Oleh : Atep Afia Hidayat - Sifat uzur itu dikenakan pada setiap mahluk hidup, begitu pula dengan manusia. Selain diberikan daya, potensi dan kelapangan. Suatu saat akan dikenai berbagai rintangan, kelemahan atau sakit-sakitan. Tak ada seorang pun yang bebas sama sekali dari sifat uzur. Ya, yang namanya mahluk, bagaimanapun tak bisa lepas dari berbagai hukum dan segala ketentuanNya.
Uzur itu sudah merupakan ketentuan, ironisnya justru banyak manusia yang menguzurkan diri. Tanpa disadarinya ia melakukan tindakan “bunuh diri” secara perlahan-lahan. Ia mencari kesulitan sendiri, dan membuat bebagai rintangan untuk dirinya sendiri, tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Entah untuk apa, frustasikah atau kompensasikah ?
Umpamanya orang-orang yang kurang menjalankan pola hidup sehat, dan cenderung mengakumulasikan penyakit. Ia sangat mengetahui bahwa merokok itu tidak sehat, bahwa kurang olahraga itu tidak sehat. Tetapi, pengetahuan hanya sebatas pengetahuan, kebiasaan buruk itu masih saja ia lakukan. Bukankah hal itu sama saja dengan menguzurkan diri ?
Setiap manusia suatu saat akan meninggalkan Planet Bumi ini. Bukan untuk pergi ke planet lain atau ke angkasa luar, melainkan pergi ke alam lain, yang tak mungkin ditembus oleh pesawat dengan teknologi paling canggih sekalipun. Tetapi, ironisnya banyak manusia yang cenderung mempercepat proses kepergiannya itu.
Perhatikanlah anak-anak muda yang mengemudikan sepeda motor dengan kencangnya, seolah ia memiliki simpanan nyawa. Atau para pengemudi angkutan kota (angkot) pun kebanyakan kurang peduli dengan resiko dari sikapnya. Menganggap penumpang hanya sebagai penumpang. Bukankah hal-hal tersebut merupakan semacam proses percepatan menuju kepergian.
Angka-angka kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat, begitu pula angka kematian akibat merokok, minuman keras dan narkoba.Hal itu pada dasarnya merupakan kekeliruan dalam berpersepsi mengenai kehidupan. Kekeliruan itu bisa disebabkan ketidak obyektifan mentalitas, atau kesalahan bernalar. Bahkan seperti yang dengan sengaja mencari keuzurannya, seolah ingin segera menuntaskan riwayat hidupnya.
Sebelum uzur tiba adalah merupakan momen atau potensi untuk melakukan sesuatu, mencari sesuatu, memperbaiki sesuatu atau membangun sesuatu. Masa muda, masa sehat, masa lapang, atau masa hidup, merupakan kekayaan yang tak ada nilainya, tidak bisa ditransfer ke kurs mata uang apapun. Lantas dpergunakan untuk apa ? Sekedar menghabiskan waktu dan kesempatan? Padahal semua waktu dan kesempatan itu akan menyusut hingga musnah.
Pernahkan mendegar cerita mengenai seorang kakek yang sangat menyesali dirinya. Karena kenyataannya, setelah ia menjadi manula, ia tak memiliki reputasi atau prestasi, tak memiliki banyak simpatisan, dan tak ada karya berarti yang dihasilkannya. Ia menjadi renta, bahkan membenani orang lainnya.
Ia kecewa, tapi sekedar kecewa, karena uzur telah tiba, dan kesempatanpun segera menghilang. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, selain pasrah dan berkata, ‘Ya Tuhan, aku akan segera menghadapMu. Aku pasrah, karena modal dan kesempatan yang Engkau berikan, hampir tak berlaba. Aku telah merugi dalam arena perniagaan Mu!” (Atep Afia)
kesimpulan yang saya dapatkan dari bacaan tersebut adalah bahwa kita harus mengambil kesempatan yang ada yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan kita dengan baik,sebelum waktu membuat semuanya menjadi lebih sulit,sebelum uzur,kerjakan dan nikmati apa yang bisa dikerjakan dengan penuh rasa syukur.
ReplyDeleteS. ALBERTUS ASEP MAARIYADI - Tugas TB05
ReplyDeleteDari artekel diatas, artikel ini sangat menarik, terutama untuk mengingatkan dan menyadarkan setiap orang akan pentingnya kehidupan dan pola hidup yang benar. kehidupan ini memang tidak datang dua kali, maka dari itu, hendaknya setiap orang memanfaatkan dan menggunakan kesempatannya dengan sebaik baiknya, menggunakan dan berkarya dengan sebaik baiknya, berperilaku dan menghasilkan yang terbaik, tidak menyianyiakan hidup dengan pola hidup yang tidak benar.
sekian, terima kasih....
S. ALBERTUS ASEP MAARIYADI - Tugas TB05
ReplyDeleteDari artekel diatas, artikel ini sangat menarik, terutama untuk mengingatkan dan menyadarkan setiap orang akan pentingnya kehidupan dan pola hidup yang benar. kehidupan ini memang tidak datang dua kali, maka dari itu, hendaknya setiap orang memanfaatkan dan menggunakan kesempatannya dengan sebaik baiknya, menggunakan dan berkarya dengan sebaik baiknya, berperilaku dan menghasilkan yang terbaik, tidak menyianyiakan hidup dengan pola hidup yang tidak benar.
sekian, terima kasih....
@B08-ARIF
ReplyDeleteUzur merupakan kehendak ilahi, tapi alangkah baiknya sebelum kita uzur kita bisa melakukan perbaikan diri kita sendiri serta memperbanyak amal ibadah, supaya ketika kelah sudah mati mendapat tempat yang mulia disisihNya.
@B08-ARIF
ReplyDeleteUzur merupakan kehendak ilahi, tapi alangkah baiknya sebelum kita uzur kita bisa melakukan perbaikan diri kita sendiri serta memperbanyak amal ibadah, supaya ketika kelah sudah mati mendapat tempat yang mulia disisihNya.
Jessica Siahaan
ReplyDelete@E30-Jessica, @Tugas B05
Lari dari suatu permasalahan itu bukan suatu solusi dan bukan hal yang dikehendaki olehNya. Terkadang orang yang sudah frustasi dan menyerah akan langsung mengambil langkah cepat agar masalahnya selesai yaitu dengan cara bunuh diri, tapi itu malah membuat dosanya bertambah, karena ia tidak mensyukuri hidupnya.
Kematian itu sudah diatur oleh yang diatas, dan ketika waktu nya tiba, kita dipanggil olehNya, sebaiknya kita mati dengan iman dan amal yang baik, bukan karena bunuh diri, sehingga kita akan mendapatkan tempat mulia di sisiNya.
Ketika kita dekat dengan Tuhan, ketika kita banyak bersyukur, maka pemikiran-pemikiran pendek untuk bunuh diri seperti itu tidak akan pernah muncul. Tetap lakukan yang terbaik selama kita hidup di dunia ini!