Miskin spiritual
bisa diartikan kedangkalan terhadap pemaknaan hakekat hidup yang sebenarnya.
Ya, kehidupan disertai dengan misi untuk pencapaian tertentu, khususnya
pencapaian akan keberadaan Sang Pencipta, Allah SWT. Hampir semua orang
mengakui adanya Tuhan, namun berapa banyak yang mampu menjalin interaksi yang
intensif sesuai dengan panduan yang diberikanNya. Ya, Tuhan pasti memberikan
panduan orisinil sebagai software
bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya.
Jika miskin
spiritual menyangkut hubungan vertikal manusia dengan Penciptanya, maka miskin sosial
berkaitan dengan interaksi horisontal di antara sesama manusia. Ya, sudah
berapa tahun atau puluh tahun kita menjalani kehidupan di Planet Bumi ini,
tanpa sedetik pun beranjak meninggalkannya, pasti senantiasa berinteraksi
dengan manusia yang lainnya. Keluasan kualitas dan kuantitas interaksi itulah
yang menjadi dasar apakah seseorang masuk katagori miskin sosial atau kaya sosial.
Miskin sosial merupakan
fenomena yang terus berkembang, hal itu berkaitan dengan makin mewabahnya
pemanfaatan teknologi informasi terutama
dengan aplikasi media sosialnya. Banyak orang yang mengaku punya teman ribuan
di situs jejaring social, namun nyatanya tidak mampu menjalin interaksi yang
harmonis dengan satu orang pun. Selalu terkesan salah gaul, tidak bisa
menempatkan diri atau tidak nyambung.
Banyak penggiat media social namum ternyata dengan tetangga kiri-kanannya tidak
saling mengenal. Bisa dikatakan ada kecenderungan makin banyak orang tenggelam
di dunia maya, dan ketika harus berhadapan dengan dunia nyata terkesan menjadi
bingung dan canggung.
Parameter
penderita miskin sosial bisa diukur dengan mudah, antara lain melalui
intensitas pergaulan dalam keseharian. Berama lama waktu yang dialokasikan
untuk bersosialisasi; dengan siapa saja saling menyapa dan mengobrol; berapa
banyak jumlah saudara, kerabat atau temannya yang benar-benar merasa dekat.
Bisa juga diukur dari berapa banyak orang yang menjenguk ketika sedang di rawat
di rumah sakit; berapa banyak undangan yang hadir ketika mengadakan pesta atau
kenduri; dan berapa banyak yang mengantar ke tempat peristirahatan terakhir
ketika meninggal.
Pada dasarnya
kehidupan adalah membangun ikatan, mulai dari dengan yang sekamar (suami –istri);
serumah (keluarga); se-RT, RW, Kampung atau komplek; se-kantor (atau tempat
pekerjaan); se-sekolah (se-kampus); se-komunitas (jika tergabung dalam
komunitas sosial, keagamaan, hoby, dan sebagainya). Ikatan sosial itu bisa
dikembangkan dan dikelola, bisa melakukan ekspansi atau intensifikasi.
Tujuannya ialah untuk saling menghubungkan tali kasih sayang (silaturahim),
bukan hanya sekedar saling menyapa, say
hello, atau berkomunikasi ala kadarnya.
Jika tidak ingin
terjebak dalam kondisi miskin sosial, maka hal-hal yang perlu disikapi ialah: Selalu
membuka diri kepada siapapun; Tidak berprasangka terlebih dahulu, selalu
memulai dari posisi netral; Bangun asumsi bahwa setiap orang itu penting dan
unik; Perlu memiliki keyakinan yang kuat bahwa semakin banyak ikatan
pertemanan, maka hidup yang dijalani akan menjadi lebih mudah dan lebih indah,
sudah pasti rejeki pun akan lebih berlimpah.
Tunggu apalagi,
buka hatimu, terangkan pikiranmu, temukan teman sebanyak-banyaknya, siapapun,
kapanpun dan di manapun. Kembangkan silaturahim, bukan sekedar komunikasi.
