Feb 3, 2025

Cara Mendeteksi Makanan Berformalin dan Berbahaya Lainnya

Keamanan pangan adalah isu penting yang harus diperhatikan setiap hari. Namun, masih banyak oknum pedagang nakal yang menggunakan bahan kimia berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil untuk mengawetkan atau mempercantik tampilan makanan. Tanpa disadari, konsumsi makanan berbahaya ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ, kanker, bahkan kematian.

Lantas, bagaimana cara mendeteksi makanan yang mengandung formalin dan zat berbahaya lainnya? Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang bahaya bahan-bahan berbahaya dalam makanan, cara mengenali ciri-ciri makanan yang tidak aman, serta langkah-langkah pencegahannya.

 

Apa Itu Formalin dan Mengapa Berbahaya?

Formalin adalah larutan formaldehida dalam air yang biasanya digunakan sebagai bahan pengawet dalam industri tekstil, kertas, dan bahan bangunan. Namun, beberapa oknum pedagang menggunakannya untuk mengawetkan makanan seperti ikan, tahu, dan mie basah, agar lebih tahan lama.

Dampak Konsumsi Formalin dalam Jangka Panjang

Iritasi Saluran Pencernaan → Mual, muntah, diare
Kerusakan Organ → Hati, ginjal, dan paru-paru
Gangguan Sistem Saraf → Pusing, lemah, kehilangan konsentrasi
Kanker → Formalin dikategorikan sebagai zat karsinogenik oleh WHO

 

Cara Mendeteksi Makanan yang Mengandung Formalin

Makanan yang mengandung formalin biasanya memiliki ciri-ciri fisik yang mencurigakan. Berikut beberapa makanan yang sering dicampur formalin serta cara mendeteksinya:

1. Ikan, Ayam, dan Daging

🔹 Ciri-ciri makanan berformalin:

  • Tidak dihinggapi lalat meskipun dibiarkan terbuka.
  • Bau anyir atau amis berkurang, cenderung berbau menyengat seperti bahan kimia.
  • Tekstur lebih kaku, tidak lembek seperti ikan segar pada umumnya.
  • Bertahan lebih lama dari biasanya meskipun tanpa disimpan di kulkas.

🔹 Cara menguji:

  • Rendam ikan dalam air hangat, jika air berubah keruh dengan aroma menyengat, bisa jadi mengandung formalin.
  • Cium bau dari insang ikan, jika tidak berbau segar dan amis, perlu diwaspadai.

2. Tahu Berformalin

🔹 Ciri-ciri makanan berformalin:

  • Terasa lebih kenyal dan tidak mudah hancur meskipun ditekan.
  • Tahu tetap awet hingga lebih dari 2 hari pada suhu ruang.
  • Tidak berbau khas kedelai seperti tahu pada umumnya.

🔹 Cara menguji:

  • Potong tahu, jika terasa terlalu keras dan tidak mudah hancur, perlu dicurigai.
  • Diamkan di tempat terbuka selama 2 hari, jika tidak membusuk, kemungkinan mengandung formalin.

3. Mie Basah Berformalin

🔹 Ciri-ciri makanan berformalin:

  • Tidak lengket dan terasa lebih kenyal dibanding mie segar biasa.
  • Berwarna lebih cerah, mencolok, dan tidak mudah putus.
  • Tidak cepat basi meskipun disimpan dalam suhu ruang.

🔹 Cara menguji:

  • Rebus mie dalam air panas, jika air berubah kekuningan atau berbau menyengat, kemungkinan mengandung bahan kimia berbahaya.

 

Bahan Berbahaya Lainnya dalam Makanan

Selain formalin, ada beberapa zat lain yang sering ditemukan dalam makanan dan berbahaya bagi kesehatan:

1. Boraks

👉 Sering ditemukan dalam: Bakso, kerupuk, mie basah
👉 Bahaya: Gangguan ginjal, sistem saraf, dan kanker
👉 Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks:
✔️ Terasa lebih kenyal dan elastis dari biasanya.
✔️ Tidak mudah hancur saat ditekan.
✔️ Memiliki warna lebih mengkilap dibanding makanan normal.

🔹 Cara menguji:

  • Larutkan makanan dalam air dan tambahkan kunyit, jika berubah warna menjadi kemerahan, berarti mengandung boraks.

2. Pewarna Tekstil (Rhodamin B & Methanyl Yellow)

👉 Sering ditemukan dalam: Kerupuk merah, sirup, jajanan berwarna mencolok
👉 Bahaya: Merusak hati, ginjal, menyebabkan kanker
👉 Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna tekstil:
✔️ Warna sangat mencolok dan lebih terang dari makanan alami.
✔️ Jika direndam dalam air, warna mudah luntur.
✔️ Meninggalkan noda di tangan saat disentuh.

🔹 Cara menguji:

  • Oleskan sedikit makanan ke tisu basah. Jika warna luntur, kemungkinan menggunakan pewarna tekstil.

 

Cara Menghindari Makanan Berbahan Kimia Berbahaya

🔹 Beli dari penjual terpercaya
Pastikan membeli bahan makanan dari pasar, supermarket, atau toko yang memiliki izin resmi.

🔹 Periksa label BPOM dan PIRT
Pastikan produk yang dibeli memiliki izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) atau PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).

🔹 Gunakan bahan alami sebagai alternatif
Untuk menghindari pewarna dan pengawet buatan, gunakan bahan alami seperti kunyit, daun pandan, atau gula aren sebagai pewarna dan pengawet alami.

🔹 Masak sendiri di rumah
Sebisa mungkin, kurangi konsumsi makanan olahan dan lebih sering memasak sendiri di rumah untuk memastikan kebersihan dan kualitas bahan makanan.

 

Kesimpulan

Mendeteksi makanan berformalin dan zat berbahaya lainnya memang memerlukan ketelitian, tetapi kesadaran akan keamanan pangan sangat penting untuk kesehatan jangka panjang.

Dengan mengenali ciri-ciri makanan berbahaya, melakukan uji sederhana di rumah, dan membeli produk dari sumber terpercaya, kita bisa mengurangi risiko terpapar zat beracun dalam makanan sehari-hari.

Mari lebih cerdas dalam memilih makanan dan lindungi keluarga dari bahaya bahan kimia berbahaya!

 

Referensi

  1. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) – Pedoman Keamanan Pangan
  2. World Health Organization (WHO) – Food Safety Guidelines
  3. Kementerian Kesehatan RI – Studi tentang Bahan Berbahaya dalam Makanan

 

#KeamananPangan #StopFormalin #MakananSehat #CegahKeracunan #PanganAman #SehatTanpaBoraks #TipsSehat #BPOM #FoodSafety

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.