Pages

KAA Media Group

Aug 29, 2013

Pendidikan Tinggi Di Yogyakarta Tidak Merata

Oleh : Atep Afia Hidayat - Yogyakarta sudah sejak lama dikenal sebagai kota budaya dan pendidikan. Kota yang menjadi pusat kebudayaan Jawa terbesar di Indonesia tersebut menjadi tujuan anak-anak muda dari berbagai daerah di indonesia untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Begitu pula minat lulusan SLTA yang ada di Yogyakarta untuk meneruskan kuliah di salah satu PTN atau PTS termasuk yang paling tinggi di Indonesia. Luar biasa pencapaian Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan data tahun 2012, sekitar 99,76 persen anak usia 7 – 12 tahun (usia sekolah dasar) berpartisipasi dalam pendidikan, baik melalui SD, MI dan Paket A; Untuk tingkat SLTP (usia 13 – 15 tahun) partisipasi sekolah mencapai 98,34 persen; Tingkat SLTA (16 – 18 tahun) mencapai 80,32 persen; dan perguruan tinggi (usia 19 -24 tahun) mencapai 44,18 persen. Dapat dikatakan separuh dari anak muda yang berusia 19 – 24 tahun di Provinsi DI Yogyakarta  berstatus mahasiswa.

Kota Pendidikan
Tak heran jika Yogya dikenal sebagai kota pendidikan, dengan jumlah penduduk provinsi yang mencapai 3.452.390 jiwa (Sensus Penduduk 2010), daerah tersebut memiliki 3 perguruan tinggi negeri (PTN) yang meliputi UGM, UNY, dan UIN Sunan Kalijaga, dan  119 PTS (menurut BPS 2009 – 2010, Gambaran Perguruan Tinggi Tiap Provinsi), sedangkan menurut data dari Kopertis Kopertis V meliputi 116 PTS   yang tersebar di satu kota dan empat kabupaten  (Daftar Lengkap PTS Di DIY ).

Rasio antara perguruan tinggi dengan jumlah penduduk di Provinsi DI Yogyakarta mencapai 1: 28.298, dengan kata lain ada satu kampus untuk 28.298 penduduk. Rasio yang terbaik dibanding daerah manapun di Indonesia. Jika dihubungkan dengan luas wilayah yang hanya 3.186 km2, maka sebaran PT di Provinsi DI Yogya mencapai 1 : 26,11, dengan kata lain dalam area 26,11 km2 terdapat satu PT.

Sebagai gambaran di Provinsi DKI Jakarta ada satu kampus untuk 30.872 penduduk dan di Jawa barat satu kampus untuk 106.044 penduduk. Tak heran jika angka partisipasi sekolah (kuliah) untuk kedua daerah tersebut jauh di bawah DI Yogyakarta, DKI Jakarta dengan 18,15 persen dan Jawa Barat 12,37 persen. Provinsi lainnya di Pulau Jawa, Banten 16,05 persen, Jawa Timur 14,58 persen, dan Jawa Tengah 11,98 persen.

Pencapaian tingkat partisipasi pendidikan tinggi di Provinsi DI Yogyakarta jauh melampaui daerah-daerah di sekitarnya. Kondisi di DI Yogyakarta dari 100 orang yang berusia 19 – 24 tahun, ada 44 orang yang berstatus mahasiswa, sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Barat hanya 12 orang, di Jawa Timur  13 orang, di Banten 16 orang dan di DKI Jakarta 18 orang. Lantas, kalau dilihat setiap kota dan kabupaten di wilayah Provinsi DI Yogyakarta, apakah kondisinya merata ? Apakah rata-rata provinsi mencerminkan kondisi di kota dan kabupaten yang ada, atau keterjangkauan kuliah di pendidikan tinggi hanya terpusat di beberapa daerah saja ?

Sebaran Per Daerah
Provinsi DI Yogyakarta meliputi satu kota (Yogyakarta) dan tiga kabupaten (Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo). Ternyata sebaran lokasi PT hanya berpusat di tiga daerah yaitu Kabupaten Sleman (40 PTS dan 3 PTN); Kota Yogyakarta (46 PTS); dan Kabupaten Bantul (28 PTS). Sedangkan di Gunungkidul dan Kulonprogo masing-masing hanya ada satu PTS. Dalam hal ini tiga PTN yang ada di Provinsi DI Yogyakarta semuanya memiliki kantor pusat (rektorat) di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Uniknya ketiga PTN memiliki kode pos yang sama, yaitu 55281 (Desa/Kelurahan Catur Tunggal).

