Oleh : Atep Afia Hidayat -
Sistem pemeringkatan Webometrics pada tanggal 31 Juli 2015 kembali merilis
peringkat perguruan tinggi (PT) di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam
hal ini sistem pemeringkatan Webometrics telah dikenal luas dalam bidang
pendidikan dan penelitian. Webometrics merupakan metode pemeringkatan web PT
yang dirintis dan dikembangkan oleh Isidrpo F. Aguillo (2009). Adapun Aguillo
ialah Kepala Labolatorium Cybermetrics di bawah salah satu lembaga riset utama
Spanyol, yaitu Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC).
Semua PT terkemuka di setiap negara di dunia
selalu mendapat pemeringkatan dari Webometrics. Dalam setahun Webometrics
menerbitkan dua kali hasil pemeringkatan, yaitu bulan Januari dan Juli.
Webometrics merupakan studi aspek kuantitatif dalam membangun dan menggunakan
sumber-sumber informasi, struktur dan teknologi Web dengan pendekatan
bibliometrics dan infometric (Bjorneborn dan Ingwersen, 2004).
Terhitung mulai Juli 2012 Webometrics menggunakan
parameter penilaian yang berbeda dibandingkan periode-periode sebelumnya. Saat
ini meliputi Presence, Impact, Openness, dan Excellence. Presence memiliki
bobot 20 persen dari total penilaian, dihitung berdasarkan volume konten global
yang dapat diindeks Google. Impact, memiliki bobot
paling besar, yaitu 50 persen, merupakan kualitas konten yang diukur dengan
tautan eksternal dari pihak ketiga dengan data visibilitynya menggunakan dua
mesin pencari yaitu Majestic SEO dan Ahrefs. Sedangkan Openness memiliki
bobot 15 persen dan menunjukkan jumlah rich file (pdf, doc, docs, dan
ppt) yang terindeks di google scholar.
Adapun Excellence merupakan
karya akademik yang dipublikasikan di jurnal international yang tergolong
high-impact dengan sumber datanya diambil dari Scimago. Parameter ini berbobot
15 persen dari total penilaian (webometrics.info).
Seratus Besar Dunia :
Sebelum membahas peringkat di Indonesia,
sebelumnya ditelusuri bagaimana kondisi 100 besar dunia. Ternyata untuk 100
besar dunia, Amerika Serikat (AS) menempatkan 60 PT-nya; Posisi berikutnya
ditempati Inggris dengan lima PT; Kanada lima PT; Australian empat PT;
Cina empat PT; Jerman tiga PT; Italian tiga PT; Jepang dua PT; dan
Swis dua PT; Selebihnya masing-masing satu dari Brasil; Perancis; Norwegia;
Belanda; Belgia, Spanyol, Denmark, Swedia, Korea, Taiwan, Hongkong dan
Singapura.
Bagaimana hasil pemeringkatan edisi paling
mutakhir. Untuk tingak dunia lima besar masing-masing ditempati oleh :
1. Harvard University
2. Massachusetts Institute of Technology
3. Stanford University
4. Cornell University
5. University of California Barkeley
Keseluruhan dari peringkat lima besar merupakan
PT di AS, bahkan sampai peringkat ke-20 "diborong" oleh PT di AS.
Kecuali pada peringkat 14 dan 15 diduduki PT asal Inggris, yaitu University of
Oxford dan University of Cambridge; dan peringkat 17 University of Toronto
(Kanada).
Untuk Benua Asia ternyata ada 10 PT yang masuk
peringkat 100 besar dunia, dimulai dengan Peking University (Cina) yang
menempati peringkat 38 dunia; kemudian Seoul National University (Korea
Selatan) pada peringkat 46; dan University of Tokyo peringkat 47.
Untuk kawasan Asia Tenggara hanya ada satu PT
yang masuk peringkat 100 besar dunia, yaitu National University of Singapore
(peringkat 90).
Dengan demikian tidak ada satupun PT di
Indonesia yang masuk peringkat 100 besar dunia. Lantas di mana posisi PT asal
Indonesia, dalam hal ini Universitas Gajah Mada peringkat 781; berikutnya
Institut Teknologi Bandung (peringkat 819); dan Universitas Indonesia
(peringkat 910).
Seratus Besar Asia
Peringkat 100 besar Asia didominasi oleh Cina
(36 PT); berikutnya Jepang (13 PT); Taiwan (13 PT); Korea Selatan (12 PT);
Israel (enam PT); Thailand (lima PT); Hongkong (lima PT); Malaysia (tiga PT);
Singapura (dua PT); Turki (dua PT); Iran (dua PT); dan Saudi Arabia (satu PT).
