Berdasarkan data tahun 2012, sekitar 99,76
persen anak usia 7 – 12 tahun (usia sekolah dasar) berpartisipasi dalam
pendidikan, baik melalui SD, MI dan Paket A; Untuk tingkat SLTP (usia 13 – 15
tahun) partisipasi sekolah mencapai 98,34 persen; Tingkat SLTA (16 – 18 tahun)
mencapai 80,32 persen; dan perguruan tinggi (usia 19 -24 tahun) mencapai 44,18
persen. Dapat dikatakan separuh dari anak muda yang berusia 19 – 24 tahun di Provinsi
DI Yogyakarta berstatus mahasiswa.
Kota
Pendidikan
Tak heran jika Yogya dikenal sebagai kota
pendidikan, dengan jumlah penduduk provinsi yang mencapai 3.452.390 jiwa
(Sensus Penduduk 2010), daerah tersebut memiliki 3 perguruan tinggi negeri
(PTN) yang meliputi UGM, UNY, dan UIN Sunan Kalijaga, dan 119 PTS (menurut BPS 2009 – 2010, Gambaran
Perguruan Tinggi Tiap Provinsi), sedangkan menurut data dari Kopertis Kopertis
V meliputi 116 PTS yang tersebar di
satu kota dan empat kabupaten (Daftar
Lengkap PTS Di DIY ).
Rasio antara perguruan tinggi dengan jumlah penduduk
di Provinsi DI Yogyakarta mencapai 1: 28.298, dengan kata lain ada satu kampus
untuk 28.298 penduduk. Rasio yang terbaik dibanding daerah manapun di
Indonesia. Jika dihubungkan dengan luas wilayah yang hanya 3.186 km2, maka
sebaran PT di Provinsi DI Yogya mencapai 1 : 26,11, dengan kata lain dalam area
26,11 km2 terdapat satu PT.
Sebagai gambaran di Provinsi DKI Jakarta ada satu
kampus untuk 30.872 penduduk dan di Jawa barat satu kampus untuk 106.044
penduduk. Tak heran jika angka partisipasi sekolah (kuliah) untuk kedua daerah
tersebut jauh di bawah DI Yogyakarta, DKI Jakarta dengan 18,15 persen dan Jawa
Barat 12,37 persen. Provinsi lainnya di Pulau Jawa, Banten 16,05 persen, Jawa
Timur 14,58 persen, dan Jawa Tengah 11,98 persen.
Pencapaian tingkat partisipasi pendidikan tinggi di Provinsi
DI Yogyakarta jauh melampaui daerah-daerah di sekitarnya. Kondisi di DI
Yogyakarta dari 100 orang yang berusia 19 – 24 tahun, ada 44 orang yang
berstatus mahasiswa, sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Barat hanya 12 orang, di
Jawa Timur 13 orang, di Banten 16 orang
dan di DKI Jakarta 18 orang. Lantas, kalau dilihat setiap kota dan kabupaten di
wilayah Provinsi DI Yogyakarta, apakah kondisinya merata ? Apakah rata-rata
provinsi mencerminkan kondisi di kota dan kabupaten yang ada, atau
keterjangkauan kuliah di pendidikan tinggi hanya terpusat di beberapa daerah
saja ?
Sebaran
Per Daerah
Provinsi DI Yogyakarta meliputi satu kota
(Yogyakarta) dan tiga kabupaten (Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo).
Ternyata sebaran lokasi PT hanya berpusat di tiga daerah yaitu Kabupaten Sleman
(40 PTS dan 3 PTN); Kota Yogyakarta (46 PTS); dan Kabupaten Bantul (28 PTS).
Sedangkan di Gunungkidul dan Kulonprogo masing-masing hanya ada satu PTS. Dalam
hal ini tiga PTN yang ada di Provinsi DI Yogyakarta semuanya memiliki kantor
pusat (rektorat) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Uniknya ketiga PTN memiliki
kode pos yang sama, yaitu 55281 (Desa/Kelurahan Catur Tunggal).
Rasio PT dengan jumlah penduduk untuk masing-masing
daerah ialah Kota Yogyakarta satu kampus untuk 8.448 orang; Kabupaten Sleman
satu kampus untuk 25.421 orang; Kabupaten Bantul satu kampus untuk 32.554
orang; Kabupaten Kulonprogo satu kampus 388.869 orang; dan Kabupaten Gunungkidul satu kampus untuk 675.382
orang.