(Atep Afia - Tangerang 190114)
Sumber Gambar:
http://www.writemisskitty.com/#!blog/c232v
Sumber Gambar:
http://www.writemisskitty.com/#!blog/c232v
Keuntungan kebanyakan masyarakat sekarang lebih banyak menjalin hubungan sosial atau menjaga silaturahmi dengan jejaring sosial karena mungkin lebih praktis dan efisien. namun di sisi lain kita tidak bisa bertemu langsung dengan teman tersebut di karenakan jauhnya tempat atau waktu untuk bertatap muka.maka dari itu kelemahan tidak bertemunya teman tersebut sangat mengurangi hubungan silaturahmi.
ReplyDeleteakhir-akhir ini memang semakin banyak orang yang tenggelam dalam dunianya sendiri.. teknologi semakin canggih dengan bertujuan untuk mendekatkan yang jauh, namun ada konsekuensinya bagi yang terlalu larut dalam kemudahan teknologi, efek yang nyata adalah menjadi miskinnya sosialisasi, dengan kata lain "Menjauhkan yangv dekat"
ReplyDeletebersikaplah terbuka dengan siapapun dan jangan pilih2 pertemanan.. semua orang diciptakan unik dan berbeda2
Fenomena sosial media sebagai dampak dari perkembangan ilmu informasi, ini membuat orang lupa untuk bergaul dengan sesama dan lebih asik bergaul di dunia maya, hal ini menjadi kian menjadi fenomena yang kian berkembang dimasyarakat luas. Sungguh sangat di sayangkan ketika seseorang bangga dengan banyak nya teman di dunia maya namun sedikit interaksi dengan teman di dunia nyata, miris memang namun ini adalah sisi lain dari perkembangan teknologi sehingga kita harus pandai dalam bergaul sehingga kita tidak terjebak dalam kemiskinan social dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
ReplyDeleteFenomena miskin sosial sudah terjadi di era modern terutama di daerah perkotaan.
ReplyDeleteBanyak anak yang lebih senang bermain dengan gadget mereka ketimbang bermain dengan teman sebayanya. seperti maen bola atau permainan tradisional lainnya.
Otomatis ini yang membuat generasi penerus bangsa miskin sosial. Apakah kita ingin semua generasi penerus bangsa miskin sosial karena asyik bermain dengan gadgetnya.
Miskin sosial (udah miskin, sial pula)..fenomena ini memang sudah menjangkit kesemua kalangan dan dampaknya sungguh membahayakan hubungan talisilaturahmi antar sesama yang semakin lama akan hancur. Mari, sebelum terlambat kita kurangi ber-mesos ria dan tingkatkan intensitas pergaulan secara nyata baik dengan keluarga, teman, calon mertua, dosen dan masih banyak lagi.
ReplyDelete#indonesia ayo bangkit...
Miskin sosial sekarang ini sudah sangat mewabah di negara kita. Dengan semakin sibuknya seseorang, maka semakin sedikit waktu mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Umumnya sekarang ini masyarakat lebih condong dan terbiasa bersilaturahmi menggunakan media sosial,
ReplyDeletemiskin dalam arti diatas ialah bisa dibilang ketidak punyaan suatu benda atau hal pendukung materi hidup.jaringan sosial pun semakin modern sebagai acuan untuk hal silaturahmi.alangkah baiknya suatu masyarakat melakukan hal ini secara nyata.miskin itu harusnya bukan sebagai hal keluhan,lebih baik kita terapkan tidak miskin hati,
ReplyDeleteMiskin sosial sudah tidak lag terjadi di Indonesia jika masyarakat indonesia menggunakan internet. Memang internet menggunakan kuota dan kuota perlu mempunyai uang untuk membeli kuota tersebut,jika SDM di Indonesia sudah baik maka tidak ada hal lagi yang menghambat masyarakat indonesia untuk menggunakan internet atau jejaring sosial.
