Pandemi COVID-19 (Sumber : https://www.sehatq.com/artikel/) |
Enam
bulan yang lalu, tepatnya Desember 2019,
kasus “pneumonia misterius” pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China. Hubei merupakan salah satu dari 23 provinsi yang ada di China,
berada di kawasan Tiongkok Tengah, sedangkan Wuhan merupakan ibukota provinsi
tersebut. Dalam hal ini dengan mengutip berbagai sumber, Susilo dkk, (2020)
menyatakan bahwa sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi
kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan.
Pandemi Meluas
Sebagai catatan Tanggal 18
Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini mengalami
peningkatan secara drastis, hingga mencapai 44 kasus. Kurang dari sebulan berikutnya, penyakit
infeksi ini ini telah merambah berbagai
provinsi lain di China, bahkan menembus batas Negara hingga ke Thailand,
Jepang, dan Korea Selatan. Beberapa bulan kemudian kasus pandemi ini dapat
menjangkau seluruh belahan dunia.
Selanjutnya
Susilo dkk, (2020) menyebutkan bahwa COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi
pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat,
memiliki tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi
definitif. Masih banyak knowledge gap
dalam bidang ini sehingga diperlukan studi-studi lebih lanjut.
Sedangkan berdasakan catatan World Health Organization – WHO
(2019), bahwa terdapat sejenis Pneumonia dengan penyebab yang tidak
diketahui terdeteksi di Kota
Wuhan, China; Untuk pertama kali dilaporkan ke Kantor WHO di China pada tanggal 31 Desember
2019; Selanjutya WHO bekerja hamper 24 jam setiap hari dalam sepekan (24/7) untuk
menganalisis data, memberikan saran, berkoordinasi dengan mitra, membantu pemerintah mempersiapkan,
menambah pasokan, dan mengelola jaringan pakar pada berbagai bidang yang terkait; Kemudian pada tanggal 30 Januari
2020 dinyatakan sebagai wabah (pandemi) internasional; dan Pada tanggal 11
Februari 2020, WHO memberikan nama untuk penyakit ini sebagai Coronavirus Disease
2019 (COVID-19). Adapun COVID-19 merupakan
kepanjangan dari Co (Corona), Vi (Virus), D (Disease) dan 19 merujuk pada
penemuannya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya 31 Desember 2019.
Menurut
catatan Yuliana (2020), COVID-19 termasuk Virus jenis RNA strain tunggal
positif, dapat menginfeksi saluran
pernapasan manusia; Memiliki sifat sensitif terhadap panas dan secara efektif
dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin. Sebagai host kemungkinan
berasal dari hewan terutama kelelawar,
dan vektor lain seperti tikus bambu, unta dan musang. Dalam hal ini gejala umum
dengan munculnya demam, batuk dan sulit bernapas. Sedangkan sindrom klinik
terbagi menjadi tanpa komplikasi, pneumonia ringan dan pneumonia berat. Untuk
kepentingan pemeriksaan spesimen diambil dari swab tenggorok (nasofaring dan
orofaring) dan saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, aspirat
endotrakeal). Isolasi diterapkan untuk pasien yang terbukti terinfeksi COVID-19
untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Amerika Serikat Paling Parah
Sampai saat ini
Pandemi COVID-19 masih menjadi “musuh bersama” umat manusia yang ada di Planet
Bumi ini. Ekspansi virus tersebut sudah merambah hampir semua negara di dunia,
yang paling parah menimpa Amerika Serikat (AS). Pada grafik di atas tampak
bahwa total kasus penduduk dunia yang terpapar semakin meningkat (mendekati 5
juta orang pada tanggal 11 Mei 2020), begitu pula dengan jumlah angka kematian
(sedah melebihi 300 ribu orang pada tanggal 9 Mei 2020). Berdasarkan laporan Worldometer, 17 Mei 2020
(data sampai dengan 16 Mei 2020), jumlah warga dunia yang sudah positif
terpapar virus Corona mencapai 4.719.631 orang; 313.212 mengalami kematian; dan
1.811.611 mengalami kesembuhan.
Worldometer (2020)
juga melaporkan, bahwa jumlah warga Negara Paman Sam yang sudah positif
terpapar virus Corona sudah mencapai 1.507.773 orang (31,95 persen dari seluruh
dunia); 90.113 orang meninggal (28,77 persen dari seluruh dunia) ; dan 339.232
orang sembuh (18,73 persen dari seluruh dunia). Pandemi COVID-19 sudah mecapai
keseluruhan negara bagian, begitu pula dengan kasus kematian. Negara bagian
yang paling parah tingkat penularannya ialah New York, jumlah yang terpapar
sudah mencapai 358.099 orang (23,75 persen dari seluruh AS); dan jumlah
kematian mencapai 28.134 orang (31,22 persen dari seluruh AS)
Adapun empat negara
bagian yang paling parah tingkat penularannya selain New York ialah New Jersey,
Illionis, Massachussets dan California. Jumlah orang yang positif terpapar virus Corona di kelima Negara bagian
tersebut mencapai 50,44 persen dari seluruh kasus di AS; sedangkan jumlah
kematian mencapai 57,08 persen dari keseluruhan jumlah orang yang meninggal di
AS.