Rasio PT dengan jumlah penduduk untuk masing-masing daerah ialah Kota Yogyakarta satu kampus untuk 8.448 orang; Kabupaten Sleman satu kampus untuk 25.421 orang; Kabupaten Bantul satu kampus untuk 32.554 orang; Kabupaten Kulonprogo satu kampus 388.869 orang; dan  Kabupaten Gunungkidul satu kampus untuk 675.382 orang.

Ternyata di wilayah provinsi DI Yogyakarta sendiri ada dua daerah yang sangat tertinggal untuk partisipasi jenjang pendidikan tinggi.  Bayangkan, Kabupaten Gunungkidul yang memiliki luas wilayah 1.485 km2 dan Kulonprogo 586 km2 hanya memiliki masing-masing satu kampus. Padahal rasio untuk tingkat provinsi setiap area 26,11 km2 terdapat satu PT. Dengan demikian, untuk tingkat provinsi pembangunan bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi sangat tidak merata. Sudah bisa diduga angka partisipasi sekolah (kuliah) di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo sangat rendah. Dengan kata lain, khusus untuk kedua kabupaten tersebut anak muda yang berstatus mahasiswa termasuk langka. Sangat berbeda jika dibandingkan tiga daerah lainnya.

Mengejar Ketertinggalan
Meskipun secara ekonomi posisi Kabupaten Gunungkidul dan kulonprogo relatif tertinggal di banding daerah lainnya di Provinsi DI Yogyakarta, namun kedua wilayah ini menyimpan berbagai potensi terpendam, mulai dari kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan, pariwisata, pertambangan dan kehutanan. Dapat dikatakan kedua wilayah ini merupakan masa depan bagi Provinsi DI Yogyakarta. Luas kedua wilayah mencapai 65 persen dari luas seluruh Provinsi DI Yogyakarta, sedangkan jumlah penduduk hanya 35 persen dari jumlah penduduk Provinsi DI Yogyakarta. Ketertinggalan dibidang ekonomi, pendidikan dan bidang lainnya dari kedua wilayah ini perlu segera diperbaiki.

Diperlukan adanya kebijakan Pemprov DI Yogyakarta untuk mendorong pendirian PTN atau PTS baru di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Di sisi lainnya kemampuan masyarakat di kedua daerah tersebut untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan tinggi perlu didorong lebih lanjut, antara lain melalui alokasi yang lebih besar untuk berbagai skema beasiswa, misalnya Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi). Sebagai catatan untuk tahun 2013 secara nasional Bidikmisi dianggarkan sebesar Rp 1,96 triliun untuk 88.142 mahasiwa, dan taun 2014 rencananya akan ditingkatkan menjadi Rp 2,4 triliun. 

Tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap pendidikan tinggi di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo yang sangat rendah, bisa juga ditanggulangi dengan cara pembukaan lokasi dari kampus-kampus besar yang ada di Sleman, Bantul dan Yogyakarta. Sebagai gambaran, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)  yang berlokasi di Kota Bandung (Provinsi Jawa Barat), juga membuka kampus di Tasikmalaya, Sumedang, Purwakarta, bahkan di Serang (Provinsi Banten). Begitu pula ITB baru-baru ini membuka kampus di Kabupaten Sumedang. Hal serupa bisa dilakukan oleh UGM atau UNY dengan mengembangkan kampus di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.

Yogyakarta  sudah identik dengan pusat keunggulan untuk pendidikan di tanah air. Dalam hal ini Yogyakarta tidak hanya  terbatas pada Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, tetapi Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo pun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Provinsi DI Yogyakarta, bahkan meliputi 65 persen wilayah. Sangat janggal jika dari 122 PTN dan PTS yang berlokasi di Provinsi DI Yogyakarta, hanya dua PTS yang berada di kedua kabupaten tersebut. Hal ini tentu saja akan menjadi perhatian serius Gubernur Sultan Hamengku Buwono X dan jajarannya. (Atep Afia)

Sumber Gambar:
www.javaindonesia.org

30 comments:

