Berdasarkan
studi tersebut ternyata menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat kontaminasi
akibat polusi udara, maka menyebabkan makin tinggi pula jumlah penderita
kanker.
Temuan ilmuwan
Universitas California dan Universitas Michigan, yang dipublikasikan secara
online menunjukkan, bahwa terdapat beberapa jenis polutan yang termasuk zat
karsinogenik, antara lain 1,3-butadiena, benzena dan beberapa jenis lainnya.
Selain itu terungkap mengenai adanya peningkatan jumlah pria yang menderita
leukemia dan limfoma non-Hodgkin’s dalam sepuluh tahun terakhir, khususnya yang
bermukim di sekitar wilayah yang terkenal polusi udara. Sementara Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) pun pernah melaporkan, bahwa polusi udara di luar ruangan merupakan
salah satu penyebab utama kanker.
Perlu ada upaya
yang sungguh-sungguh untuk melindungi pekerja dan warga sekitar dari dampak
berbagai polutan. Dengan kata lain emisi industry perlu diturunkan secara
bertahap. Para ilmuwan telah merekomendasikan hal itu, dengan harapan
penyebaran kanker bisa dihentikan.
Sebaran jumlah
penderita kanker ada kaitannya dengan arah angin yang dihembuskan dari sumber
berbagai polutan yang di antaranya bersifat karsinogenik. Dalam hal ini yang
menjadi sumber polutan tak lain adalah sentra industri. Taka da pilihan lain,
emisi industri harus diturunkan, sehingga penyebaran gas yang bersifat
karsinogenik dapat dihentikan.
Peraturan
mengenai emisi gas industri memang telah ditetapkan, namun terjadi kesenjangan
dengan pelaksanaannya di lapangan. Dalam hal ini pemantauan dan pengendalian
emisi belum dilaksanakan dengan baik, sehingga kondisi kesehatan masyarakat
kurang terawasi.
Kasus di Alberta,
Kanada tersebut sebenarnya terjadi di kawasan industri berbagai Negara lainnya.
Namun temuan ilmuwan menunjukkan, bahwa konsentrasi beberapa zat kimia di udara
di kawasan tersebut, lebih tinggi dibanding dengan beberapa kota tercemar
lainnya seperti Kota Meksiko (tahun 1990-an) dan Houston-Galveston. Hasil
beberapa kali pengamatan secara priodik menunjukkan, bahwa jumlah beberapa
senyawa organik yang mudah menguap dan berbahaya, menunjukkan 6.000 kali dibanding
kondisi normal.
Keberadaan
kawasan industri, baik industri kimia maupun industri lainnya, perlu mendapat
pengawasan yang ketat. Di sisi lainnya kondisi wilayah pemukiman di sekitarnya
perlu mendapat pemantauan.
Lantas,
bagaimana dengan kondisi di Indonesia. Perlu dilakukan penelitian di kawasan industry
yang ada, dalam kaitannya dengan peningkatan jumlah penderita kanker masyarakat
sekitar. Salah satu faktor yang menentukan sebaran jumlah penderita kanker
ialah arah angin. Sederhananya, ketika cerobong asap pabrik atau kilang
mengeluarkan berbagai jenis gas dan debu, ke kawasan mana arahnya. Nah, dalam
radius tertentu, lokasi yang menjadi sasaran sebaran polutan, maka populasi
penduduknya yang menderita kanker diduga meningkat. (Atep Afia/Sumber : www.enn.com).
Gambar:
http://www.unece.org/env/lrtap
Gambar:
http://www.unece.org/env/lrtap
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.