Sejak tahun 1957 – 1960 perusahaan perkebunan yang dirintis oleh orang-orang
Belanda tersebut telah mengalami
nasionalisasi dan keseluruhannya sudah berubah status menjadi
Badan Usaha Milik Negara BUMN). Terdapat empat perkebunan besar BUMN dengan
komoditas utama teh di Pangalengan, semuanya di bawah pengelolaan PTPN 8 yang
berkantor pusat di Kota Bandung. Mari kita telusuri keempat perkebunan yang
sudah memiliki sejarah panjang tersebut.
Sebagai catatan PTPN 8 memiliki 24 perkebunan teh yang
tersebar di tujuh kabupaten yang ada di Jawa Barat, dengan luas areal 259 km2
(tepatnya 25.905,3 Ha). Dengan demikian luas perkebunan teh yang ada di Jawa
Barat tersebut melebihi luas tidak berbeda jauh dengan luas Kecamatan
Pangalengan, bahkan melebihi luas Kota Bandung yang hanya 168 km2.
Perkebunan Pasirmalang
Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Kecamatan Pangalengan
dengan topografi yang berbukit-bukit dan rata-rata ketinggian 1.450 m dpl. Bandingkan dengan ketinggian perkebunan
Gunung Mas (Puncak) di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang hanya memiliki
ketinggian 800 – 1.200 m dpl, tentu saja Pasirmalang memiliki hawa yang jauh
lebih dingin.
Perkebunan Pasirmalang sudah berdiri sejak tahun 1889,
dirintis oleh Karl Adolf Rodolf Boscha
dan RA Kerkhoven. Dengan demikian Perkebunan Pasir Malang sudah beroperasi
salama 124 tahun, dengan hasil utama berupa teh dengan rasa yang lebih sepet
dan aroma khas dataran tinggi, dengan beragam jenis mulai dari BP, BOP, BOP F,
BOP I, BOP I SP, dan sebagainya. Menurur data dari pn8.co.id, sekitar 80 persen produksi teh
Pasir Malang diekspor, dan sisanya dipasarkan di dalam negeri.
Perkebunan Pasirmalang memliki luas areal 1.105,22 Ha dengan
produksi pucuk pasah 40 ton per hari. Perkebunan ini dilengkapi dengan sebuah
pabrik teh yang berkapasitas produksi 10 ton teh kering per hari. Perkebunan
Pasirmalang meliputi Afdeling Wetan, Kertagiri, Wanasari dan Riung Gunung.
Pabrik teh yang ada di Perkebunan Pasirmalang hanya
menghasilkan teh ortodoks, selain jenis ortodoks ada juga jenis CTC (crushing, tearing and culing) yang mulai dicoba sejak tahun 1984 di Pusat Penelitian Teh dan
Kina Gambung (PPTK). Perbedaan kedua jenis produk teh tersebut menurut PPTK ialah ortodoks memiliki bentuk agak pipih,
cita rasa kuat, penyajian lambat, dengan kebutuhan penyeduhan 400 – 500 cangkir/kg
teh. Sedangkan untuk jenis CTC memiliki bentuk butiran, cita rasa kurang,
penyajian cepat, dengan kebutuhan penyeduhan 800 – 1.000 cangkir/kg teh.
Perkebunan Kertamanah
Perkebunan Kertamanah sudah beroperasi selama selama 87
tahun, jadi jauh lebih muda dibandingkan dengan Perkebunan Pasirmalang.
Perkebunan Kertamanah memiliki satu pabrik dengan kapasitas produksi teh kering
mencapai 2.500 ton per tahun, yang bersumber dari sekitar 50 ton pucuk basah
per hari. Perkebunan Kertamanah memiliki satu unit pabrik yang menghasilkan
jenis teh ortodoks dan CTC dengan kualitas sangat baik.
Pabrik teh Kertamanah sudah memiliki Sertifikat Sistem
Manajemen Mutu ISO 9002 dan Serifikat Standar Hazard Analysis and Critical
Control Points (HACCP). Keberadaan Sertifikat HACCP tak lain untuk menjawab tuntutan keamanan pangan dan membantu
perdagangan produk pangan yang memenuhi kriteria keamanan pangan serta tuntutan
konsumen terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Sebagaimana perkebunan yang berlokasi di Kecamatan
Pangalengan lainnya, Perkebunan Kertamanah memiliki pemandangan alam yang indah,
hamparan hijau tanaman teh membentang sampai kaki Gunung Wayang. Di sekitar areal Perkebunan Kertamanah
terdapat lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu dengan
kapasitas 110 MW dan Wayang Windu II 117 MW yang dikembangkan oleh PT Star
Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd yang melakukan Joint Operating Contract
(JOC) dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Lokasi Perkebunan Kertamanah sekitar 60 km arah selatan Kota
Bandung, tersebar pada empat desa, yaitu
Margamukti, Pangalengan, Margamulya dan Tarumajaya. Adapun Desa
Tarumajaya secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kertasari,
Kabupaten Bandung.