Ternyata di wilayah provinsi DI Yogyakarta sendiri
ada dua daerah yang sangat tertinggal untuk partisipasi jenjang pendidikan
tinggi. Bayangkan, Kabupaten Gunungkidul
yang memiliki luas wilayah 1.485 km2 dan Kulonprogo 586 km2 hanya memiliki
masing-masing satu kampus. Padahal rasio untuk tingkat provinsi setiap area
26,11 km2 terdapat satu PT. Dengan demikian, untuk tingkat provinsi pembangunan
bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi sangat tidak merata. Sudah bisa
diduga angka partisipasi sekolah (kuliah) di Kabupaten Gunungkidul dan
Kulonprogo sangat rendah. Dengan kata lain, khusus untuk kedua kabupaten
tersebut anak muda yang berstatus mahasiswa termasuk langka. Sangat berbeda
jika dibandingkan tiga daerah lainnya.
Mengejar
Ketertinggalan
Meskipun secara ekonomi posisi Kabupaten Gunungkidul
dan kulonprogo relatif tertinggal di banding daerah lainnya di Provinsi DI Yogyakarta,
namun kedua wilayah ini menyimpan berbagai potensi terpendam, mulai dari
kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan, pariwisata, pertambangan dan
kehutanan. Dapat dikatakan kedua wilayah ini merupakan masa depan bagi Provinsi
DI Yogyakarta. Luas kedua wilayah mencapai 65 persen dari luas seluruh Provinsi
DI Yogyakarta, sedangkan jumlah penduduk hanya 35 persen dari jumlah penduduk
Provinsi DI Yogyakarta. Ketertinggalan dibidang ekonomi, pendidikan dan bidang
lainnya dari kedua wilayah ini perlu segera diperbaiki.
Diperlukan adanya kebijakan Pemprov DI Yogyakarta
untuk mendorong pendirian PTN atau PTS baru di Kabupaten Gunungkidul dan
Kulonprogo. Di sisi lainnya kemampuan masyarakat di kedua daerah tersebut untuk
menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan tinggi perlu didorong lebih lanjut,
antara lain melalui alokasi yang lebih besar untuk berbagai skema beasiswa,
misalnya Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi).
Sebagai catatan untuk tahun 2013 secara nasional Bidikmisi dianggarkan sebesar
Rp 1,96 triliun untuk 88.142 mahasiwa, dan taun 2014 rencananya akan
ditingkatkan menjadi Rp 2,4 triliun.
Tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap
pendidikan tinggi di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo yang sangat rendah,
bisa juga ditanggulangi dengan cara pembukaan lokasi dari kampus-kampus besar
yang ada di Sleman, Bantul dan Yogyakarta. Sebagai gambaran, Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) yang
berlokasi di Kota Bandung (Provinsi Jawa Barat), juga membuka kampus di Tasikmalaya,
Sumedang, Purwakarta, bahkan di Serang (Provinsi Banten). Begitu pula ITB
baru-baru ini membuka kampus di Kabupaten Sumedang. Hal serupa bisa dilakukan
oleh UGM atau UNY dengan mengembangkan kampus di Kabupaten Gunungkidul dan
Kulonprogo.
Yogyakarta
sudah identik dengan pusat keunggulan untuk pendidikan di tanah air.
Dalam hal ini Yogyakarta tidak hanya
terbatas pada Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul,
tetapi Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo pun merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Provinsi DI Yogyakarta, bahkan meliputi 65 persen wilayah.
Sangat janggal jika dari 122 PTN dan PTS yang berlokasi di Provinsi DI
Yogyakarta, hanya dua PTS yang berada di kedua kabupaten tersebut. Hal ini
tentu saja akan menjadi perhatian serius Gubernur Sultan Hamengku Buwono X dan
jajarannya. (Atep Afia)
Sumber Gambar:
www.javaindonesia.org
Sumber Gambar:
www.javaindonesia.org
Memang seharusnya pendidikan lebih di utamakan karena pendidikan membantu mutu SDM menjadi lebih baik dan melahirkan generasi yang bisa bersaing dengan bangsa lain. Bila dilihat memang DIY adalah tempat terlahirnya anak anak bangsa dimana peran merekalah yang nantinya merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Sistem pendidikan yang begitu di utamakan yang menjadikan DIY menjadi kota budaya dan pendidikan walaupun masih belum meratanya sistem pendidikan yang ada di yogyakarta terdapat 3 kabupaten yang terdapat perguruan tinggi negeri maupun swasta yaitu kabupaten sleman , kota yogyakarta dan bantul.