Peringkat lima besar masing-masing ditempati
oleh :
1. Peking University (Cina)
2. Seoul National University (Korea Selatan)
3. University of Tokyo (Jepang)
4. Zhejiang University (Cina)
5. National Taiwan University (Taiwan)
Untuk Benua Asia PT asal Asia Tenggara yang
masuk peringkat 10 besar ialah National University of Singapore (peringkat
10). Ternyata tidak ada satupun PT asal Indonesia yang masuk peringkat 100
besar Asia. Dengan memperhatikan peta pemeringkatan tersebut, dapat dikatakan
bahwa di tingkat Asia PT asal Indonesia belum dapat bersaing, meskipun
pemeringkatan web belum mencerminkan pemeringkatan institusi yang sebenarnya.
Posisi PT asal Indonesia di Benua Asia ialah Universitas Gajah Mada peringkat
164; Institut Teknologi Bandung (peringkat 174); dan Universitas Indonesia
(peringkat 218).
Seratus Besar Asia
Tenggara
Peringkat 100 besar Asia Tenggara didominasi
oleh Thailand (33 PT); berikutnya Indonesia (25 PT); Malaysia (24 PT); Vietnam
(delapan PT); Singapura (enam PT) dan Philipina (empat PT). Berikut posisi lima
besar Asia Tenggara :
1. National University of Singapore (Singapura)
2. Nanyang Technological University (Singapura)
3. Mahidol University (Thailand)
4. Kasetsart University (Thailand)
5. Chulalongkorn University (Thailand)
Lantas, di mana posisi PT asal Indonesia di
kawasan Asia Tenggara ? Ternyata Universitas Gajah Mada (peringkat 16);
berikutnya Institut Teknologi Bandung (peringkat 18) dan Universitas Indonesia
(peringkat 22).
Seratus Besar Indonesia
Jika memperhatikan hasil pemeringkatan
Webometrics edisi Juli 2015 maka belum ada satupun PT asal Indonesia yang
berkelas dunia bahkan Asia. PT asal Indonesia baru dapat berbicara di kawasan
Asia Tenggara, itupun masih di bawah PT asal Singapura, Thailand dan Malaysia.
Lantas bagaimana dengan posisi 100 besar PT di Indonesia ?
Berdasarkan hasil pemeringkatan Webometrics
edisi Juli 2015 ternyata Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menempatkan 48 PT
dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan 42 PT.
Berikut posisi 10 besar di
Indonesia :
1. Universitas Gajah Mada (Yogyakarta)
2. Institut Teknologi Bandung (Bandung)
3. Universitas Indonesia (Jakarta/Depok)
4. Universitas Airlangga (Surabaya)
5. Universitas Brawijaya (Malang)
6. Universitas Diponegoro (Semarang)
7. Institut Pertanian Bogor (Bogor)
8. Institut Teknologi Sepuluh November
(Surabaya)
9. Universitas Padjadjaran (Bandung)
10. Universitas Lampung (Bandar Lampung)
Dengan demikian tidak ada satupun PTS yang masuk
peringkat 10 besar di Indonesia.
Sepuluh Besar Jakarta
Sebagai pelengkap jika ditelusuri bagaimana
pemeringkatan Webometrics edisi Juli 2015 untuk PT yang ada di Jakarta (dan
sekitarnya) ialah seperti berikut (dengan keterangan peringkat di Indonesia dan
di dunia) :
1. Universitas Indonesia (3/910)
2. Universitas Gunadarma (16/2.422)
3. Universitas Mercu Buana (28/3.020)
4. Universitas Bina Nusantara (33/3.350)
5. Universitas Esa Unggul (40/3.740)
6. Universitas Trisakti (42/3.885)
7. UIN Syarif Hidayatullah (45/4.086)
8. Universitas Bakri (48/4.181)
9. STMIK Jakarta (60/5.074)
10. Universitas Negeri Jakarta (88/7.200)
Penutup
Sebagaimana dinyatakan oleh Cahyono (2007),
bahwa Rangking Webometrics kebanyakan mengambil faktor “kehidupan”
universitas di dunia Internet. Termasuk di dalamnya adalah aksesibilitas dan
visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap
hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas
internasionalnya. Selanjutnya dijelaskan, Webometrics ini adalah sebuah
peluang menarik bagi universitas-universitas di negara berkembang bisa
menikmati rangking universitas dunia. Kuncinya adalah bagaimana universitas
bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dishare ke
publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search
Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs
universitas.
