Adapun
keberadaan Piramida di Garut, terungkap ketika Tim Katastropik
Purba menemukan fakta, bahwa bangunan berbentuk limas yang terpendam sampai
kedalaman lima meter di Gunung Sadahurip, merupakan sebuah piramida yang
umurnya lebih tua dari piramida Giza di Mesir. Piramida Giza yang tepatnya
berlokasi di Nekropolis merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia, diduga
pembangunannya berlangsung selama 20 tahun dan dapat dirampungkan tahun 2560
sebelum masehi (SM). Ternyata menurut hasil penelitian secara intensif dan uji
karbon, dapat dipastikan piramida Garut lebih tua dibanding piramida Giza.
Uji karbon sendiri sebenarnya mulai diterapkan sekitar tahun 1940-an, terutama ketika waktu paruh
radiokarbon dapat diketahui, yaitu 5.568 tahun. Oleh sebab itu semua benda yang mengandung unsur radiokarbon dapat
dilacak umurnya. Namun benda yang lebih
tua dari 70.000 tahun, tidak dapat dilacak, karena unsur radiokarbonnya sudah
habis meluruh.
Pernyataan mengenai kepastian adanya Piramida di Garut
disampaikan oleh Andi Arief, Staf Khusus
Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menurutnya, dari beberapa gunung
yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara
intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza.
(dalam Vivanews.com).
Sebelumnya, Tim Bencana Katastropik Purba (beranggotakan
ahli-ahli kebumian dari lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia)
yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana
akan mengusulkan kepada Presiden, supaya obyek riset
yang meliputi Gunung Kaledong, Gunung Putri (Gunung Sadahurip, lokasi di
mana piramida ditemukan), dan Gunung Haruman (semuanya di Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat), dijadikan cagar budaya. Hal itu setelah melalui metoda ilmu
kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa
lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.
Menurut Koordinator Tim Bencana Katastropik Purba, Erick
Ridzky, dalam Detiknews.com,
bahwa penelusuran yang dilakukan berdasarkan kajian morfologi dan geologi
detil, dengan memanfaatkan peta-peta GIS Digital Elevation Map (DEM) dan citra
satelit beresolusi tinggi. Langkah-langkah pengembangan metoda tomografi dan
pencitraan struktur bawah permukaan dengan mempergunakan peralatan geofisika
terkini. Termasuk metoda geolistrik, georadar, elekromagnetik, dan
magneto-graviometer, telah memetakan struktur anomali dari obyek penelitian
ketiga gunung tersebut. Pemeriksaan materi dan analisis radiometric dating atau
penentuan umur batuan(lapisan) juga telah dilakukan.
Erick mengungkapkan, pada akhirnya, yang terpenting bahwa
usulan cagar budaya ini merupakan bagian dari pengkayaan budaya bangsa.
Rekomendasi ini akan segera disampaikan kepada Presiden, Menteri Terkait dan
Dirjen Kepurbakalaan. Secara konstitusi, ditetapkannya ketiga gunung menjadi
cagar budaya juga penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan,dan kebudayaan Indonesia.
Beragam riset kebumian, dengan memadukan kajian geologi,
erkeologi, antropologi, dan beragam ilmu pendukung lainnya, makin mengungkapkan
ketinggian budaya di jalur-jalur patahan gempa bumi dan gunung api di sepanjang
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi,
Kalimantan sampai Papua.
Temuan Piramida di Garut mengungkapkan adanya peradaban
tingkat tinggi di tanah Pasundan itu pada sekitar 4600 tahun yang lalu. Angka
tersebut diperoleh dari fakta penelitian, bahwa piramida di Garut lebih tua
dibanding piramida Giza di mesir yang selesai pembangunannya tahun 2560 SM.
Sebagaimana diketahui, untuk membangun sebuah piramida diperlukan teknologi
konstruksi, teknologi bahan (material), serta kemampuan manusia baik secara
kualitas maupun kuantitas. Untuk menyelesaikan sebuah piramida diduga
memerlukan waktu 20 tahun, dengan melibatkan sekitar sepuluh ribu orang.
Sebagaimana lokasi piramida di Mesir atau Meksiko, biasanya
diwarnai dengan berbagai mitos dan legenda. Begitu pula lokasi pramida Gunung Sadahurip, oleh warga
setempat dianggap keramat, meskipun di sekitar lokasi banyak dijadikan lahan
budidaya tanaman palawija dan sayuran. Para peneliti dari dalam dan luar
negeri, serta masyarakat atau wisatawan makin banyak yang mengunjungi lokasi
tersebut.
Letak Gunung Sadahurip di sebelah timur Kampung Cicapar,
Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan, sedangkan sebelah barat Kampung Sindanggalih,
Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut (Peta Lokasi). Keberadaan piramida
yang masih terpendam tersebut diyakini akan mendongkrak sektor pariwisata
Kabupaten Garut khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Apalagi setelah
dilakukan penggalian material dan rekonstruksi bangunan, maka para wisatawan
manca negara pun akan membanjiri lokasi ini. Dengan sendirinya berbagai
infrastruktur penunjang seperti bandara, jalan, hotel dan restoran harus
disiapkan.
Keberadaan piramida di Garut menunjukkan kepada dunia, bahwa
Indonesia termasuk cikal bakal peradaban dunia. Adanya patahan gempa bumi dan
erupsi gunung berapi dalam periode tertentu, antara lain berdampak pada
kerusakan dan tertimbunnya pusat peradaban dunia tersebut di perut bumi. Nah, inilah salah satu hal yang dilakukan Tim
Bencana Katastropik Purba, menelusuri kejayaan budaya masa lampau. (Atep Afia).
Subhanallah, Sungguh kaya negaraku Indonesia akan budaya didalamnya. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia purba telah memiliki peradaban, dan membuktikan Indonesia merupakan salah satu cagar budaya salah satu sumber peradaban yang harus diteliti.
ReplyDelete