Tadabur berasal dari kata Arab 'dabara', artinta merenungkan, menghayati, memikirkan makna, kemudian menjadikannya sebagai pelajaran atau hikmah. Mentadaburi sesuatu berarti merenungkan, memperhatikan atau memfokuskan pada sesuatu bisa berupa fenomena yang terjadi atau perkara.
Mentadaburi Al-Qur'an berarti merenungkan, menghayati, memikirkan maknanya, untuk selanjutnya dijadikan pelajaran yang diterapkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Buku "Tadabur Al-Qur'an, Menyelami Makna Al-Qur'an dari Al-Fatihah sampai An-Nas" ditulis oleh Syaikh Adil Muhammad Khalil, edisi terjemahan (diterjemahkan oleh Andi Syahrir dengan editor Achmad Zirzis), yang diterbirkan oleh Pustaka Al-kautsar, Jakarta tahun 2018, meliputi sekitar 480 halaman, relatif mudah dipahami dan cocok untuk semua kalangan pembaca. Pada Kata pengantar oleh Dr. Abdul Muhsin Al-Muthairi (Dosen Tafsir Fakultas Syariah Universitas Kuwait), menjelaskan bahwa buku ini mengandung manfaat yang sangat besar, terutama menyangkut maksud dari surat-surat dalam Al-Qur'an, keutamaannya, sebab penamaan surat, dan sebab turunnya sebagian surat. Hal tersebut sangat memudahkan pembaca dalam memahami makna surat, maksud dari surat, bagaimana menghubungkan satu ayat dengan ayat lain, dan menghafal ayat-ayat tersebut.
Sebagai gambaran untuk Surat Al-Baqarah, pembahasannya meliputi : Nama-nama Surat Al-Baqarah (Az-Zahra', As-Sinam, Al-Fusthath); Sebab Penamaan; Keutamaan Surat Al-Baqarah; Keutamaan Ayat Kursi; Keutamaan Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah; Keselarasan Awal Surat dan Akhir Surat; Pembahasan Utama Surat Al-Baqarah; Tema-tema Surat Al-Baqarah; Tahapan-tahapan Kekhalifahan Di Atas Bumi; Metode dan Cara; serta Faedah-faedah Surat Al-Baqarah.
Tentu saja dari kegiatan mentadaburi Al-Qur'an akan mendapatkan buah dan keutamaan, seperti : Menambah keimanan (At-Taubah: 124); Menumbuhkan rasa takut dan harap kepada Allah (Az-Zumar: 23); dan Mewariskan amal (Al-An'am: 92).
Ternyata dengan cara Tadabur dapat merubah situasi atau kondisi dari derajat keimanan menjadi derajat ihsan; dari kegelisahan menjadi keridhaan, dari kesedihan menjadi kegembiraan, kesempitan menjadi kelapangan, dari kelemahan menjadi kekuatan, dari belenggu syahwat menjadi kelezatan ketakwaan, dari kesesatan menjadi hidayah, serta dari kehinaan dunia menjadi kemuliaan akherat. Dengan mentadaburi Al-Qur'an maka akan memperkuat iman di dalam hati, menjadi penggerak untuk senantiasa mengamalkan kandungannya, sehingga keridhaan Allah selalu menjadi tujuan dalam seluruh langkah dan episode kehidupan. (KAA, Kota Tangerang, 7 April 2024/28 Ramadhan 1445 H).
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.