Feb 3, 2025

Makanan Jajanan Anak: Aman atau Berisiko? Ini Faktanya!

Makanan jajanan anak sering menjadi pilihan praktis dan menggoda bagi anak-anak, baik di sekolah, taman bermain, atau pusat perbelanjaan. Namun, di balik rasa yang lezat dan harga yang terjangkau, banyak jajanan yang mengandung bahan berbahaya seperti pewarna sintetis, pengawet berlebihan, pemanis buatan, dan bahkan zat kimia beracun seperti boraks dan formalin.

Sebagai orang tua, penting untuk memahami risiko dan cara memilih jajanan yang aman untuk anak-anak. Artikel ini akan membahas fakta tentang jajanan anak, bahaya yang tersembunyi, serta cara memastikan anak-anak mengonsumsi makanan yang sehat dan aman.

 

Mengapa Jajanan Anak Perlu Diwaspadai?

Banyak jajanan yang dijual di pasaran, terutama di lingkungan sekolah, dibuat dengan bahan murah dan sedikit pengawasan terhadap kebersihan serta kandungan gizinya. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sekitar 40% jajanan sekolah di Indonesia terindikasi mengandung zat berbahaya seperti pewarna tekstil, pemanis buatan berlebihan, dan pengawet ilegal.

🔹 Dampak Konsumsi Jajanan Tidak Sehat:
Gangguan pencernaan → Diare, mual, sakit perut akibat kontaminasi bakteri.
Gangguan perkembangan anak → Kurangnya gizi dari makanan yang hanya mengandung kalori kosong.
Risiko kanker → Akibat konsumsi bahan berbahaya dalam jangka panjang.
Obesitas dan diabetes → Jajanan tinggi gula dan lemak dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat.

 

Jenis Jajanan Anak yang Perlu Diwaspadai

Berikut beberapa jenis jajanan yang sering dikonsumsi anak-anak, namun memiliki potensi risiko kesehatan:

1. Makanan dengan Pewarna Tekstil (Rhodamin B & Methanyl Yellow)

👉 Contoh: Kerupuk warna-warni, sirup merah terang, es serut berwarna mencolok.
👉 Bahaya: Merusak hati, ginjal, dan meningkatkan risiko kanker.
👉 Cara mengenali:
Warna terlalu cerah dan mencolok dibanding makanan alami.
Jika direndam dalam air, warnanya mudah luntur.

2. Makanan dengan Pengawet Berlebihan (Formalin & Boraks)

👉 Contoh: Bakso, mie basah, tahu, lontong yang terlalu kenyal dan tahan lama.
👉 Bahaya: Menyebabkan gangguan pencernaan, merusak organ dalam, dan bersifat karsinogenik.
👉 Cara mengenali:
Tekstur terlalu kenyal dan tidak mudah basi.
Tidak berbau alami seperti makanan segar.

3. Makanan Tinggi Gula dan Pemanis Buatan

👉 Contoh: Permen, minuman bersoda, es teh kemasan, kue manis.
👉 Bahaya: Menyebabkan obesitas, diabetes, dan merusak gigi.
👉 Cara mengenali:
Rasa manis yang berlebihan dan meninggalkan efek lengket di mulut.
Menggunakan pemanis buatan seperti sakarin dan aspartam.

4. Jajanan Gorengan dengan Minyak Bekas (Minyak Jelantah)

👉 Contoh: Tahu crispy, pisang goreng, cireng, bakwan.
👉 Bahaya: Mengandung lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan jantung.
👉 Cara mengenali:
Minyak berwarna hitam kecokelatan dan berbau tengik.
Makanan terasa sangat berminyak dan meninggalkan rasa pahit.

 

Bagaimana Cara Memilih Jajanan yang Aman?

Sebagai orang tua, Anda dapat menerapkan beberapa langkah untuk memastikan anak-anak hanya mengonsumsi jajanan yang sehat dan aman.

Pilih jajanan yang memiliki izin BPOM atau PIRT
Pastikan makanan yang dikonsumsi anak memiliki label izin edar dari BPOM atau setidaknya bersertifikasi PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).

Ajarkan anak mengenali jajanan yang sehat
Berikan edukasi sederhana kepada anak tentang ciri-ciri makanan yang berbahaya, seperti warna mencolok, rasa terlalu kuat, atau tidak memiliki kemasan yang jelas.

Bawakan bekal sehat dari rumah
Membawa bekal dari rumah adalah cara terbaik untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan bebas bahan berbahaya.

Hindari jajanan yang dijual di pinggir jalan yang kurang higienis
Jajanan yang dijual di pinggir jalan sering terpapar polusi dan debu, meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.

Pilih makanan dengan bahan alami
Jika memungkinkan, pilih jajanan yang menggunakan bahan alami seperti gula aren, kunyit, daun pandan, dan garam alami sebagai alternatif pewarna, pemanis, dan pengawet buatan.

 

Rekomendasi Jajanan Sehat untuk Anak

Jika anak suka ngemil, ada banyak alternatif jajanan sehat yang bisa Anda berikan, seperti:

🥑 Buah potong segar → Apel, pisang, anggur, mangga, semangka.
🥕 Sayuran renyah → Wortel, timun, edamame sebagai camilan sehat.
🌰 Kacang-kacangan → Almond, kacang mete, atau kacang tanah panggang tanpa garam.
🍞 Roti gandum dengan selai alami → Pilih selai tanpa pemanis buatan.
🧀 Keju dan yogurt → Sumber protein yang baik untuk pertumbuhan anak.

 

Kesimpulan

Makanan jajanan anak bisa menjadi sumber energi dan kesenangan bagi mereka, tetapi tidak semua jajanan aman untuk dikonsumsi. Banyak jajanan di pasaran yang mengandung zat berbahaya seperti pewarna sintetis, pengawet ilegal, dan pemanis buatan yang dapat mengganggu kesehatan dalam jangka panjang.

Sebagai orang tua, penting untuk lebih selektif dalam memilih jajanan bagi anak dengan mengenali ciri-ciri makanan berbahaya, membawakan bekal sehat, serta mengedukasi anak tentang pentingnya makanan sehat.

Dengan kebiasaan yang baik, kita bisa memastikan anak-anak tetap menikmati jajanan tanpa mengorbankan kesehatan mereka.

 

Referensi

  1. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) – "Pengawasan Jajanan Anak Sekolah"
  2. Kementerian Kesehatan RI – "Pedoman Gizi Seimbang untuk Anak"
  3. World Health Organization (WHO) – "Impact of Processed Food on Children’s Health"

 

#JajananAnak #SehatTanpaPestisida #PanganAman #MakananSehat #StopFormalin #CegahKeracunan #HidupSehat #BPOM #FoodSafety

 


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.