Lantas, bagaimana cara mendeteksi makanan yang mengandung formalin
dan zat berbahaya lainnya? Artikel ini akan membahas secara mendalam
tentang bahaya bahan-bahan berbahaya dalam makanan, cara mengenali ciri-ciri
makanan yang tidak aman, serta langkah-langkah pencegahannya.
Apa Itu Formalin dan Mengapa Berbahaya?
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air yang
biasanya digunakan sebagai bahan pengawet dalam industri tekstil, kertas,
dan bahan bangunan. Namun, beberapa oknum pedagang menggunakannya untuk
mengawetkan makanan seperti ikan, tahu, dan mie basah, agar lebih tahan
lama.
Dampak Konsumsi Formalin dalam Jangka Panjang
❌ Iritasi Saluran Pencernaan
→ Mual, muntah, diare
❌
Kerusakan Organ → Hati, ginjal, dan paru-paru
❌
Gangguan Sistem Saraf → Pusing, lemah, kehilangan konsentrasi
❌
Kanker → Formalin dikategorikan sebagai zat karsinogenik oleh WHO
Cara Mendeteksi Makanan yang Mengandung Formalin
Makanan yang mengandung formalin biasanya memiliki ciri-ciri
fisik yang mencurigakan. Berikut beberapa makanan yang sering dicampur
formalin serta cara mendeteksinya:
1. Ikan, Ayam, dan Daging
🔹 Ciri-ciri makanan
berformalin:
- Tidak
dihinggapi lalat meskipun dibiarkan terbuka.
- Bau
anyir atau amis berkurang, cenderung berbau menyengat seperti bahan kimia.
- Tekstur
lebih kaku, tidak lembek seperti ikan segar pada umumnya.
- Bertahan
lebih lama dari biasanya meskipun tanpa disimpan di kulkas.
🔹 Cara menguji:
- Rendam
ikan dalam air hangat, jika air berubah keruh dengan aroma menyengat, bisa
jadi mengandung formalin.
- Cium
bau dari insang ikan, jika tidak berbau segar dan amis, perlu diwaspadai.
2. Tahu Berformalin
🔹 Ciri-ciri makanan
berformalin:
- Terasa
lebih kenyal dan tidak mudah hancur meskipun ditekan.
- Tahu
tetap awet hingga lebih dari 2 hari pada suhu ruang.
- Tidak
berbau khas kedelai seperti tahu pada umumnya.
🔹 Cara menguji:
- Potong
tahu, jika terasa terlalu keras dan tidak mudah hancur, perlu dicurigai.
- Diamkan
di tempat terbuka selama 2 hari, jika tidak membusuk, kemungkinan
mengandung formalin.
3. Mie Basah Berformalin
🔹 Ciri-ciri makanan
berformalin:
- Tidak
lengket dan terasa lebih kenyal dibanding mie segar biasa.
- Berwarna
lebih cerah, mencolok, dan tidak mudah putus.
- Tidak
cepat basi meskipun disimpan dalam suhu ruang.
🔹 Cara menguji:
- Rebus
mie dalam air panas, jika air berubah kekuningan atau berbau menyengat,
kemungkinan mengandung bahan kimia berbahaya.
Bahan Berbahaya Lainnya dalam Makanan
Selain formalin, ada beberapa zat lain yang sering ditemukan
dalam makanan dan berbahaya bagi kesehatan:
1. Boraks
👉 Sering ditemukan
dalam: Bakso, kerupuk, mie basah
👉
Bahaya: Gangguan ginjal, sistem saraf, dan kanker
👉
Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks:
✔️
Terasa lebih kenyal dan elastis dari biasanya.
✔️
Tidak mudah hancur saat ditekan.
✔️
Memiliki warna lebih mengkilap dibanding makanan normal.
🔹 Cara menguji:
- Larutkan
makanan dalam air dan tambahkan kunyit, jika berubah warna menjadi
kemerahan, berarti mengandung boraks.
2. Pewarna Tekstil (Rhodamin B & Methanyl Yellow)
👉 Sering ditemukan
dalam: Kerupuk merah, sirup, jajanan berwarna mencolok
👉
Bahaya: Merusak hati, ginjal, menyebabkan kanker
👉
Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna tekstil:
✔️
Warna sangat mencolok dan lebih terang dari makanan alami.
✔️
Jika direndam dalam air, warna mudah luntur.
✔️
Meninggalkan noda di tangan saat disentuh.
🔹 Cara menguji:
- Oleskan
sedikit makanan ke tisu basah. Jika warna luntur, kemungkinan menggunakan
pewarna tekstil.
Cara Menghindari Makanan Berbahan Kimia Berbahaya
🔹 Beli dari penjual
terpercaya
Pastikan membeli bahan makanan dari pasar, supermarket, atau toko yang
memiliki izin resmi.
🔹 Periksa label BPOM
dan PIRT
Pastikan produk yang dibeli memiliki izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan) atau PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).
🔹 Gunakan bahan alami
sebagai alternatif
Untuk menghindari pewarna dan pengawet buatan, gunakan bahan alami seperti
kunyit, daun pandan, atau gula aren sebagai pewarna dan pengawet alami.
🔹 Masak sendiri di
rumah
Sebisa mungkin, kurangi konsumsi makanan olahan dan lebih sering memasak
sendiri di rumah untuk memastikan kebersihan dan kualitas bahan makanan.
Kesimpulan
Mendeteksi makanan berformalin dan zat berbahaya lainnya
memang memerlukan ketelitian, tetapi kesadaran akan keamanan pangan sangat
penting untuk kesehatan jangka panjang.
Dengan mengenali ciri-ciri makanan berbahaya, melakukan
uji sederhana di rumah, dan membeli produk dari sumber terpercaya, kita
bisa mengurangi risiko terpapar zat beracun dalam makanan sehari-hari.
Mari lebih cerdas dalam memilih makanan dan lindungi
keluarga dari bahaya bahan kimia berbahaya!
Referensi
- Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) – Pedoman Keamanan Pangan
- World
Health Organization (WHO) – Food Safety Guidelines
- Kementerian
Kesehatan RI – Studi tentang Bahan Berbahaya dalam Makanan
#KeamananPangan #StopFormalin #MakananSehat
#CegahKeracunan #PanganAman #SehatTanpaBoraks #TipsSehat #BPOM #FoodSafety
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.