  1. Memang seharusnya pendidikan lebih di utamakan karena pendidikan membantu mutu SDM menjadi lebih baik dan melahirkan generasi yang bisa bersaing dengan bangsa lain. Bila dilihat memang DIY adalah tempat terlahirnya anak anak bangsa dimana peran merekalah yang nantinya merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Sistem pendidikan yang begitu di utamakan yang menjadikan DIY menjadi kota budaya dan pendidikan walaupun masih belum meratanya sistem pendidikan yang ada di yogyakarta terdapat 3 kabupaten yang terdapat perguruan tinggi negeri maupun swasta yaitu kabupaten sleman , kota yogyakarta dan bantul.
    Sedangkan kabupaten gunung kidul dan kulonprogo sangat minim sekali perguruan tinggi di daerah tersebut, tidak menutup kemungkinan kabupaten gunung kidul dan kulonprogo menjadi maju dengan pengembangan sistem pendidikan yang di bangun dikedua kabupaten tersebut karena sumber daya alam begitu bermanfaat untuk membantu mendanai pengadaan perguruan tinggi nantinya serta peran pemerintah yang dapat membantu agar tewujudnya saranan dan prasarana sistem pendidikan yang merata di DIY bila perlu bukan hanya DIY saja, namun diterapkan di kota dan pelosok di indonesia agar rakyat indonesia mendapatkan pendidikan yang layak dengan begitu kelak bangsa ini tidak menjadi bangsa yang bodoh karena SDM sudah dibekali kemampuan yang didapatkan dari ilmu pengetahuan.

    ReplyDelete
  2. Menurut saya walaupun dikedua kabupaten tersebut hanya memiliki masing-masing 1 PT, warga yang tinggal di kabupaten tersebut masih dapat melanjutkan kuliah di PT luar kabupaten mereka. Jarak bukan menjadi alasan untuk kita terus melakukan pendidikan. Menurut saya, orang-orang yang kuliah di PTN DI Yogyakarta banyak yang berasal dari luar kota. Selain terus melakukan pembangunan kampus di kedua kabupaten tersebut sebaiknya memanfaatkan terlebih dahulu kampus di luar kabupaten tsb.

    ReplyDelete
  3. menurut jaja teh ,, walapun di kabupaten gunung kidul dan kulonprogo memiliki PTN dan PTS hanya sedikit dari kabupaten bantul, kota jogja , dan seleman semua itu tidak memutuskan harapan masyarakat untuk menuntut ilmu karna pepatah mengatakan ''tuntutlah ilmu sampai ke negri cina'' bila kita mengacu presepsi tersebut bukan tidak mungkin kita dapat mewujudkan keinginan kita untuk berkuliah, jadi bukan sebagai tolak ukur bagi kita karna di daerah kita fasilitas tempat pendidikannya kurang dan apabila kita turut berapreasiasi memajukan pendidikan di kedua kabupaten tersebut bukan tidak mungkin akan banyak sekali fakultas fakultas baru karna minat masyarakat dalam menuntut ilmu begitu besar.

    ReplyDelete
  4. Ketidak merataan Pendidikan di Indonesia, kususnya didaerah Jogjakarta disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari tersedianya sekolah / dibangunnya sekolah / kampus di wilayah tersebut, juga faktor-faktor lain seperti fasilitas pendukung di wilayah tersebut. pendirian perguruan Tinggi baik swasta maupun Negri hanya terpusat diwilayah Sleman, Bantul, dan Kota Jogjakarta , ini disebabkan karena memang daerah ini yang lebig dekat dengan pusat kota Jogjakarta, dibanding dengan dua wilayah lain yaitu Gunung Kidul dan Kulonprogo, yang letaknnya lebig jauh dari pusat kota Jogjakarta. selain itu, faktor tersediannya fasilitas pendukung seperti transportasi baik darat maupun udara diwilayah tersebut juga akan mempengaruhi penentuan tempat pendirian sekolah itu. seperti diketahui, di wilayah kabupaten Sleman, memiliki sarana Transportasi yang cukup baik, selain letaknya yang sangat strategis, yaitu di jalur persilangan anatara kota Jogja, Solo, Semarang, MAgelang dan Jakarta, di Sleman juga terdapat fasilitas transportasi lain seperti kereta api, terminal bis kelas a dan bandara. hal ini menjadikan pertimbangan kenapa kampus atau sekolahan btersebbut didirikan didaerah tersebut. juga di Kabupaten Bantul yang letaknya masih dekat dengan pusat Kota Jogjakarta, meskipun tidak seramai di wilayah Sleman, akan tetapi di Bantul juga didukung wilayah atau postur tanah yang landai, sehingga memudahkan dalam pembangunan. hal ini juga berbeda jauh dengan kondisi tanah didaerah Gunung Kidul yang memiliki banyak perbukitan kapur, tentu ini akan sangat menyulitkan dalam proses pembangunan. juga di wilayah Kulon Progo yang jaraknya jauh dari pusat kota di Jogjakarta.

