahan diterapkan sistem perkuliahan “bebas kertas”, tugas mahasiswa dalam katagori ringkasan bahan kuliah, ringkasan jurnal, materi presentasi dan catatan presentasi teman diposting di blog edukasi masing-masing. Sampai akhir semester ganjil 2011/2012 ini lebih dari 300 mahasiswa telah memiliki web-blog edukasi.
Keberadaan Kompasiana juga telah dimanfaatkan untuk menunjang perkuliahan, sekitar 161 mahasiswa sudah menjadi Kompasinoner aktif. Selain itu bebarapa mahasiswa menulis artikel dan menjadi kontributor di Wikipedia, khususnya setelah mengikuti Lomba Menulis “Bebaskan Pengetahuan 2010″ yang diselenggarakan Wikipedia/Wikimedia. Setelah sebagian mahasiswa mampu menulis artikel, tahapan selanjutnya ialah secara intensif belajar menulis makalah dan diikutkan dalam ajang Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM).
Ya, dengan terbiasa menulis artikel maka akan semakin mudah dalam menulis makalah, tentu saja sebagai konsekuensinya menulis skripsi pun menjadi tidak begitu sulit. Dengan sendirinya kewajiban publikasi karya ilmiah mulai Agustus 2012 diharapkan bisa diikuti dengan baik oleh seluruh mahasiswa. (Atep Afia).
Belajar menulis karya ilmiah populer memang sangatlah terasa manfaatnya disamping kita dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang kita angkat menjadi judul atau tema dari tulisan kita tersebut tetapi juga dapat memberikan informasi tersebut kepada orang banyak dengan cara mempostingnya entah itu lewat blog sendiri atau melalui situs yang lainnya. Jadi ilmu yang kita dapat bisa langsung kita share keteman kita,keluarga kita dan semuanya yangg dapat membacanya melalui internet.
ReplyDeleteMenulis memang hal yang mutlak harus dikuasai oleh seorang mahasiswa namun tulisan tersebut haruslah berguna dan bermanfaat bagi banyak orang. Dengan adanya beberapa situs yang bisa mempublikasikan hasil karya tulisan ilmiah mahasiswa ini sangatlah membantu mahasiswa agar tulisannya bukan hanya jadi tulisan semata sehingga dapat dibaca oleh banyak orang dan bermanfaat bagi mereka yang membacanya.
ReplyDeleteKewajiban mahasiswa untuk membiasakan menulis adalah hal yang sangat positif, karena dalam dunia kerja maupun di tengah masyarakat kepiawaian menulis menjadi suatu hal yang sangat membantu seseorang menuju kesuksesan, misalnya dalam pembuatan berbagai proposal, laporan-laporan bahkan bukan tidak mungkin jika kita terbiasa menulis kitapun mampu menulis dan menerbitkan sebuah buku karya kita sendiri yang dapat disebarluaskan ke masyarakat luas. Akan tetapi perlu diingat kebijakan Dikti yang mewajibkan mahasisawa yang beralih status dengan gelar kesarjanaannya justru menjadi penghambat mahasiswa untuk menyelesaikan gelar kesarjanaannya hanya karena tidak mampu membuat artikel. Karena kesuksesan seorang Sarjana tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menulis artikel. Terima kasih
ReplyDeleteSubur Widodo
Dengan adanya ketentuan bahwa Mahasiswa harus mempublikasikan karya ilmiahnya itu sangat bagus karana tulisan kita bisa di baca sama orang lain dan juga sangat bermanfaat untuk manambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi yang membacanya.
ReplyDeletemenulis adalah modal bagi setiap mahasiswa, karena dengan menulis artikel ilmiah mahasiswa juga dapat berlatih menulis TA (Tugas Akhir / skripsi). disamping itu karya ilmiah yang diposting di media sosial seperti internet sangat membantu mahasiswa dalam mencari bahan-bahan materi perkuliahan, bahkan mahasiswa juga dapat mendiskusikan suatu permasalahan / kasus dan mendiskusikannya dengan orang banyak melalui forum.
ReplyDeletemenulis bisa dijadikan modal bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas akhir dan apabila dipublikasikan karya tulis kita bisa dijadikan referensi bagi orng lain.
ReplyDeleteMenulis adalah salah satu cara hal yang terbaik untuk kita belajar.
ReplyDeleteMenulis ilmiah merupakan suatu kegiatan yang bernilai amat positif. Kemampuan menulis memang tidak didapat begitu saja, tetapi perlu adanya latihan menulis sejak dini. Ya, betul dengan adanya tugas – tugas menulis seperti menulis artikel ilmiah yang kemudian diposting di blog edukasi secara tidak sadar dapat melatih kemampuan otak dalam menyampaikan gagasannya melalui tulisan. Hal tersebut nantinya dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik jika terus menerus dilakukan walaupun awalnya hanya sekedar menyelesaikan tugas saja. Salah satu manfaat yang didapat adalah ketika menyelesaikan tugas akhir dapat menulis skripsi dengan mudah dan lancar.
