Di dalam ruangan
tertutup (indoor), asap rokok dan kegiatan memasak yang menggunakan bahan
bakar, terutama bahan bakar padat, merupakan sumber utama pencemaran udara.
Selain itu penggunaan material bangunan, perkakas rumah, karpet dan pemakaian
insektisida berpotensi menimbulkan pencemaran kimia dan biologi dalam ruangan
tertutup.
Kondisi udara
terus mengalami penambahan polutan, sehingga makin tidak menyehatkan.
Penggunaan bahan bakar baik yang bersifat padat, cair atau gas makin
memperburuk kondisi udara.
Polusi udara
terus memperparah kondisi kesehatan manusia, mulai dari menimbulkan iritasi
ringan pada mata, gangguan pernafasan, penyakit pernafasan, penyakit jantung,
kanker paru-paru, hingga kematian.
Sudah terbukti
bahwa polusi udara dapat menyebabkan infeksi pernafasan yang akut pada anak-anak,
serta menimbulkan bronchitis kronis pada orang dewasa.
Polusi udara
berpotensi memperburuk kondisi penderita penyakit jantung dan paru-paru. Bagi
penderita asma polusi udara dapat menjadi ancaman yang memperparah keadaan
ketika kambuh.
Dampak polusi
udara terhadap kesehatan tergantung pada jenis polutan, penyerapan oleh
vegetasi, dan kondisi individu. Sebagai gambaran, di perkotaan orang miskin
cenderung bermukim dan bekerja di kawasan yang sangat tercemar. Sedangkan di
daerah pedesaan yang terbelakang, penggunaan bahan bakar beripa kayu, serasah
atau arang dapat memperburuk kondisi udara dan kesehatan penduduknya.
Di beberapa negara
pentingnya kualitas udara yang bersih seringkali diabaikan, termasuk di kawasan
industri yang ada di perkotaan. Banyak anggota masyarakat yang tidak mematuhi
ketentuan dan hukum mengenai perlindungan kualitas udara. Penduduk miskin di
kawasan yang tercemar kondisinya makin memburuk dengan tidak dimilikinya akses
terhadap pelayanan kesehatan.
Kadar polutan di
udara terus meningkat, makin terakumulasi dan menjadi ancaman yang serius bagi
kesehatan masyarakat. Hal-hal seperti pertumbuhan populasi penduduk yang sulit
terkendali, berkembangnya industrialisasi, serta meningkatnya permintaan
kendaraan bermotor dan energi, berkorelasi dengan kian buruknya kualitas udara.
Hal itu diperparah dengan pengaturan lingkungan yang buruk, penerapan teknologi
yang tidak ramah lingkungan, jalan yang semakin macet, dan kondisi kendaraan
yang sebagian tidak layak.
Gambar:
http://nptel.iitm.ac.in/courses/Webcourse-contents/IIT-Delhi/Environmental%20Air%20Pollution/air%20pollution%20(Civil)/Module-1/3.htm
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.