    ReplyDelete
  5. Menurut saya yang membuat kota kulonprogo dan gunung kidul tertinggal dari kota yang lain adalak karena akses sarana dan prasarana yang kurang, juga transoprtasi. karena saya pernah kesana dan wilayah geografisnya dekat dengan gunung dan berbukit bukit.

    ReplyDelete
  6. Menurut saya ketidakmerataan ini bukanlah menjadi masalah besar karena memang yang diutamakan adalah mutu Pendidikan itu sendiri bukan masalah lokasinya. Kota Kulonprogo dan Gunung Kidul tidak bisa dikatakan tertinggal juga hanya karena tidak terdapat tempat kuliah disana, 2 tempat tersebut justru sekarang malah berkembang menjadi tempat wisata setelah banyak ditemukannya goa dan air terjun yang cantik. Mungkin alasan tidak adanya tempat Pendidikan disana karena memang lokasi tersebut lebih cocok untuk tempat wisata.

    ReplyDelete
  7. Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah klasik yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Faktor ekonomi dapat dijadikan salah satu alasan tertinggalnya pendidikan di kota tersebut. Keterbatasan ekonomi sangat berpengaruh karena mahalnya biaya pendidikan tinggi. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan tersebut seperti adanya pemberian beasiswa contohnya bidikmisi dan lain-lain. Kenyatannya pemberian beasiswa tersebut dengan yang terjadi di lapangan tidak sesuai. Perlunya pengawasan pemerintah dan partisipasi dari semua pihak agar pendidikan di Indonesia dapat merata khususnya di wilayah terpencil karena hak memeperoleh pendidikan adalah hak setiap warga negara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah klasik yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Faktor ekonomi dapat dijadikan salah satu alasan tertinggalnya pendidikan di kota tersebut

      Delete
    2. Menurut saya ketidakmerataan pendidikan saat ini adalah dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masing masing, semakin tingkat ekonominya mapan maka tingkat pendidikanya semakin tinggi pula , begitu sebaliknya

      Delete
  8. Faktor terbesar tidak meratanya pendidikan di Yogyakarta adalah faktor ekonomi dan faktor kemauan. Faktor ekonomi selalu menjadi penghambat seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Faktor yang kedua adalah faktor kemauan untuk belajar. Tidak semua anak muda mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikannya.
    Tetapi untuk daerah Kulon Progo dan Gunung Kidul yang bisa dikatakan tertinggal dalam hal pendidikan atau ekonominya malah justru nantinya akan menjadi sumber penghasilan untuk DIY sendiri karena di dalamnya terdapat potensi-potensi yang akan memikat wisatawan lokal bahkan wisatawan asing. Potensi-potensi tersebut antara lain pantai-pantai di Gunung Kidul yang tak kalah eloknya dengan pantai yang ada di Bali yang saat ini menjadi tujuan wisatawan asing. Mungkin suatu saat nanti Gunung Kidul akan bisa seperti Bali yang menjadi pusat wisata bagi wisatawan asing. Dan untuk Kulon Progo sendiri terdapat tanah yang subur yang berpotensi menghasilkan kekayaan alam yang melimpah dan nantinya akan menjadi aset berharga dari Indonesia.

    ReplyDelete
  9. Memang kota yogyakarta adalah Kota pendidikan karena banyaknya macam perguruan tinggi negri dan swasta yang ada di situ dan banyak sekolah dari tingkat sd sampai sma hal ini karena dari sejarahnya dari zaman penjajahan kota ini sudah melakukan kerjasama dengan pihak asing tentang pentingnya suatu pendidikan.
    Kenapa tingkat pemerataan pendidikan di sini juga kurang..?
    menurut saya karena sebagian daerah-daerah masih terisolir dari kota-kota dan tingkat ekonomi masyarakat yang juga masih rendah ,maka dari itu pemerintah harus mencari solusi agar permasalahan ini dapat di atasi,sekian terimakasih.