ReplyDeleteSedangkan kabupaten gunung kidul dan kulonprogo sangat minim sekali perguruan tinggi di daerah tersebut, tidak menutup kemungkinan kabupaten gunung kidul dan kulonprogo menjadi maju dengan pengembangan sistem pendidikan yang di bangun dikedua kabupaten tersebut karena sumber daya alam begitu bermanfaat untuk membantu mendanai pengadaan perguruan tinggi nantinya serta peran pemerintah yang dapat membantu agar tewujudnya saranan dan prasarana sistem pendidikan yang merata di DIY bila perlu bukan hanya DIY saja, namun diterapkan di kota dan pelosok di indonesia agar rakyat indonesia mendapatkan pendidikan yang layak dengan begitu kelak bangsa ini tidak menjadi bangsa yang bodoh karena SDM sudah dibekali kemampuan yang didapatkan dari ilmu pengetahuan.
Menurut saya walaupun dikedua kabupaten tersebut hanya memiliki masing-masing 1 PT, warga yang tinggal di kabupaten tersebut masih dapat melanjutkan kuliah di PT luar kabupaten mereka. Jarak bukan menjadi alasan untuk kita terus melakukan pendidikan. Menurut saya, orang-orang yang kuliah di PTN DI Yogyakarta banyak yang berasal dari luar kota. Selain terus melakukan pembangunan kampus di kedua kabupaten tersebut sebaiknya memanfaatkan terlebih dahulu kampus di luar kabupaten tsb.
ReplyDeletemenurut jaja teh ,, walapun di kabupaten gunung kidul dan kulonprogo memiliki PTN dan PTS hanya sedikit dari kabupaten bantul, kota jogja , dan seleman semua itu tidak memutuskan harapan masyarakat untuk menuntut ilmu karna pepatah mengatakan ''tuntutlah ilmu sampai ke negri cina'' bila kita mengacu presepsi tersebut bukan tidak mungkin kita dapat mewujudkan keinginan kita untuk berkuliah, jadi bukan sebagai tolak ukur bagi kita karna di daerah kita fasilitas tempat pendidikannya kurang dan apabila kita turut berapreasiasi memajukan pendidikan di kedua kabupaten tersebut bukan tidak mungkin akan banyak sekali fakultas fakultas baru karna minat masyarakat dalam menuntut ilmu begitu besar.
ReplyDeleteKetidak merataan Pendidikan di Indonesia, kususnya didaerah Jogjakarta disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari tersedianya sekolah / dibangunnya sekolah / kampus di wilayah tersebut, juga faktor-faktor lain seperti fasilitas pendukung di wilayah tersebut. pendirian perguruan Tinggi baik swasta maupun Negri hanya terpusat diwilayah Sleman, Bantul, dan Kota Jogjakarta , ini disebabkan karena memang daerah ini yang lebig dekat dengan pusat kota Jogjakarta, dibanding dengan dua wilayah lain yaitu Gunung Kidul dan Kulonprogo, yang letaknnya lebig jauh dari pusat kota Jogjakarta. selain itu, faktor tersediannya fasilitas pendukung seperti transportasi baik darat maupun udara diwilayah tersebut juga akan mempengaruhi penentuan tempat pendirian sekolah itu. seperti diketahui, di wilayah kabupaten Sleman, memiliki sarana Transportasi yang cukup baik, selain letaknya yang sangat strategis, yaitu di jalur persilangan anatara kota Jogja, Solo, Semarang, MAgelang dan Jakarta, di Sleman juga terdapat fasilitas transportasi lain seperti kereta api, terminal bis kelas a dan bandara. hal ini menjadikan pertimbangan kenapa kampus atau sekolahan btersebbut didirikan didaerah tersebut. juga di Kabupaten Bantul yang letaknya masih dekat dengan pusat Kota Jogjakarta, meskipun tidak seramai di wilayah Sleman, akan tetapi di Bantul juga didukung wilayah atau postur tanah yang landai, sehingga memudahkan dalam pembangunan. hal ini juga berbeda jauh dengan kondisi tanah didaerah Gunung Kidul yang memiliki banyak perbukitan kapur, tentu ini akan sangat menyulitkan dalam proses pembangunan. juga di wilayah Kulon Progo yang jaraknya jauh dari pusat kota di Jogjakarta.