Perkebunan Malabar
Perkebunan Malabar dirintis pengembangannya tahun 1896 oleh Karl
Adolf Rodolf Boscha, jadi lebih tua tiga tahun dibanding Perkebunan
Pasirmalang. Adapun Karl Adolf Rodolf Boscha lahir pada tahun 1865 di Belanda,
dan wafat pada tanggal 26 November 1928 di Perkebuna Malabar, sehingga makam
Boscha dikenal sampai sekarang. Boscha datang ke Indonesia sekitar tahun 1887,
selain merintis usaha perkebunan di Pangalengan juga mengembangkan Observatorium
Boscha yang berlokasi di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Minat Boscha
ternyata bukan hanya dibidang perkebunan tetapi juga astronomi. Boscha juga
tercatat sebagai Administratur (Adm) pertama Perkebunan Malabar.
Perkebunan Malabar memiliki luas areal 1.318,26 Ha, meliputi
Afdeling Malabar Utara, Malabar Selatan,
Tanara dan Sukaratu. Lokasi Perkebunan Malabar ternyata lebih tinggi jika
dibanding Perkebunan Pasirmalang, yaitu pada ketinggian 1.500 – 1.550 dpl.
Produksi pucuk basah Perkebunan Malabar mencapai 65 ton pucuk basah per hari,
dengan kapasitas produksi pabrik sekitar 13 ton teh kering per hari. Sebagaimana Perkebunan Pasirmalang, Perkebunan
Malabar hanya menghasilkan teh hitam ortodoks.
Perkebunan Purbasari
Perkebunan Purbasari berlokasi sekitar 65 km arah selatan
Kota Bandung, merupakan hasil merger
antara Perkebunan Purbasari yang mulai beroperasi sejak tahun 1928, dan
Perkebunan Pasir Junghun yang berdiri tahun 1930. Dengan demikian perkebunan
ini jauh lebih muda jika dibandingkan dengan Perkebunan Malabar dan
Pasirmalang.
Perkebunan Pasir Junghun dengan nama belakang Junghun tak
lain berasal dari nama Franz Wilhelm Junghuhn, dikenal sebagai orang yang
pertama membuat peta topografi Pulau
Jawa dan membudidayakan tanaman kina di Indonesia. Junghuhn lahir di Mansfeld,
Jerman, tahun 1809, meninggal dan dimakamkan di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, tahun 1864. Junghuhn dikenal sebagai ilmuwan yang
mendalami botani, geologi dan seorang pengarang. Nama Junghuhn selain
diabadikan sebagai nama perkebunan, juga sebagai nama rumah sakit di lingkungan
PTPN 8, yang lokasinya berada di Perkebunan Pasir Junghun.
Perkebunan Purbasari memiliki dua unit pabrik yang
menghasilkan teh hitam ortodoks. Kedua pabrik itu dikenal sebagai Pabrik
Purbawindu yang mampu mengolah sekitar 34 ton pucuk basah per hari, dan Pabrik Pasir Junghun
dengan kapasitas 28 ton pucuk basah per hari. Sebagaimana perkebunan di
Kecamatan Pangalengan lainnya, sebagian besar produksi teh kering ditujukan
untuk ekspor.
Penutup
Sebenarnya masih ada dua perkebunan BUMN lainnya yang
sehamparan dengan keempat perkebunan yang sudah dibahas, yaitu Perkebunan Sedep
yang didirikan tahun 1898 dan Perkebunan Talunsantosa yang merupakan hasil merger Perkebunan Talun, Santosa, Lodaya dan
Cikembang. Namun keempat perkebunan di ujung selatan Kabupaten Bandung tersebut
secara administratif tidak termasuk dalam wilayah Kecamatan Pangalengan, tetapi
masuk wilayah Kecamatan Kertasari.
