Oleh : Atep Afia Hidayat - Kata Diabetes mellitus
atau kencing manis sering terdengar, dan tampaknya mulai popular di masyarakat.
Diabetes mellitus diidentikan dengan
keadaan kadar gula darah yang terus menerus tinggi. Artinya jika diperiksa di
laboratorium kesehatan, konsentrasi gula yang terkandung dalam darah telah
melampaui ambang batas yang ditetapkan. Lantas, bagaimana jika kadar gula dalam
darah termasuk tinggi ? Ternyata akan merusak sistem dan organ tubuh, dan
berdampak terhadap masalah kesehatan secara signifikan.
Oleh sebab itu
menjadi sangat jelas, supaya setiap orang memelihara, mengupayakan dan
mempertahankan kadar gula darahnya dalam batas-batas yang normal. Jika
diabaikan, maka Diabetes mellitus pun berpotensi untuk mengancam.
Jika sudah
terkena, maka sebagaimana pendapat para dokter bahwa tidak akan sembuh secara permanen. Diabetes mellitus ditandai
dengan sel beta dalam pankreas mengalami
kerusakan, bahkan disfungsi. Sedangkan solusi secara medis ialah dengan mengkonsumsi
obat dengan terus-menerus. Selain itu, untuk mengontrol kadar gula darah
diperlukan suntikan insulin.
Sudah selayaknya
masyarakat diberikan pembelajaran supaya lebih mengenali Diabetes Mellitus.
Langkah seperti deteksi dini menjadi sangat penting, yaitu untuk mengetahui
seberapa jauh potensi Diabetes mellitus pada setiap orang.
Jika terjadi
pembiaran dan pengabaian, maka dapat menyebabkan komplikasi yang meluas dan
semakin sulit dikendalikan. Berbagai macam komplikasi yang bisa muncul mulai
dari gangguan pada saraf, kerusakan pembuluh darah, kelumpuhan, hipoglikemi
(kadar gula darah terlalu rendah), impotensi, penyakit jantung, stroke, bahkan Kebutaan.
Diabetes
mellitus perlu dikenali sedini mungkin. Caranya ? Kenali tanda-tanda awal
Diabetes mellitus seperti dehidrasi, rasa haus terus-menerus, peningkatan
frekuensi kencing (terlalu sering buang air kecil), kelelahan (dengan aktivitas
ringan pun terlalu cepat lelah), mudah ngantuk, cepat lapar, kesemutan, penurunan
berat badan, gairah seks menuruan, badan gatal-gatal, gangguan penglihatan, dan
penyembuhan luka relatif lebih yang lama. Untuk bayi yang lahir dengan berat
badan lebih dari 4 kg berisiko terkena Diabetes mellitus.
Sedangkan untuk
tindakan akuratnya ialah melalui pemeriksaan kadar gula darah . Hal ini dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu gula darah puasa dan gula darah sesaat (2 jam
setelah makan). Lantas, bagaimana indikatornya ?
Melalui
pengukuran kadar gula darah puasa, jika “normal” maka kadar gula kurang dari
100 mg/dl; “pre diabetes” 100 – 125
mg/dl; sedangkan “diabetes” lebih dari
125 mg/dl. Dengan pengukuran kadar gula darah sesaat : “normal” (kadar gula
< 140 mg/dl); “pre diabetes” (140-200 mg/dl); dan “diabetes” ( > 200
mg/dl).
Diabetes
mellitus sendiri dikenal memiliki dua tipe. Tipe 1 biasanya terjadi karena faktor
genetik (keturunan atau warisan dari oran tua); Kondisi kelenjar pankreas mengalami
kerusakan, sebagai dampaknya produksi
insulin (yaitu hormon yang brfungsi menurunkan kadar glukosa darah) mengalami
kegagalan; Dengan sendirinya penderita Tipe 1 memerlukan suntik insulin
(Insulin-Dependent Diabetes Mellitus atau IDDM).
Sedangkan
Diabetes mellitus Tipe 2 biasanya terjadi karena gaya hidup tidak sehat,
termasuk pola makan yang sembarangan. Dalam hal ini pankreas terus menerus
bekerja melampuai batas kemampuannya, sehingga terjadi kerusakan. Sebagai
dampaknya produksi insulin tidak lagi
optimal. Orang yang mengalami obesitas berpotensi besar untuk terkena Diabetes
mellitus tipe ini.
Ya, segera
pahami dan kenali apa itu Diabetes mellitus, sebab penyakit tidak menular ini
terus bergentayangan mencari mangsanya. Mengacu pada data Riset Kesehatan Dasar
(Rikesdas) tanun 2007, ternyata di Indonesia saat itu Diabetes mellitus menjadi
penyenbab kematian peringkat 6 untuk semua kelompok umur.
Data yang
mencengangkan ternyata prevalensi Diabetes mellitus di Indonesia yang ada di
perkotaan mencapai 5,7 persen. Hal yang lebih mencengangkan lagi 73,7 persen
pasien diabetes tidak terdiagnosa. Sedangkan kondisi tahun 2012 yang lalu, lebih
dari 8 juta orang Indonesia menderita Diabetess mellitus, ternyata 84 persen di
antaranya tidak menyadari sebagai pengidap.
Ada lagi laporan
dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperkirakan, bahwa pada tahun 2030 jumlah penyandang Diabetes mellitus di Indonesia akan
mencapai 21,3 juta jiwa. Sehingga Indonesia
menempati peringkat ke-4 sebagai Negara dengan jumlah penderita Diabetes
mellitus terbanyak dunia, yaitu setelah
Amerika Serikat, China dan India.
Dengan demikian,
sedini mungkin pelajarilah segala seuatu tentang Diabetes mellitus, lantas
lakukan evalusi diri, keluarga, teman dan orang-orang sekitar, apakah ada yang
menunjukkan gejala atau tanda-tanda terkena. Segera tangani sebelum menimbulkan
dampak lebih serius. (Atep Afia – MG 0113 – 022/ Sumber : health.detik.com,
majalahkesehatan.com, kadarguladarah.com, guladarah.com, konimex.com,
republika.co.id)
FEBRI ARYANTI - C09-FEBRI
ReplyDeleteBeberapa pekan lalu Ibu saya ingin mencabut gigi yang sudah sakit, tetapi dokter tidak memperbolehkan dicabut dengan alasan bahwa sebelum dicabut gigi dokter melakukan pengukuran kadar gula darah terhadap Ibu saya dan diketahui dari tes tersebut bahwa Ibu saya mengalami Penyakit Gula Darah atau Diabetes dengan kadar >250 mg/dl. Hal tersebut sangatlah mengejutkan kami sekeluarga terutama saya. Karna saya memperhatikan bahwa pola makan dan hidup sehat sebenarnya sudah dilakukan Ibu saya sebelum diketahui penyakit itu, tetapi masih saja tubuhnya tidak dapat menahan. Setelah saya telusuri bahwa ada faktor genetik yang tidak dipungkiri, yaitu gen Ayah dari Ibu saya.
Ibu saya masuk didalam 84% tidak menyadari sebagai pengidap. Karena rendahnya pengetahuan kami sebagai keluarga tidak mengetahui gejala awal dari diabetes.
Dan mulai dari sekarang saya akan pelajari lebih perdalam lagi mengenai Diabetes. Karna mungkin saja 50% saya bisa menjadi penderita Diabetes tipe 1, yaitu terjadi karena faktor genetik/ keturunan.
okee ini artikel yang bermanfaat sekali untuk saya, karena saya bisa memberikan info ini kepada keluarga, dan teman-teman saya.
ReplyDelete