Oleh : Atep Afia Hidayat - Dalam berkendaraan, baik sepeda
motor atau mobil, ada kalanya kita harus "nge-gas" ada kalanya harus
"nge-rem". Dua-duanya diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Jika jalan kosong melompong, maka tancap gas sampai batas tertentu. Sebaliknya,
rem diperlukan saat situasi darurat. Jika tidak diambil langkah
"nge-rem" akan membahayakan pihak internal dan eksternal.
Namun apa jadinya, jika di
jalanan dalam berkendaraan selalu "nge-rem", kapan sampainya ? Begitu
pula dalam arena kehidupan, jika dijalani dengan "nge-rem" dan
"nge-rem" apa jadinya.
Menahan diri dalam situasi tertentu baik,
tetapi jika "terlalu menahan diri", beragam peluang pun akan berlalu
begitu saja. Dalam arena kehidupan pun perlu ada keseimbangan antara "nge-rem"
dan "nge-gas". Lihat situasi, saat tancap gas, ya tancap semaksimal mungkin dengan tetap
waspada. Saat injak rem, ya segera "nge-rem" dengan bijak.
Kehidupan adalah ajang
pencapaian. Ada momen-momen tertentu peraihan suatu prestasi, kedudukan atau
kepemilikan. Jangan biarkan peluangnya lewat begitu saja. Jangan "menahan
diri" secara tidak bijak. Kalau memang sudah hak-nya ya dapatkan. Tancap
gassssss, jangan lupa rem.
Apapun kedudukannya, mulai dari
presiden, menteri, gubernur sampai rakyat biasa, setiap hari selalu berurusan
dengan “rem” dan “gas”. Seoarang presiden yang terlalu banyak “nge-rem”,
terlalu berhati-hati, terlalu banyak berpikir, tentu akan menyebabkan negaranya
dalam kondisi terpuruk. Hati-hati memang baik, namun kalau ada embel-embel
“hati-hati”, maka dampaknya menjadi lain. Begitu pula berpikir itu penting,
namun jika terlalu banyak berpikir atau dipikirkan, suatu persoalan tidak akan
terselesaikan, keburu waktunya habis.
Apapun berbatas waktu, ada saat
memulai, menjalani dan mengakhiri. Dalam periode tersebut harus ada perpaduan
yang harmonis antara aktivitas “nge-gas” dan “nge-rem”, jangan ada yang terlalu
dominan.
Episode demi episode harus berlanjut, jangan ada stagnan. Bagaimanapun
detik berlanjut, nafas berikut datang dan datang lagi, sampai limitnya.
Bagaikan menempuh perjalanan dengan sebuah mobil, kadang melewati jalan lurus
bebas hambatan, kadang jalan macet, kadang berlobang, berbelok, turun, nanjak,
begitu berliku-liku.
Kendalikan kemudi dengan dinamis dan fokus. Selalu ada
saat-saat untuk “nge-rem” dan kapan harus “nge-gas” secara proporsional. Itulah
langkah hidup yang bijak. (Atep Afia)
ya,dalam kehidupan ada rem,ada gas,dan kalau boleh menambahkan,ada speedometer dan juga kopling pak, speedometer bisa menggambarkan sebagaimana pencapaian kita dalam hidup,sedangkan kopling,adalah alat untuk mendukung pencapaian itu,yaitu "DOA" terimakasih.
ReplyDeleteDalam hidup memang harus ada yang selalu berdampingan, siang-malam, panas-dingin, dan yang dicontohnya pada artikel ini seperti gas-rem. Keduanya memang harus kita kendalikan dengan baik dan benar. kita harus menentukan kapan kita haurus nge-gas, dan kapan kita harus menge-rem. Karena, sesuatu yang dijalankan dengan "los" begitu aja, tanpa harus mempertimbangkan sebab-akibat yang ditimbulkan nantinya, terkadang akan menjadi tidak baik. tetapi, bukan berarti kita harus berlebihan dalam nge-gas atau berlebihan nge-rem. Jadi, kita harus selalu kendalikan posisi kita, kapan kita harus nge-gas, dan kapan kita harus nge-rem. dengan begitu kita akan meminimalisir akibat yang akan ditimbulkan nantinya.
ReplyDeleteDalam hidup, pasti terdapat beberapa kesempatan yang datang. Namun kesempatan itu hanya akan datang sekali saja, dan tidak akan ada lagi kesempatan yang sama seperti kesempatan sebelumnya. Tentunya jika kita sudah dapat mengendalikan "gas" dan "rem" dalam kehidupan kita, mengambil kesempatan ini akan menjadi lebih mudah. bayangkan saja jika kita terlalu "mengerem" dalam kehidupan ini, pastilah banyak kesempatan yang terbuang sia-sia dan akan berdampak pula pada kesuksesan kita kelak.
ReplyDeleteBayu Adhi Pratama
ReplyDelete@A28-Bayu
Dalam kehidupan perlu ada keseimbangan antara nge-rem dan nge-gas. Ketika kesempatan datang menghampiri jangan di sia siakan.. "ambil ya ambil". Jangan terlalu lama menunggu untuk meraih sesuatu tapi lakukan dengan tindakan. Action!
@C03-ARIF
ReplyDeleteArtikelnya bagus,membri pelajaran yang baik untuk di aplikasikan dalam kehidupan.
terimakasih
@B01-IWAN
ReplyDeleteDi dalam kehidupan kita ada dinamakan kesempatan belum tentu datang untuk ke 2 kalinya oleh karena itu di arena kehidupan kita harus 'GAS' atau jangan menunda-nunda kesempatan yang ada didepan mata, tetapi kita sebagai manusia yang mempunyai agama yang mengajarkan kita tentang ajaran-ajaran yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik oleh karena itu kita gunakan agama kita masing-masing sebagai 'REM' dalam hidup kita agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama kita masing-masing.