Demikian penelusuran keberadaan BUMN yang berlokasi di
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Keempat perkebunan
tersebut tentu saja berkontribusi terhadap perolehan devisa negara dari sektor
nonmigas, namun perlu dicermati kontribusi terhadap wilayah sekitar, terutama
masyarakat yang ada di Kecamatan Pangalengan. Berbagai terapan dari progran Corporate Social Responsibility (CSR)
seperti Program Bina Lingkungan, Program
Kemitraan dan BUMN Hijau sudah selayaknya diterapkan dengan sebaik-baiknya,
jangan sampai hanya sekedar formalitas untuk memenuhi ketentuan pemerintah.
(Atep Afia)
Gambar: Atep Afia
Lokasi : Perkebunan Malabar
Gambar: Atep Afia
Lokasi : Perkebunan Malabar
Indonesia semasa dulu kala sering dikenal dengan negara agraris, sebab tanah indonesia yang subur bisa menghasilkan apapun untuk ditanam. Pepatah berkata "Jika kita membuang biji rambutan sembarangan, maka disana akan tumbuh pohon rambutan." itu saking suburnya tanah indonesia. Hingga dulu kita sering sekali swasembada beras sebab pertanian dan sawah sangat luas terbentang. Tidak bisa disalahkan pula apabila industrialisasi ada di negeri ini, sebab industri lah yang mengurangi pengangguran. Keseimbanganlah yang perlu ada antara Agraria dengan industria di Indonesia.
ReplyDeleteDengan adanya perkebunan BUMN ini bisa mengajak masyarakat sekitar untuk ikut berkontribusi dengan program-program pemerintah, yah semoga program ini berjalan degan baik, danprogram ini juga bisa mengurangi angka pengangguran yang ada di daerah sekitar dengan memanfaatkan tenaga kerja mereka pemerintah mendapat keuntungan dan begitu masyarakat sekitarnya.
ReplyDelete"Dahulu negara indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris, karena kekayaan alam yang tumbuh diatas tanahnya. Pertanian dan perkebunan menjadi sumber utama Indonesia bahkan hingga Indonesia swasembada beras sampai membantu India yang pada saat itu krisis pangan. Mungkin saat ini harus kembali diperbanyak pertanian dan perkebunan di Indonesia disamping pertumbuhan di bidang industrialisasi"
ReplyDeleteindonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh jalur katulistiwa dan merupakan daerah tropis yang sangat pas untuk dijadikan daerah pertanian, daerah di indonesia contohnya seperti pangalengan ini merupakan salah satu contoh daerah yang cocok untuk digunakan sebagai lahan untuk bertani. yaitu bertani Teh. dan didaerah ini pengelolaan perkebunannya dipegang oleh BUMN hal ini sangat bernilai positif bagi masyarakat sekitar daearah tersebut. karena dapat membuka lapangan kerja dan secara tidak langsung juga akan mengurangi angka pengangguran didaerah tersebut. semoga kedepannya peekebunan ini akan lebih maju.
ReplyDeleteIndonesia merupakan negara yang penduduknya menjalani sektor pertanian, sehingga tidak jarang para penduduk yang tinggal didaerah pedesaan mencari penghasilan dengan cara berkebun, bertani, menjala ikan, berburu atau sebagainya. Namun , kini BUMN telah memiliki empat perkebunan besar dengan komoditas utama teh di Pangalengan, semuanya di bawah pengelolaan PTPN 8 yang berkantor pusat di Kota Bandung dengan bertujuan untuk memperoleh devisa negara dari sektor nonmigas. Ini juga bertujuan untuk melansungkan kehidupan penduduk yang masih banyak mengandalkan penghasilan dengan cara bekerja pada sektor perkebunan.
ReplyDeletetanah surga itulah negara kita sejak dahulu sampai saat ini julukan untuk negeri tercinta
ReplyDeletetanah yang subur gemah rimpah lojinawi ungkapan pepatah jawa kita lempar kayu tumbuh hutan kita lempar jaring dapat ikan tetapi mengapa negara justru tidak dapat memaksimalkan sumber daya alam yang kita miliki menurut saya masih banyak sektor sumber daya alam yang bernilai jauh lebih besar dari perkebunan sampai saat ini masih di kuasai swasta atau asing sudah sepatutnya semua sektor SDA yang kita miliki segera di nasionalisasikan di BUMN kan dengan begitu pendapatan negara jauh lebih besar dan tanpa harus berhutang IMF segera menjadi negara yang mandiri dan sejahtera.
