Sumber : https://kiddles.id/ |
Sejarah Pembangunan
Pembangunan Tembok Besar dimulai pada periode Negara-Negara Berperang (475–221 SM), ketika berbagai negara bagian membangun tembok pertahanan untuk melindungi wilayah mereka dari serangan suku nomaden. Setelah penyatuan Tiongkok oleh Kaisar Qin Shi Huang pada 221 SM, tembok-tembok terpisah ini disatukan dan diperpanjang untuk membentuk garis pertahanan yang lebih kuat terhadap ancaman dari utara. Proyek ini melibatkan ratusan ribu pekerja dan memakan waktu bertahun-tahun, dengan banyak korban jiwa akibat kondisi kerja yang berat.
Selama Dinasti Han (206 SM–220 M), tembok diperluas untuk
melindungi Jalur Sutra dan memfasilitasi perdagangan. Namun, bagian terbesar
dan paling terkenal dari Tembok Besar dibangun pada masa Dinasti Ming
(1368–1644), dengan panjang mencapai sekitar 8.850 kilometer. Pada periode ini,
tembok diperkuat dengan batu bata dan batu, serta dilengkapi dengan menara
pengawas dan benteng untuk meningkatkan efektivitas pertahanan.
Fungsi dan Tujuan
Awalnya, Tembok Besar dibangun sebagai benteng pertahanan
untuk melindungi wilayah Tiongkok dari serangan suku nomaden seperti Xiongnu
dan Mongol. Selain fungsi militernya, tembok ini juga berperan dalam mengontrol
perdagangan, mengawasi migrasi, dan mencegah penyelundupan. Selama Dinasti
Ming, tembok menjadi simbol kekuatan dan stabilitas negara, serta alat untuk
menegakkan kebijakan isolasionis terhadap dunia luar.
Struktur dan Arsitektur
Tembok Besar terdiri dari berbagai bagian, termasuk tembok
utama, menara pengawas, benteng, dan pos penjagaan. Struktur ini dibangun
dengan memanfaatkan topografi alam, mengikuti punggung pegunungan dan tepi
gurun untuk memaksimalkan pertahanan. Bahan bangunan yang digunakan bervariasi
tergantung pada ketersediaan lokal, mulai dari tanah yang dipadatkan hingga
batu bata dan batu. Menara pengawas ditempatkan pada interval tertentu untuk
komunikasi dan pengawasan, memungkinkan pasukan memberikan sinyal peringatan
dengan cepat menggunakan asap pada siang hari dan api pada malam hari.
Kondisi Saat Ini dan Pelestarian
Saat ini, Tembok Besar Tiongkok diakui sebagai Situs Warisan
Dunia UNESCO dan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di dunia.
Namun, bagian-bagian dari tembok mengalami kerusakan akibat erosi, vandalisme,
dan pembangunan yang tidak terkontrol. Upaya pelestarian terus dilakukan oleh
pemerintah Tiongkok dan organisasi internasional untuk menjaga keutuhan dan
kelestarian situs bersejarah ini. Meskipun demikian, tantangan dalam konservasi
tetap ada, mengingat panjangnya tembok dan berbagai kondisi lingkungan yang
dihadapinya.
Mitos dan Fakta
Salah satu mitos populer adalah bahwa Tembok Besar Tiongkok
dapat dilihat dari bulan dengan mata telanjang. Namun, klaim ini telah dibantah
oleh para astronot dan ilmuwan; tembok ini tidak dapat dilihat dari luar
angkasa tanpa bantuan alat optik. Meskipun demikian, Tembok Besar tetap menjadi
simbol kebesaran dan prestasi teknik yang luar biasa dalam sejarah manusia.
Tembok Besar Tiongkok tidak hanya merupakan monumen fisik,
tetapi juga simbol ketahanan, inovasi, dan sejarah panjang bangsa Tiongkok.
Sebagai salah satu keajaiban dunia, tembok ini terus menginspirasi dan memikat
jutaan pengunjung dari seluruh penjuru dunia.
Referensi:
- National
Geographic Indonesia - "Sejarah Panjang Tembok Besar Tiongkok, Siapa
Kaisar yang Membangunnya?"
- Kompas.com
- "Fungsi Tembok Besar China di Masa Lalu dan Masa Kini"
- Wikipedia
Indonesia - "Tembok Besar Tiongkok"
- SEJARAH PANJANG TEMBOK BESAR TIONGKOK, SIAPA KAISAR YANG MEMBANGUNNYA?
Video ini memberikan penjelasan mendalam mengenai sejarah pembangunan Tembok Besar Tiongkok dan kaisar yang berperan dalam proses tersebut.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.