Gambar : https://unair.ac.id/ |
Upaya Pengendalian DBD di Indonesia
Pengendalian DBD pada tingkat klinis dilakukan di Puskesmas dan rumah sakit dengan fokus pada deteksi dini dan pencegahan kematian. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2023 terdapat 112.511 kasus DBD dengan 889 kematian. Penyakit ini seringkali mencapai puncaknya pada bulan Januari dan Februari, terutama saat musim hujan yang memicu peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti.
Simbiosis Virus dan Nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti, yang berukuran kecil dan berwarna hitam dengan garis-garis putih, merupakan penyebar utama virus dengue. Virus dengue berkembang biak dalam tubuh nyamuk ini dan menyebar melalui gigitan. Nyamuk betina menggigit manusia di siang hari, baik di dalam maupun di luar rumah, dan aktivitasnya meningkat di tempat gelap.
Perang Virus vs. Antibodi
DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. Saat virus masuk ke dalam darah, sistem kekebalan tubuh segera merespons dengan memproduksi antibodi. Antibodi seperti antitoksin, praecipitin, dan opsonin bekerja sama dengan leukosit untuk melawan infeksi. Namun, jika sistem kekebalan tidak mampu mengatasi virus, gejala DBD akan muncul.
Gejala dan Diagnosis DBD
Gejala awal DBD mirip dengan flu, seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri otot. Gejala lain termasuk bintik-bintik merah di kulit, mimisan, dan gusi berdarah. Pada kasus parah, bisa terjadi pendarahan internal yang mengancam jiwa. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mengurangi tingkat kematian akibat DBD hingga 50%.
Upaya Pencegahan
Strategi pencegahan DBD melibatkan pemberantasan jentik nyamuk melalui:
- Membersihkan dan mengganti air bak mandi serta wadah air lainnya setidaknya seminggu sekali.
- Membersihkan talang air sebulan sekali.
- Membalikkan wadah air yang tidak digunakan.
- Menghilangkan genangan air.
- Memelihara ikan pemakan jentik di bak mandi.
- Menaburkan larvasida di tempat penampungan air.
Pencegahan kolektif melalui penyemprotan (fogging) insektisida juga dilakukan secara berkala. Berdasarkan data tahun 2023, program fogging berhasil mengurangi kasus DBD hingga 30% di daerah endemik.
Kesadaran dan Ketahanan Kolektif
Selain pencegahan teknis, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan sangat penting. Program edukasi yang dijalankan oleh pemerintah dan organisasi kesehatan telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah DBD.
Artikel ini menekankan pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia melalui strategi yang komprehensif dan partisipasi aktif masyarakat. (Atep Afia).
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.