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki tanah subur dan cocok untuk lahan pertanian. Sebagai contoh adalah artikel diatas, pemerintah sudah melakukan kontribusi yang baik terhadap masyarakat dengan menjadikan beberapa lahan perkebunan teh menjadi BUMN, yang dapat meningkatkan perekonomian di daerah tersebut ( masyarakat) dan pemerintah.
ReplyDeleteIndonesia mempunyai keindahan alam yang tersebar dimasing masing setiap pulau, disetiap tempat tersebut mempunyai ciri dan keKhasan yang berbeda, maka menjadi tugas kita dan pemerintah untuk memaksimalkan keindahan keindahan tersebut, yaitu dengan melestarikan bukannya merusak.
ReplyDeletecontohnya seperti perkebunan teh di Pengalengan, saya pribadi senang melihat pemerintah dengan antusias melestarikan kebun teh tersebut, langkah ini saya anggap sudah benar karena dengan melestarikan maka dengan otomatis akan terjaga, dan saya berharap pemerintah dapat seperti ini di lain tempat, agar keindahan indonesia kita dapat terjaga.
Jiki Prayuda
44310110053
kalo lihat tentang perkebunan teh jadi ingat kampung halaman saya di Pemalang disana tedapat perkebunan teh yang masuk dalam wilayah PTPN IX Perkebunan Teh Nusantara. Semoga kedepannya lahan perkebunan yang sangat indah dan menyumbang devisa tersebut akan tetap lestari
ReplyDeletemengingat negara kita ini berada di belahan bumi yang beriklim tropis yang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna seharusnya kita lebih mengedepankan hasil perkebunan kita salah satunya tanaman teh kalau bisa jangan hanya jenis tanaman teh saja masih banyak yang dapat kita kelola dari hasil perkebunan seperti jagung dan kedelai yang mempunyai nilai ekspor tinggi dan dapat menyumbang devisa negara.
ReplyDeleteIndonesia yang kaya akan alamnya, hendaknya juga dapat memperkaya penduduk Indonesia dengan mengolah kekayaan alam tersebut dengan benar sesuai SDM yang ada. Namun perlu adanya peningkatan kualitas terkait SDM, karena SMD di Indonesia masih kurang untuk memberdayakan kekayaan alam yang dimiliki (jangan hanya bisa mengahabiskan, namun juga harus memberikan kontribusi untuk alam Indonesia supaya lebih produktif terhadap perolehan devisa negara). Dan saya setuju dengan apa yang dikatakan dalam artikel bahwa berbagai terapan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti Program Bina Lingkungan, Program Kemitraan dan BUMN Hijau sudah selayaknya diterapkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai hanya sekedar formalitas untuk memenuhi ketentuan pemerintah.
ReplyDeletebanyaknya perkebunan ini seharusnya tidak menjadikan kita importir bahan pangan, kurangnya tanggung jawab pemerintah membuat negara kita yang kaya akan sumber daya alam jadi tersia-sia.
ReplyDeletePekerjaan rumah terbesar kita ialah memanfaatkan segala sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia agar mandiri dan bisa mengurangi impor dari negara lain. Dan dalam mengeksplorasinya juga harus peduli dengan kondisi lingkungan agar tidak rusak oleh perilaku kita yang tidak bertanggungjawab.
ReplyDeleteperkebunan BUMN ini semoga dapat membantu memperbaiki perekonomian masyarakat disekitarnya
ReplyDeleteIndonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan alamnya sangat banyak. Perkebunan yang berada di Pangalengan tersebut memberikan banyak kontribusi devisa bagi negara dari sektor nonmigas. Untuk itu yang diperlukan adalah pengelolaan yang baik oleh SDM yang berkualitas dan bermoral baik. Pemerintah juga harus memberikan apresiasi terhadap masyarakat sekitar yang telah berjasa menjalankan perkebunan tersebut sehingga menjadi penyumbang besar bagi devisa negara, jangan sampai hanya menjadi sekedar formalitas untuk memenuhi ketentuan pemerintah.