ReplyDeleteFenomena miskin sering sekali di sangkut pautkan dengan mental yang sangat kurang kurangnya beradaptasi terhadap lngkungan sekitar kita,kurangnya berkomunikasi terhadap tetanga sekitar dan lebih menyindiri.
ReplyDeleteMiskin sosial terjadi karena ketidak nyamanan seseorang dalam bergaul dengan teman di sekitarnya, yang bisa terjadi karena trauma dalam bersosialisasi dengan lingkungan. Hal ini bisa disebabkan oleh tindakan bully dari temannya, perbedaan fisik dll.
ReplyDeletePeranan orang tua juga sangat penting dalam mensupport pertumbuhan pergaulan sosial anaknya sejak dini, agar seorang anak dapat tumbuh dengan pergaulan sosial yang nyata dilingkungan, dibandingkan dengan pergaulan di jejaring sosial media.
Tidak juga, mungkin dari si anak itu sendiri kemungkinan menutup diri dengan lingkungan sosialnya, mungkin itu dari sifat internal maupun external. Mungkin dari lebelling buruk masyarakat terhadap orang tersebut yang juga bisa membuat si orang tersebut untuk menutup diri dan menisolirkan diri sendiri demi menenangkan diri.
Deletemenurut pendapa saya memang benar perkembangan teknologi mempengaruhi interraksi sosial secara langsung dimasyarakat,dimana masyarakat seakan apatis terhadap keadaan sekitar dan lebih peduli terhadap kehidupan maya. sebagai contoh ketika sebuah keluarga sedang makan bersama dan masing-masing sedang asyik dengan gedgetnya maka suasana yang timbul tidak akan nyaman.selain itu miskin sosial juga akan membuat orang kesulitan beradaptasi di luar zona nyamanya.
ReplyDeletepesatnya perkembangan teknologi memberikan dapak pada kehidupan manusia salah satu yang mendapatkan pengaruh paling besar adalah interaksi secara langsung antara satu orang dan orang lain kurang terjalin dengan baik. Setiap orang sibuk dengan gadgetnya dan kurang bersosialisasi dengan orang di sekitar hal ini menyebabkan tingkat kepedulian dengan orang yang berada di sekitar menjadi menurun. Walaupun mengaku memiliki banyak teman atau rekan di media sosial tetapi di kehidupan nyata di sekitar lingkungan tempat tinggal orang tersebut kurang mendapatkan kepedulian dari masyakat sekitar.
ReplyDeleteMungkin inilah sisi negatif dari teknologi, semua memang ada positif dan negatifnya, tering dulu film tentang twitter ada kata-kata menarik di film itu "orang yang asik di sosial media belum tentu sama dengan kenyataannya"
ReplyDeletemiskim sosial, ini terjadi sekarang ini. dimana orang2 sibuk dengan dunianya sendiri dan tanpa memikirkan orang lain. pengaruh teknologi dan informasinsangat amat jelas terasa. contoh saja di krl atau tempat umum lainnya, orang orang sibuk dengan gadgetnya masing2 dan tanpa tegur sapa dengan prang lainnya.
ReplyDeletethanks for sharing .
ReplyDeleteObat Radang Pita Suara
Obat infeksi luka khitan
Obat Radang Payudara Ibu Hamil
Soleh Hakim Ansori
ReplyDelete@A11 - SOLEH
kesenjangan sosial merupakan salahsatu masalah yang sudah lama ada, adanya kesenjangan ekonomi pada lapisan masyarakat menyebabkan mereka hidup dengan kurangnya hubungan sosial. orang yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi akan lebih merasa hebat, olehkarena itu perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi kesenjangan sosial ini serta adanya kemauan dari setiap individu untuk berusaha memperbaiki tingkat ekonomi mereka.
D08-Adithya Tugas A08
ReplyDeleteSemakin berkembangnya teknologi yang memudahkan segala aktifitas manusia, maka miskin sosial akan terus berkembang dan akan meningkatkan sifat keegoisan terhadap sesama