    ReplyDelete
  10. Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia untuk menjadi seorang yang memiliki kekuatan intelektual dan spiritual, Pendidikan pada hakekatnya mempersiapkan anak-anak dan pemuda menyambut masa yang akan datang karena itu pendidikan merupakan unsur yang terpenting untuk membina suatu masyarakat.
    Dan untuk Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  11. Pendidikan adalah suatu proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia untuk menjadi seorang yang memiliki kekuatan intelektual dan spiritual, Pendidikan pada hakekatnya mempersiapkan anak-anak dan pemuda menyambut masa yang akan datang karena itu pendidikan merupakan unsur yang terpenting untuk membina suatu masyarakat.
    Dan untuk Ketidakmerataan pendidikan sampai saat ini masih menjadi masalah yang hingga saat ini belum terselesaikan. Tidak menutup kemungkinan untuk Provinsi DI Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan. Sebagai contoh adanya ketidakmerataan perguruan tinggi untuk dua kabupaten di Yogya yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.

    ReplyDelete
  12. Sebaran PTN/PTS di DIY yang tidak merata menurut saya bukanlah masalah, alasannya secara geografis letak masing-masing kabupaten/kota yang tidak terlalu jauh. Selain itu pengembangan pendidikan di daerah yang utama adalah pendidikan dasar dan menengah. Apabila sektor ini terjamin maka pendidikan di daerah akan berkembang pesat sehingga akan muncul perguruan tinggi baru.

    ReplyDelete
  13. Menurut saya merata atau tidak meratanya suatu perguruan tinggi dilihat dari sisi ekonomi atau kemampuan seseorang untuk bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak. Di jogja sendiri mungkin masih banyak orang yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi di karena kan faktor ekonomi, walaupun beberapa persen orang jogja tidak bisa melanjutkan ke Pt, namun banyak dari luar jogja yang justru berminat melanjutkan PT di jogja sampai terkadang melampaui kapasitas.
    Pemerataan sendiri mungkin belum seratus persen masuk ke daerah yang terpencil di karenakan mungkin kurang di perhatikan oleh pemerintah jogja, mereka mungkin lebih mengkedepankan Kotanya terlebih dahulu.

    ReplyDelete
  14. alasan kenapa masih terjadi ketimpangan pendidikan di D.I Yogyakarta adalah masalah ekonomi karena sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan juga karena faktor sebagian besar mahasiswa yang menempuh pendidikan di D.I Yogyakarta bukan penduduk asli.

    ReplyDelete
  15. Seharusnya pemerintah setempat mengadakan study kasus di berbagai wilayah terpencil, seperti Kabupaten Gunungkidul dan kulonprogo relatif tertinggal di banding daerah lainnya di Provinsi DI Yogyakarta, padahal kedua wilayah tersebut menyimpan berbagai potensi terpendam, mulai dari kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan, pariwisata, pertambangan dan kehutanan. jika pemerintah lebih peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya maka akan semakin baik kwalitas hidup di Indonesia.

    ReplyDelete
  16. pendidikan yang tidak merata dikarenakan terjangkaunya wilayah dan akses menuju daerah daerah. jadi pendidikan di yogyakarta rata rata ada diaerah kota.

    ReplyDelete
  17. Mahalnya biaya biaya study dengan universitas sekelas UGM misalnya mengurungkan niat para lulusan STM/SLTA untuk melanjutkan study di Jogjakarta dan lapangan pekerjaan yang sedikit menjadikan suatu alasan tersendiri. kebanyakan sekarang lebih banyak para lulusan SLTA di daerah mengadu nasibnya di Ibukota dan membiayai kuliahnya sendiri dan banyak kuliah terbuka seperti kelas karyawan dan biaya lebih terjangkau.

    ReplyDelete
  18. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) terdiri atas Kota Madya Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Pada kenyataannya pendidikan tinggi di DIY memang terpusat di Kodya Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Karena letak geografis ke dua kabupaten tersebut berbatasan langsung dengan Kodya Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Provinsi DIY. Adapun para mahasiswa yang ada di DIY sendiri bukan saja berasal dari DIY, malahan sebagian besar berasal dari luar daerah DIY.
    Dan ketidakmerataan Perguruan Tinggi di DIY selama ini disiasati oleh para pelajar dengan kost di wilayah sekitas kampus tempat mereka belajar yang memang relatif bervariasi harganya. Sehingga pelajar bisa menyesuaikan dengan kemampuan kantongnya.