ReplyDeleteMenurut saya yang membuat kota kulonprogo dan gunung kidul tertinggal dari kota yang lain adalak karena akses sarana dan prasarana yang kurang, juga transoprtasi. karena saya pernah kesana dan wilayah geografisnya dekat dengan gunung dan berbukit bukit.
ReplyDeleteMenurut saya ketidakmerataan ini bukanlah menjadi masalah besar karena memang yang diutamakan adalah mutu Pendidikan itu sendiri bukan masalah lokasinya. Kota Kulonprogo dan Gunung Kidul tidak bisa dikatakan tertinggal juga hanya karena tidak terdapat tempat kuliah disana, 2 tempat tersebut justru sekarang malah berkembang menjadi tempat wisata setelah banyak ditemukannya goa dan air terjun yang cantik. Mungkin alasan tidak adanya tempat Pendidikan disana karena memang lokasi tersebut lebih cocok untuk tempat wisata.
ReplyDeleteKetidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah klasik yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Faktor ekonomi dapat dijadikan salah satu alasan tertinggalnya pendidikan di kota tersebut. Keterbatasan ekonomi sangat berpengaruh karena mahalnya biaya pendidikan tinggi. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan tersebut seperti adanya pemberian beasiswa contohnya bidikmisi dan lain-lain. Kenyatannya pemberian beasiswa tersebut dengan yang terjadi di lapangan tidak sesuai. Perlunya pengawasan pemerintah dan partisipasi dari semua pihak agar pendidikan di Indonesia dapat merata khususnya di wilayah terpencil karena hak memeperoleh pendidikan adalah hak setiap warga negara.
ReplyDeleteMenurut saya Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah klasik yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Faktor ekonomi dapat dijadikan salah satu alasan tertinggalnya pendidikan di kota tersebut
DeleteMenurut saya ketidakmerataan pendidikan saat ini adalah dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masing masing, semakin tingkat ekonominya mapan maka tingkat pendidikanya semakin tinggi pula , begitu sebaliknya
DeleteFaktor terbesar tidak meratanya pendidikan di Yogyakarta adalah faktor ekonomi dan faktor kemauan. Faktor ekonomi selalu menjadi penghambat seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Faktor yang kedua adalah faktor kemauan untuk belajar. Tidak semua anak muda mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikannya.
ReplyDeleteTetapi untuk daerah Kulon Progo dan Gunung Kidul yang bisa dikatakan tertinggal dalam hal pendidikan atau ekonominya malah justru nantinya akan menjadi sumber penghasilan untuk DIY sendiri karena di dalamnya terdapat potensi-potensi yang akan memikat wisatawan lokal bahkan wisatawan asing. Potensi-potensi tersebut antara lain pantai-pantai di Gunung Kidul yang tak kalah eloknya dengan pantai yang ada di Bali yang saat ini menjadi tujuan wisatawan asing. Mungkin suatu saat nanti Gunung Kidul akan bisa seperti Bali yang menjadi pusat wisata bagi wisatawan asing. Dan untuk Kulon Progo sendiri terdapat tanah yang subur yang berpotensi menghasilkan kekayaan alam yang melimpah dan nantinya akan menjadi aset berharga dari Indonesia.
Memang kota yogyakarta adalah Kota pendidikan karena banyaknya macam perguruan tinggi negri dan swasta yang ada di situ dan banyak sekolah dari tingkat sd sampai sma hal ini karena dari sejarahnya dari zaman penjajahan kota ini sudah melakukan kerjasama dengan pihak asing tentang pentingnya suatu pendidikan.
