Pendahuluan
Tauhid, atau keesaan Allah, adalah inti ajaran Islam yang telah ada sejak penciptaan manusia pertama.
Konsep ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan telah diajarkan oleh para nabi sepanjang sejarah. Namun, bagaimana perkembangan tauhid dari masa ke masa? Bagaimana manusia dari zaman ke zaman memahami dan menerapkan ajaran ini? Artikel ini akan menelusuri sejarah tauhid dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad ﷺ.Perjalanan Tauhid dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad ﷺ
1. Tauhid di Zaman Nabi Adam
Sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah, Nabi Adam
diberi wahyu untuk mengenalkan tauhid kepada keturunannya. Dalam Islam, Nabi
Adam dianggap sebagai nabi pertama yang membawa ajaran menyembah hanya kepada
Allah. Namun, setelah beberapa generasi, manusia mulai melupakan ajaran tauhid
dan tergoda untuk menyembah selain Allah.
2. Penyimpangan dan Munculnya Syirik
Seiring berjalannya waktu, manusia mulai mengembangkan
kepercayaan kepada berbagai dewa dan roh. Salah satu contoh penyimpangan ini
terjadi pada zaman Nabi Nuh. Masyarakat kala itu mulai menyembah berhala
sebagai bentuk penghormatan terhadap orang-orang saleh yang telah meninggal.
Allah kemudian mengutus Nabi Nuh untuk mengembalikan manusia kepada tauhid.
3. Tauhid di Zaman Nabi Ibrahim: Bapak Para Nabi
Nabi Ibrahim dikenal sebagai pelopor tauhid yang menentang
keras penyembahan berhala. Dalam Al-Qur'an (QS. Al-An'am: 74-79), diceritakan
bagaimana beliau merenungkan keberadaan Tuhan sejati hingga menemukan bahwa
hanya Allah yang layak disembah. Dakwahnya menekankan bahwa Tuhan yang sejati
tidak dapat diserupakan dengan ciptaan-Nya, tidak memerlukan sekutu, dan tidak
dapat dibuat dalam bentuk patung atau berhala.
4. Tauhid di Masa Nabi Musa dan Nabi Isa
Nabi Musa diutus kepada Bani Israil yang saat itu berada
dalam perbudakan Mesir. Ajarannya menguatkan kembali konsep tauhid, seperti
yang tertuang dalam Taurat. Namun, setelah kepergiannya, banyak dari Bani
Israil yang kembali kepada penyembahan berhala. Kemudian, Nabi Isa datang
membawa Injil dan kembali menyerukan tauhid. Namun, setelahnya, ajarannya
mengalami distorsi dan melahirkan kepercayaan trinitas yang bertentangan dengan
prinsip tauhid.
5. Penyempurnaan Tauhid oleh Nabi Muhammad ﷺ
Puncak dakwah tauhid terjadi ketika Allah mengutus Nabi
Muhammad ﷺ sebagai nabi terakhir. Pada saat itu, bangsa Arab menyembah banyak
berhala di sekitar Ka’bah. Melalui Al-Qur’an dan hadits, beliau menegaskan
kembali keesaan Allah dan melarang segala bentuk kesyirikan. Islam sebagai
agama penyempurna mengembalikan manusia kepada ajaran tauhid yang murni.
Implikasi Tauhid dalam Kehidupan
Tauhid bukan hanya konsep teologis, tetapi juga memiliki
dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari:
- Ketenteraman
Batin: Keyakinan kepada Allah sebagai satu-satunya yang berhak
disembah membawa kedamaian dalam hati manusia.
- Moral
dan Etika: Kesadaran akan keesaan Allah membentuk perilaku manusia
untuk selalu jujur, adil, dan bertanggung jawab.
- Persatuan
Umat: Tauhid menjadi dasar persatuan umat Islam di seluruh dunia,
karena menyembah Tuhan yang sama tanpa perbedaan ras atau bangsa.
Kesimpulan
Sejarah tauhid menunjukkan bahwa ajaran ini selalu ada sejak
manusia pertama diciptakan. Namun, manusia sering kali tergoda untuk menyimpang
dari ajaran ini. Nabi Muhammad ﷺ diutus sebagai penyempurna tauhid, membawa
Islam sebagai agama yang kembali menegaskan keesaan Allah. Dengan memahami
perjalanan tauhid ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya menjaga kemurnian
aqidah dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber & Referensi
- Al-Qur’an
dan Terjemahannya
- Hadits
Shahih Bukhari dan Muslim
- Ibnu
Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim
- Muhammad
Qutb, Konsep Tauhid dalam Islam
Hashtag
#Tauhid #SejarahTauhid #Islam #Aqidah #NabiAdam #NabiIbrahim
#NabiMusa #NabiIsa #NabiMuhammad #Keimanan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.