ReplyDeleteKita tahu bahwa negara kita di jajah karena SDA kita yang melimpah ruah,tapi masyarakat masih banyak yang hidup di bawah standar kemiskinan.Kita tahu perkebunan teh pertama di pelopori oleh para penjajah bukan dari kalangan pribumi,sungguh ironis.Terkait dengan teh,setiap hari kita bisa meminum air teh,tetapi apakah kita pernah berpikir siapa yang punya teh..? sebagian besar perkebunan teh di indonesia di kelola negara dan sebagian lagi di kelola swasta,tapi apakah petani yang bekerja di perkebunan itu sejahtera..?menurut saya belum karena di lihat dari pendapatannya.Harga teh sebagian di jual di dalam negeri dan sebagian di expor keluar negeri,tapi harga yang di expor itu murah ,karena ada intervensi dari negara-negara kaya.Hal ini berdampak kepada perokonomian masyarakat petani kita yang di bayar dengan rendah.semoga kedepan pemerintah akan lebih peduli terhadap sektor perkebunan ini.sekian terimakasih.
ReplyDeleteKita tahu bahwa negara kita di jajah karena SDA kita yang melimpah ruah,tapi masyarakat masih banyak yang hidup di bawah standar kemiskinan.Kita tahu perkebunan teh pertama di pelopori oleh para penjajah bukan dari kalangan pribumi,sungguh ironis.Terkait dengan teh,setiap hari kita bisa meminum air teh,tetapi apakah kita pernah berpikir siapa yang punya teh..? sebagian besar perkebunan teh di indonesia di kelola negara dan sebagian lagi di kelola swasta,tapi apakah petani yang bekerja di perkebunan itu sejahtera..?menurut saya belum karena di lihat dari pendapatannya.Harga teh sebagian di jual di dalam negeri dan sebagian di expor keluar negeri,tapi harga yang di expor itu murah ,karena ada intervensi dari negara-negara kaya.Hal ini berdampak kepada perokonomian masyarakat petani kita yang di bayar dengan rendah.semoga kedepan pemerintah akan lebih peduli terhadap sektor perkebunan ini.sekian terimakasih.
ReplyDeleteDengan adanya pengelolaan oleh BUMN ini semoga akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal sehingga dapat membantu masyarakat juga yang membutuhkan pekerjaan, jadi bukan semata-mata karena BUMN ingin mengambil keuntungan tersebut untuk kepentingan Negara..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSangat bagus sekali apabila sebuah kekayaan alam di Indonesia ini dikelola oleh BUMN bukan perusahaan asing. Di samping untuk mengurangi pengeluaran negara untuk bahan import, hal ini dapat juga membantu masyarakat sekitar yang belum memiliki mata pencaharian.
ReplyDeletekalo lihat tentang perkebunan teh jadi ingat kampung halaman saya di Pemalang disana tedapat perkebunan teh yang masuk dalam wilayah PTPN IX Perkebunan Teh Nusantara. Semoga kedepannya lahan perkebunan yang sangat indah dan menyumbang devisa tersebut akan tetap lestari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus terus mengeksplorasi kekayaan alam indonesia sehingga kita dapat menuai hasil yang lebih baik di bumi pertiwi milik kita bersama dengan mensejahterakan masyarakat melalui kekayaan alam hayati di Indonesia, dengan tanpa adanya campur tangan pengelola asing kita mampu menjadi negara yang maju dan mandiri.
ReplyDeleteIndonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan alamnya sangat banyak. Perkebunan yang berada di Pangalengan tersebut memberikan banyak kontribusi devisa bagi negara dari sektor nonmigas. Untuk itu yang diperlukan adalah pengelolaan yang baik oleh SDM yang berkualitas dan bermoral baik. Indonesia yang kaya akan alamnya, hendaknya juga dapat memperkaya penduduk Indonesia dengan mengolah kekayaan alam tersebut dengan benar sesuai SDM yang ada. Namun perlu adanya peningkatan kualitas terkait SDM, karena SMD di Indonesia masih kurang untuk memberdayakan kekayaan alam yang dimiliki (jangan hanya bisa mengahabiskan, namun juga harus memberikan kontribusi untuk alam Indonesia supaya lebih produktif terhadap perolehan devisa negara).
ReplyDeleteIndonesia yang kaya akan alamnya, hendaknya juga dapat memperkaya penduduk Indonesia dengan mengolah kekayaan alam tersebut dengan benar sesuai SDM yang ada. jangan sampai berlebihan.
ReplyDeletePemerintah harus lebih fokus dan lebih serius mengenai BUMN yang dimiliki. Melihat potensi teh ini, seharusnya pemerintah bisa lebih berembang. Selain menyediakan teh yang belum diolah, sebaiknya pemerintah juga menyediakan teh yang sudah diolah. Karena, dewasa ini banyak teh teh merk luar negeri. Banyak generasi muda indonesia, yang tidak tahu mengenai teh asli indonesia.