ReplyDeletemenulis sebuah karya ilmiah adalah suatu kegiatan yang sangat positif baik bagi mahasiswa , dosen maupun untuk semua kalangan lapisan masyarakat , karena dengan kebiasaan menulis ini kita dapat mendapat wawasan baru dan juga dapat membagi ilmu yang kita miliki . Namun kita tau kemampuan menulis tidak langsung ada begitu saya , kita harus meliatih nya pelan pelan agar kemampuan menulis kita semakin terasah , carayang dapat di lakukan adalah dengan menulis artikel ilmiah yang kemudian diposting di blog edukasi secara tidak sadar dapat melatih kemampuan otak dalam menyampaikan gagasannya melalui tulisan. Hal tersebut nantinya dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik jika terus menerus dilakukan walaupun awalnya hanya sekedar menyelesaikan tugas saja. Salah satu manfaat yang didapat adalah ketika menyelesaikan tugas akhir dapat menulis skripsi dengan mudah dan lancar.
ReplyDeletePenulisan sebuah karya Ilmiah memang dapat memberikan dampak positif, namun untuk melaksanakan hal tersebut memanglah tak mudah karena itu kita harus melatih diri kita sendiri sedari dini supaya terbiasa dengan menulis sehingga ketika kita akan skripsi kita tidak akan mengalami kesulitan.
ReplyDeletesebenarnya tidak semua mahasiswa hobby menulis atau mempunyai bakat menulis. kehebatan mahasiswa tidak hanya dapat dilihat dari banyaknya karya tulis, ada banyak mahasiswa yang mengangkat nama universitasnya dalam bidang olahraga dan bakat lainnya dan itu dilakukan tanpa menulis, tetapi dengan bimbingan dosen dan pengarahan yang mudah, minat mahasiswa untuk menulis dan membuat karya tulis ilmiah pasti besar, sudah di lihat dari kompasiana dimana banyak mahasiswa aktif yang membuat karya tulis ilmiah seperti yang pek atep terangkan diatas.
ReplyDeletemenulis sebuah karya ilmiah adalah suatu kegiatan yang sangat positif baik bagi mahasiswa ,tidak semua mahasiswa menyukai hal tersebut tetapi mau ataupun tidak mau mahasiswa harus melakukan hal tersebut dalam memenuhi semua tugas yang diberikan dosen,dengan kita menulis dari sebenernya membantu kita saat membuat Tugas Akhir nanti hal ini harus dilakukan sedini mungkin kita bisa karena terbiasa bukan?
ReplyDeleteMenulis adalah suatu cara atau syarat untuk seseorang ingin mencapai gelar sarjana. Namun membiasakan menulis sangat lah susah jika tidak dibiasakan sejak dini, maka dari itu kita sebagai mahasiswa semester muda (3), sangat lah penting untuk belajar menulis karena untuk bekal menulis tugas akhir/skripsi.
ReplyDeleteMenulis juga tidak sembarangan sebelum menulis kita juga harus sering-sering membaca sebuah jurnal, artikel, maupun karya ilmiah orang lain untuk sebagai contoh atau referensi untuk tulisan kita. Karena membaca juga dikatakan sebagai jendela dunia dan juga menambah pengetahuan serta wawasan kita sebagai mahasiswa dan yang lebih penting adalah bisa mempubilkasikan tulisan kita kepada masyarakat.
Publikasi dalam hal positif seperti karya ilmiah memang sangat di perlukan selain bisa menjadi media berbagi ilmu bagi para pembaca dan juga bisa membantu meningkatkan minat para pemuda dalam membuat karya ilmiah karen dengan adanya publikasi maka akan dengan mudah karya ilmiah Kita bisa di harapkan menjadi sumber bagi para pembaca.
ReplyDeleteMenulis karya ilmiah sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Karena dengan mahasiswa menyajikan karya ilmiah, pengetahuan yang diserap mahasiswa menjadi lebih baik. Selain itu, hal tersebut juga menjadikan mahasiswa tidak lagi kaku dalam menulis dan menyajikan materi/riset yang dipelajari.
ReplyDeletedengan menulis karya ilmiah dalam kertas memang akan berdampak negatif bagi lingkungan,selain mengurangi jumlah pohon sebagai bahan baku kertas juga akan mengotori lingkungan jika pada akhirnya kertas itu akan di buang begitu saja. saya sangat setuju dengan mewajibkan mahasiswa membuat blog edukasi,karena selain "bebas kertas" , dalam sistem blog maka kita bebas mengakses kapanpun dan oleh siapapun sebagai bacaan/referensi dan akan tersimpan dengan rapi (kecuali lupa password)
ReplyDeletePada saat ini kebanyakan mahasiswa belum menemukan minatnya untuk membaca dan menulis. Terlebih lagi jika diberikan tugas membuat artikel, maka akan kekuranganperbendaharaan kata untuk menyusunnya. Pembiasaan membaca dan menulis dalam bentuk tugas sangat efektif karena yang namanya tugas itu bersifat memaksa dan harus dikerjakan jika ingin mendapatkan niali. Sama halnya dengan saat kita sedang bosan membaca dan menulis maka solusinya harus memaksa diri kita untuk membaca dan menulis.
ReplyDeletefera fitria
ReplyDelete@A22
memang untuk menulis dikalangan mahasiswa sangatlah dikit, mungkin karena kurang bermintanya mahasiswa tentang menulis. tetapi dibalik kurang menariknya menulis ada dampak postifnya, karena akan bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan berkembangnya dunia informatika, maka akan mempermudah membagi ilmu tidak hanya bentuk makalah
@D19-Kenny, Tugas A05
ReplyDeleteMembiasakan mahasiswa untuk menulis karya ilmiah saya fikir akan memberikan kebiasaan positif untuk menulis, dan akan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tersebut dan juga menimbulkan budaya untuk mencantumkan sumber, dan tidak "COPAS"