    ReplyDelete
  19. Menurut saya ketidakmerataan ini bukanlah menjadi masalah besar karena memang yang diutamakan adalah mutu Pendidikan itu sendiri bukan masalah lokasinya. Kota Kulonprogo dan Gunung Kidul tidak bisa dikatakan tertinggal juga hanya karena tidak terdapat tempat kuliah disana, 2 tempat tersebut justru sekarang malah berkembang menjadi tempat wisata setelah banyak ditemukannya goa dan air terjun yang cantik. Mungkin alasan tidak adanya tempat Pendidikan disana karena memang lokasi tersebut lebih cocok untuk tempat wisata.

    ReplyDelete
  20. Menurut Pendapat saya mungkin ketidak merataan seperti di daerah kab gunung kidul dan kulonprogo yang memiliki tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap pendidikan tinggi yang sangat rendah ini bisa juga dikarenakan jogja sebagai daerah istimewa sekaligus termasuk kota wisata, dengan banyaknya di dirikan PTN dan PTS sekaligus agar dapat menarik banyak wisatawan dalam negri dan manca negara tertarik untuk berkunjung ke jogja.

    ReplyDelete
  21. salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah keterjangkauannya , terrutama untuk daerah pinggiran.

    untuk propinsi DIY mungkin bisa didirikan PT cabang dari PT yang sudah ada di sana.

    dengan adanya PT, diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang ledih pada masyarakat sekitar, yang nantinya berdampak pada cara pengelolaan sumber daya yang lebih baik.

    ReplyDelete
  22. salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah keterjangkauannya , terrutama untuk daerah pinggiran.

    untuk propinsi DIY mungkin bisa didirikan PT cabang dari PT yang sudah ada di sana.

    dengan adanya PT, diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang ledih pada masyarakat sekitar, yang nantinya berdampak pada cara pengelolaan sumber daya yang lebih baik.

    ReplyDelete
  23. solusi dari ketidak rataan pendidikan hanyalah karena tidak adanya pembagian wilayah PT yang dimana suatu daerah tertinggal tidak ada PT dalam jangka populasi .ini mengakibatnya masyarakat enggan untuk melanjutlkan pndidikan tinggi karena faktor jarak antara rumah dan Universitas / PT yang jauh , Ini adaalah dasar kenapa saya pergi kejakarta untuk melanjtkan Pendidikan

    ReplyDelete
  24. Menurut Saya bukan hanya perlu memperluas atau membuat universitas baru di daerah gunung kidul dan kulon progo. Tetapi perlu juga di adakan penyuluhan tentang pentingnya kuliah demi masa depan yang lebih baik. Dan bisa juga mengadakan tes masuk beasisiwa di daerah tersebut sehingga minat pemuda pemudi di daerah tersebut ikut tergugah untuk mau bergerak maju dan mulai berpikir bahwa kuliah tidak selalu membutuhkan biaya besar.

    ReplyDelete
  25. menurut saya ketidak merataan PT di DI yogyakarta bukanlah masalah, hanya perlu Diperlukan adanya kebijakan Pemprov DI Yogyakarta untuk mendorong pendirian PTN atau PTS baru di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo.

    ReplyDelete
  26. menurut pendapat saya ketidakmerataan PT di daerah gunung kidul di akibatkan karena daerah gunungkidul memiliki kondisi topografi yang berupa perbukitan dan karst sehingga masalah air kerap terjadi. selain itu gunungkidul lebih di eksploitasi untuk daerah pariwisata.

    ReplyDelete
  27. Beny Dwiyantoro
    @A15-BENY

    Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan bahkan di daerah tersebut memiliki perrguruan tinggi negeri ternama. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk membangun sebuah negara lebih baik. Sangat miris melihat kenyataan, masih banyak daerah yang masih belum memiliki bangunan yang layak untuk sarana belajar. Jarak bukan menjadi alasan untuk kita terus melakukan pendidikan.

    ReplyDelete
  28. D12-Agus, Tugas A05
    Yang terlintas ketika kita mendengar kota yogyakarta ialah kota pendidikan tetapi kenapa masih saja pendidikan di kota ini tidak merata kemungkinan faktor fokus pada satu titik saja atau wilayah tertentu yang bmendapatkan kelakan pendidikan sehingga ada beberap wilayah yang masih tertinggal.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.