Oleh : Atep Afia Hidayat - Tiba-tiba seseorang tubuhnya terasa lemah dan tidak bertenaga. Seakan dihinggapi letih, lemah, lesu, lemot dan lunglay. Sama sekali kehilangan energi secara mendadak, entah tersedot kemana energinya itu. Bisa juga tiba-tiba merasa pusing tujuh keliling, keseimbangan seperti lenyap dan tubuh mau ambruk.
Namun karena sederhananya pemahaman mengenai kesehatan, maka dirinya dan orang sekitar sepakat menyebutnya masuk angin. Dikatakan juga kurang tidur dan kelelahan karena terlalu lama bekerja atau banyak urusan. Sesederhana itukah ?
Ternyata beberapa gejala awal stroke dirasakan banyak orang, namun lebih cenderung mengabaikannya. Padahal dalam kondisi yang demikian perlu segera berkonsultasi dengan dokter atau memeriksakan diri di Rumah Sakit. Lebih awal dikenali dan disikapi, maka tindakan medis akan menjadi lebih efektif dan efisien, tentu dengan biaya yang lebih terjangkau. Kebanyakan penderita stroke baru berurusan dengan medis setelah kondisinya mulai parah.
Lantas, apakah stroke itu ? Bagaimana penjelasan terperincinya ? Sehingga menjadi pengetahuan yang menimbulkan pemahaman supaya lebih waspada. Ternyata stroke berkaitan dengan kerusakan otak. Apa penyebabnya ? Ternyata pembuluh darah otak mengalami penyumbatan. Bagaimana jadinya jika selang air tersumbat, tentu akan mengalami tekanan hebat, bahkan selang bisa pecah. Dengan demikian stroke juga bisa disebabkan oleh pembuluh darah di otak yang pecah.
Jika pembuluh darah tersumbat atau pecah, maka aliran darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi (glukosa, asam lemak, asam amino, vitamin dan mineral) menuju otak menjadi terganggu, bahkan terhenti.
Dalam hal ini sekitar 85 persen stroke disebabkan oleh sumbatan dan penyempitan, dan sekitar 15 persen karena pecah pembulu darah atau perdarahan. Dalam hal ini stroke merupakan gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak). Hal yang spesifik terjadi di otak ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral), hal itu karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Menurut catatan World Health Organization (WHO), bahwa gejala yang paling umum dari stroke ialah tiba-tiba merasa lemah; mati rasa pada lengan, wajah atau kaki, lebih sering pada satu sisi tubuh; sering mengalami kebingungan; menjadi sulir berbicara atau memahami pembicaraan; menjadi sulit melihat dengan satu atau kedua mata; menjadi sulit berjalan; sering mengalami pusing; kehilangan keseimbangan atau koordinasi; sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya; bahkan pingsan atau tidak sadarkan diri.
Seberapa besar dampak atau efek yang ditimbulkan dari kemunculan stroke tergantung pada bagian mana dari otak yang cedera dan bagaimana pengaruh tingkat keparahannya. Kejadian stroke yang begitu parah dapat mengakibatkan kematian mendadak.
Oleh sebab itu, waspadalah sebelum terlambat. Korban sudah banyak yang berjatuhan, sebagian karena sikap mengabaikan kondisi dan kesehatan tubuhnya. (Atep Afia –/ Dari berbagai sumber).
Ternyata beberapa gejala awal stroke dirasakan banyak orang, namun lebih cenderung mengabaikannya. Padahal dalam kondisi yang demikian perlu segera berkonsultasi dengan dokter atau memeriksakan diri di Rumah Sakit. Lebih awal dikenali dan disikapi, maka tindakan medis akan menjadi lebih efektif dan efisien, tentu dengan biaya yang lebih terjangkau. Kebanyakan penderita stroke baru berurusan dengan medis setelah kondisinya mulai parah.
Lantas, apakah stroke itu ? Bagaimana penjelasan terperincinya ? Sehingga menjadi pengetahuan yang menimbulkan pemahaman supaya lebih waspada. Ternyata stroke berkaitan dengan kerusakan otak. Apa penyebabnya ? Ternyata pembuluh darah otak mengalami penyumbatan. Bagaimana jadinya jika selang air tersumbat, tentu akan mengalami tekanan hebat, bahkan selang bisa pecah. Dengan demikian stroke juga bisa disebabkan oleh pembuluh darah di otak yang pecah.
Jika pembuluh darah tersumbat atau pecah, maka aliran darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi (glukosa, asam lemak, asam amino, vitamin dan mineral) menuju otak menjadi terganggu, bahkan terhenti.
Dalam hal ini sekitar 85 persen stroke disebabkan oleh sumbatan dan penyempitan, dan sekitar 15 persen karena pecah pembulu darah atau perdarahan. Dalam hal ini stroke merupakan gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak). Hal yang spesifik terjadi di otak ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral), hal itu karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Menurut catatan World Health Organization (WHO), bahwa gejala yang paling umum dari stroke ialah tiba-tiba merasa lemah; mati rasa pada lengan, wajah atau kaki, lebih sering pada satu sisi tubuh; sering mengalami kebingungan; menjadi sulir berbicara atau memahami pembicaraan; menjadi sulit melihat dengan satu atau kedua mata; menjadi sulit berjalan; sering mengalami pusing; kehilangan keseimbangan atau koordinasi; sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya; bahkan pingsan atau tidak sadarkan diri.
Seberapa besar dampak atau efek yang ditimbulkan dari kemunculan stroke tergantung pada bagian mana dari otak yang cedera dan bagaimana pengaruh tingkat keparahannya. Kejadian stroke yang begitu parah dapat mengakibatkan kematian mendadak.
Oleh sebab itu, waspadalah sebelum terlambat. Korban sudah banyak yang berjatuhan, sebagian karena sikap mengabaikan kondisi dan kesehatan tubuhnya. (Atep Afia –/ Dari berbagai sumber).
Irfan Arliansyah
ReplyDelete@C08-IRFAN
Sebagian dari kita tau bahwa stroke terjadi akibat pembuluh darah di otak mengalami penyempitan atau tersumbat sehingg dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak. banyak dari kta menyepelekan berbagai gejala awal dari stroke dan mengamsumsikannya sebagai masuk angin. perlu disadari bahwa penyebeb awal stroke sering dirasakan oleh kebanyakan orang, alangkah baiknya jika kita harus waspada menanggapi hal tersebut.
Donni Setiawan
ReplyDelete@E05-TugasB05
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang gejala stroke dan cara mengantisipasinya menjadikan masyarakat sangat buta terhadap hal itu. Masyarakat berpikiran bahwa gejala stroke tersebut hanyalah penyakit biasa seperti halnya masuk angin,kurang tidur dsb, untuk itu perlu adanya komunikasi dua arah yakni dari pihak pemerintah yang bertindak sebagai informan dan kesadaran masyarakat itu sendiri agar komunikasi terjalin dengan baik sehingga informasi mengenaai wawasan bahaya dan gejala stroke tersebut dapat diterima oleh masyarakat.