Pages

KAA Media Group

Apr 22, 2016

Sahabat dengan Pikiran Negatif

Oleh : Atep Afia Hidayat - Faktor-faktor penyebab berpikir negatif menurut Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya "Terapi Berpikir Positif" meliputi 10 aspek, yaitu : Program terdahulu; Tidak ada tujuan yang jelas; Rutinitas negatif; Pengaruh internal;
Pengaruh eksternal; Kehidupan masa lalu; Konsentrasi yang negatif; Kondisi mental yang lemah; Persahabatan yang tidak baik; dan Media informasi. Berpikir negatif jelas amat berbahaya, sebagaimana virus yang menimbulkan beragam penyakit pada organ-organ tubuh. Ternyata aspek persahabatan juga dapat menjadi penyebab berpikir negatif. Maka tak heran Dr. Ibrahim Elfiky mengutip pepatah Arab, bahwa teman duduk seseorang menggambarkan dirinya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa persahabatan itu sangat mengasyikan. Betapa sepinya kehidupan jika dijalani tanpa sahabat, tiada tempat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan, atau sekedara menyapa. Namun hal yang perlu diwaspadai adalah sahabat dengan pikiran negatif, sebab cara dan konten berpikir sangat cepat menular dan mempengaruhi orang di sekitarnya. Bagaimana jadinya jika kehidupan yang penuh dinamika dan tantangan ini diwarnai oleh pikiran negatif yang menimbulkan efek samping berupa perasaan pesimis, malas, cemas, khawatir, takut, hilang rasa percaya diri, dan sebagainya. Suasana pikiran dan perasaan harus diwarnai dengan kenyamanan, ketenangan dan keceriaan. Suasana tersebut dengan seketika berubah 180 derajat jika ada input yang negatif dari seorang sahabat. Sebagai contoh, ketika si A sedang dalam suasana bahagia dan ceria, karena pikiran kekiniannya begitu positif. Tiba-tiba datang sahabatnya si B yang dikenal sebagai tukang mengeluh dan selalu mengalami ketidak-puasan. Terjadilah interaksi, maka dengan seketika si A pun akan terbawa suasana si B, paling tidak derajat kebahagiaannya menyusut.

Menurut Dr. Ibrahim Elfiky sebagian besar masalah yang dihadapi manusia bersumber pada masa lalu dan masa depan. Padahal keduanya tidak berwujud, masa lalu sudah selesai dan berakhir, sedangkan masa depan belum terjadi. Dr. Ibrahim Elfiky menyarankan harus pandai memetik pelajaran dari masa lalu, supaya pandai menyikapi kehidupan. Jika tidak demikian, maka siap-siaplah untuk masuk dalam perangkap perasaan negatif yang ada dalam ingatan. Sebaliknya jika mengkhawatirkan masa depan, maka bersiap masuk penjara keraguan dan kebimbangan. Dengan demikian sahabat dengan pikiran negatif umumnya merupakan orang yang dibuai masa lalu  dan dibelai masa yang akan datang. Orang tersebut tidak menjalani hidup dengan kekinian.

Perlu ditempuh langkah optimasi terhadap kekinian. Saat ini, detik ini harus melakukan sesuatu, membuat perubahan demi perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak karya produktif yang dapat dihasilkan dalam kekinian, sehingga menjadi catatan kinerja atau performa, dengan kata lain akan mencatat masa lalu yang gemilang, dengan sendirinya akan menjadi inspirasi untuk kekinian dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah performa, masa kini adalah capaian terkini, dan masa depan adalah potensi besar yang segera dieksplorasi. Pilihlah sahabat dengan pikiran positif untuk meraih keberhasilan bersama. (Atep Afia).


4 comments:

  1. Yuliani Mardikawati
    @A04-YULIANI

    Saya setuju bahwa pikiran negatif sangat berpengaruh pada diri dan perilaku seseorang. Sedikit saja pikiran negatif maka akan berdampak pada kehidupan kita. Yang menahan kita dari kemajuan tentu saja pikiran negatif, maka dari itu saya pun juga setuju bahwa pergaulan mempengaruhi pikiran negatif dan positif kita. Jika kita berteman dengan orang-orang yang berpikiran negatif maka kita pun ikut terjerumus ke dalam pikiran negatif, namun jika memiliki teman-teman yang positif maka akan memberikan dampak baik. Kita pun akan maju bersama teman-teman kita.

    ReplyDelete
  2. Yuliani Mardikawati
    @A04-YULIANI

    Saya setuju bahwa pikiran negatif sangat berpengaruh pada diri dan perilaku seseorang. Sedikit saja pikiran negatif maka akan berdampak pada kehidupan kita. Yang menahan kita dari kemajuan tentu saja pikiran negatif, maka dari itu saya pun juga setuju bahwa pergaulan mempengaruhi pikiran negatif dan positif kita. Jika kita berteman dengan orang-orang yang berpikiran negatif maka kita pun ikut terjerumus ke dalam pikiran negatif, namun jika memiliki teman-teman yang positif maka akan memberikan dampak baik. Kita pun akan maju bersama teman-teman kita.

    ReplyDelete
  3. Suhendra
    @B30-Suhendra, Tugas-TB05
    Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat pergaulan dengan teman-teman yang jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang baik. Dalam hadits Rasulullah pun menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabdaNya : "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak dan seorang pandai besi. penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asap yang tidak sedap." (HR>. Bukhari dan Muslim)

    ReplyDelete
  4. @E21-efif @Tugas-B05
    Lingkungan berperan penting dalam mewujudkan kepribadian, terutama saat kecil. Lingkungan yang dimaksud di sini meliputi semua komponen yang ada di sekitarnya, terlebih orangtua. Bimbingan serta pola asuh yang baik dari orangtua sangat penting dalam menumbuhkan pola pikir dan perilaku positif.

    serta,dampak buruknya pun beraneka ragam ,baik secara psikis ,mental,maupun kesehaan .karenanya tentu kita tidak ingin itu terjadi pada kita ,keluarga bahkan anak kita kelak .

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.