Oleh : Atep Afia Hidayat - Kita sering menyaksikan tayangan sepakbola di televisi yang membuat gemas, yaitu ketika seorang pemain memiliki kesempatan untuk memasukkan bola ke gawang.
Peluangnya dapat dikatakan 100 persen, namun apadaya setelah dieksekusi hasilnya meleset. Apa yang terjadi pada pemain bola tersebut? Padahal ia seorang penyerang berpengalaman, yang sudah berhasil membuat sekian banyak gol?
Contoh kasus tersebut terutama disebabkan oleh gagal berpikir kekinian. Dalam pikiran sang pemain bola hanya pikiran masa lalu dan pikiran masa depan. Pikiran masa lalu lebih pada orientasi terhadap kegagalan yang sudah terjadi. Sedangkan pikiran masa depan cenderung berfokus pada kekhawatiraan terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan.
Contoh sederhana tersebut sebenarnya berlaku dalam kehidupan manusia yang kompleks, banyak orang terjebak dimasa lalu dan dimasa depan, serta tidak hadir dimas kini. Lantas, bagaimana supaya pikiran lebih terfokus pada kekinian, sehingga menghasilkan tindakan atau eksekusi kekinian ? Jawabannya sederhana saja, yaitu harus memiliki keyakinan bahwa inti kehidupan adalah masa kini, masa lalu sudah terlewati dan masa depan belum terjadi. Pikirkan dan lakukan hal-hal terhebat saat ini juga, demikian secara berulang-ulang. (Atep Afia).
Setuju. Begitulah manusia. Lupa pada instink anak anaknya yg berani mengambil resiko u mencapai tujuan.
ReplyDelete