ReplyDeleteKenapa tingkat pemerataan pendidikan di sini juga kurang..?
menurut saya karena sebagian daerah-daerah masih terisolir dari kota-kota dan tingkat ekonomi masyarakat yang juga masih rendah ,maka dari itu pemerintah harus mencari solusi agar permasalahan ini dapat di atasi,sekian terimakasih.
Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia untuk menjadi seorang yang memiliki kekuatan intelektual dan spiritual, Pendidikan pada hakekatnya mempersiapkan anak-anak dan pemuda menyambut masa yang akan datang karena itu pendidikan merupakan unsur yang terpenting untuk membina suatu masyarakat.
ReplyDeleteDan untuk Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.
Terimakasih
Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia untuk menjadi seorang yang memiliki kekuatan intelektual dan spiritual, Pendidikan pada hakekatnya mempersiapkan anak-anak dan pemuda menyambut masa yang akan datang karena itu pendidikan merupakan unsur yang terpenting untuk membina suatu masyarakat.
ReplyDeleteDan untuk Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.
Sebaran PTN/PTS di DIY yang tidak merata menurut saya bukanlah masalah, alasannya secara geografis letak masing-masing kabupaten/kota yang tidak terlalu jauh. Selain itu pengembangan pendidikan di daerah yang utama adalah pendidikan dasar dan menengah. Apabila sektor ini terjamin maka pendidikan di daerah akan berkembang pesat sehingga akan muncul perguruan tinggi baru.
ReplyDeleteMenurut saya merata atau tidak meratanya suatu perguruan tinggi dilihat dari sisi ekonomi atau kemampuan seseorang untuk bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak. Di jogja sendiri mungkin masih banyak orang yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi di karena kan faktor ekonomi, walaupun beberapa persen orang jogja tidak bisa melanjutkan ke Pt, namun banyak dari luar jogja yang justru berminat melanjutkan PT di jogja sampai terkadang melampaui kapasitas.
ReplyDeletePemerataan sendiri mungkin belum seratus persen masuk ke daerah yang terpencil di karenakan mungkin kurang di perhatikan oleh pemerintah jogja, mereka mungkin lebih mengkedepankan Kotanya terlebih dahulu.
alasan kenapa masih terjadi ketimpangan pendidikan di D.I Yogyakarta adalah masalah ekonomi karena sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan juga karena faktor sebagian besar mahasiswa yang menempuh pendidikan di D.I Yogyakarta bukan penduduk asli.
ReplyDeleteSeharusnya pemerintah setempat mengadakan study kasus di berbagai wilayah terpencil, seperti Kabupaten Gunungkidul dan kulonprogo relatif tertinggal di banding daerah lainnya di Provinsi DI Yogyakarta, padahal kedua wilayah tersebut menyimpan berbagai potensi terpendam, mulai dari kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan, pariwisata, pertambangan dan kehutanan. jika pemerintah lebih peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya maka akan semakin baik kwalitas hidup di Indonesia.
ReplyDeletependidikan yang tidak merata dikarenakan terjangkaunya wilayah dan akses menuju daerah daerah. jadi pendidikan di yogyakarta rata rata ada diaerah kota.
ReplyDeleteMahalnya biaya biaya study dengan universitas sekelas UGM misalnya mengurungkan niat para lulusan STM/SLTA untuk melanjutkan study di Jogjakarta dan lapangan pekerjaan yang sedikit menjadikan suatu alasan tersendiri. kebanyakan sekarang lebih banyak para lulusan SLTA di daerah mengadu nasibnya di Ibukota dan membiayai kuliahnya sendiri dan banyak kuliah terbuka seperti kelas karyawan dan biaya lebih terjangkau.
ReplyDeleteProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) terdiri atas Kota Madya Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Pada kenyataannya pendidikan tinggi di DIY memang terpusat di Kodya Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Karena letak geografis ke dua kabupaten tersebut berbatasan langsung dengan Kodya Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Provinsi DIY. Adapun para mahasiswa yang ada di DIY sendiri bukan saja berasal dari DIY, malahan sebagian besar berasal dari luar daerah DIY.
ReplyDeleteDan ketidakmerataan Perguruan Tinggi di DIY selama ini disiasati oleh para pelajar dengan kost di wilayah sekitas kampus tempat mereka belajar yang memang relatif bervariasi harganya. Sehingga pelajar bisa menyesuaikan dengan kemampuan kantongnya.
