Oleh : Atep Afia Hidayat - Kehidupan adalah aktivitas menjalani hari demi hari dengan potensi diri yang dimiliki. Kehidupan bisa dijalani sesuai dengan keinginan, bisa lepas bebas atau sebaliknya bisa penuh hambatan. Bebas secara internal dan eksternal atau terhambat secara internal dan eksternal, tergantung pilihan. Ya, hidup adalah pilihan, baik dalam berperasaan, berpikir, berbicara maupun bertindak. Pilihan yang begitu luas, dari a sampai z, dari 0 sampai 9, atau kombinasinya.
Kehidupan adalah interaksi pribadi dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan orang sekitar, dengan alam sekitar bahkan dengan Sang Pencipta Alam Semesta. Taraf interaksi sangat beragam, mulai dari yang tidak intensif sampai yang sangat intensif. Ada orang yang mengeksploitasi arena kehidupan secara optimal, ada juga yang menjalani kehidupan secara ala kadarnya. Bahkan ada juga yang hidup segan mati tidak mau. Serba tidak jelas, nyaris tidak ada visi dan misi yang hendak dicapai. Hanya mengikuti rutinitas, kebiasaan yang sudah dijalani sejak lama, tidak berubah, dan tidak ada keinginan bermetamorfosa atau berevolusi.
Ya, hidup adalah pilihan, hidup adalah rangkaian pengambilan keputusan. Memilih bergerak secara dinamis adalah keputusan, begitupun memilih diam seribu basa juga adalah keputusan. Banyak yang berprinsip alon-alon asal kelakon, atau engak perlu neko-neko. Ya, banyak orang yang menjalani kehidupan secara biasa saja, bahkan sangat sangat sangat biasa. Sebaliknya banyak juga yang menjalaninya secara luar biasa.
Masing-masing orang ada semacam penggeraknya, ada sumber inspirasinya, ada sumber energinya. Ibarat sebuah speda motor, dengan tank penuh BBM, kalau tidak distarter, ya motor tidak bersuara dan tidak bergerak, hanya menjadi patung dan pajangan. Begitu pun manusia, sebenarnya penuh dengan “bbm” dan dilengkapi “mesin” yang canggih, cuma membutuhkan “penggerak”. Supaya energi potensial berubah menjadi energi mekanik.
Energi itu tersimpan dalam otaknya, dalam hatinya, dalam panca inderanya, dalam karakternya, dalam pesonanya. Energi yang dimiliki manusia begitu berlimpah, sehingga seseorang bisa berubah dari “zero” menjadi “hero”, dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang yang memiliki “posisi”.
Namun bagaimanapun, langkah kehidupan harus bijak, apapun yang terjadi. Toh manusia adalah manusia, yang memiliki hak dan kewajiban tersendiri. Manusia kedudukannya adalah sebagai pengelola di Bumi, namun di sisi lainnya manusia diberi misi dan kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Seberapa besar capaian manusia di Bumi, tetap saja manusia akan menyusut, bahkan terpaksa atau tidak, suatu saat pasti harus meninggalkan Bumi, hijrah kealam Akherat, dengan terlebih dahulu transit di alam Kubur.
Energi itu tersimpan dalam otaknya, dalam hatinya, dalam panca inderanya, dalam karakternya, dalam pesonanya. Energi yang dimiliki manusia begitu berlimpah, sehingga seseorang bisa berubah dari “zero” menjadi “hero”, dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang yang memiliki “posisi”.
Namun bagaimanapun, langkah kehidupan harus bijak, apapun yang terjadi. Toh manusia adalah manusia, yang memiliki hak dan kewajiban tersendiri. Manusia kedudukannya adalah sebagai pengelola di Bumi, namun di sisi lainnya manusia diberi misi dan kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Seberapa besar capaian manusia di Bumi, tetap saja manusia akan menyusut, bahkan terpaksa atau tidak, suatu saat pasti harus meninggalkan Bumi, hijrah kealam Akherat, dengan terlebih dahulu transit di alam Kubur.
Siapapun pasti melalui route tersebut, alam Rukh, Rahim, Dunia (di Bumi), Kubur dan Akherat. Di mana alam Dunia adalah ajang pencapaian yang menentukan kedudukan di alam Kubur dan Akherat. Seluruh alam berjangka waktu, kecuali alam Akherat, salamanya. Di sinilah letak fungsi strategis menjalani kehidupan dengan bijak, tak lain supaya memperoleh kenyamanan dan keberkahan hidup di semua alam yang bakal dilalui. (Atep Afia)
di alam dunia ini,dengan kehidupan sebagai interaksi antara pribadi dengan diri sendiri,dengan orang lain dan orang sekitar,sebuah evaluasi dalam menjalani kehidupan diperlukan,unutk memperoleh kenyamanan dengan fungsi strategis menjalani kehidupan dengan baik dan bijak
ReplyDeletepencapaian kita didunia dan akhirat ditentukan disini dibumi. aktifitas setiap orang menentukan sampai mana evaluasi pencapaian atas perbuatan yang mereka lakukan sehari hari. apakah bekerja keras untuk sukses atau males2an mempunyai pencapaian yang berbeda. tentu bukan hanya dibumi, tetapi akhirat pun sangat penting. ini tantangan yang sulit bagaimana untuk tetap mencapai bias masuk surga nanti dan menjauhi larangannya. tentu hanya diri kita sendiri yang bias menilai dan mengevaluasi sampai mana pencapaian kita. kita harus trus berkembang dan lebih baik lagi.
ReplyDeleteSetiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan kehidupannya. Entah menjadi yang biasa saja atau mejadi luar biasa. Semua kembali kepada pribadi masing-masing, namun yang terpenting adalah kita hidup didunia ini haruslah bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain apapun itu. Apakah bermanfaat ketika kehidupannya biasa saja atau bermanfaat ketika hidupnya luar biasa.
ReplyDeleteTerimakasih