Meskipun peringkat Webometrics belum menunjukkan
performa institusi PT yang sebenarnya, namun dapat dijadikan media untuk
meningkatkan kualitas akademik PT. Setidaknya terdapat
parameter Excellence, yang menunjukkan karya
akademik yang dipublikasikan di jurnal international. Kenapa peringkat
parameter Excelence PT di Indonesia umumnya di atas 2.000 (kecuali Ui dan ITB
yang masing-masing menempati peringkat 1.849 dan 1.901), hal itu karena
keterbatasan artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional. PT
asal Indonesia belum ada yang masuk 100 besar dunia bahkan Asia, hal itu
menunjukkan masih banyaknya "pekerjaan rumah" yang harus dilakukan,
baik oleh internal PT maupun Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi. (Atep Afia Hidayat)
setelah membaca artikel diatas, memang masih jauh dari yang diharapkan perihal dunia pendidikan di Indonesia.
ReplyDeletemasih banyak pekerjaan rumah yang harus di benahi mulai dari masalah peraturan pendidikan sampai ke minimnya perhatian pemerintah terhadap hasil penelitian / karya anak bangsa.
untuk PTS masih belum bisa masuk 10 besar di Indonesia itu kenapa ya, padahal menurut saya PTS banyak PTS besar di Indonesia
setelah membaca artikel diatas, memang masih jauh dari yang diharapkan perihal dunia pendidikan di Indonesia.
ReplyDeletemasih banyak pekerjaan rumah yang harus di benahi mulai dari masalah peraturan pendidikan sampai ke minimnya perhatian pemerintah terhadap hasil penelitian / karya anak bangsa.
untuk PTS masih belum bisa masuk 10 besar di Indonesia itu kenapa ya, padahal menurut saya PTS banyak PTS besar di Indonesia
keterbukaan perlu dilakukan oleh pemerintah dalam menangani keterbelakangan PT di Indonesia Apalagi PT adalah aset negara yang mampu menghasilkan generasi berbakat yang mampu meningkatkan performa negara dikanca internasional ,. PTS indonesia harus mampu bersaing dengan PTN yang notaben nya adalah dimiliki Negara ,karena kemampuan yang menjadi kunci
ReplyDeleteMelihat saat ini pendidikan bukan lagi hal yang asing di khalayak ramai, daya saing pun semakin tinggi dan ketat. Hal yang bisa mendukung majunya pendidikan khususnya perguruan tinggi adalah keberanian penerapan konsep materi pembelajaran yang tinggi, studi banding, pengadaan riset sistem pembelajaran. Penerapan kendali atas mutu pendidikan harus dilakukan dengan ketat agar mutu pendidikan terus naik menjadi lebih baik dan mampu bersaing secara global.
ReplyDeletebanyak sekali hal hal yg harus diperbaiki di sektor pendidikan indonesia. pemerintah memegang peran penting dalam hal ini. pemerintah harysnya mendukung setiap mahasiswa yg memiliki potensi. karena banhak sekali masiswa kita yg memiliki potensi. namun pemerintah kita seperti buta dan menutup mata. padahal banyak sekali berita2 mahasiswa indonesia yg memiliki karya karya nyata yg baik di luar sana. tapi pemerintah tudak menggublisnya dan akhirnya mahasiswa tersebut memgembangkannha di luar negeri. sangat amat disayangkan sekali. padahal ini bisa mendongkrak nama baik dunia pedidikan di inonesia di mata dunia.
ReplyDeleteKerja sama antara pemerintah dengan perguruan tinggi harus ditingkatkan walaupun banyak perguruan tinggi swasta. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan kualitas web site yang ada pada perguruan tinggi tersebut. Ketika kualitas pengajaran me ningkat, maka aspek openness dan excellence yang sebagai tolak ukur penilaian webometrich akan meningkat.
ReplyDeletesetelah mebaca artikel ini ternyata Webometrics merupakan studi aspek kuantitatif dalam membangun dan menggunakan sumber-sumber informasi, struktur dan teknologi Web dengan pendekatan bibliometrics dan infometric (Bjorneborn dan Ingwersen, 2004).
ReplyDeletetidak hanya itu mahasiswa yang berada didalamnya akan ikut mengembangkan kemampuan kompetensi idividunya, tentunya untuk bersaing di dunia kerja.
Junitadahra
ReplyDelete@A08-JUNITA
Webometrics merupakan inisiatif untuk mempromosikan dan membuka akses publikasi ilmiah guna meningkatkan kehadiran akademik dan lembaga-lembaga penelitian di Situs Web.Saya rasa Webometrics ini memang sangat diperlukan oleh setiap Perguruan Tinggi untuk mempromosikan perguruan tingginya dan meningkatkan eksistensi perguruan tinggi itu sendiri melalui jejaring internet, sehingga setiap orang mudah mengakses atau mencari berbagai informasi tentang perguruan tinggi dengan mudahnya.
Nova Andriyanto
ReplyDelete@D05-Nova
Ternyata Setiap negara di dunia selalu mendapat pemeringkatan dari Webometrics. Dalam setahun Webometrics menerbitkan dua kali hasil pemeringkatan, yaitu bulan Januari dan Juli.