Menurut saya ketidakmerataan ini bukanlah menjadi masalah besar karena memang yang diutamakan adalah mutu Pendidikan itu sendiri bukan masalah lokasinya. Kota Kulonprogo dan Gunung Kidul tidak bisa dikatakan tertinggal juga hanya karena tidak terdapat tempat kuliah disana, 2 tempat tersebut justru sekarang malah berkembang menjadi tempat wisata setelah banyak ditemukannya goa dan air terjun yang cantik. Mungkin alasan tidak adanya tempat Pendidikan disana karena memang lokasi tersebut lebih cocok untuk tempat wisata.
ReplyDeleteMenurut Pendapat saya mungkin ketidak merataan seperti di daerah kab gunung kidul dan kulonprogo yang memiliki tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap pendidikan tinggi yang sangat rendah ini bisa juga dikarenakan jogja sebagai daerah istimewa sekaligus termasuk kota wisata, dengan banyaknya di dirikan PTN dan PTS sekaligus agar dapat menarik banyak wisatawan dalam negri dan manca negara tertarik untuk berkunjung ke jogja.
ReplyDeletesalah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah keterjangkauannya , terrutama untuk daerah pinggiran.
ReplyDeleteuntuk propinsi DIY mungkin bisa didirikan PT cabang dari PT yang sudah ada di sana.
dengan adanya PT, diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang ledih pada masyarakat sekitar, yang nantinya berdampak pada cara pengelolaan sumber daya yang lebih baik.
salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah keterjangkauannya , terrutama untuk daerah pinggiran.
ReplyDeleteuntuk propinsi DIY mungkin bisa didirikan PT cabang dari PT yang sudah ada di sana.
dengan adanya PT, diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang ledih pada masyarakat sekitar, yang nantinya berdampak pada cara pengelolaan sumber daya yang lebih baik.
solusi dari ketidak rataan pendidikan hanyalah karena tidak adanya pembagian wilayah PT yang dimana suatu daerah tertinggal tidak ada PT dalam jangka populasi .ini mengakibatnya masyarakat enggan untuk melanjutlkan pndidikan tinggi karena faktor jarak antara rumah dan Universitas / PT yang jauh , Ini adaalah dasar kenapa saya pergi kejakarta untuk melanjtkan Pendidikan
ReplyDeleteMenurut Saya bukan hanya perlu memperluas atau membuat universitas baru di daerah gunung kidul dan kulon progo. Tetapi perlu juga di adakan penyuluhan tentang pentingnya kuliah demi masa depan yang lebih baik. Dan bisa juga mengadakan tes masuk beasisiwa di daerah tersebut sehingga minat pemuda pemudi di daerah tersebut ikut tergugah untuk mau bergerak maju dan mulai berpikir bahwa kuliah tidak selalu membutuhkan biaya besar.
ReplyDeletemenurut saya ketidak merataan PT di DI yogyakarta bukanlah masalah, hanya perlu Diperlukan adanya kebijakan Pemprov DI Yogyakarta untuk mendorong pendirian PTN atau PTS baru di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.
ReplyDeletemenurut pendapat saya ketidakmerataan PT di daerah gunung kidul di akibatkan karena daerah gunungkidul memiliki kondisi topografi yang berupa perbukitan dan karst sehingga masalah air kerap terjadi. selain itu gunungkidul lebih di eksploitasi untuk daerah pariwisata.
ReplyDeleteBeny Dwiyantoro
ReplyDelete@A15-BENY
Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan bahkan di daerah tersebut memiliki perrguruan tinggi negeri ternama. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk membangun sebuah negara lebih baik. Sangat miris melihat kenyataan, masih banyak daerah yang masih belum memiliki bangunan yang layak untuk sarana belajar. Jarak bukan menjadi alasan untuk kita terus melakukan pendidikan.
D12-Agus, Tugas A05
ReplyDeleteYang terlintas ketika kita mendengar kota yogyakarta ialah kota pendidikan tetapi kenapa masih saja pendidikan di kota ini tidak merata kemungkinan faktor fokus pada satu titik saja atau wilayah tertentu yang bmendapatkan kelakan pendidikan sehingga ada beberap wilayah yang masih tertinggal.