ReplyDeleteperkebunan BUMN ini merupakan devisa negara yang sangat berharga yang harus diperhatikan dengan baik kelangsungannya oleh pemerintah
ReplyDeleteKekayaan alam Indonesia memiliki potensi yang sangat menjajikan dan menjadi aset negara yang harus dijaga kelestariannya dan jangan sampai jatuh ke pihak asing contohnya perkebunan BUMN ini yang telah banyak memberikan kontribusi bagi warga sekitar serta dapat mendatangkan devisa negara dari sektor perkebunan atau non migas, dan tugas pemerintahlah untuk dapat menjaga serta meningkatkan Kualitas SDM masyarakat sekitar dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan.
ReplyDeletekebun teh ini sangat banyak sekali manfaatnya selain sebagai tempat mata pencaharian dari warga sekitar dan juga tempat pariwisata tentu juga menjadi penghijaun bagi bumi kita indonesia ini untuk menghindari dampak dari pemanasan global, tentu kita harus sama mengelola dengan baik
ReplyDeletePerkebunan ini sangat bermanfaat sekali sebagai salah satu sumber pencaharian warga sekitar dan juga sebagai penambah devisa negara, disamping sebagai penghasil pundi-pundi kekayaan negara melalui usaha pariwisata dll juga memberikan dampak yang baik bagi kesehatan kita dengan program penghijauan seperti ini
ReplyDeleteartikel yang menarik memang tidak heran bahwa di daerah pangalengan terdapat banyak sekali perkebunan karena letaknya yang strategis dan yang membuat daerah tersebut menjadi suburakan tanaman dan seharusnya pemerintah kabupaten juga terus mendorong agar perkebunan yang ada di pangalengan bisa menghasilkan produk - produk unggul yang bisa di import ke luar negeri
ReplyDeletesebagai negara agraris, kita harus menjaga potensi sumber daya alam yang melimpah
ReplyDeleteNegara telah "menghak-patenkan" kekayaan alam Indonesia dari tangan Belanda di berbagai wilayah, salah satunya adalah perkebunan yang banyak terdapat di Pangalengan, Bandung. Dengan kekayaan alam tersebut, tanah yang subur karena negara kita negara agraris, diharapkan pemerintah mampu "mengayomi" masyarakat sekitar terutama masyarakat kecil. Selain mereka memiliki penghasilan, dengan dilibatkannya masyarakat kecil dalam industri pengelolaan pemerintah (terutama sumber alam Indonesia seperti perkebunan ini), ada kebanggan tersendiri mereka dipercaya dan rasa "diakui" oleh negara. Sehingga selain alam terjaga subur, rakyat pun makmur.
ReplyDeleteRifqi Fadhlurrahman
ReplyDelete@A014
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki tanah subur tapi sayang sekali banyak investor asing yang menguasai lahan lahan strategis di indonesia ini
Rifqi Fadhlurrahman
ReplyDelete@A014
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki tanah subur tapi sayang sekali banyak investor asing yang menguasai lahan lahan strategis di indonesia ini
Abdulah dwi sayogi,41616110060,kwu senin
ReplyDeletekekayaaan indonesia sangat perlu di jaga dan di lindungi dengan bantuan pemerintah, adanya perkebunan tersebut ungkin masyarakat sekitar bisa ikut ber konstri busi sebagai pegawai atau sebagai tempat pariwisata maka bisa meningkatkan perekonomian didaerah tersebut.
Dede Kurniawan 41616110119 KWU Senin
ReplyDeleteSektor pariwisata seperti ini harus lebih ditopang lagi oleh pemerintah dari segi keasriannya tetap dijaga, hal ini akan positif juga dampak nya terhadap pendapatan negara
ReplyDeleteBayu cahyo saputro
Nim : 41216110109
kwu kamis
indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh jalur katulistiwa dan merupakan daerah tropis yang sangat pas untuk dijadikan daerah pertanian, daerah di indonesia contohnya seperti pangalengan ini merupakan salah satu contoh daerah yang cocok untuk digunakan sebagai lahan untuk bertani. yaitu bertani Teh. dan didaerah ini pengelolaan perkebunannya dipegang oleh BUMN hal ini sangat bernilai positif bagi masyarakat sekitar daearah tersebut.