Oleh : Atep Afia Hidayat – Beberapa
tahun yang lalu istilah tebar pesona sempat naik ke permukaan, dipopulerkan
oleh seorang politisi terkemuka negeri ini terhadap politisi lainnya.
Sebenarnya seorang politisi menebar pesona sangat wajar, bagaimana bisa dipilih
oleh rakyat seandainya tidak punya pesona. Ada politisi tebar pesona, ada juga
partai politik (Parpol) penuh pesona. Dalam kiprah institusinya yang dikejar
adalah bagaimana supaya tampil penuh pesona, kapanpun dan di manapun.
Beragam
upaya ditempuh untuk meningkatkan pesonanya, mulai dari memasang
tayangan-tayangan iklan di media cetak, elektronik dan online; melalui tampilan
dan mulut manis juru bicaranya ketika diwawancarai atau mengikuti dialog di
televisi; dan beragam cara lainnya.
Parpol penuh pesona mewacanakan
republik impian. Seolah rakyatnya sejahtera, nyaris tidak ada yang miskin;
seolah rakyatnya berpendidikan baik, hampir tidak ada yang putus sekolah;
seolah rakyatnya bekerja dan produktif, hampir tidak ada yang menganggur;
seolah rakyatnya diperlakukan adil dan senantiasa dipayungi hukum, nyaris tidak
ada yang dizalimi.
Parpol penuh pesona selalu
menyuarakan republik impian. Di mana institusi parpolnya bebas korupsi,
pemerintah yang dibentuknya bersih dan berprestasi, seluruh menterinya
propfesional dan mumpuni, serta semua anggota parlemennya selalu memperhatikan
aspirasi dan kepentingan rakyat.
Namun yang terjadi pesona hanyalah
tinggal pesona, bahkan pencitraan Parpol penuh pesona bergeser menjadi Parpol
penuh kemunafikan, kebohongan, manipulasi, dan memuakan. Secara perlahan namun
pasti bukan pesona yang muncul dihati rakyat, namun muak.
Hal itu karena yang
terjadi di dunia nyata hanyalah pesona pepesan kosong, pesona penuh kepalsuan,
bahkan pesona yang gombal. Rakyat menjadi muak. Padahal sebelumnya begitu
berharap bahwa Parpol penuh pesona mampu membangun republik impian. Namun
bagaimana republik impian bisa terwujud jika pemerintahan berjalan secara acak
adut dan amburadul.
Parpol penuh pesona ternyata hanya
mampu membangun pesona dan gagal membangun kinerja. Padahal yang dibutuhkan
rakyat saat ini bukan pepesan kosong, namun bukti dan tindakan nyata untuk
semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Parpol penuh pesona menjanjikan
pemberantasan korupsi, namun ternyata oknumnya menjadi biang korupsi. Parpol
penuh pesona berjanji akan menyelenggarakan pemerintah yang bersih dan
berwibawa, namun ternyata oknumnya menjadi pencemar dari kebersihan pemerintah.
Pemilu 2014 segera menjelang.
Genderang tebar pesona mulai bersahutan di penjuru negeri. Parpol yang lama dan
baru mulai bersolek buat membagi pesona se-mempesona mungkin. Makin mempesona
makin banyak rakyat yang bisa direkrut, walau hanya sebatas mencoblos
(melobangi) gambar kandidat presiden dan wapres, serta calon anggota parlemen.
Tebar pesona yang memakan biaya sangat banyak, ratusan milyar, bahkan puluhan
triliun rupiah.
Pesta demokrasi 2014 yang akan
diikuti oleh hampir 200 juta penduduk yang sudah berusia 17 tahun ke atas atau
sudah kawin (nikah), diharapkan tidak diikuti politisi penyamun, sehingga semua
Perpol bebas dari pesona yang palsu dan tidak bermutu.
Parpol harus mampu dan
tegas menyeleksi kader tulen atau kader dadakannya yang akan ditempatkan di
parlemen, baik di DPR, DPR Provinsi maupun DPR Kota dan Kabupaten. Sebaiknya
politisi penyamun, tidak bermutu dan kutu loncat jangan diberikan tempat.
Hendaknya daftar calon anggota parlemen diisi oleh politisi sejati yang memang
sangat dibutuhkan rakyat.
Dalam pemilihan presiden dan wakil
presiden, hendaknya yang dicalonkan hanyalah negarawan unggul, bukan negarawan
gadungan yang setelah terpilih seperti kacang lupa pada kulitnya; atau yang
setelah terpilih bukannya berbuat dan bertindak buat rakyat, justru malah penuh
keraguan dan kebingungan akan apa yang harus dikerjakannya.
Pilihan calon presiden yang
negarawan, berwibawa, tegas, jujur, adil, berani dan memiki segudang karakter
unggul lainnya. Republik impian begitu didambakan 237 juta rakyat Indonesia.
Semoga Pemilu 2014 yang bakal diikuti sekian banyak Parpol, bisa memilih
calon-calon pengelola negara yang benar-benar mampu dan mumpuni. (Atep Afia)
@A26-sinta, tugasTA05
ReplyDeletesebaiknya jika parpol ingin merekrut pemimpin di parpolnya haaruslah pemimpin yang kompeten, yang tau bagaimana sseluk-beluk negaranya. bukan pemimpin yang hanya tau soal kekayaan. haarusnya dia tau penderitaan rakyat itu seperti apa, dan yang tau bagaimana membuat Negara ini menjadi sejahtera. jangan merekrut pemimpin yang hanya ingin menduduki kursi pemerintahan aja. semoga para parpol lebih teliti memilih pemimpin dan kader parpolnya.
Pazrin Salsabila @E01-Pazrin
ReplyDeletePesona Parpol dan Republik Impian, dari awal artikel saya menangkap apa yang memang terjadi pada saat ini di Indonesia, ya memang begini keadaan sekarang, dimana yang menonjol atau tebar pesona lah dengan segala yang diutarakan manis yang 'menipu" rakyat, republik dengan damai tanpa ada miss satu pun, akan tetapi kenyataannya berbalik, hanya omong kosong saja yang terbukti, memang setelah berkuasa niat baikpun akan terkalahkan oleh yang namanya uang dan kekuasaan.