AS sebagai salah
satu negara adidaya sudah terdampak dengan begitu parah, lantas bagaimana
dengan negara maju lainnya ? Worldometer (2020) selanjutnya memaparkan, bahwa
sebaran COVID-19 sudah mencapai 215 negara dan teritori. Sepuluh negara dengan
kasus positif pengidap virus COVID-19 terbanyak selain AS berturut-turut
Spanyol (276.505 orang); Russia (272.043 orang); Inggris (240.161 orang);
Brasil (233.511 orang); Italia (224.760 orang); Perancis (179.365 orang);
Jerman (176.247 orang); Turki (148.067 orang); dan Iran (118.392 orang). Untuk tingkat kematian, sepuluh negara
terbanyak selain AS berturut-turut Inggris (34.466 orang); Italia (31.765
orang); Perancis (27.625 orang); Spanyol (27.563 orang); Brasil (15.602 orang);
Belgia (9.005 orang); Jerman (8.027 orang); Iran (6.937 orang); dan Kanada
(5.679 orang). Sementara dua negara lainnya yang angka kematiannya sudah
melampaui 5.000 per tanggal 17 Mei 2020 ialah Belanda (5.670 orang) dan Meksiko
(5.045 orang).
Sedangkan negara
dengan tingkat kematian kurang dari 5.000 orang dan lebih dari 1.000 orang
berturut-turut China (4.633 orang);
Turki (4.096 orang); Swedia (3.674 orang); India (2.871 orang); Ekuador (2.688
orang); Russia (2.537 orang); Peru (2.523 orang); Swis (1.879 orang); Irlandia
(1.533 orang); Portugal 1.203 orang; Rumania (1.094 orang) dan Indonesia (1.089
orang). Dengan demikian sudah ada 23 negara yang melaporkan, bahwa tingkat
kematian akibat infeksi COVID-19 di negaranya sudah melampaui 1.000 orang,
Termasuk Indonesia.
Kondisi Di Indonesia
Bagaimana dengan
sebaran virus Corona (COVID-19) di Indonesia, di mana untuk tingkat kematian
sudah menduduki peringkat 23 dunia, sedangkan untuk jumlah kasus menempati
peringkat 33 dunia. Menurut informasi yang dirilis Kompas (2020) yang mengacu
pada data dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 (https://covid19.go.id/), data sampai dengan tanggal 16 Mei 2020 yang
dipublikasikan 17 Mei 2020 sudah terkonfirmasi 17.025 orang sebagai pengidap
COVID-19; Sebanyak 12.025 orang terkonfirmasi dirawat (70,63 persen); 3.911
orang sembuh (22,97 persen); dan 1.089 orang meninggal (6,40 persen). Lima provinsi dengan jumlah penderita
terkonfirmasi paling banyak berturut-turut DKI Jakarta (5.881 orang); Jawa Timur
(2.105 orang); Jawa Barat (1.618 orang); Jawa Tengah (1.140 orang); dan
Sulawesi Selatan (917 orang).
Sedangkan lima
provinsi dengan tingkat kesembuhan paling banyak berturut-turut DKI Jakarta
(1.295 orang); Sulawesi Selatan (312 orang); Jawa Timur (302 orang); Jawa Barat
(262 orang); dan Jawa Tengah (247
orang). Adapun lima provinsi dengan tingkat kematian paling banyak
berturut-turut DKI Jakarta (460 orang); Jawa Timur (183 orang); Jawa Barat (100
orang); Jawa Tengah (70 orang); dan Banten (61 orang).
Dengan
memperhatikan grafik di atas ternyata tren nasional ekspansi COVID-19 masih
terus menanjak, dengan kata lain berbagai daya dan upaya masih harus tetap
dikerahkan, supaya tingkat penularan makin menurun dan terus dibatasi, sehingga
seluruh daerah dapat dinyatakan “bebas” dari virus Corona.
Daftar Pustaka :
Secon, Holly, L. Frias
& MM. Johnsen. 2020. A running list of countries that are on lockdown
because of the coronavirus pandemic. Business Insider Singapore. Dalam https://www.businessinsider.sg/countries-on-lockdown-coronavirus-italy-2020-3?r=US&IR=T (Diakses 17 Mei 2020)
Susilo, Adityo, dkk.
2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia. Vol 7. No. 1. Maret 2020. Dalam http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415/228 (Diakses 17 Mei 2020)
WHO, 2019. Summary Event as They Haven Coronavirus 2019
. World Health Organization. Dalam https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/events-as-they-happen (Diakses 17 Mei 2020)
Wordometer. 2020. Reported Cases and
Deaths by Country, Territory, or Conveyance. . Dalam https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries (Diakses 17 Mei 2020)
Kompas. 2020. Data
Covid-19 Di Indonesia (Update terakhir : 16 Mei 2020, 16.10 WIB). Dalam https://www.kompas.com/covid-19 (Diakses 17 Mei 2020)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.