Kenapa pikiran dan perasaan
bisa meradang, dan apa faktor penyebab utamanya? Pikiran dan perasaan merupakan
aktivitas kesadaran setiap orang. Dengan
kata lain kesadaran itu menjadi dinamis karena adanya yang dirasakan dan
dipikirkan, yang sebelumnya masuk melalui indera, baik pendengaran,
penglihatan, penciuman maupun indera lainnya.
Setiap orang memiliki nilai
yang dianutnya yang tumbuh berdasarkan pengalaman yang dijalani dan lingkungan
sekitarnya. Setiap orang juga memiliki hubungan emosional dengan orang lainnya,
apakah dengan keluarga, kerabat, sahabat, atau sejawat. Hubungan emosional
meliputi beragam kadar, ada yang sangat “pekat” ada juga yang sangat “encer”,
sehingga muncul apa yang dikenal dengan kedekatan hubungan emosional. Nah,
konflik dalam hubungan emosional itu diduga merupakan pencetus utama peradangan
pikiran dan perasaan. Idealnya konflik tersebut diselesaikan dengan menata
kembali hubungan emosional, melalui pendekatan dari hati ke hati. Seringakali
diperlukan pihak ketiga sebagai mediator. Adapun proses mediasi harus
berlangsung secara bijak dan santun, dengan terlebih dahulu mengurai benang
kusut yang menyebabkan keretakan hubungan emosional.
Keretakan hubungan emosional yang menyebabkan pikiran dan perasaan yang meradang dipicu oleh “ketersinggungan” terhadap nilai
yang dianut seseorang. Bisa juga disebabkan adanya ketidaksesuaian antara
harapan dan kenyataan yang dituntut oleh satu orang terhadap orang lainnya, sehingga muncul kekecewaan.
Sebagai contoh, seorang suami mengharapkan mendapatkan “pelayanan” yang
istimewa dari istrinya, misalnya menyediakan makan malam dengan menu yang
istimewa. Namun apadaya sang istri kurang sensitif terhadap “hasrat” suaminya,
bahkan cenderung mengabaikannya dan sering melakukan pembiaran. Nah, mulailah
pikiran dan perasaan sang suami meradang. Tak heran banyak para suami sebagai kepala rumah tangga yang
terkena stroke, hal itu tak lain karena kondisi tubuhnya, khususnya organ otak
yang dimilikinya tidak sanggup lagi menahan beban akibat akumulasi konflik yang dialaminya. Sebenarnya pemicu
terbesar disebabkan oleh konflik dalam
rumah tangga (faktor istri, anak, mertua, dan sebagainya) , kemudian di tempat kerja
(faktor atasan atau bawahan), usahanya yang bangkrut dan sebagainya. Begitu pula anggota rumah tangga lainnya, misalnya ada yang menderita maag kronis akibat akumulasi kekecawaan di lingkungan internal keluarganya. Bahkan seorang ibu rumah tangga yang sedang hamil bisa keguguran akibat pikiran dan perasaannya yang meradang.
Akibat pikiran dan perasaan
yang meradang, berbagai organ tubuh bisa terkena dampaknya, mulai dengan
gangguan yang ringan sampai menimbulkan kematian. Oleh sebab itu perlu langkah
antisipasi sedini mungkin untuk mencegah atau meminimalisir berbagai konflik
sebagai pemicu peradangan pikiran dan perasaan. Langkah mendekatkan diri kepada
Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan segenap mahluk, merupakan
strategi yang paling jitu untuk menghindari pikiran dan perasaan yang meradang.
Upaya mendekatkan diri tersebut harus disertai beragam amalan seperti shalat,
berdo’a, berdzikir, membaca Al-Qur’an,
berpuasa, dan sebagainya. (Atep
Afia, Tangerang 25 Oktober 2014/ 1 Muharam 1436 H).
Gembar:
http://www.sandswamp.com/?p=54
Gembar:
http://www.sandswamp.com/?p=54
pada intinya semua masalah ada obatnya dan untuk penyakit/gangguan ini adalah komunikasi dan interaksi yang baik sbgai langkah pencegahannya.
ReplyDeletedan ibadah yang khusuk mrupakan slah satu cara mengatasinya
Dari artikel di atas saya menyerap bahwa berpikir atau perasaan yng meradang memang bersumber dari kesadaran diri akan kehidupan yang. Di jalani baik dalam keadan susah maupun senang,oleh karena itu kita sebagai umat manusia yang berahlak kita di harus kan berpikir lebih positip lg.
ReplyDeleteperasaan meradang iu tidak akan terjadi kalo kita selalu positif thingking,saling mengerti dan memahami satu sama lain serta komunikasi itu penting .Saya yakin setiap orang hidup itu pasti mempunyai masalah dan setiap masalah pastilah ada jalan keluarnya
ReplyDeleteartikel yang menarik baru kali ini saya mendengar kata ini "perasaan meradang"saya fikir hanya ada tenggorokan yang meradang tapi juga perasaan
ReplyDeletenamun untuk mengatasinya kita harus biasakan untuk berfikir positif
Pikiran kita itu juga ada batasnya,punya kelelahan.apalagi orang yang kerjanya tiap hari memerlukan daya pikirnya.pikiran kita juga bisa lelah.so,kita sebagai manusia harus bisa mengelola pikiran kita dengan baik.jangan sampai kelelahan ,biasakan berpikir yang ringan ringan.karna pikiran juga erat kaitannnya dengan kesehatan
ReplyDeleteAda saatnya pikiran mengalami kejenuhan, oleh karena itu carilah kegiatan yang dapat mengembalikan pikiran kita pada posisi fresh. Selalulah postive thinking.
ReplyDeletePikiran dan perasaan meradang...
ReplyDeleteGa jauh pengertiannya dengan struk dan galau..
Ko dibawa kerumah sakit..
Mau dikasi obat apa dirumah sakit..
Muhammad Reza Wahyu.A.
ReplyDelete@A09
Perasaan meradang iu tidak akan terjadi kalo kita selalu positif thingking,saling mengerti dan memahami satu sama lain serta komunikasi itu penting perasaan meradang iu tidak akan terjadi kalo kita selalu positif thingking,saling mengerti dan memahami satu sama lain serta komunikasi itu penting.
Adapun saatnya pikiran mengalami kejenuhan.
Muhammad Reza Wahyu.A.
ReplyDelete@A09
Perasaan meradang iu tidak akan terjadi kalo kita selalu positif thingking,saling mengerti dan memahami satu sama lain serta komunikasi itu penting perasaan meradang iu tidak akan terjadi kalo kita selalu positif thingking,saling mengerti dan memahami satu sama lain serta komunikasi itu penting.
Adapun saatnya pikiran mengalami kejenuhan.
Rendi
ReplyDelete@Rendi-D06,Tugas A05
Pada dasarnya pikiran dan perasaan yang meradang terjadi karena kenyatan tidak sesuai apa yang kita kehendaki sehingga pikiran dan perasaan menjadi tidak menentu.